Yth KH Abdullah Gymnastiar

Bismillâhirrahmânirrahîm
Assalâmu'alaikum Warahmatullâhi Wabarâkâtuh,

Bagaimana kabarnya Aa ?.
Semoga Aa dan keluarga dalam keadaan sehat wal afiat, dan tidak ikut
mengantri minyak tanah ataupun premium apalagi pertamax, seperti rakyat
kebanyakan.

Aa yang dimuliakan Allah,
Saya termasuk orang yang sering menikmati ceramah Aa.
Di televisi, radio ataupun rekamannya. Tulisan-tulisan Aa juga sering
saya baca.
Ceramah Aa itu ringan, enak disimak dan menyejukkan. .
Sampai-sampai banyak kaum non-muslim yang juga ikut mengagumi Aa. Bahkan
teman-teman di Jaringan Islam Liberal juga menjadikan dakwah Aa sebagai
teladan.
Kata mereka, dakwah Aa sejuk tidak 'brangasan' seperti FPI ataupun MUI
yang mengeluarkan fatwa yang membakar jenggot mereka.
Aa memang bisa merangkul banyak kalangan.


Tapi beberapa hari ini saya bingung dengan sikap Aa.
Itu terjadi setelah saya menyimak sebuah iklan layanan masyarakat (?)
tentang BBM; mungkin tepatnya layanan pemerintah; yang memakai Aa
sebagai narasumber.

Di tengah gejolak menolak kenaikan harga BBM, Aa meminta rakyat tetap
bersabar dan mau berkorban.

Mungkin Aa mau bercerita behind the scene,
apakah naskah yang Aa baca itu pesanan pemerintah,
atau Aa sendiri memang menyampaikannya dari lubuk hati Aa yang paling
dalam ?.

Terus terang iklan itu buat saya jadi tidak menyejukkan.
Iklan itu terlalu menyederhanakan masalah; apa iya kenaikan BBM cukup
dihadapi dengan bersabar ?.

Saya percaya Aa juga ikut menyimak dari koran dan televisi ihwal
kesusahan rakyat akibat kenaikkan BBM.
Sebelum BBM naik saja, rakyat sudah menderita. Ibu-ibu mengantri
berjam-jam hanya untuk bisa membeli 5 liter minyak tanah. Tetangga saya,
seorang pedagang pecel dan gorengan, harus berkeliling ke beberapa RW,
menggapai dari pengecer ke pengecer untuk mendapatkan satu jerigen saja
untuk keperluan dagang. Ketika ada harganya pun sudah 2 ribu rupiah
perliter. Ia terpaksa membeli, kalau tidak berarti tak ada dagangan dan
tak ada pemasukan.

Aa yang budiman,
Saya juga percaya Aa tahu bahwa kalau harga BBM naik itu berarti
mendongkrak harga barang-barang yang lain.

Tarif angkutan sudah pasti naik. Tidak tanggung-tanggung, ORGANDA minta
menaikkan tarifnya 40 persen. Ongkos angkot yang jarak dekat, semula
Rp.1.200,- menjadi Rp.1.700,-.
Beras, misalnya, sudah melejit jauh sebelum pengumuman kenaikan BBM.
Belum lagi listrik.
Mungkin Aa baca kalau tahun depan PLN sudah akan menaikkan tarif listrik
secara berkala.
Itu semua berarti pengeluaran tambahan, sementara pendapatan rakyat
belum tentu bertambah.
Artinya, jumlah orang miskin akan terus bertambah.
Seperti kata Pak Alwi Shihab, Menko Kesra RI, jumlah orang miskin
bertambah.

Sementara itu dana kompensasi BBM yang dikucurkan pemerintah Aa tahu
sendiri kan, gimana jadinya ?.
Sudahlah tak memadai juga tidak menjangkau semua orang fakir miskin.
Saya bingung, bagaimana satu keluarga bisa hidup dengan tambahan uang
sebesar 100 ribu rupiah perbulan ?.
Sekedar cerita, ada tetangga saya yang benar-benar mengandalkan hidup
dari dana kompensasi itu karena suaminya sudah tak bekerja lagi. Kalau
dihitung-hitung, berarti keluarga itu harus hidup dengan uang sebesar 3
ribu rupiah perhari. Itu sama dengan satu kali jatah makan saya di
warteg yang sederhana. Menunya nasi sepiring, 2 potong tahu, sayur, dan
2 potong gorengan.
Kalau di Dapur Teteh entah bisa dibelikan apa uang sebesar itu.

Aa juga tahu kan anak-anak harus sekolah. Karena muslim tak boleh bodoh
dan malas.
Tapi bagaimana bisa menyekolahkan anaknya kalau uang tak ada ?.

Dana BOS dari pemerintah hanya cukup dipakai membayar SPP.
Lalu bagaimana dengan seragam sekolah, alat-alat tulis, tas, dan
buku-buku pelajaran. Itu susah untuk terbeli.

Aa juga pasti tahu kan kalau para guru rajin betul menjual aneka buku
pelajaran kepada para murid.
Alasannya untuk menambah kesejahteraan mereka.

Belum lagi kalau sakit, A, berat.
Memang ada jaminan kesehatan bagi keluarga miskin.
Tapi bagaimana kalau yang sakit parah, harus opname, obat-obatnya mahal.
Apakah ada jaminan dari pemerintah ? Bagaimana juga
kalau yang sakit adalah tulang punggung keluarganya, sang ayah ?.
Siapa yang harus mencari nafkah dan siapa yang harus menemani sang ayah
di rumah sakit ?.

Saya bersyukur Allah masih berkenan memberi saya kecukupan rizki, sama
seperti kepada Aa (malah mungkin rizki Aa lebih baik dari saya).
Ketika BBM dan segala lainnya naik, saya berusaha bersabar dan hidup
(makin) berhemat.
Tapi buat tetangga-tetangga saya yang miskin, mereka bingung A, apa yang
mau dihemat ?.

Maka apa cukup menghadapi kenaikan BBM dengan bersabar, A ?.
Bukankah rakyat harus tahu kenapa kita yang katanya kaya minyak kok
harus menjual BBM dengan harga mahal ?.
Kenapa juga kaya minyak kok harus mengimpor minyak ?.
Dulu sewaktu Pertamina kaya raya kok rakyat tidak merasakan sejahtera,
ya A ?.
Tapi begitu pailit (itu juga katanya) rakyat diajak "bersabar dan
berkorban", seperti anjuran Aa.

Kalau kepala kita benjol kejedot pintu bersabar adalah jawabannya.
Tapi bagaimana kalau benjolnya karena dipukul orang, padahal kita tak
bersalah ?.
Rasanya kita harus menuntut keadilan atas pemukulan tersebut ya, A ?.
Karena kan sabar itu bukan berarti diam dan pasrah, tapi juga menuntut
hak kita.

Kata Imam an-Nawawi dalam kitab Riyadush Shalihin bab Sabar; saya
percaya Aa sering membacanya;
sabar itu ada tiga macam; sabar, menghadapi musibah, sabar menghadapi
kemaksiatan, dan sabar mengerjakan ketaatan.

Nah, menghadapi pemimpin yang suka memiskinkan rakyat termasuk sabar
menghadapi kemaksiatan ya, A ?.
Artinya, rakyat harus menuntut hak-hak mereka yang sudah dihalangi oleh
pemerintah.

Pak Revrisond Baswir yang ekonom pernah menulis artikel Mengapa
Masyarakat (Perlu) Menolak Kenaikan BBM ?.
Beliau bilang alasan kenaikan harga BBM yang diberi pemerintah kepada
masyarakat itu manipulatif dan menyesatkan.

Ih, ngeri betul ya A ada orang yang suka bohong, apalagi membohongi
rakyat.
Kata beliau salah satu alasan kenaikan harga BBM adalah untuk
liberalisasi ekonomi.

Menurut beliau negara Indonesia sudah terikat perjanjian dengan IMF
untuk melaksanakan konsensus Washington, untuk menjalankan ekonomi
liberal.
Sebagai unsur dari agenda Konsensus Washington, tujuan utama kebijakan
peniadaan subsidi BBM pada dasarnya adalah untuk memperbesar peranan
mekanisme pasar dalam penyelenggaraan perekonomian Indonesia.

Pada tahap selanjutnya, sejalan dengan dilakukannya unbundling
PT.Pertamina, sebagaimana terungkap dalam Undang Undang (UU) Minyak dan
Gas No. 22/2001, kebijakan tersebut diharapkan dapat merupakan insentif
bagi para investor pertambangan untuk menanamkan modal mereka di
Indonesia.

Sebagaimana diketahui, sudah sejak lama perusahaan-perusahaan
multinasional yang bergerak dalam bidang pertambangan minyak dan gas,
seperti Exxon Mobil, Chevron Texaco, BP Amoco Arco, Total Fina Elf, dan
Shell, sangat berhasrat untuk memperluas wilayah kerja mereka di
Indonesia.

Padahal, sesuai dengan UU Pertambangan Minyak dan Gas No. 44 Prp/ 1960
dan UU Perusahaan Pertambangan Minyak dan Gas Bumi Negara No. 8/1971,
perusahaan-perusahaan multinasional tersebut hanya diperkenankan
berperan sebagai kontraktor dalam proses eksplorasi minyak dan gas di
Indonesia.

Itu artinya, kenaikkan harga BBM akan memuluskan neokolonialisme.

Ih, masa iya kita masih mau dijajah ya, A ?.

Masih kata Pak Revrisond, subsidi apapun yang diberikan pemerintah
selama ini banyak yang salah sasaran.
Solusinya bukan menghilangkan subsidi secara total, tapi melakukan
koreksi sistematis atas mekanisme subsidi tersebut.
Logika yang dipakai Pak Revrisond, apakah karena dalam pemerintahan
banyak korupsi lalu kita bubarkan pemerintahannya ?.
Jawaban Aa kira-kira bagaimana ?.

Pak Revrisond juga bilang kalau negara ini sebenarnya masih surplus uang
hasil penjualan minyak.
Proyeksi impor migas Indonesia katanya US$ 11, 3 milyar sedangkan ekspor
migasnya malah lebih besar, US$ 19,7
milyar.
Berarti kan masih ada untung, ya A ?.
Kok bisa dibilang tekor sih ?.

Aa yang berhati mulia,
Rasanya rakyat sudah kelewat bersabar, malah cenderung cuek.
BBM mau naik berapapun rakyat akan terima, meskipun mereka tahu hidup
mereka bakal makin susah.
Yang berdemo kan cuma mahasiswa.
Wakil rakyat saja juga setuju kenaikan harga BBM, termasuk dari
partai-partai Islam yang menjanjikan keadilan dan kesejahteraan.
Jadi anjuran bersabar dari Aa saya khawatirkan malah menyinggung hati
rakyat miskin.
Dianggap selama ini nggak bersabar, padahal mereka punya stok kesabaran
yang masya Allah.
Kalau cacing saja diinjak menggeliat, tapi orang Indonesia malah pasrah.

Aa, menurut saya anjuran sabar itu ada baiknya ditujukan kepada
presiden, menteri-menteri dan pejabat negara juga wakil rakyat.
Ajaklah mereka bersabar untuk tidak menaikkan harga BBM apalagi meminta
kenaikan gaji, atau ingin ngelencer ke daerah atau keluar negeri.
Minta juga mereka untuk bersabar tidak melakukan korupsi dan mau
bagi-bagi uang kepada rakyat.
Waktu mereka minta kenaikkan gaji sebenarnya umat ingin mendengar
teguran Aa supaya para pejabat itu malu pada diri sendiri dan bisa
menjaga hati.

Aa yang ganteng,
Dalam iklan itu Aa juga minta rakyat berkorban.
Saya lagi-lagi bingung, apa lagi yang mau dikorbankan ?.
Soalnya hidup saja sudah susah.
Ada tetangga saya yang tidak mampu beli beras miskin (raskin) padahal
harganya hanya seribu rupiah perliter. Ada supir angkot yang curhat pada
istri saya bahwa ia harus minjem beras 3 liter untuk makan keluarganya.
Ada juga tetangga ibu saya yang hampir tiap hari minjem beras pada
tetangga untuk makan.
Jadi, buat rakyat miskin, apa lagi yang harus dikorbankan, A ?.

Apakah perasaan dan harapan yang kini hanya itu yang mereka punya juga
harus ikut dikorbankan ?.
Maksudnya, mereka tidak usah berharap bisa hidup sejahtera di dalam
negeri yang alamnya kaya raya ini ?.
Mohon diterangkan pada kami yang bodoh ini A.

Apa sebaiknya anjuran berkorban itu ditujukan kepada para pejabat
negara, A ?.
Karena hidup mereka kan selalu makmur. Para pejabat itu kan banyak yang
hidup dari fasilitas negara.
Mereka tidak terlalu pusing soal harga BBM naik, toh mereka ada jatah
dari negara.
Rasanya mereka itu yang pantas berkorban untuk rakyat.

Cobalah Aa dengan tim MQ membuat iklan layanan masyarakat yang
menghimbau pejabat untuk berkorban, rela dipotong gajinya untuk
disumbangkan kepada fakir miskin, tidak memakai fasilitas negara kecuali
untuk urusan dinas.

Kalau kami yang bicara rasanya tidak terlalu didengar. Kami hanya bisa
berdemo dan berdoa.
Tapi Aa kan bisa bicara seperti itu di televisi, di radio dan menulis di
buku.

Aa Gym yang pandai menjaga hati,
Saya pernah membaca sebuah hadits dari Imam ath-Thabrani yang berbunyi,
"Barangsiapa yang melihat penguasa yang zhalim, yang menghalalkan apa
yang diharamkan Allah, melanggar janji Allah dan menyalahi RasulNya,
berbuat kejam dan aniaya terhadap hamba-hamba Allah dengan
sewenang-wenang dan ia tidak mau mengubah dengan kata-kata dan
perbuatan, maka pantaslah Allah memasukkannya ke tempat yang telah
disediakan Allah baginya (neraka)".
Imam at-Tirmidzi juga meriwayatkan, "Akan datang penguasa fasik dan
zhalim, maka barangsiapa percaya kepada kebohongannya dan membantu
kezhalimannya, maka dia bukan dari golonganku dan aku bukan dari
golongannya, dan dia tidak akan masuk surga".

Wah, ngeri ya A ?.
Bagaimana dengan pemerintah RI ini ?.
Kata mantan Menko Ekuin dan Ketua Bappenas Kwik Kian Gie, yang namanya
subsidi BBM sebenarnya tak pernah ada.
Artinya itu bohong. Bagaimana ini A ?.
Lalu apa pantas ya A para pejabat negara ini hidup makmur dengan
penghasilan yang berlimpah plus fasilitas negara, sedangkan rakyatnya
banyak yang miskin. Malah ada yang busung lapar. Itu namanya zhalim kan,
ya A.
Betul begitu kan ?.
Mohon dikoreksi bila salah.

Saya terus terang jadi ngeri kalau termasuk ke dalam golongan yang
disebut dalam dua hadits di atas.
Sudahlah amal ibadah saya banyak cacatnya, ditambah membantu kezhaliman
lagi.
Amit-amit, na'udzubillahi min dzalik.

Aa Gym yang tinggal di Bandung,
Sebenarnya saya mau menulis banyak kepada Aa.
Tapi saya sudah ngantuk dan capek memikirkan perilaku para pemimpin di
negeri ini.
Mereka itu merasa pelayan rakyat atau pemilik negara ini, ya A ?.
Kalau pelayan seharusnya berusaha mensejahterakan rakyat, bukannya
menambah kesengsaraan rakyat.

Saya berharap Aa senang menerima surat ini, tidak tersinggung, apalagi
merasa digurui.
Kalau ada sesuatu yang dirasa menyinggung hati Aa anggaplah itu bagian
amar ma'ruf nahi mungkar.
Karena katanya sekarang banyak dai yang lebih senang amar ma'ruf
(menyuruh orang berbuat baik) tapi segan ber-nahi mungkar alias mencegah
kemungkaran.
Karena memang nahi mungkar itu berat, ya A ?.

Orang bisa tersinggung kalau dibilang mungkar.
Padahal seperti kata Aa kita tidak boleh menyinggung hati orang dalam
berdakwah.
Tapi saya susah melakukan itu. Apalagi kalau melihat pemimpin yang bebal
dan suka membodohi rakyat. Huh hati saya panas.

Ah, sudah dulu ya A saya mohon pamit.
Sekali lagi mohon maaf atas kelancangan surat ini.
Salam untuk keluarga dan seluruh santri Darut Tauhid.

Kapan-kapan saya ingin menjajal makanan di Dapur Teteh yang katanya enak
itu, tapi kalau ada uang. Soalnya saya biasa makan di warteg dekat
kantor. Murah, seporsi hanya 3 ribu sampai 5 ribu rupiah. Lebih dari itu
rasanya berat buat saya, dan nggak tega melihat orang makin susah di
jaman ini.
Ah, sudah dulu, nanti nggak ada habisnya.

Jazakallah khairan katsira.
Wassalâmu'alaikum Warahmatullâhi Wabarâkâtuh

M. Iwan Januar
***
Surat Terbuka Untuk Aa Gym
hayatulislam.net
Publikasi 03/10/2005




------------------------ Yahoo! Groups Sponsor --------------------~--> 
Help Sudanese refugees rebuild their lives through GlobalGiving.
http://us.click.yahoo.com/V8WM1C/EbOLAA/E2hLAA/BRUplB/TM
--------------------------------------------------------------------~-> 

***************************************************************************
Berdikusi dg Santun & Elegan, dg Semangat Persahabatan. Menuju Indonesia yg 
Lebih Baik, in Commonality & Shared Destiny. http://www.ppi-india.org
***************************************************************************
__________________________________________________________________________
Mohon Perhatian:

1. Harap tdk. memposting/reply yg menyinggung SARA (kecuali sbg otokritik)
2. Pesan yg akan direply harap dihapus, kecuali yg akan dikomentari.
3. Reading only, http://dear.to/ppi 
4. Satu email perhari: [EMAIL PROTECTED]
5. No-email/web only: [EMAIL PROTECTED]
6. kembali menerima email: [EMAIL PROTECTED]
 
Yahoo! Groups Links

<*> To visit your group on the web, go to:
    http://groups.yahoo.com/group/ppiindia/

<*> To unsubscribe from this group, send an email to:
    [EMAIL PROTECTED]

<*> Your use of Yahoo! Groups is subject to:
    http://docs.yahoo.com/info/terms/
 




Kirim email ke