http://www.balipost.co.id/balipostcetak/2005/9/15/n6.htm


Biaya ''Teleconference'' Capai Rp 426 Juta
Jakarta (Bali Post) -
Rapat jarak jauh melalui fasilitas teleconference yang digelar Presiden Susilo 
Bambang Yudhoyono (SBY) di Amerika Serikat dengan para menteri yang ada di 
Istana Kepresidenan Jakarta, ternyata membutuhkan anggaran sebesar Rp 
426.600.000.  ''Jumlah dana yang dikeluarkan pemerintah itu merupakan perkiraan 
sementara biaya yang diperlukan untuk menggelar teleconference dari Senin 
(12/9) hingga Sabtu (17/9) mendatang,'' ungkap Mensekneg Yusril Ihza Mahendra, 
Rabu (14/9) kemarin. 

Biaya sebesar itu belum termasuk biaya persiapan peralatan dari New York karena 
program rapat jarak jauh ini masih berjalan setiap harinya. ''Total biaya 
teleconference tak akan mencapai milyaran rupiah seperti diperkirakan orang, 
kita transparan dalam masalah ini,'' tandasnya serius. 

Dijelaskannya, perincian biaya teleconference dari pihak Indosat mendapat 
potongan harga hingga 70 persen. Sedangkan dari PT Ecxel Komindo Pratama 
membebaskan biaya dan tidak perlu membayar. Dan, yang sudah dikeluarkan oleh 
tim pendahulu yang mempersiapkan video conference di St. Louis Missouri sudah 
mencapai 20 ribu dolar AS atau setara dengan Rp 200 juta. 

Untuk biaya video conference dari New York belum diketahui.  Sementara rincian 
biaya yang diperlukan untuk sidang kabinet dengan fasilitas video conference 
dari St. Louis sebanyak 8.000 dolar AS atau Rp 80 juta.  Biaya pulsa PSTN 
selama tiga jam sebanyak Rp 6 juta ditambah PPN 10 persen, sehingga 
teleconference di St. Louis menghabiskan Rp 94.600.000 dan ditambah biaya set 
up di New York sebesar Rp 80 juta serta Rp 13 juta untuk pulsa PSTN. ''Artinya, 
biaya video conference di New York sebesar Rp 132 juta,'' katanya.  

Ketidakpercayaan 

Sekretaris Fraksi Partai Persatuan Pembangunan (F-PPP) Lukman Hakim menilai 
sidang kabinet yang dilakukan Presiden melalui teleconference makin menguatkan 
kesan bahwa SBY tidak percaya dengan Jusuf Kalla selaku Wapres. Jika Wapres 
berada di dalam negeri, seharusnya diberikan kewenangan untuk mengambil alih 
kebijakan pemerintah.  Pemberian kewenangan itu bisa melalui keppres seperti 
yang pernah dilakukan mantan Presiden Megawati Soekarnoputri kepada mantan 
Wapres Hamzah Haz. Pendelegasian seperti ini juga sudah tertuang dalam konvensi 
dari presiden-presiden sebelumnya. 

Ketua DPR Agung Laksono mengatakan dirinya tidak melihat sikap keragu-raguan 
dan ketidakpercayaan SBY kepada Jusuf Kalla. Agung mengatakan langkah Presiden 
memimpin sidang kabinet dari luar negeri, murni karena didasari keseriusan SBY 
menjalankan roda pemerintahan. ''Itu karena tanggung jawab beliau sebagai 
presiden terpilih dan memanfaatkan teknologi canggih,'' ucapnyaa.  

Sependapat dengan Agung, Ketua Dewan Perwakilan Daerah (DPD) Ginandjar 
Kartasasmita mengatakan dirinya tidak melihat bahwa hal itu adalah bentuk 
ketidakpercayaan SBY kepada Kalla. ''Bukan tidak percaya, tetapi ingin 
mengikuti perkembangan di dalam negeri,'' katanya. (034/kmb4)




[Non-text portions of this message have been removed]



------------------------ Yahoo! Groups Sponsor --------------------~--> 
Give at-risk students the materials they need to succeed at DonorsChoose.org!
http://us.click.yahoo.com/Ryu7JD/LpQLAA/E2hLAA/BRUplB/TM
--------------------------------------------------------------------~-> 

***************************************************************************
Berdikusi dg Santun & Elegan, dg Semangat Persahabatan. Menuju Indonesia yg 
Lebih Baik, in Commonality & Shared Destiny. http://www.ppi-india.org
***************************************************************************
__________________________________________________________________________
Mohon Perhatian:

1. Harap tdk. memposting/reply yg menyinggung SARA (kecuali sbg otokritik)
2. Pesan yg akan direply harap dihapus, kecuali yg akan dikomentari.
3. Reading only, http://dear.to/ppi 
4. Satu email perhari: [EMAIL PROTECTED]
5. No-email/web only: [EMAIL PROTECTED]
6. kembali menerima email: [EMAIL PROTECTED]
 
Yahoo! Groups Links

<*> To visit your group on the web, go to:
    http://groups.yahoo.com/group/ppiindia/

<*> To unsubscribe from this group, send an email to:
    [EMAIL PROTECTED]

<*> Your use of Yahoo! Groups is subject to:
    http://docs.yahoo.com/info/terms/
 


Reply via email to