Saya sering membaca pernyataan sebagian ekonom yang
kurang realistis (mis: terlalu fokus pada angka-angka
makro ekonomi), sehingga lupa realita yang terjadi di
masyarakat. Akhirnya ketika mayoritas rakyat menderita
karena berbagai kenaikan harga barang sementara
penghasilan tetap, mereka dengan bangga menunjukkan
angka perkembangan ekonomi Indonesia sebesar 6-8%.

Sebagai contoh, LPEM-UI melakukan riset dan sampai
pada kesimpulan bahwa kenaikan harga BBM akan
mengurangi jumlah penduduk miskin. Ketika harga BBM
naik dan ada berita2 tentang busung lapar serta
puluhan balita tewas akibat penyakit tersebut, muncul
joke di masyarakat bahwa ternyata riset tersebut
benar. Jumlah penduduk miskin berkurang. Tapi bukan
berkurang karena mereka jadi makmur, tapi karena mati
kelaparan.

Kemudian ada juga ekonom yang terlalu
mengecil-ngecilkan angka inflasi akibat kenaikan harga
BBM. Sebagai contoh ada yang menyatakan bahwa untuk
setiap 10% kenaikan harga BBM akan menimbulkan inflasi
sebesar 0,3-0,5%. Artinya, jika harga BBM dinaikan
hingga 100%, maka angka inflasi hanya 3-5% saja.
Ternyata perkiraan tersebut tidak sesuai di lapangan.

Untuk bis angkutan umum saja paling tidak naik 33%
(dari Rp 1.500 jadi Rp 2.000). Kemudian dari berbagai
berita di media massa (mis:Kompas) ternyata kenaikan
harga barang kebutuhan hidup sehari2 mencapai
rata-rata 35%.

Ketika ada yang meramalkan Indonesia akan mengalami
Stagflasi, ada ekonom (mis: Chatib Basri) yang dengan
enteng menyanggahnya sambil mengatakan bahwa
pertumbuhan ekonomi Indonesia akan meningkat sebesar
6% pada tahun 2006.

Menurut saya, seandainya angka perkembangan ekonomi
Indonesia mencapai 1.000% pun tidak akan berarti jika
ternyata mayoritas rakyatnya hidup semakin susah.

Pada kenaikan harga BBM yang mencapai sekitar 150%
jika kita hitung dari bulan April 2005, biaya
transportasi meningkat sekitar 67% (dari Rp 1.200
menjadi Rp 2.000). Ada keluarga yang pengeluaran
transportnya mencapai hingga 70% dari pendapatannya
(baca Kompas 8 Oktober 2005). Kemudian harga kebutuhan
hidup sehari2 meningkat hingga 35%.

Jika sebelumnya pengeluaran cukup Rp 700 ribu/bulan,
setelah kenaikan jadi Rp 945 ribu/bulan.

Walhasil keluarga yang penghasilannya Rp 800 ribu-900
ribu yang sebelumnya tidak termasuk miskin, sekarang
jadi miskin. Jadi ada penambahan jumlah penduduk
miskin. Dan dana kompensasi yang hanya Rp 100
ribu/bulan itu tidak dapat menutupi selisih kenaikan
harga tersebut.

Kenaikan harga BBM akan mengakibatkan nasib sebagian
kecil rakyat (mis: pegawai pemerintah dan pegawai
perusahaan minyak) akan meningkat. Di sisi lain,
mayoritas warga akan termiskinkan secara massal karena
pendapatan mereka tidak bertambah tapi pengeluaran
bertambah. Bahkan ada yang terpaksa menganggur karena
ada pabrik yang tutup gara-gara tidak bisa beroperasi
akibat biaya operasional bertambah tinggi.
Salam


Ingin belajar Islam? Mari bergabung milis Media Dakwah
Kirim email ke: [EMAIL PROTECTED]


                
__________________________________ 
Yahoo! Music Unlimited 
Access over 1 million songs. Try it free.
http://music.yahoo.com/unlimited/


------------------------ Yahoo! Groups Sponsor --------------------~--> 
1.2 million kids a year are victims of human trafficking. Stop slavery.
http://us.click.yahoo.com/X3SVTD/izNLAA/E2hLAA/BRUplB/TM
--------------------------------------------------------------------~-> 

***************************************************************************
Berdikusi dg Santun & Elegan, dg Semangat Persahabatan. Menuju Indonesia yg 
Lebih Baik, in Commonality & Shared Destiny. http://www.ppi-india.org
***************************************************************************
__________________________________________________________________________
Mohon Perhatian:

1. Harap tdk. memposting/reply yg menyinggung SARA (kecuali sbg otokritik)
2. Pesan yg akan direply harap dihapus, kecuali yg akan dikomentari.
3. Reading only, http://dear.to/ppi 
4. Satu email perhari: [EMAIL PROTECTED]
5. No-email/web only: [EMAIL PROTECTED]
6. kembali menerima email: [EMAIL PROTECTED]
 
Yahoo! Groups Links

<*> To visit your group on the web, go to:
    http://groups.yahoo.com/group/ppiindia/

<*> To unsubscribe from this group, send an email to:
    [EMAIL PROTECTED]

<*> Your use of Yahoo! Groups is subject to:
    http://docs.yahoo.com/info/terms/
 



Kirim email ke