http://www.jurnalperempuan.com/yjp.jpo/?act=perspektif%7C-30%7CX Senin, 12 September 2005 "Sleeping with the Meninist (Not with the Enemy)"
Oleh: Mariana Amiruddin "Aku adalah pria pro-feminis. Sebab pembebasan perempuan bagi saya perlu untuk membangun dunia yang lebih adil, yaitu membebaskan diri dari seksisme, rasisme dan homophobia. Aku adalah pria pro-feminis sebab perempuan adalah mitra laki-laki dalam perjuangan mengakhiri siasat penguatan pasukan perang, kolonialisme dan feodalisme. Aku adalah pria pro-feminis sebab perempuan layak memiliki hak untuk hidup bebas dari tekanan dan kekerasan machoisme pria. Aku adalah pria pro-feminis sebab aku melihat tak ada jalan lain selain untuk hidup bermartabat. Aku adalah pria pro-feminis sebab jika populasi dunia di atas 50% maka tak seorangpun yang lahir menjadi sia-sia. Aku adalah pria pro-feminis sebab feminis itu benar dan adil. Salam Damai", Tim Looney* Chicago Sudah menjadi sejarah panjang bahwa perempuan tereksklusi oleh rekan-rekan prianya di berbagai bidang, mulai pendidikan, ekonomi, sosial-politik, sejarah, hingga budaya. Dalam berbagai isu misalnya, perempuan banyak menjadi korban kekerasan baik dalam ruang domestik (rumah tangga) maupun dalam publik seperti masalah ketenagakerjaan (pendapatan perempuan selalu jauh lebih rendah daripada laki-laki), pelecehan seksual dan perkosaan, banyaknya perempuan menjadi korban kekerasan di wilayah bencana maupun konflik, kebijakan-kebijakan pemerintah daerah yang cenderung mengkriminalisasi perempuan (kasus-kasus peraturan daerah sejak otonomi daerah digulirkan dimana peraturan perempuan tidak boleh keluar malam semakin merebak serta kekerasan terhadap pekerja seks komersial) serta maraknya perdagangan perempuan. Isu kekerasan dengan korban perempuan ini telah dilaporkan oleh Komnas Perempuan bahwa kekerasan terhadap perempuan di Indonesia di tahun 2004 terjadi sebanyak 14.000 kasus, dan tahun 2003 sebanyak 7.000 kasus. Artinya bahwa data ini menunjukkan kekerasan terhadap perempuan telah mengalami kenaikan 100% dalam satu tahunnya. Dalam isu tersebut ditemukan bahwa pelaku terbesar atas persoalan ini adalah laki-laki. Pengalaman perempuan dalam sejarah kekerasan ini meninggalkan perasaan sakit yang sulit disembuhkan. Oleh karena itu kecenderungan gerakan perempuan terutama yang berhaluan keras merasa bahwa isu perempuan tak pernah boleh menjadi milik laki-laki. Alasan lainnya adalah laki-laki tak memiliki connected ways of knowing atau hubungan langsung dengan penderitaan yang dialami perempuan. Hanya perempuan yang merasakan persoalannya dan memahami kedalaman maknanya. Maka banyak anggapan yang lahir dari teori-teori feminis bahwa laki-laki tidak akan sampai memaknai, merasuki bahkan menghargai persoalan-persoalan perempuan. Bahkan menganggap bekerjasama atau bersekutu dengan laki-laki sama saja tidur bersama musuh atau sleeping with the enemy. Sering pada akhirnya gerakan perempuan berubah menjadi galak dan siap tempur tanpa kompromi pada setiap laki-laki. Perjuangan feminis sempat ditinggalkan dan kurang mendapat dukungan dari masyarakat umum. Solidaritas yang terjadi bukan lagi solidaritas atas semangat feminisme sebagai perjuangan hak-hak kemanusiaan, melainkan solidaritas atas perjuangan jenis kelamin perempuan. Namun sejauh yang berkembang kini, ternyata isu perempuan atau persoalan-persoalan perempuan bukan lagi menjadi milik perempuan. Contoh sederhana, seorang bapak akan sangat terpukul bila anak gadisnya mengalami perkosaan. Seorang teman lelaki mengadukan kekerasan kawan perempuannya yang mengalami kekerasan dalam rumah tangga. Artinya bahwa bila pelaku kebanyakan adalah laki-laki, maka laki-laki memiliki sangat berkepentingan untuk terlibat dalam menyelesaikan masalah perempuan. Perjalanan terus berkembang bahwa bekerjasama dengan rekan lelaki menjadi jauh lebih efektif untuk menyelesaikan masalah-masalah diskriminasi terhadap perempuan. Salah satunya adalah penting mengajak pria-pria yang memiliki kesadaran kritis atas posisi perempuan di dalam masyarakat, dan melibatkan mereka dalam gerakan pro-feminisme serta berkolaborasi terhadap mereka. Kesadaran para pria di sini tentu saja dilihat juga dari bagaimana mereka memiliki respon penempatan perempuan yang sering menjadi warga negara kelas dua, diantaranya dengan menciptakan kepedulian mereka dan membagi pengalaman pribadi mereka tentang persoalan perempuan. Bahkan akan lebih baik lagi laki-laki pelaku kekerasan menyadari bahwa apa yang dilakukannya adalah merugikan dirinya sendiri dan tentu bagi masyarakat di sekitar dan keluarganya. Laki-laki yang merespon persoalan perempuan akan menjadi mudah tersentuh dengan diskriminasi yang dialami perempuan, bahkan sampai pada tindakan dimana mereka bisa protes secara pribadi bahkan sosial atas perilaku rekan laki-laki lainnya yang menindas perempuan. Inilah kesadaran pria-pria yang penting bagi gerakan perempuan, gerakan pro feminis dalam rangka mengurangi kekerasan terhadap perempuan yang sepanjang tahun terus meningkat di Indonesia. Laki-laki yang ikut serta menjadi bagian dari perjuangan perempuan atas persoalan kemanusiaan menunjukkan bahwa tidak semua laki-laki merasa nyaman dengan statusnya sebagai penindas kemanusiaan. Banyak juga laki-laki yang muak dengan status tersebut dan menginginkan sebuah relasi sosial yang lebih setara dan manusiawi. * Puisi diambil dari http://www.feminist.com/resources/links/men.htm Mariana Amiruddin adalah . Redaktur Pelaksana Jurnal Perempuan, Manajer Program Yayasan Jurnal Perempuan ------------------------ Yahoo! Groups Sponsor --------------------~--> DonorsChoose.org helps at-risk students succeed. Fund a student project today! http://us.click.yahoo.com/O4u7KD/FpQLAA/E2hLAA/BRUplB/TM --------------------------------------------------------------------~-> *************************************************************************** Berdikusi dg Santun & Elegan, dg Semangat Persahabatan. Menuju Indonesia yg Lebih Baik, in Commonality & Shared Destiny. http://www.ppi-india.org *************************************************************************** __________________________________________________________________________ Mohon Perhatian: 1. Harap tdk. memposting/reply yg menyinggung SARA (kecuali sbg otokritik) 2. Pesan yg akan direply harap dihapus, kecuali yg akan dikomentari. 3. Reading only, http://dear.to/ppi 4. Satu email perhari: [EMAIL PROTECTED] 5. No-email/web only: [EMAIL PROTECTED] 6. kembali menerima email: [EMAIL PROTECTED] Yahoo! Groups Links <*> To visit your group on the web, go to: http://groups.yahoo.com/group/ppiindia/ <*> To unsubscribe from this group, send an email to: [EMAIL PROTECTED] <*> Your use of Yahoo! Groups is subject to: http://docs.yahoo.com/info/terms/