** Mailing List Nasional Indonesia http://www.ppi-india.org ** ** Situs milis nasional: http://groups.yahoo.com/group/ppiindia ** ** Info Beasiswa Indonesia http://informasi-beasiswa.blogspot.com ** MEDIA INDONESIA Senin, 26 September 2005
Mengendus Jejak Ekonomi Terorisme Analis ekonomi internasional tinggal di Missionshaus St Wendel, Jerman PASCATRAGEDI 11 September 2001, Presiden AS George W Bush memaklumkan perang melawan terorisme. Perjuangan dunia luas melawan terorisme hingga kini disulam oleh etiket ideologis fundamentalisme, islamisme versus Barat, atau clach of civilization (Hutington). Tanpa pretensi untuk memfalsifikasi tren tersebut, penulis Italia Loretta Napoleoni mengeksplorasi dan menemukan aspek ekonomi-finansial di seberang fenomena terorisme global. Sejak 10 tahun terakhir, Napoleoni yang berdomisili di London, bergelut dengan teror sebagai kekuatan ekonomi. Napoleoni mencabik masker terorisme modern dan memperlihatkan suatu pandangan yang sangat baru-bukan politis atau idelogis, tetapi ekonomis. Risetnya tertuang dalam bukunya Die Oekonomie des Terrors-auf den Spuren der Dollars hinter dem Terrorismus (2004). Jaringan terorisme mondial berhasil membidani lahirnya new economy of terror. Kenyataan ini bukan muncul secara mendadak. Paradoksnya, globalisasi turut memungkinkannya melalui sirkulasi arus finansial yang bebas antar kelompok-kelompok teror. Sebagai sistem ekonomi yang berkembang cepat, ekonomi terorisme internasional kini telah menjadi bagian esensial dari ekonomi formal dan terus berinfiltrasi. ''Apa yang dewasa ini kita lihat tak lain dari pertarungan dua sistem ekonomi. Karena itu, kita harus menganalisis, mengapa hal itu terjadi dan kekuatan mana yang terlibat dalam persaingan ekonomi dimaksud,'' demikian Napoleoni. Organisasi-organisasi teror modern kini tampil sebagai perusahaan-perusahaan ekonomi yang jago berkalkulasi dengan omzet miliar dalam satu jaringan global. Pada era perang dingin organisasi-organisasi teror membiayai diri atas cara-cara yang berbeda. Gerakan pembebasan dan kelompok-kelompok separatis bersenjata berada di pinggiran dua kekuatan raksasa dunia USA dan Uni Soviet. Mereka sangat bergantung pada dua negara adidaya tersebut dalam bidang finansial, senjata, dan penggemblengan militer. Sejak tahun 70-an banyak kelompok seperti PLO, IRA, dan ETA berdiri sendiri secara finansial. Mereka membiayai diri dari sumber pribadi dan mendatangkan uang lewat perampokan bank, pembajakan pesawat dan penyelundupan. PLO di bawah Yasser Arafat pada masa asyl di Libanon misalnya, mereka mendatangkan uang dengan cara pembajakan pesawat udara, pajak revolusi dari rakyat dan simpatisan serta bantuan negara-negara Arab. Di Libanon Arafat menjalankan suatu negara bayangan dengan sistem pajak dan perusahaan tersendiri, bagaikan satu imperium yang benefit. PLO telah berkembang menjadi kekuatan raksasa secara finansial ketika keluar dari Libanon. Aset ini kemudian diinvestasikan di pelbagai bank dan institusi keuangan transnasional terutama di Eropa dan Amerika. Globalisasi terorisme yang terjadi tahun 1990-an dengan Al-Qaeda sebagai pelopornya merupakan level yang terpenting dan kompeten. Liberalisasi ekonomi, sistem pasar bebas menciptakan iklim yang kondusif untuk kontak antar kartel teror dan organisasi-organisasi bersenjata, juga secara finansial. Mereka sanggup mendatangkan uang di lebih dari satu negara dan dengan demikian juga beroperasi secara meluas. Lalu lintas transaksi antarkelompok teror dengan 'sistem hawala' mempersulit proses pelacakan dan pembekukan. Pada portofolio beberapa kelompok teror terdapat firma-firma legal, donasi Arab Saudi, kerja sama dengan jaringan obat terlarang multinasional dan pelbagai organisasi kriminal lainnya. Juga keterlibatan firma-firma di Barat turut membawa keuntungan. Jaringan ilegal ini setiap tahun menghasilkan sekitar 1,5 biliun dolar; lebih banyak dari segala yang dilakukan negara-negara Arab; dua kali lebih banyak dari pendapatan bruto Inggris. *** Kini teror merupakan persaingan ekonomi. Menurut laporan PBB yang dipublikasikan tahun 2003, keadaan keuangan Al-Qaeda diperkirakan masih utuh: cuma 150 juta dolar yang dicairkan. Bagian terbesar sekitar 70% terdapat di Barat, pada konto bank dari organisasi-organisasi donatur yang dibelakangkan tersembunyi Al-Qaeda. Teror modern juga ditopang oleh kelas menengah Arab yang ingin berekspansi secara ekonomi, tetapi tidak mampu karena tekanan rezim oligarki Arab. Jaringan yang baru muncul di sejumlah tempat ibadah dan sejumlah bank khusus. Bank khusus Islam menyimpan dua persen dari setiap transaksi, semacam sedekah. Miliar konto rahasia dibuka untuk proyek jihad internasional. Napoleoni menulis: ''Pernah ada fase di mana Al-Qaeda berfungsi semacam joint venture untuk terorisme. Mereka yang ingin melakukan aksi teror bunuh diri mendatangi Al-Qaeda dan mempresentasikan business-plan. Atas dasar business-plan tersebut mereka dibantu atau dibiayai entah sebagian ataupun seluruhnya. Serangan bom di Bali terjadi dalam proses demikian, dibiayai karena plan-nya oleh Al-Qaeda dianggap sangat bagus". Bukan saja bergantung pada minyak, kaum teroris modern menyerang dunia Barat dan ekspansi budayanya. Mereka menyerang ekonomi Barat dengan senjatanya sendiri. Kapitalisme dan liberalisasi ekonomi kini jadi bumerang. Institut-institut keuangan Barat bertumbuh tanpa sadar bahwa sebagian terbesar keuangannya berasal dari bisnis ilegal. Dan dalam mata uang mana teror modern membayar rekeningnya? Dalam dolar. Karena itu langsung atau tidak langsung AS memperoleh untung dari model ekonomi alternatif ini. Presiden Bush bertekad untuk membasmi jalur finansial-ekonomi terorisme; semacam 'perang finansial'. Kiatnya didukung oleh Resolusi PBB No 1373 sehubungan dengan perang melawan teror dan secara khusus melawan Al-Qaeda lewat Resolusi No 1390. Tekad menarik ini kelihatannya masih terpenjara dalam kata. Infrastruktur finansial teror memang telah menjadi bagian dari ekonomi dunia. Andaikan Amerika dan dunia Barat sanggup secara ajaib menguburkan terorisme dan model ekonomi kotor, ilegal dan kriminalnya, maka mungkin saja bisnis keuangan USA dalam tahun sesudahnya akan berkurang sepertiga. Perekonomian Barat (juga internasional) mungkin terjerumus resesi yang parah, lebih tragis dari depresi tahun 1929. Langkah yang ditempuh hingga kini yakni perang dan kekerasan. Itu cuma jalan keluar yang mudah, yang kelihatannya tidak berfungsi di balik pembauran dua model ekonomi dengan interes yang berbeda. Justru perang semakin memanaskan ruang ekonomi teror dan omzet akan semakin bertambah. Mungkin sudah waktunya model ekonomi kapitalisme-liberal perlu merefleksikan eksistensinya.*** [Non-text portions of this message have been removed] ------------------------ Yahoo! Groups Sponsor --------------------~--> 1.2 million kids a year are victims of human trafficking. Stop slavery. http://us.click.yahoo.com/X3SVTD/izNLAA/E2hLAA/BRUplB/TM --------------------------------------------------------------------~-> *************************************************************************** Berdikusi dg Santun & Elegan, dg Semangat Persahabatan. Menuju Indonesia yg Lebih Baik, in Commonality & Shared Destiny. http://www.ppi-india.org *************************************************************************** __________________________________________________________________________ Mohon Perhatian: 1. Harap tdk. memposting/reply yg menyinggung SARA (kecuali sbg otokritik) 2. Pesan yg akan direply harap dihapus, kecuali yg akan dikomentari. 3. Reading only, http://dear.to/ppi 4. Satu email perhari: [EMAIL PROTECTED] 5. No-email/web only: [EMAIL PROTECTED] 6. kembali menerima email: [EMAIL PROTECTED] Yahoo! Groups Links <*> To visit your group on the web, go to: http://groups.yahoo.com/group/ppiindia/ <*> To unsubscribe from this group, send an email to: [EMAIL PROTECTED] <*> Your use of Yahoo! Groups is subject to: http://docs.yahoo.com/info/terms/ ** Forum Nasional Indonesia PPI India Mailing List ** ** Untuk bergabung dg Milis Nasional kunjungi: ** Situs Milis: http://groups.yahoo.com/group/ppiindia/ ** ** Website resmi http://www.ppi-india.org ** ** Beasiswa Indonesia, http://informasi-beasiswa.blogspot.com **