Memang sulit membagikan dana kompensasi BBM sebesar Rp 100 ribu / bulan ke 15 juta lebih KK. Belum lagi resiko kebocoran karena negara kita masih 5 besar negara terkorup di dunia.
Di Makassar seorang nenek stress dan meninggal karena tak dapat dana kompensasi BBM. Tetangga saya sendiri yang rumahnya kurang dari 9 m2 tidak dapat dana kompensasi BBM meski dia pekerjaannya tidak tetap (hanya tukang kayu serabutan). Dengan kenaikan harga BBM sebesar 150% lebih dari sejak Maret 2005 (premium dari Rp 1.800/liter jadi Rp 4.500/liter) serta harga2 barang lainnya, maka rakyat Indonesia dimiskinkan secara massal oleh rezim SBY-Kalla. Jika dulu gaji seseorang Rp 1 juta per bulan, mungkin sekarang nilai realnya seperti Rp 500 ribu per bulan. Sudah hampir tidak berarti. Stres Belum Terima Kompensasi BBM, Nenek Abibah Meninggal Gunawan Mashar - detikNews Makassar - Meski jumlahnya tak seberapa, dana kompensasi BBM yang diberikan tunai Rp 300 ribu untuk tiga bulan jelas membuat keluarga miskin senang alang kepalang. Jika tak kebagian, bikin stres dan ujung-ujungnya bisa meninggal mendadak. Hal ini menimpa Abibah (70), seorang warga yang tinggal di rumah atau lebih tepatnya gubuk di Jl Bilamaya, belakang Asrama Polisi (Aspol), Tello, Makassar. Sejak adanya pengumunan bahwa pemerintah akan memberikan uang tunai bagi rakyat miskin sebagai pengganti subsidi BBM, Abibah sudah seringkali menyuruh anaknya bolak-balik ke kantor kelurahan untuk mengurus kartu tanda penerima kompensasi BBM (KKB). Namun kartu ini tak juga keluar. "Setiap saya tanyakan ke kelurahan, pegawainya bilang belum selesai karena persoalan administrasi," ujar Akbar (21), anak bungsu Abibah. Tapi anehnya, tetangga-tetangganya sudah diberi kartu, sementara keluarga Abibah belum kebagian. "Ibu kadang marah, karena tetangga sudah dapat kartu dan bahkan dananya sudah mereka dapatkan. Sementara kami belum dapat kartu," tutur Akbar. Karena telat mendapat kartu, Abibah jadi sering mengeluh dan marah-marah. "Malah gara-gara itu ibu terlihat stres karena seringkali memikirkan itu. Belum lagi harga beras naik," cerita Akbar. Pada Minggu pagi (03/10/2005) Akbar kembali disuruh ibunya untuk mengecek kartu itu itu di rumah salah seorang pegawai kelurahan. Akbar pun menuruti perintah ibunya. Namun, sekitar pukul 23.00 Wita, saat kembali dari rumahnya, Akbar telah mendapati ibunya tergeletak di dekat pintu rumah. Abibah diperkirakan telah meninggal karena stres. Sementara itu, ketua RW di lokasi Abibah bermukim, Ishak Rahman, mengakui Abibah belum menerima kartu penerima dana kompensasi. "Beliau memang belum terima. Tapi saya tidak tahu kenapa sampai sekarang kartunya belum keluar," tutur Ishak. Jenazah Abibah kini masih di rumah sakit Bhayangkara, Jl Andi Mappaoddang untuk divisum.(nrl) http://jkt2.detiknews.com/indexfr.php?url=http://jkt2.detiknews.com/index.php/detik.read/tahun/2005/bulan/10/tgl/04/time/173734/idnews/455064/idkanal/10 Ingin belajar Islam? Mari bergabung milis Media Dakwah Kirim email ke: [EMAIL PROTECTED] __________________________________ Yahoo! Mail - PC Magazine Editors' Choice 2005 http://mail.yahoo.com ------------------------ Yahoo! Groups Sponsor --------------------~--> Help save the life of a child. Support St. Jude Children's Research Hospital. http://us.click.yahoo.com/ons1pC/lbOLAA/E2hLAA/BRUplB/TM --------------------------------------------------------------------~-> *************************************************************************** Berdikusi dg Santun & Elegan, dg Semangat Persahabatan. Menuju Indonesia yg Lebih Baik, in Commonality & Shared Destiny. http://www.ppi-india.org *************************************************************************** __________________________________________________________________________ Mohon Perhatian: 1. Harap tdk. memposting/reply yg menyinggung SARA (kecuali sbg otokritik) 2. Pesan yg akan direply harap dihapus, kecuali yg akan dikomentari. 3. Reading only, http://dear.to/ppi 4. Satu email perhari: [EMAIL PROTECTED] 5. No-email/web only: [EMAIL PROTECTED] 6. kembali menerima email: [EMAIL PROTECTED] Yahoo! Groups Links <*> To visit your group on the web, go to: http://groups.yahoo.com/group/ppiindia/ <*> To unsubscribe from this group, send an email to: [EMAIL PROTECTED] <*> Your use of Yahoo! Groups is subject to: http://docs.yahoo.com/info/terms/