dalam menyoroti konsep/usulan kenaikan harga BBM
karena pengurangan subsidi, Kwik Kian Gie (KKG)
kali ini menyodorkan ilustrasi angka-angka yang
menarik untuk di simak, mengenai accounting
kas pemerintah berkaitan dengan subsidi BBM.

Tabel-tabel-nya, tentu lebih jelas untuk di baca
di situs asalnya (bisnis.com)

===( IM )===================================


http://www.bisnis.com/servlet/page?_pageid=127&_dad=portal30&_schema=PORTAL30&vn\
w_lang_id=2&ptopik=A01&cdate=12-SEP-2005&inw_id=389586

-------------------------------------------------------
Minyak: Teka-teki, manipulasi atau 'So What Gitu Lho?'
-------------------------------------------------------

Oleh Kwik Kian Gie

Mantan Menneg PPN/Kepala Bappenas

Harian ini, terbitan Kamis, 9 September 2005, memuat hal yang aneh,
yaitu tim ekonomi menyodorkan usulan yang berbeda dalam persentase
kenaikan harga bahan bakar minyak (BBM) kepada Presiden dan kepada
Wakil Presiden. Memang akhirnya dibantah seperti biasanya.

Bahwa tim ekonomi sangat buruk kinerja dan koordinasinya, memang
telah dikeluhkan banyak pihak. Buat banyak orang, apapun sikap,
ucapan dan kelakuan tim ekonomi sudah tidak dianggap serius.
Apapun yang mereka lakukan disikapi dengan komentar yang populer,
yaitu "So what gito lho!

Atas pertimbangan menyangkut nasib bangsa, saya tidak ikut-ikutan
apatis. Maka saya tidak akan pernah berhenti sebelum ada kejelasan
yang lengkap dan akurat tentang hal ikhwal BBM, terutama dengan apa
yang diartikan dengan istilah "subsidi".

Tidak jelas
-------------
Saya memperoleh data angka-angka dari lembaga yang sangat kompeten,
yang saya sajikan dalam empat buah tabel. Banyak hal yang tidak
jelas. Terutama untuk para anggota DPR, rasanya menarik untuk
dijadikan bahan dalam diskusi dengan pemerintah.

Data tersebut didasarkan atas harga minyak US$60 per barel dan
nilai tukar rupiah Rp10.000/dolar AS.

Tabel 1 menjelaskan bahwa produksi minyak mentah sebanyak 1.125.000
barel per hari yang dibagi menjadi "Bagian Pemerintah dan Pertamina"
sebanyak 663.500 barel atau 58,98% dan "Bagian Kontraktor Production
Sharing (KPS)" sebesar 461.500 barrel atau 41,02%.

Yang dipahami oleh rakyat adalah bagian Indonesia 85% dan bagian
kontraktor asing 15%. Bagaimana dapat dijelaskan pembagian yang
demikian signifikan perbedaannya?

Dalam tabel 2, dari bagian Indonesia sebesar 663.500 barel yang
dikilang dalam pengilangan Pertamina hanya 563.200 barel. Sisanya
diekspor, yaitu oleh BP Migas sebesar 33.300 barel dan yang
diistilahkan dengan "Ekspor Exchange"sebesar 67.000 barel.
Pendapatan atau uang masuk dari ekspor ini tidak tampak di
manapun, dapat dilihat pada tabel 3 dan 4.

Dengan harga minyak mentah US$60 per barel, dan ekspor 100.300
barel per hari, mestinya ada tambahan uang masuk 100.300 x 60 x
10.000 x 365 = Rp 21,9657 triliun per tahun. Ditambah dengan
perhitungan dalam tabel 4 yang menunjukkan surplus Rp 5,7119
triliun, surplusnya lantas menjadi Rp 27,6776 triliun yang mirip
dengan yang pernah saya tulis di harian ini pada 1 Agustus yang
lalu.

Tabel 3 saya susun apa adanya seperti yang dibuat oleh lembaga
yang sangat kompeten. Saya hanya menambah satu kolom yang
menghitung harga per barel yang berbeda-beda.

Mengapa Pertamina harus membeli minyak mentah dari pemerintah
dengan berbagai macam kategori seperti "MM Prorata", "MM Prorata
KPS", "MM in kind Pertamina"dan sebagainya seperti yang dapat kita
lihat di tabel 3? Mengapa Pertamina harus membeli dengan harga per
barel yang berbeda-beda?

Kalau Pertamina membayar jumlah uang seperti yang tercantum dalam
tabel 3 ini, lantas uangnya muncul di mana dalam pembukuan Departemen
Keuangan atau dalam APBN ?

Pendapatan hasil penjualan dari ekspor tidak tampak di sana, tetapi
impornya ada. Hasil ekspor ini dapat dilihat di mana?

Sedangkan tabel 4 menjelaskan dalam perhitungan arus kas pemerintah
yang berkaitan dengan minyak mentah dan BBM ternyata tidak ada
defisit, tetapi surplus sebesar Rp5,7119 triliun.

Tabel 1. Produksi minyak dan bagi hasil dengan kontraktor asing
---------------------------------------------------------------
Produksi : 1.125.000 barrel per hari yang dibagi menjadi :
Bagian Pemerintah dan Pertamina 663.500 barrel = 58,98 %
Bagian Kontraktor
Production Sharing
(KPS) 461.500 barrel = 41,02 %
Jumlah 1.125.000 barrel per hari = 100 %

Tabel 2. Penggunaan minyak mentah bagian Indonesia
--------------------------------------------------
Jumlah 663.500 barrel per hari
Dikilang oleh Pengilangan Pertamina 563.200 barrel
Diekspor oleh BP Migas 33.300 barrel
Ekspor Excchange 67.000 barrel
Jumlah yang diekspor 100.300 barrel
Jumlah Bagian Indonesia 663.500 barrel per hari

Tabel 3. Biaya BBM oleh Pertamina
---------------------------------
Berbagai sumber pembelian Jumlah barrel
per hari yang dibeli
oleh Pertamina Dengan
harga US$
per barrel Dengan
kurs Rp.10.000
per US$ menjadi Jumlah rupiah
per hari
(Rp.miliar) Jumlah rupiah
per tahun
(Rp.triliun)
MM Prorata Pertamina 24.800 12,656 126.560 3,139 1,146
MM Prorata KPS 26.500 10,354 103.540 2,744 1,002
MM In Kind Pertamina 89.700 51,773 517.730 46,44 16,951
MM in Kind Hak Pemerintah 422.200 39,593 395.930 167,162 61,014
MM Pembelian dari KPS 47.100 39,593 395.930 18,648 6,807
Jumlah Pokok MM Ex Domestik 610.300 238,133 86,92
Biaya Operasi 21,106
Total Pokok Domestik 108,026
Impor Minyak Mentah 356.600 60 600.000 213,96 78,095
Pembelian Produk Jadi 307.100 67 670.000 205,76 75,1
Total Harga Pokok 261,221
Hasil Penjualan BBM -97,117
Perubahan Persediaan -7,777
Nilai NBBM (Reducing Factor) -41,053
Jumlah Penghasilan -145,947
S u b s i d i 115,274

Tabel 4. Perhitungan arus kas pemerintah
-----------------------------------------
Pemerintah menjual
kepada Pertamina
dalam bentuk Jumlah barrel
per hari Dengan
harga US$
per barrel Penerimaan uang
Pemerintah
per hari (US$) Dengan kurs
Rp10.000 per US$
menjadi rupiah (Rp.miliar) Per tahun
(Rp.triliun)
MM Prorata Pertamina 24.800 60 1.488.000 14,88 5,4312
MM Prorata Kps 26.500 60 1.590.000 15,9 5,8035
Mm In Kind Hak Pemerintah 422.200 60 25.322.000 253,32 92,4618
Penerimaan Pemerintah 473.500 28.400.000 284,1 103,6965
Dari Minyak Mentah Penerimaan Pemerintah Dari Penjualan BBM 97,1167
Total Penerimaan Pemerintah 200,8132
Pemerintah Keluar Uang Untuk Membeli :
MM Ex Kps Dan Ptm 188.100 60 11.286.000 112,86 41,1939
MM Ex Impor 356.600 60 21.396.000 213.96 78,0954
Produk Ex Impor 223.700 60 14.987.900 149,879 54,7058
Jumlah Pengeluaran Untuk 262,739 -173,9951
Membeli Minyak Mentah Dan Bbm Biaya Operasi -21,1062
Pemerintah Kelebihan Uang Tunai 5,7119

Bagaimana dapat dijelaskan, sedangkan semua perhitungan sudah
didasarkan atas harga minyak mentah US$60 per barel dan nilai
tukar rupiah Rp10.000 per dolar AS.

Mengapa dalam tabel 4 ini semua harga minyak mentah diambil US$
60 per barel, sedangkan dalam tabel 3 harganya macam-macam, dari
US$10,354 sampai US$51,773?

PR selanjutnya
---------------
Pekerjaan rumah selanjutnya akan saya sajikan dua minggu dari
sekarang ketika saya mendapat giliran menulis kolom ini lagi,
tetapi menggunakan logika orang jalanan, bukan logikanya orang
yang quasi terpelajar.

Dasar logika ini adalah bagaimana gambarannya kalau semua
pembukuan dari Pertamina, BP Migas dan Departemen Keuangan
serta Petral di Singapura yang bersangkutan dengan minyak
mentah dan BBM dikonsolidasikan menjadi satu ?

Sekarang ini aneh, Pertamina dianggap miliknya setan gundul
yang harus membeli minyak mentah dari Departemen Keuangan
dengan harga mahal. Karena milik BUMN mesti diganti kerugiannya.
ni disebut subsidi dan terus dikatakan uangnya diambil dari mana?

Lha uang yang dibayar oleh Pertamina karena Departemen Keuangan
minta Pertamina membayar mahal kepadanya dikemanakan? Apakah mesti
dijawab dengan "so what gito lho" ?

Kilang minyak Pertamina tidak cukup kapasitasnya untuk memproduksi
BBM yang mencukupi kebutuhan rakyat, tetapi minyak mentahnya ada
yang diekspor, dan karena kekurangan minyak mentah untuk kilang
yang sudah tidak cukup tadi, mesti ada minyak mentah yang diimpor.

Hasil dari yang diekspor tidak bisa dilihat di mana saja. Apa isi
dari "Biaya Operasi" yang sampai Rp 21,106 triliun itu ?







------------------------ Yahoo! Groups Sponsor --------------------~--> 
1.2 million kids a year are victims of human trafficking. Stop slavery.
http://us.click.yahoo.com/X3SVTD/izNLAA/E2hLAA/BRUplB/TM
--------------------------------------------------------------------~-> 

***************************************************************************
Berdikusi dg Santun & Elegan, dg Semangat Persahabatan. Menuju Indonesia yg 
Lebih Baik, in Commonality & Shared Destiny. http://www.ppi-india.org
***************************************************************************
__________________________________________________________________________
Mohon Perhatian:

1. Harap tdk. memposting/reply yg menyinggung SARA (kecuali sbg otokritik)
2. Pesan yg akan direply harap dihapus, kecuali yg akan dikomentari.
3. Reading only, http://dear.to/ppi 
4. Satu email perhari: [EMAIL PROTECTED]
5. No-email/web only: [EMAIL PROTECTED]
6. kembali menerima email: [EMAIL PROTECTED]
 
Yahoo! Groups Links

<*> To visit your group on the web, go to:
    http://groups.yahoo.com/group/ppiindia/

<*> To unsubscribe from this group, send an email to:
    [EMAIL PROTECTED]

<*> Your use of Yahoo! Groups is subject to:
    http://docs.yahoo.com/info/terms/
 


Kirim email ke