MEDIA INDONESIA
Kamis, 15 September 2005


Tenaga Medis: Indonesia Sulit Tembus Pasar Internasional


JAKARTA (Media): Lulusan tenaga medis Indonesia belum bisa menembus pasar 
internasional karena minimnya kemampuan berbahasa dan penguasaan kultur budaya 
asing.

"Selain itu, sistem pendidikan di Indonesia belum sesuai standar internasional 
sehingga mereka belum melirik lulusan dari dalam negeri," ungkap Ketua Asosiasi 
Perguruan Tinggi Swasta Indonesia (Aptisi) Regional III Jakarta Prof Jafar 
Basri kepada Media, di sela-sela Seminar Internasional Opportunities Awaiting 
Indonesia Healthcare Professionals, Practitioners and Students, kemarin di 
Jakarta.

Padahal, lanjutnya, kebutuhan negara-negara asing akan tenaga medis begitu 
besar. Amerika Serikat, Australia, sejumlah negara di Eropa, Jepang, dan Korea 
Selatan merupakan negara yang memberikan kontribusi besar terhadap pasar tenaga 
medis.

Menurut Jafar, tingginya angka serapan tenaga medis di luar negeri karena 
profesi itu kurang diminati. "Untuk beberapa bidang, seperti tenaga perawat dan 
psikoterapis, masih dianggap profesi kelas dua. Sedangkan profesi dokter masih 
cukup diminati," tambah Jafar.

Hadir dalam seminar itu pakar di bidang tenaga medis dari Filipina untuk 
berbagi pengalaman. Sebab, lulusan tenaga medis dari negeri tetangga itu sudah 
mampu menembus pangsa pasar internasional, seperti di Amerika Serikat. ''Karena 
itulah, kita mengundangnya untuk memberikan tips bagaimana caranya menembus 
pasar asing," papar Rektor Universitas Pembangunan (UPN) Veteran Jakarta itu.

Pada acara yang sama, Kepala Pengembangan SDM Departemen Kesehatan Untung 
Suseno Sutarjo menyebutkan, pengembangan bidang kesehatan merupakan salah satu 
instrumen investasi. "Pembangunan bidang itu bertujuan memutus siklus 
kemiskinan dan minimnya akses masyarakat terhadap bidang kesehatan. Sebab, 
akses kesehatan merupakan bagian dari hak asasi setiap individu," kata magister 
bidang kesehatan itu.

Di tingkatan pasar dalam negeri, papar Untung, penyebaran tenaga medis di 
lapangan masih sangat minim. Akibatnya, sejumlah pelosok daerah kekurangan 
tenaga medis. Di lain sisi, angka kelulusan tenaga medis nyatanya cukup tinggi.

"Penyebaran SDM medis masih belum merata di setiap wilayah. Adalah manusiawi 
jika lulusan tenaga medis mayoritas berkumpul di kota-kota besar," kata dia.

Hal senada juga diungkapkan Jafar. Menurutnya, Indonesia boleh dibilang 
mengalami overproduksi dalam hal angka lulusan tenaga medis. Tetapi ironisnya, 
di beberapa daerah masih sangat kekurangan tenaga medis. (*/H-1).

[Non-text portions of this message have been removed]



------------------------ Yahoo! Groups Sponsor --------------------~--> 
1.2 million kids a year are victims of human trafficking. Stop slavery.
http://us.click.yahoo.com/X3SVTD/izNLAA/E2hLAA/BRUplB/TM
--------------------------------------------------------------------~-> 

***************************************************************************
Berdikusi dg Santun & Elegan, dg Semangat Persahabatan. Menuju Indonesia yg 
Lebih Baik, in Commonality & Shared Destiny. http://www.ppi-india.org
***************************************************************************
__________________________________________________________________________
Mohon Perhatian:

1. Harap tdk. memposting/reply yg menyinggung SARA (kecuali sbg otokritik)
2. Pesan yg akan direply harap dihapus, kecuali yg akan dikomentari.
3. Reading only, http://dear.to/ppi 
4. Satu email perhari: [EMAIL PROTECTED]
5. No-email/web only: [EMAIL PROTECTED]
6. kembali menerima email: [EMAIL PROTECTED]
 
Yahoo! Groups Links

<*> To visit your group on the web, go to:
    http://groups.yahoo.com/group/ppiindia/

<*> To unsubscribe from this group, send an email to:
    [EMAIL PROTECTED]

<*> Your use of Yahoo! Groups is subject to:
    http://docs.yahoo.com/info/terms/
 


Reply via email to