http://www.jawapos.com/index.php?act=detail&id=5604

Senin, 19 Sept 2005,
Terjajah ExxonMobil di Cepu

Oleh:
Kwik Kian Gie
Kali ini saya tidak akan membahas tentang pengertian subsidi -apakah itu 
sama dengan uang tunai yang harus keluar atau tidak- dan hal-hal teknis 
lain seperti itu.

Saya akan membahas tentang negara kaya yang menjadi miskin kembali 
karena terjerumus ke dalam mental kuli yang oleh penjajah Belanda 
disebut mental inlander. Mental para pengelola ekonomi sejak 1966 yang 
tidak mengandung keberanian sedikit pun, yang menghamba, yang 
ngapurancang ketika berhadapan dengan orang-orang bule.

Ibu pertiwi yang perut buminya mempunyai kandungan minyak sangat besar 
dibanding kebutuhan nasionalnya, setelah 60 tahun merdeka hanya mampu 
menggarap minyaknya sendiri sekitar 8 persen. Sisanya diserahkan kepada 
eksplorasi dan eksploitasi perusahaan-perusahaan asing.

Apa pekerjaan dan sampai seberapa jauh daya pikir para pengelola ekonomi 
kita sejak merdeka sampai sekarang? Istana Bung Karno dibanjiri para 
kontraktor minyak asing yang sangat berkeinginan mengeksplorasi dan 
mengeksploitasi minyak bumi di Indonesia. Bung Karno menugaskan Chairul 
Saleh supaya mengizinkannya hanya sangat terbatas.

Putrinya, Megawati, bertanya kepada ayahnya, mengapa begitu? Jawaban 
Bung Karno kepada putrinya yang baru berumur 16 tahun, "Nanti kita 
kerjakan sendiri semuanya kalau kita sudah cukup mempunyai 
insinyur-insinyur sendiri."

Artinya, Bung Karno sangat berketetapan hati mengeksplorasi dan 
mengeksploitasi minyak oleh putra-putri bangsa Indonesia sendiri. 
Mengapa sekarang hanya sekitar 8 persen?

Lebih menyedihkan ialah keputusan pemerintah memperpanjang kerja sama 
dengan Exxon Mobil (Exxon) untuk blok Cepu selama 20 tahun sampai 2030. 
Begini ceritanya. Exxon membeli lisensi dari Tommy Soeharto untuk 
mengambil minyak dari sebuah sumur di Cepu yang kecil. Exxon lalu 
melakukan eksplorasi tanpa izin. Ternyata ditemukan cadangan dalam sumur 
yang sama sebanyak 600 juta barel.

Ketika itu Exxon mengajukan usul untuk memperpanjang kontraknya sampai 
2030. Keputusan ada di tangan Dewan Komisaris Pemerintah untuk Pertamina 
(DKPP). Dua dari lima anggota menolak. Yang satu menolak atas 
pertimbangan yuridis teknis. Yang lain atas pertimbangan sangat prinsipil.

Dia sama sekali tidak mau diajak berargumentasi dan juga sama sekali 
tidak mau melihat angka-angka yang disodorkan Exxon beserta para 
kroninya yang berbangsa Indonesia.

Mengapa? Karena yang menjadi pertimbangan pokoknya, harus dieksploitasi 
bangsa Indonesia sendiri, yang berarti bahwa Exxon pada 2010 harus 
hengkang, titik. Alasannya sangat mendasar, tetapi formulasinya 
sederhana. Yaitu, bangsa yang 60 tahun merdeka selayaknya, semestinya, 
dan seyogianya mengerjakan sendiri eksplorasi dan eksploitasi minyaknya. 
Bahkan, harus melakukannya di mana saja di dunia yang dianggap mempunyai 
kemungkinan berhasil.

Menurut peraturan yang berlaku (sebelum Pertamina berubah menjadi 
Persero), kalau DKPP tidak bisa mengambil keputusan yang bulat, 
keputusan beralih ke tangan presiden. Maka, bola ada di tangan Presiden 
Megawati Soekarnoputri. Beliau tidak mengambil keputusan, sehingga Exxon 
kalang kabut. Exxon mengirimkan executive vice president-nya yang 
langsung mendatangi satu anggota DKPP yang mengatakan "pokoknya tidak".

Dia mengatakan, sejak awal sudah ingin bertemu satu orang anggota DKPP 
ini yang berinisial KKG, tetapi dilarang kolega-koleganya sendiri. KKG 
tersenyum sambil mengatakan karena para koleganya masih terjangkit 
mental inlander.

Lalu dia berargumentasi panjang lebar dengan mengemukakan semua angka 
betapa Indonesia diuntungkan. KKG menjawab bahwa kalau dia ngotot sampai 
seperti itu, apa lagi latar belakangnya kalau dia tidak memperoleh 
untung besar dari perpanjangan kontrak sampai 2030? Karena itu, kalau 
mulai 2010, sesuai kontrak, Exxon harus hengkang dan seluruhnya 
dikerjakan Pertamina, semua laba yang tadinya jatuh ke tangan Exxon akan 
jatuh ke tangan Indonesia sendiri.

Lagi pula, KKG menjelaskan bahwa sudah waktunya belajar menjadi 
perusahaan minyak dunia seperti Exxon. KKG bertanya kepadanya, "Bukankah 
kami berhak mulai merintis supaya menjadi Anda di bumi kita sendiri dan 
menggunakan minyak yang ada di dalam perut bumi kita sendiri?"

Eh, dia mulai mengatakan tidak bisa mengerti bagaimana orang 
berpendidikan Barat bisa sampai seperti itu tidak rasionalnya! Jelas KKG 
muntap dan mulai memberi kuliah panjang lebar bahwa orang Barat sangat 
memahami dan menghayati tentang apa yang dikatakan EQ, dan bukan hanya 
IQ. Apalagi, kalau dalam hal blok Cepu ini ditinjau dengan IQ juga 
mengatakan bahwa mulai 2010 harus dieksploitasi oleh Indonesia sendiri.

Bung Karno juga berpendidikan Barat dan sejak awal beliau mengatakan, 
"Man does not live by bread alone." Dalam hal blok Cepu, dua argumen 
berlaku, yaitu man does not live by bread alone, dan diukur dengan bread 
juga menguntungkan Indonesia, karena laba yang akan jatuh ke tangan 
Exxon menjadi labanya Pertamina.

Pikiran lebih mendalam dan bahkan dengan perspektif jangka
panjang yang didasarkan materi juga mengatakan bahwa sebaiknya blok Cepu 
dieksploitasi oleh Pertamina sendiri. Mengapa?

Jawabannya diberikan oleh mantan Direktur Utama Pertamina Baihaki Hakim 
kepada Menko Ekuin ketika itu bahwa Pertamina adalah organisasi yang 
telanjur sangat besar. Minyak adalah komoditas yang tidak dapat 
diperbarui. Penduduk Indonesia bertambah terus seiring dengan 
bertambahnya konsumsi.

Kalau sekarang saja terlihat bahwa konsumsi nasional sudah lebih
besar daripada produksi nasional, di masa mendatang kesenjangan
ini menjadi semakin besar, dan akhirnya organisasi Pertamina yang 
demikian besar itu akan dijadikan apa?

Apakah hanya menjadi perusahaan dagang minyak, dan apakah akan mampu 
berdagang saja dalam skala dunia, bersaing dengan the seven sisters? 
Maka visi jangka panjang Baihaki Hakim, mumpung masih lumayan 
cadangannya, sejak sekarang mulai go international dan menggunakan 
cadangan minyak yang ada untuk sepenuhnya menunjang kebijakannya yang 
visiuner itu.

Menko Ekuin ketika itu memberikan dukungan sambil mengatakan, "Pak 
Baihaki, saya mendukung sepenuhnya. Syarat mutlaknya ialah kalau Anda 
ingin menjadikan Pertamina menjadi world class company, Anda harus juga 
memberikan world class salary kepada anak buah Anda."

Sang Menko Ekuin keluar dari kabinet Abdurrahman Wahid. Setelah itu dia 
kembali ke kabinet sebagai kepala Bappenas dan ex officio menjabat 
anggota DKPP. Maka pikirannya masih dilekati visi jangka panjangnya Pak 
Baihaki Hakim dan kebetulan direktur utama Pertamina ketika itu juga 
masih Pak Baihaki Hakim. Tetapi, kedudukan kita berdua sudah sangat 
lemah, karena dikreoyok para anggota DKPP dan anggota direksi lain yang 
mental, moral, dan cara berpikirnya sudah kembali menjadi inlander.

Baihaki Hakim yang mempunyai visi, kemampuan, dan telah berpengalaman 13 
tahun menjabat direktur utama Caltex Indonesia langsung dipecat begitu 
Pertamina menjadi persero. Alasannya, kalau diibaratkan sopir, dia 
adalah sopir yang baik untuk mobil Mercedes Benz. Sedangkan yang 
diperlukan buat Pertamina adalah sopir yang cocok untuk truk yang 
bobrok. Bayangkan, betapa inlander cara berpikirnya. Pertamina 
diibaratkan truk bobrok. Caltex adalah Mercedez Benz. Memang sudah edan 
semua.

Ada tekanan luar biasa besar dari pemerintah Amerika Serikat di samping 
dari Exxon. Ceritanya begini. Dubes AS ketika itu, Ralph Boyce, sudah 
membuat janji melakukan kunjungan kehormatan kepada kepala Bappenas, 
karena protokolnya begitu. Tetapi, ketika sang Dubes tersebut 
mendengarkan pidato sang kepala Bappenas di Pre-CGI meeting yang sikap, 
isinya pidato, dan nadanya bukan seorang inlander, janjinya dibatalkan.

Eh, mendadak dia minta bertemu kepala Bappenas. Dia membuka pembicaraan 
dengan mengatakan akan berbicara tentang Exxon. Kepala Bappenas dalam 
kapasitasnya selaku anggota DKPP mengatakan bahwa segala sesuatunya 
telah dikemukakan kepada executive vice president-nya Exxon, dan 
dipersilakan berbicara saja dengan beliau.

Sang Dubes mengatakan sudah mendengar semuanya, tetapi dia hanya 
melakukan tugasnya. "I am just doing my job". Kepala Bappenas mengatakan 
lagi, "Teruskan saja kepada pemerintah Anda di Washington semua argumen 
penolakan saya yang diukur dengan ukuran apa pun, termasuk semua akal 
sehat orang-orang Amerika pasti dapat diterima."

Kepala Bappenas keluar lagi dari kabinet karena adanya pemerintahan 
baru, yaitu Kabinet Indonesia Bersatu, dan Exxon menang mutlak. Ladang 
minyak di blok Cepu yang konon cadangannya bukan 600 juta barrel, tetapi 
2 miliar barrel, oleh para inlander diserahkan kepada Exxon penggarapannya.

Saya terus berdoa kepada Bung Karno dan mengatakan, "Bung Karno yang 
saya cintai dan sangat saya hormati. Janganlah gundah dan gelisah, 
walaupun Bapak sangat gusar. Istirahatlah dengan tenang. Saya juga sudah 
bermeditasi di salah satu vihara untuk menenangkan hati dan batin saya. 
Satu hari nanti rakyat akan bangkit dan melakukan revolusi lagi seperti 
yang pernah Bapak pimpin, kalau para cecunguk ini sudah dianggap 
terlampau lama dan terlampau mengkhianati rakyatnya sendiri."

*) Mantan Menteri Negara PPN/kepala Bappenas.




------------------------ Yahoo! Groups Sponsor --------------------~--> 
DonorsChoose.org helps at-risk students succeed. Fund a student project today!
http://us.click.yahoo.com/O4u7KD/FpQLAA/E2hLAA/BRUplB/TM
--------------------------------------------------------------------~-> 

***************************************************************************
Berdikusi dg Santun & Elegan, dg Semangat Persahabatan. Menuju Indonesia yg 
Lebih Baik, in Commonality & Shared Destiny. http://www.ppi-india.org
***************************************************************************
__________________________________________________________________________
Mohon Perhatian:

1. Harap tdk. memposting/reply yg menyinggung SARA (kecuali sbg otokritik)
2. Pesan yg akan direply harap dihapus, kecuali yg akan dikomentari.
3. Reading only, http://dear.to/ppi 
4. Satu email perhari: [EMAIL PROTECTED]
5. No-email/web only: [EMAIL PROTECTED]
6. kembali menerima email: [EMAIL PROTECTED]
 
Yahoo! Groups Links

<*> To visit your group on the web, go to:
    http://groups.yahoo.com/group/ppiindia/

<*> To unsubscribe from this group, send an email to:
    [EMAIL PROTECTED]

<*> Your use of Yahoo! Groups is subject to:
    http://docs.yahoo.com/info/terms/
 


Reply via email to