Sepakat. Dapat disimpulkan bahwa semua agama samawi umat manusia adalah
bersumber dari Satu Sumber. Dialah Allah SWT. Yang telah menurunkan Zabur
(Mazmur), Taurat, Injil, dan AlQuran. Juga pasti kita semua akan sepakat
bahwa ternyata sejak dulu manusia mempercayai hanya kepada satu Tuhan saja.
Atau dengan kata lain bahwa Kebenaran itu hanya satu. Lantas dimana kita
sekarang? Mari merenung, sebelum kita kembali kepada Tuhan Yang Satu. Nilai
sesuatu adalah ditentukan oleh motivasi. Mari merenung apakah peribadatan
dan keyakinan kita sudah kita dedikasikan untuk Sang Maha Pencipta Yang
Satu? Karena kesanalah kita semua kan kembali. Mari merenung, adakah aqidah
yang kita yakini bersumber dari millah yang satu? Yakni millah yang dibawa
oleh para Nabi,  mulai  dari Nabi Adam AS, Nuh AS, Ibrahim AS, Yaqub AS,
Daud AS, MusaAS, Isa AS, dan Nabi Muhammad SAW?

Ataukah kita hanya mengandalkan egoisme yang fanatis, tanpa mampu
mengendalikan akal?Padahal kepada Tuhan Yang Satu lah kita akan
dikembalikan. Mari merenung! Apakah kita sudah memulai segala hal dengan
Bismillah, yakni "Dengan Menyebut Nama Allah", atau dengan menyebut nama
selain itu? Padahal bukti sejarah telah membuktikan, bahwa jauh sebelum kita
dilahirkan umat terdahulu telah meyakini hanya ada Tuhan Yang Maha Satu.
Tidak ada yang lain!

Salam,

Sam Ba

----- Original Message -----
From: "RM Danardono HADINOTO" <[EMAIL PROTECTED]>
To: <ppiindia@yahoogroups.com>
Sent: Thursday, October 20, 2005 3:32 PM
Subject: [ppiindia] Re: Definisi Tuhan


Ini ada tulisan yang berkaitan thema:

"...Pada Konsili Efesus (431) wilayah suku Arab Harits dipimpin uskup
bernama `Abd Allah' (Hamba Allah). Inskripsi Zabad (512)
diawali `Bism al-Ilah' (Dalam nama Allah) lengkap dengan tanda salib
diikuti nama-nama Kristen, demikian juga Inskripsi `Umm al-Jimmal'
(abad-6) menyebut `Allahu ghafran' (Allah yang mengampuni).
Inskripsi `Hurran al-Lajja' (568) dan inskripsi lain pra'Islam' dari
lingkungan Kristen menggunakan nama Allah pula. Jadi, umat Yahudi &
Kristen berbahasa Arab sudah menggunakan nama `Allah' jauh sebelum
kelahiran agama Islam, dan ucapan Bismillah sudah digunakan oleh
orang Yahudi berbahasa Arab, lama sebelum ada Islam bahkan pada abad-
5sM sudah ditulis Ezra dalam kitabnya, dan tentu saja orang Kristen
berbahasa Arab sejak abad-1 juga sudah menggunakannya. Rupanya,
karena ucapan `bismillah' sudah umum diucapkan oleh umat Yahudi dan
Kristen berbahasa Arab sebelum kehadiran agama Islam, waktu penulisan
Al-Quran, ucapan itu digunakan sebagai pembuka setiap Surat/surah. .."
---------

Menarik bukan? lengkapnya silakan baca:



BISMILLAH

Pada kesempatan tanya jawab pada acara ceramah soal `Nama Allah' baru-
baru ini, ada peserta yang bertanya: "Bolehkah umat kristen
mengucapkan Bismillah? Soalnya, bukankah itu ucapannya orang Arab dan
Islam?" (Bismillah dalam bahasa Indonesia adalah `Dalam Nama Allah').

Pertanyaan ini timbul dilatar belakangi kekurang-tahuan yang dicampur-
adukkan dengan prasangka dan sikap alergi terhadap semua yang berbau
Arab dan Islam, seakan-akan yang Arab itu pasti Islam dan yang Islam
itu pasti Arab. Kerancuan berfikir demikian seharusnya hilang dari
pemikiran karena Arab tidak identik dengan Islam, dan orang Arab yang
beragama Yahudi dan Kristen sudah jauh ada sebelum adanya agama
Islam, dan bahasa Arab sudah hadir di Timur Tengah jauh sebelum
penulisan Al-Quran.

Dalam Alkitab Perjanjian Lama, di masa Raja Salomo sudah disebutkan
adanya raja-raja Arab (1Raj.10:15). Dalam kitab Yesaya orang Arab
sebagai pengembara yang berkemah (nomad, Yes.13:20), Arabia
disebutkan dalam Yes.21:13, dan Yeremia menyebut orang Arab yang di
padang gurun (Yer.3:2). Dalam Perjanjian Baru sudah disebutkan bahwa
ada orang Arab hadir dalam peristiwa di hari Pentakosta dan mendengar
kotbah Petrus dalam bahasa Arab (Kis.2:11), demikian juga rasul
Paulus dalam pertobatannya pergi ke tanah Arab dan Siria (Gal.1:17)
dan Hagar (Ibu dari Ismael yang adalah salah satu jalur nenek-moyang
Arab) disebut sebagai gunung Sinai di tanah Arab (Gal.4:25). Semua
yang disebutkan disini terjadi jauh sebelum kehadiran agama Islam di
abad-7M.

Pada konsili-konsili awal Gereja Kristen mula-mula, sudah ada wakil
orang Arab beragama Kristen dan beberapa uskup berbangsa Arab hadir
disitu. Di tahun 225 terdapat keuskupan di Beth-Katraye di wilayah
Quatar. Kekristenan mengalir ke suku-suku Himyar, Ghasan, Taglib,
Tanukh, Tayy dan Quda'a, jauh sebelum kedatangan agama Islam. Seorang
ratu Arab, Maria namanya, beragama Kristen. Dia pernah mengundang
uskup Musa untuk tinggal di tengah bangsanya (Anton Wessels, Arab dan
Kristen, BPK-GM, 2002, hlm.33, dikutip dari Azis A. Atiya, A History
of  Eastern Christianity, London, 1968, hlm.258).

Sekarang bagaimana dengan ucapan Bismillah yang artinya `Dalam Nama
Allah' itu? Nama Allah itu nama Tuhan siapa dan yang mana? Tuhan
orang Arab atau juga Allah orang Yahudi dan Kristen dalam bahasa
Arab?

Menarik untuk diketahui bahwa dalam Tenakh Yahudi, kata `Alaah' (hla,
alef-lamed-he) bisa berarti `sumpah' (1Raj.8:31;2Taw.6:22) tetapi
juga menjadi kata dasar dari kata `Eloah' dan `Elohim'. Fakta
menunjukkan juga bahwa kata `Alaah' (hla) dalam kitab Ezra 5:1
sekalipun ditulis dalam aksara Ibrani dimengerti dalam bahasa Aram
sebagai `Alaah' yang artinya sama dengan El/Elohim/Eloah Ibrani (ayat
itu berbunyi `Bashum Alaah Yisraeel' - Dalam Nama Allah Israel. Dalam
Ezr.6:14 juga ditemukan kalimat `Alaah Yisraeel' - lihat Interlinear
Bible dalam PC Study Bible. Bandingkan ini dengan `Elohe Yisrael').
Perlu diketahui bahwa dalam Tenakh (PL) sebagian kitab Ezra (4:8 -
6:18;7:12-26), Daniel (2:4b - 7:28), dan Yeremia (10:11) ditulis
dalam bahasa Aram tetapi dengan aksara Ibrani.

Jadi nama Allah itu sudah lama dipakai dikalangan Israel yang
berbahasa Aram dimana Ezra menuliskannya dalam suratnya, dan
ucapan `Bashum Alaah' (Ezr.5:1) dalam bahasa Aram yang dalam bahasa
Arab menjadi `Bismillah' sudah lama digunakan oleh orang Yahudi jauh
sebelum ada agama Islam. Kita tahu bahwa bahasa Aram itu salah satu
nenek-moyang bahasa Arab.

Kelompok Pemuja Nama Yahweh yang sangat alergi nama `Allah'
dalam `Kitab Suci Taurat dan Injil' menerjemahkan Ezr.5:1;6:14 (Alaah
Yisraeel) sebagai `Eloim Israel' dan dalam `Kitab Suci Umat
Perjanjian Tuhan' menerjemahkannya sebagai `Tuhan Israel.' Jadi,
dalam konteks ayat-ayat Ezr.5:1;6:14, sebenarnya para pemuja nama
Yahweh dalam kedua Kitab Suci itu mengakui juga bahwa `Allah adalah
Eloim dan Tuhan Israel.'

Pada Konsili Efesus (431) wilayah suku Arab Harits dipimpin uskup
bernama `Abd Allah' (Hamba Allah). Inskripsi Zabad (512)
diawali `Bism al-Ilah' (Dalam nama Allah) lengkap dengan tanda salib
diikuti nama-nama Kristen, demikian juga Inskripsi `Umm al-Jimmal'
(abad-6) menyebut `Allahu ghafran' (Allah yang mengampuni).
Inskripsi `Hurran al-Lajja' (568) dan inskripsi lain pra'Islam' dari
lingkungan Kristen menggunakan nama Allah pula. Jadi, umat Yahudi &
Kristen berbahasa Arab sudah menggunakan nama `Allah' jauh sebelum
kelahiran agama Islam, dan ucapan Bismillah sudah digunakan oleh
orang Yahudi berbahasa Arab, lama sebelum ada Islam bahkan pada abad-
5sM sudah ditulis Ezra dalam kitabnya, dan tentu saja orang Kristen
berbahasa Arab sejak abad-1 juga sudah menggunakannya. Rupanya,
karena ucapan `bismillah' sudah umum diucapkan oleh umat Yahudi dan
Kristen berbahasa Arab sebelum kehadiran agama Islam, waktu penulisan
Al-Quran, ucapan itu digunakan sebagai pembuka setiap Surat/surah.

Dari hal di atas kita tahu bahwa nama Ilah/Allah dalam bahasa Arab
adalah padanan nama `El/Elohim/Eloah' bahasa Ibrani
dan `Alah/Alaha/Elah/Elaha' dalam bahasa Aram Siria (kata sandang
definitif `ha' dalam bahasa Ibrani tidak biasa digunakan bila
menunjuk pada El/Eloah/Elohim), dan ucapan Bismillah sekedar ucapan
peneguh iman `Dalam Nama Allah.'

Kita harus sadar adanya kenyataan bahwa sekarang ada 4 (empat) versi
Alkitab dalam bahasa Arab yang digunakan umat Kristen berbahasa Arab
dan ke-empatnya menggunakan `nama Allah,' dan dalam keempat versi
itu, Ezr.5:1 ditulis `Bismillah' juga. Itu tidak berarti bahwa
Alkitab bahasa Arab meniru ucapan dalam Alquran (Dalam Al-Quran
ucapan `Bismillah' menjadi pembuka setiap surat), karena sudah
terbukti umat Yahudi dan Kristen berbahasa Aram/Arab sudah jauh
sebelum Islam menggunakan nama dan ucapan itu. Saat ini bangsa Arab
yang beragama Kristen jumlahnya sekitar 10 juta orang dan semuanya
menggunakan `nama Allah' dan mengucapkan `Bismillah' juga!

Berdasarkan hal ini, pertanyaan peserta yang disebutkan di awal
artikel ini bisa dijawab bahwa tidak ada salahnya kalau kita
mengucapkan kata `Bismillah' (dengan pengertian Alaah Yisraeel) kalau
berhadapan dengan orang Arab atau yang beragama Islam, dan kalau kita
ditanya mengapa menggunakan ucapan itu, kita dapat menjawab bahwa
dalam Alkitab Perjanjian Lama sudah tertulis ucapan itu dalam dialek
Aram yaitu `Bashum Alaah' (Ezr.5:1, abad-6sM), 13 abad sebelum Al-
Quran ditulis, Satu abad sebelum agama Islam lahir, Inskripsi Zabad
dari kalangan Kristen Arab sudah menuliskan `Bism al-ilah' yang
menunjukkan bahwa secara lisan ucapan itu sudah dipakai oleh umat
Yahudi dan Kristen yang berbahasa Arab jauh sebelum digunakan dalam
Al-Quran.

Salam kasih dari Redaksi www.yabina.org


--- In ppiindia@yahoogroups.com, Lina Dahlan <[EMAIL PROTECTED]> wrote:
>
> Definisi Tuhan
> Demi untuk memudahkan kaji, sebaiknya kita mulai
> dengan memberikan definisi tuhan, supaya pengertian
> kita sama. Tentu definisi yang paling tepat ialah yang
> diambil dari pemahaman akan pengertian tuhan menurut
> yang dijabarkan di dalam al-Qur'an. Untuk itu, perlu
> kita sadari dua kenyataan terpenting, yang pasti akan
> kita peroleh apabila kita kaji dengan sungguh-sungguh
> kandungan al-Qur'an.
>
> Kenyataan pertama ialah, di dalam al-Qur'an kita tidak
> pernah menemukan suatu ayat pun yang membicarakan
> atheist atau atheisme. Suatu hal yang kiranya sangat
> penting kita fikirkan mengingat kenyataan di zaman
> modern ini jutaan manusia telah menyatakan diri mereka
> sebagai "atheist" atau "orang yang tidak bertuhan".
> Setiap orang yang berideologi komunis mengaku, bahwa
> mereka tidak bertuhan (atheist). Mendiang Chou Eng
> Lai, perdana menteri RRC, pernah berpidato di
> alun-alun Bandung, ketika ia berkunjung ke sana semasa
> konperensi Asia-Afrika dahulu (1955) dengan bangga
> mengatakan, bahwa mereka sebagai komunis dengan
> sendirinya tidak bertuhan. Kalau kita jumlahkan rakyat
> RRC dengan Rusia ditambah dengan semua negara
> satelit-satelitnya yang menganut faham komunis, maka
> kira-kira sepertiga penduduk dunia sekarang ini adalah
> atheist, jika yang dikatakan bekas perdana menteri
> Cina itu benar.
>
> Sungguh suatu tanda tanya besar bagi setiap Muslim,
> yang yakin akan kesempurnaan kitab sucinya. Mungkinkah
> Allah telah "lupa" menyebutkan kenyataan ini, sehingga
> al-Qur'an tidak menyebut sama sekali akan atheist dan
> atheisme ini. Akibatnya, ialah kamus bahasa 'Arab sama
> sekali tidak mengenal istilah atheist itu. Memang,
> orang-orang 'Arab modern sekarang ini mempergunakan
> perkataan "mulhid" untuk "atheist", dan "ilhad" untuk
> atheisme, namun kalau kita selidiki di dalam al-Qur'an
> perkataan "mulhid dan ilhad" artinya sangat jauh dari
> "atheist dan atheisme". Perkataan "ilhad" berasal dari
> kata "lahada" yang artinya "menggali lobang atau
> terjerumus ke dalam lobang galian". Ingat, dalam
> bahasa Indonesia pun kita mengenal "liang lahad", yang
> berasal dari kata Arab "lahada" ini. "Mulhid" dalam
> al-Qur'an artinya kira-kira "orang yang terjerumus di
> dalam kesesatan", jadi tidak ada hubungannya dengan
> arti harfiah dari atheist.
>
> Kenyataan kedua ialah, perkataan "ilah", yang selalu
> diterjemahkan "tuhan". Di dalam al-Qur'an dipakai
> untuk menyatakan berbagai objek, yang dibesarkan atau
> dipentingkan manusia. Misalnya, di dalam ayat Q. 45:23
> dan Q.25:43.
>
> "Tidakkah kamu perhatikan betapa manusia meng-ilahkan
> keinginan-keinginan pribadi mereka .?"
> Dalam ayat Q. 28:38, perkataan "ilah" dipakai olch
> Fir'aun untuk dirinya sendiri:
>
> "Dan Fir'aun berkata: 'Wahai para pembesar, aku tidak
> menyangka, bahwa kalian masih punya ilah selain
> diriku'."
> Dari contoh ayat-ayat tersebut di atas, ternyata
> perkataan "ilah" bisa mengandung arti berbagai benda,
> baik abstrak (nafsu atau keinginan pribadi) maupun
> benda nyata (Fir'aun atau raja, atau penguasa yang
> dipatuhi dan dipuja). Dari dua kenyataan di atas
> dapatlah diambil kesimpulan sebagai berikut: Tidak
> adanya perkataan atheist dan atheisme di dalam
> al-Qur'an membuktikan, bahwa tidak mungkin manusia itu
> tidak bertuhan.
>
> Faham atheisme adalah omong kosong, tidak logis, dan
> tidak masuk 'akal. Menurut logika al-Qur'an: setiap
> orang mesti bertuhan. Alternatip yang mungkin ialah
> bertuhan satu (monotheist) atau bertuhan banyak
> (polytheist = bcrluhan lebih dari satu). Oleh karena
> itu, perkataan "ilah" di dalam al-Qur'an juga dipakai
> dalam bentuk tunggal (mufrad: ilaahun), ganda
> (muthanna: ilaahaini), dan banyak (jama': aalihatun).
> Bertuhan nol atau atheisme tidak mungkin. Untuk dapat
> mengerti dengan tuntas akan masalah ini dapatlah kita
> buat definisi "tuhan" atau "ilah" yang tepat,
> berdasarkan logika al-Qur'an sebagai berikut:
>
> Tuhan (ilah) ialah sesuatu yang dipentingkan (dianggap
> penting) oleh manusia sedemikian rupa, sehingga
> manusia merelakan dirinya dikuasai (didominir) olehnya
> (sesuatu itu).
>
> Perkataan "dipentingkan" hendaklah diartikan secara
> luas. Tercakup di dalamnya yang dipuja, dicintai,
> diagungkan, diharap-harapkan dapat memberikan
> kemaslahatan atau kegembiraan, dan termasuk pula
> sesuatu yang ditakuti akan mendatangkan bahaya atau
> kerugian. Syaikhul Islam Ibnu Taimiyah memberikan
> definisi al ilah sebagai berikut:
>
> Al-ilah ialah: yang dipuja dengan penuh kecintaan
> hati; tunduk kepadanya, merendahkan diri di
> hadapannya, takut dan mengharapkannya, kepadanya
> tempat berpasrah ketika berada dalam kesulitan,
> berdo'a dan bertawakkal kepadanya untuk kemaslahatan
> diri, meminta perlindungan dari padanya, dan
> menimbulkan ketenangan di saat mengingatnya dan
> terpaut cinta kepadanya. (Dr. Yusuf Qardawi: "Tauhid
> dan Fenomena Kemusyrikan, (Haqiqat Al-Tauhid)
> terjemahan H. Abd. Rahim Haris, Pustaka Darul Hikmah,
> Bima, hal. 26 - 27).
>
> Berdasarkan definisi ini dapatlah difahami, bahwa
> tuhan itu bisa berbentuk apa saja, yang dipentingkan
> oleh manusia. Yang pasti ialah manusia tidak mungkin
> atheist, tidak mungkin tidak bertuhan. Berdasarkan
> logika al-Qur'an bagi setiap manusia mesti ada sesuatu
> yang dipcrtuhankannya. Dengan demikian, maka
> orang-orang komunis itu pun pada hakikatnya bertuhan
> juga. Adapun tuhan mereka ialah ideology atau
> angan-angan (Utopia) mereka, yaitu terciptanya
> "masyarakat komunis, di mana setiap orang boleh
> bekerja menurut kemampuan masing-masing dan
> mendapatkan penghasilan sesuai dengan kebutuhan
> masing-masing", sebagai yang dirumuskan dengan jelas
> oleh pemimpin mereka, Lenin, di dalam manifesto
> communisme-nya: "From everyone according to his
> ability, and for everyone according to his need."
> Ungkapan inilah yang diterjemahkan oleh para pemimpin
> mendiang PKI (Partai Komunis Indonesia) dahulu dengan
> slogan: "sama rata sama rasa". Orang komunis
> sebenarnya memimpikan terciptanya suatu masyarakat
> bertata ekononii yang "adil sempurna".
>
> Impian seperti ini tiada bedanya dengan impian setiap
> orang Kristen yang taat akan apa yang mereka namakan
> "Kerajaan Allah" atau "Kingdom of God". Oleh karena
> itu, Toynbee pernah mengatakan, bahwa komunisme itu
> tiada lain melainkan kekristenan yang dipalsukan,
> suatu lembaran sobekan Bible, yang diperlakukan
> seolah-olah seluruh kitab suci itu, yang kemudian
> dijadikan senjata untuk menembaki kebudayaan Kristen
> (Barat). Dalam bahasa Toynbee sendiri:
>
> "You may equally well call Marxism a Christian heresy,
> a leaf torn out of the book of Christianity and
> treated as if it were the whole Gospel. The Russians
> have taken up this western heretical religion,
> transformed it into something of their own, and are
> now shooting at us. This is the first shot in the
> anti-Western counter-offensive ". (Civilization on
> Trial, p. 221 )
> Sebahagian orang ada yang menganggap dirinya
> sedemikiran pintarnya, sehingga ia merasa tak perlu
> bcrtuhan. Mereka mengatakan, bahwa mereka tidak perlu
> kepada sesuatu yang tak dapat dibuktikan. Merekapun
> menolak jika dikatakan atheist. Mereka menamakan diri
> mereka agnostic. Salah seorang tokoh orang-orang
> agnostic ini yang terkemuka ialah mendiang Bertrand
> Russel, ahli falsafah dari Inggris, yang pernah
> diundang dengan hormatnya untuk memberikan kuliah pada
> beberapa universitas di Amerika Serikat di awal tahun
> empat-puluhan. Kuliah-kuliah yang disampaikannya telah
> sempat menimbulkan kemarahan tokoh-tokoh Kristen
> Amerika, terutama Bishop Manning dari Gereja
> Episcopal, karena dianggap "sangat bertentangan dengan
> agama dan nilai-nilai moral". Memang Russel
> berpendirian, bahwa "semua agama yang ada didunia ini
> Budha, Hindu, Kristen, Islam, dan Komunisme " adalah
> palsu dan berbahaya" ("I think all the great religions
> of the world --Buddhism, Hinduism, Christianity,
> Islam, and Communism-- both untrue and harmfull"),
> karena itu ia menentang semua agama.
>
> Sangat menarik perhatian kita ialah, sama dengan
> Toynbee, Russel pun menganggap komunisme sebagai
> agama. Kalau kita baca bukunya yang terkenal: "Why I
> Am Not a Christian" (Mengapa Saya Bukan Seorang
> Kristen), maka dapat kita simpulkan, bahwa ia tokh
> bertuhan juga. Russel, pada hakikatnya, telah
> mempertuhankan 'aqalnya. Selama ia bisa konsisten,
> sebenarnya masih lumayan, terutama jika dibandingkan
> dengan orang yang bertuhankan hawa nafsunya. Tetapi,
> mungkinkah seseorang senantiasa consistent .?
>
> Berdasarkan pengertian "ilah" atau tuhan yang telah
> diberikan definisinya di atas, maka dapat pula secara
> logika dibuktikan, bahwa tidak ada manusia yang mampu
> berfikir logis, yang tidak punya tuhan. Bahkan bisa
> dibuktikan, bahwa tidak mungkin bagi manusia tidak
> punya sesuatu kepercayaan. Apabila seseorang
> mengatakan: "saya tidak percaya kepada sesuatu apa
> pun," maka ia akan dihadapkan kepada suatu
> kontradiksi, karena pernyataan tersebut mengandung
> pembatalan diri. Jika benar ia tak pcrcaya kepada
> sesuatu apapun, maka kalimat itupun ia harus sangkal
> kebenarannya. Jika tidak, maka terbukti ia tokh masih
> punya satu kepercayaan, yaitu kebenaran pernyataan
> tersebut, maka sikap itu bertentangan pula dengan arti
> kalimat itu. Jadi kalimat itu tidak logis, dan tidak
> mungkin terucapkan oleh seseorang yang mampu dan mau
> berfikir logis.
>
> ------------------------------------------------------
> Kuliah Tauhid
> Ir. Muhammad 'Imaduddin 'Abdulrahim M.Sc.
> Diterbitkan oleh Pustaka-Perpustakaan Salman ITB
> Bandung, 1400H, 1980
> Cetakan 1, 1979, dan cetakan 2 1980
> (Muhammad 'Imaduddin 'AbdulRahim Ph.D., KULIAH TAWHID,
> Yayasan Pembina Sari Insan (YAASIN), Jakarta, 1993)
>
>
>
>
>
>
> __________________________________
> Yahoo! Mail - PC Magazine Editors' Choice 2005
> http://mail.yahoo.com
>







***************************************************************************
Berdikusi dg Santun & Elegan, dg Semangat Persahabatan. Menuju Indonesia yg
Lebih Baik, in Commonality & Shared Destiny. http://www.ppi-india.org
***************************************************************************
__________________________________________________________________________
Mohon Perhatian:

1. Harap tdk. memposting/reply yg menyinggung SARA (kecuali sbg otokritik)
2. Pesan yg akan direply harap dihapus, kecuali yg akan dikomentari.
3. Reading only, http://dear.to/ppi
4. Satu email perhari: [EMAIL PROTECTED]
5. No-email/web only: [EMAIL PROTECTED]
6. kembali menerima email: [EMAIL PROTECTED]

Yahoo! Groups Links













------------------------ Yahoo! Groups Sponsor --------------------~--> 
Help save the life of a child. Support St. Jude Children's Research Hospital.
http://us.click.yahoo.com/ons1pC/lbOLAA/E2hLAA/BRUplB/TM
--------------------------------------------------------------------~-> 

***************************************************************************
Berdikusi dg Santun & Elegan, dg Semangat Persahabatan. Menuju Indonesia yg 
Lebih Baik, in Commonality & Shared Destiny. http://www.ppi-india.org
***************************************************************************
__________________________________________________________________________
Mohon Perhatian:

1. Harap tdk. memposting/reply yg menyinggung SARA (kecuali sbg otokritik)
2. Pesan yg akan direply harap dihapus, kecuali yg akan dikomentari.
3. Reading only, http://dear.to/ppi 
4. Satu email perhari: [EMAIL PROTECTED]
5. No-email/web only: [EMAIL PROTECTED]
6. kembali menerima email: [EMAIL PROTECTED]
 
Yahoo! Groups Links

<*> To visit your group on the web, go to:
    http://groups.yahoo.com/group/ppiindia/

<*> To unsubscribe from this group, send an email to:
    [EMAIL PROTECTED]

<*> Your use of Yahoo! Groups is subject to:
    http://docs.yahoo.com/info/terms/
 




Kirim email ke