Kalau pengusaha sejati tidak akan beli saham lewat
bursa. Mereka akan negosiasi langsung dengan pemilik
saham mayoritas, komisaris, dan direksi. Dari situ
mereka bicara porsi saham yang didapat serta ikut
menempatkan jajaran direksi dan komisaris. Bursa hanya
dipakai untuk administratif saja.

Kalau para pemain teri yang beli saham lewat bursa
(via stock broker) bisa2 dikadalin. Begitu dapat 5%,
bisa saja pemegang saham mayoritas mengeluarkan saham
baru lewat right issue. Jika beli saham, harus keluar
uang. Jika tidak beli, sahamnya bisa berkurang
misalnya jadi tinggal 1% karena terdilusi. Padahal
bisa jadi pemegang saham mayoritas cuma melakukan
pembelian fiktif. Artinya uang pembayaran sekedar
numpang lewat, nanti lewat financial engineering dgn
memakai kode akunting yang lain uang bisa balik lagi
ke pemegang saham mayoritas.

Kita masih ingatkan kasus right issue Lippo yang
heboh, di mana saham pemerintah yang semula mayoritas
tiba2 jadi minoritas.

--- Ari Condro <[EMAIL PROTECTED]> wrote:

> Sebenarnya kalau modalnya gede, dan mainnya di
> fundamental dan menaruh
> kepercayaan untuk jangka panjang ala warren buffet,
> main saham tuh oke oke
> aja kok.  ibaratnya kan kita jadi satu diantara
> sekian pemilik perusahaan
> (pasif sih, kecuali share kita signifikan ) buat
> mempengaruhi kebijakan
> internal dan operasional perusahaan.  Yang bikin
> ribet kan sebenarnya yang
> main di teknikal, yang day to day harus checking
> harga saham, main ambil
> untung ketika harga naik (jual), dan beli ketika
> harga turun.
> 
> Katakan kita punya kepercayaan pada beberapa
> industri yang punya prospek ke
> depan, kayak telkom atau indosat, dari sebelum
> krisis kemarin ya udah beli
> aja, pas krisis dan harga saham turun, ya udah,
> resiko, biarin aja turun,
> sekarang ketika ekonomi booming lagi kan harga saham
> naik, bahkan doubling
> .....   ya, yang namanya investasi saham secara
> islami tuh ya harusnya kayak
> warren buffet ini, main secara fundamental anaylis, 
> Cuma ya, fundamental
> dan ngeliat prospek bisnis ke depannya yang harus
> akurat, dan bener bener
> ngerti perubahan teknologi, prospek bisnis dan
> industrinya, dlsb.  Dengan
> kata lain, ya tetep gak bisa ongkang ongkang kaki
> gitu aja.  :D  Itu kalo,
> cukup percaya diri lho, untuk terus memengang saham
> yang harganya lagi
> meluncur jauh.
> 
> Kalo gue bilang sich, buat yg punya modal dan udah
> bikin pengamatan mendalam
> pada industri kita, dan udah punya pilihan yang dia
> rasa tepat, pas lagi
> guncang gini ini, beli saham incaran kita dengan
> harga bagus/murah, dan di
> keep sampai jangka panjang tertentu, sampai kita
> rasa sudah saatnya ganti
> atau diversifikasi investasi di tempat lain. 
> mungkin saham perusahaan lain,
> atau nambahin porsi kepemilikan saham kita yang lain
> di industri lainnya,
> apa main obligasi (ini haram kalo dalam islam ala
> perspektif dunia keuangan
> timur tengah, tapi indonesia dan malaysia punya
> madzab sendiri untuk
> menyulap hutang supaya bisa diperjual belikan dan
> legal secara Islam :P  ),
> atau mungkin investasi di sektor real yang punya
> perputaran arus kas lebih
> bagus kayak di sektor retail atau
> transportasi/logistik atau jasa.
> 
> yang pasti, yang namanya investasi ya ada resikonya,
> yang baik adalah resiko
> yang terukur, yang kita bisa hitung konsekuensinya,
> toh islam justru
> melarang investasi yang tanpa resiko atau
> melimpahkan resiko sama sekali
> pada pihak rekanan kita.  sistem bunga dianggap riba
> dan haram kan justru
> karena kita sebagai pemilik modal ingin mengalihkan
> seluruh resiko kita pada
> orang lain.   :D  Jarene, yahudi banget gitu lho
> ......
> 
> Oom Nug, sampai pernah cerita film di venesia yang
> orang yahudi yang hidup
> di progrom progrom, kayak lokalisasi umat yahudi
> gitu (kalo di indonesia kan
> gereja yang dianggap liar pada diancurin tuh, bikin
> progrom aja kali ya biar
> bisa warganya mayoritas kristen semua), yang para
> yahudi itu gak boleh kerja
> yang biasa.  bahkan mereka harus menanggung beban
> sosial, cuma boleh jadi
> rentenir.  Ini kayak china jaman belanda dulu, yang
> dilokalisir, dan cuman
> boleh dagang doang.  Gitu kok nggak belajar dari
> sejarah, gimana umat islam
> indonesia ini :(
> 
> salam,
> Ari Condro
> 
> ----- Original Message -----
> From: <[EMAIL PROTECTED]>
> 
> aku pikir BNI Sec. bisa di tuntut kok karena memberi
> informasi bohong...
> gt wae...
> 
> maklum, edukasi pasar modal itu belum sepenuhnya
> nyentuh isi dari
> pasar modal sendiri... HIGH RISK, but HIGH RETURN
> !!!
> 
> 
> 
> 
> 


Ingin belajar Islam? Mari bergabung milis Media Dakwah
Kirim email ke: [EMAIL PROTECTED]


        
                
______________________________________________________
Click here to donate to the Hurricane Katrina relief effort.
http://store.yahoo.com/redcross-donate3/


------------------------ Yahoo! Groups Sponsor --------------------~--> 
Help Sudanese refugees rebuild their lives through GlobalGiving.
http://us.click.yahoo.com/V8WM1C/EbOLAA/E2hLAA/BRUplB/TM
--------------------------------------------------------------------~-> 

***************************************************************************
Berdikusi dg Santun & Elegan, dg Semangat Persahabatan. Menuju Indonesia yg 
Lebih Baik, in Commonality & Shared Destiny. http://www.ppi-india.org
***************************************************************************
__________________________________________________________________________
Mohon Perhatian:

1. Harap tdk. memposting/reply yg menyinggung SARA (kecuali sbg otokritik)
2. Pesan yg akan direply harap dihapus, kecuali yg akan dikomentari.
3. Reading only, http://dear.to/ppi 
4. Satu email perhari: [EMAIL PROTECTED]
5. No-email/web only: [EMAIL PROTECTED]
6. kembali menerima email: [EMAIL PROTECTED]
 
Yahoo! Groups Links

<*> To visit your group on the web, go to:
    http://groups.yahoo.com/group/ppiindia/

<*> To unsubscribe from this group, send an email to:
    [EMAIL PROTECTED]

<*> Your use of Yahoo! Groups is subject to:
    http://docs.yahoo.com/info/terms/
 



Kirim email ke