11.09.2005

Paket Ekonomi Menghadapi Krisis Energi

Minggu lalu Presiden Yudhoyono mengumumkan paket
kebijakan dalam sektor energi dan moneter. Tapi para
pengamat masih skeptis dan pasar belum bereaksi
positif.

Baru sehari setelah Presiden Susilo Bambang Yudhoyono
mengumumkan kebijakan untuk mengatasi krisis, lantai
bursa langsung lunglai, nilai saham jatuh sampai 12
poin. Penyebab utamanya adalah belum jelasnya
pemerintah dengan rencana menaikkan harga bahan bakar
minyak. Menurut Direktur Utama Bursa Efek Jakarta,
Erry Firmansyah, isi pidato yang ditunggu dari
Yudhoyono adalah jadwal dan angka-angka pasti, bukan
sekedar menampilkan citra diri dengan
ungkapan-ungkapan retoris.

Erry Firmansyah: "Tapi kalau kita lihat kepastian
kenaikan harga BBM itu setelah 1 Oktober. Nah itu
merupakan pegangan buat pelaku di pasar modal. Tetapi
berapa besar kenaikkannya itu belum kejawab. Khan hari
ini sudah ada kenaikan Pertamax dan Pertamax Plus.
Nah, ini merupakan satu sinyal juga kenaikan BBM
secara bertahap."

Ini mungkin satu-satunya janji pemerintah. Menaikkan
bahan bakar minyak bila dana bagi orang miskin telah
dibagikan. Terutama membereskan pembayaran subsidi
bagi orang miskin untuk kenaikan bahan bakar bulan
Maret lalu. Menurut Menteri Perencanaan Pembangunan
Nasional, Sri Mulyani, tertundanya penyaluran dana itu
dikarenakan adanya pengubahan program penyaluran. Di
bidang pendidikan, awalnya pemerintah akan menyalurkan
dana kompensasi dalam bentuk beasiswa, namun diubah
menjadi biaya operasional sekolah. Sedangkan program
biaya bagi siswa miskin diubah menjadi bantuan bagi
seluruh sekolah, madrasah serta pondok pesantren.

Sri Mulyani: "Itu yang menyebabkan perubahannya cukup
drastis. Kalau untuk infrastruktur desa memang lebih
banyak karena ada 11.000 lebih penunjukan satuan
kerjanya dan itu cukup complicated sementara
guidelines juga cukup complicated sehingga baru
sekarang bisa dieksekusi. Untuk mekanisme cash
transfer masih kita pertimbangkan. Dalam minggu ini
akan kita matangkan."

Kata Sri Mulyani, dana kompensasi diberikan kepada
empat hingga lima juta keluarga miskin. Perkiraan
tersebut didasarkan atas tingkat garis kemiskinan yang
sedang dibahas oleh Badan Perencanaan Pembangunan
Nasional atau Bappenas.

Sedangkan penyaluran kompensasi kenaikan bulan Maret
bagi 36 juta rakyat miskin dijanjikan kelar akhir
bulan ini. Menteri Koordinator Kesejahteraan Rakyat
Alwi Sihab menyatakan program kompensasi untuk program
kesehatan dan pendidikan telah mencapai hampir 80
persen. Sedangkan untuk program infrastruktur pedesaan
akan mulai dilakukan serentak pada bulan ini.
Diperkirakan pada akhir bulan September, seluruh dana
kompensasi yang nilainya mencapai lebih dari 13
trilyun rupiah itu sudah bisa lunas dibayarkan. Tim
terpadu dari departemen terkait mulai Senin (5/9) ini
turun ke lapangan untuk mengecek penyaluran dana
kompensasi.

Alwi Sihab: "Tidak mungkin dia salah sasaran.
Taruh-lah sekolah itu jelas alamat, rekening jumlah
muridnya dan lainya. Jadi tidak ada lagi titik di mana
dana itu menguap, begitu juga puskesmas rumah sakit."

Upaya menuntaskan pembayaran kompensasi kepada orang
miskin akibat kenaikan harga bahan bakar minyak bulan
Maret lalu memang tengah dikebut. Tujuannya adalah
dapat dipercepatnya kenaikan baru. Dua skema
ditawarkan awal pekan ini. Menteri Energi dan Sumber
Daya Mineral, Purnomo Yusgiantoro, menerangkan, kedua
skema itu meliputi penaikan harga secara bertahap atau
secara langsung.

Bila bertahap berarti nantinya minyak akan dinaikkan
dari waktu ke waktu menuju harga pasar. Sedangkan
skema langsung berarti harga minyak akan naik dalam
waktu tertentu sesuai jadual yang ditetapkan
pemerintah.

Purnomo Yusgiantoro: "Atau kita langsung menuju harga
pasar untuk jenis BBM tertentu. Nanti kami akan
gambarkan jenis BBM yang presentasenya sudah cukup
tinggi dibandingkan harga keekonomian. Tentu dalam
pelaksanaanya itu dalam sisi kenaikan itu ada
pertimbangan ekonomi, sosial dan politik dimana dari
waktu kewaktu harus menjadi satu faktor dalam
perencanaan penyesuaian."

Dalam skema penaikan harga BBM ini pemerintah juga
menawarkan formula penghitungan harga yang baru.
Formulanya, harga minyak Singapura ditambah 15 persen
ditambah PPN, lalu ditambah pajak bahan bakar bermotor
sebesar 5 persen. Dengan penghitungan ini harga bensin
akan berkisar 5700 rupiah per liter, minyak tanah 5500
rupiah, dan solar 5450 rupiah per liter.

Mantan Menteri Koordinator Ekonomi dan Industri, Kwik
Kian Gie, menilai bahwa sesungguhnya kebijakan
pemerintah dapat kehilangan daya rangsangnya bagi
dunia usaha.

Kwik Kian Gie: "Seperti yang sudah dimuat di media
massa. Tidak ada yang baru. Dikritisi sih tidak,
tetapi tidak ada yang baru yang memberikan stimulus
untuk meningkatkannya kepercayaan. Kalau memang mau,
sebaiknya diaplikasikan, akan tetapi banyak yang
normatif. Tidak cukup segitu, mesti ditambah lagi
bagaimana caranya mencapai itu. Oleh karena pasar itu
kan ketika gejolak kurs menghebat, lalu kemudian ada
sidang kabinet yang begitu lama."

Yang dibutuhkan hari-hari ini lebih dari sekadar
sinyal. Yang dibutuhkan semacam mercusuar yang memberi
kepastian arah. Ketua Asosiasi Pengusaha Ritel
Indonesia, Handaka Santoso, mengatakan bahwa yang
diinginkan adalah kebijakan konkrit untuk memperkuat
nilai tukar rupiah terhadap dolar Amerika dan bertahan
dari hantaman harga minyak mentah yang melambung di
pasar internasional.

Ketua Umum Asosiasi Produsen Garmen Indonesia (APGI),
Nasir Mansur, meminta kepastian waktu kenaikan harga
bahan bakar minyak.

Nasir Mansur: "Keinginan dari sektor riil itu adalah
kejelasan, kepastian. Kalau terlalu lama waktunya
diulur-ulur dampaknya sangat besar sekali. Kalau
kondisi ini terjadi maka kepastian dari kita itu tidak
ada. Jadi kami minta kepastian kenaikan harga BBM,
sehingga kami dapat memproduksi barang dengan baik
bisa menjual barang dengan tepat waktu."

Nasir meminta tim ekonomi pemerintah tidak melontarkan
pernyataan kenaikan harga BBM yang berbeda. Pernyataan
mereka kerapkali membingungkan kalangan pengusaha.
Ujungnya, pengusaha kehilangan kepercayaan kepada
pemerintah.

Awal pekan ini, suasana terombang-ambing, karena
ketidakpastian kenaikan harga bahan bakar minyak,
menyentuh pasar barang kebutuhan pokok. Konsumen di
beberapa pasar di Jakarta terkejut dengan lonjakan
harga, diantaranya minyak goreng curah, telur, gula
pasir. Selain sayur mayur, rata-rata harga di pasar
tradisional naik 20 persen. Komoditas hasil bumi impor
seperti bawang putih, bawang bombay, kentang dan
kacang tanah naik sekitar 10 sampai 25 persen. Kondisi
sama dijumpai di pasar kota Medan, Semarang dan
Mataram.

Naiknya harga sejumlah kebutuhan pokok ini lebih
banyak dikarenakan faktor psikologis. Selain itu
sebagai antisipasi sebelum harga bahan bakar minyak
naik. Maunya, bila nanti pemerintah betul-betul
menaikkan harga bahan bakar, kenaikan harga tidak
terlalu tinggi. Tapi tetap naik lagi.

Asosiasi Pengusaha Industri Pangan Indonesia atau
Aspipin juga sudah berancang-ancang menaikkan harga.
Menurut Ketua Aspipin, Bahtiar Yusuf, harga makanan
dan minuman akan naik sebesar 5 hingga 15 persen.
Terpuruknya rupiah, rencana kenaikan harga bahan bakar
dan tarif listrik membuat ongkos produksi meningkat
tajam.

Bahtiar Yusuf: "Kenaikan tidak bisa dihindari karena
margin sangat rendah, dan komponen bahan makanan juga
menggunakan dolar seperti karton, packaging."

Seperti pedagang di pasar tradisional, Bahtiar
merencanakan kenaikan bertahap. Pertama-tama harga
barang untuk konsumen menengah ke atas. Sedangkan
untuk barang dengan pangsa pasar menengah ke bawah
baru akan dinaikkan setelah  masyarakat menerima
tunjangan hari raya sekitar bulan Nopember.

Reaksi pasar serta sektor riil, menurut ekonom dari
Universitas Gajah Mada Sri Adiningsih, sesungguhnya
sudah diduga. Justru pemerintah yang kurang
sungguh-sungguh mengantisipasi berbagai gejala ketika
menghitung beban anggaran pendapatan dan belanja
negara. Konsumsi energi dunia sejak tahun 2002, sejauh
perkiraan Departemen Energi Amerika Serikat, telah
disebut meningkat 57 persen. Namun, pemerintah tak
kunjung menelurkan strategi agar tak tergantung penuh
pada bahan bakar.

Sri Adiningsih lantas wanti-wanti dengan ongkos yang
kian berat pada tahun depan hingga tahun 2009. Karena
Pemerintah harus membayar bunga dan pokok utang yang
mencapai 150 triliun hingga 200 triliun rupiah per
tahunnya. Itu berarti sekitar 30 persen dari APBN.

Sri Adiningsih: "Analis ekonomi dan perminyakan dunia
lulusan Universitas London yang kini menetap di
Perancis, Andrew McKillop, juga menghitung permintaan
terhadap minyak baru akan tertahan ketika harganya
sudah melewati angka 100 dolar Amerika per barel.
Tapi, manakala itu terjadi, sebagian besar
negara-negara di dunia telah jatuh ke lubang krisis.
Indonesia, sampai tahun 2005 berakhir bakal
mengeluarkan anggaran lebih dari 100 triliun rupiah
untuk bahan bakar minyak."

Tapi belum selesai dengan paket ekonominya, sudah ada
suara nyaring penyulundupan BBM yang melibatkan
oknum-oknum Pertamina, senilai Rp. 8 Trilyun per
tahun. Lumayan, kalau untuk menambahkan dana paket
kebijakan ekonomi sektor energi.


__________________________________________________
Do You Yahoo!?
Tired of spam?  Yahoo! Mail has the best spam protection around 
http://mail.yahoo.com 


------------------------ Yahoo! Groups Sponsor --------------------~--> 
Make a difference. Find and fund world-changing projects at GlobalGiving.
http://us.click.yahoo.com/j2WM0C/PbOLAA/E2hLAA/BRUplB/TM
--------------------------------------------------------------------~-> 

***************************************************************************
Berdikusi dg Santun & Elegan, dg Semangat Persahabatan. Menuju Indonesia yg 
Lebih Baik, in Commonality & Shared Destiny. http://www.ppi-india.org
***************************************************************************
__________________________________________________________________________
Mohon Perhatian:

1. Harap tdk. memposting/reply yg menyinggung SARA (kecuali sbg otokritik)
2. Pesan yg akan direply harap dihapus, kecuali yg akan dikomentari.
3. Reading only, http://dear.to/ppi 
4. Satu email perhari: [EMAIL PROTECTED]
5. No-email/web only: [EMAIL PROTECTED]
6. kembali menerima email: [EMAIL PROTECTED]
 
Yahoo! Groups Links

<*> To visit your group on the web, go to:
    http://groups.yahoo.com/group/ppiindia/

<*> To unsubscribe from this group, send an email to:
    [EMAIL PROTECTED]

<*> Your use of Yahoo! Groups is subject to:
    http://docs.yahoo.com/info/terms/
 


Kirim email ke