http://www.kompas.co.id/utama/news/0510/22/110645.htm

Updated: Sabtu, 22 Oktober 2005, 11:06 WIB NASIONAL

Indonesia Tegaskan Pentingnya Menghormati Perbedaan

New York, Jumat

Delegasi Indonesia dalam sidang Majelis Umum PBB di New York, Jumat 
(21/10),
menegaskan, pentingnya rasa saling menghormati pluralisme dan 
perbedaan
antarbangsa di dunia dalam upaya membangun suatu perdamaian.

"Tanpa pengakuan atas pluralisme dan tanpa menghargai perbedaan, 
maka pencapaian
kedamaian abadi tidak akan mudah," kata Wakil Tetap RI untuk PBB 
Rezlan Ishar
Jenie.

Dalam sidang Majelis Umum yang membahas mengenai "Budaya Damai" 
dan "Agenda
Global dialog antarperadaban" tersebut, Rezlan mengatakan bahwa saat 
ini dunia
berada pada era dimana percampuran budaya dan mobilitas manusia 
sangat tinggi.
Oleh sebab itulah rasa saling menghargai keragamanan tersebut sangat 
penting.

Promosi budaya damai dan dialog antar peradaban merupakan jawaban 
atas makin
meningkatnya saling ketergantungan antar individu dan negara saat 
ini.

PBB, kata Rezlan, telah mendefinisikan budaya damai sebagai sebuah 
paket
nilai-nilai, sikap, karakter dan cara hidup yang menolak kekerasan 
dan
menghindari konflik dengan melihat akar persoalannya, serta 
mengatasi masalah
melalui dialog.

Di lingkungan multikultur global saat ini, dialog harus mencakup 
semua tingkatan
masyarakat, sehingga dapat memberi kontribusi keharmonisan antar-
individu atau
antar-negara.

Pengakuan atas multikultur global seharusnya direfleksikan dalam 
bentuk
penghormatan pada integritas kedaulatan semua negara dan komitmen 
negara-negara
maju untuk tetap membantu negara-negara sedang berkembang.

Indonesia juga cukup aktif dalam mempromosikan dialog yang 
kontrustruktif dan
interaktif untuk membangun rasa saling mengerti dan menghargai antar 
agama,
peradaapan dan budaya.

Di tingkat regional, Indonesia sering menjadi tuan rumah pertemuan 
antargamaa.
Misalnya pada 6-7 Desember 2004, pemerintah RI mengadakan dialog 
antara
organisasi Muhammadiyah dan Australia di Yogyakarta, 5, dan 
pertemuan interfaith
ASEAN-Eropa di Bali 21-22 Juli 2005.

Sumber: Ant
Penulis: Mbk
_____________________________________________________________________

•       Sabtu Paing, 22 Oktober 2005*

* Nusatenggara*


* Pemukiman Bumi Ketapang Asri Dijaga Ketat**
* Buntut Perusakan Rumah Warga Ahmadiyah*

* Mataram (Suara NTB) -*
Eskalasi keamanan di Dusun Ketapang Orong, Desa Gegerung, Lingsar, 
Lombok
Barat, pascaperusakan rumah warga Ahmadiyah, Rabu (19/10) malam 
lalu, hingga
kemarin terus meningkat. Sekelompok warga kembali mendatangi 
pemukiman Bumi
Ketapang Asri dan mengusir warga setempat. Untuk mengantisipasi hal-
hal yang
tidak diinginkan, kompleks pemukinan warga Ahmadiyah itu kemarin 
dijaga
ketat personel Polres Mataram.

Menyusul reaksi keras sekelompok warga yang terhasut kemudian 
melakukan
perusakan rumah warga Ahmadiyah, Jumat (21/10) usai sholat Jumat, 
Muspika
Lingsar terdiri dari Camat, Polsek dan Koramil, kemudian pengurus 
desa,
tokoh agama dan masyarakat setempat bertemu dengan warga di Masjid 
Dusun
Ketapang. Pertemuan tersebut bertujuan mencari jalan penyelesaian 
terbaik
terkait adanya desakan dari sekelompok warga di Dusun Ketapang, agar 
jemaah
Ahmadiyah yang bermukim di perumahan Bumi Ketapang Asri sejak setahun
terakhir segera meninggalkan tempat tersebut.

Dalam pertemuan yang berlangsung panas itu, warga yang keberatan 
dengan
keberadaan jemaah Ahmadiyah di kampung tersebut, tetap pada 
kesimpulannya
agar mereka segera meninggalkan Dusun Ketapang. Salah seorang warga 
bahkan
tidak bisa menjamin keamanan warga jemaah Ahmadiyah ini, jika mereka 
tidak
segera angkat kaki dari Dusun Ketapang.

Persoalannya, selain warga Ketapang yang keberatan, warga lain di 
luar
dusun itu juga mempersoalkan keberadaan warga Ahmadiyah di wilayah 
Lingsar.
Warga memberi batas waktu sebelum Hari Raya Idul Fitri, jemaah yang
merupakan eksodan dari Lombok Timur dan Lombok Utara itu, harus 
meninggalkan
Dusun Ketapang.

* Mencekam*

Setelah pertemuan berakhir, sekitar pukul 15.30 wita, sekelompok 
warga
mengendarai sepeda motor kembali mendatangi pemukiman Bumi Ketapang 
Asri.
Salah seorang pengendara sepeda motor bahkan berteriak ''segera 
tinggalkan
tempat ini'', membuat suasana kompleks pemukiman yang dihuni 25 KK 
atau
sekitar 80 jiwa warga Ahmadiyah itu mencekam.

Untung saja tiga mobil patroli dan dua truk polisi penuh personel 
tiba di
TKP melakukan pengamanan. Kedatangan dua peleton anggota Polres 
Mataram itu,
langsung membubarkan sekelompok warga yang mengendarai sepeda motor. 
Hingga
berita ini ditulis, personel Polres Mataram masih terus disiagakan di
perbatasan kompleks pemukinan Bumi Ketapang Asri.

Kapolres Mataram AKBP. Drs. Ismail Bafadal yang dikonfirmasi di Dusun
Ketapang, menyebutkan jumlah personel yang diturunkan melakukan 
pengamanan
sebanyak dua peleton. Pengamanan akan dilakukan hingga situasi 
keamanan di
wilayah tersebut benar-benar kondusif.

Sementara Zainal Abidin salah seorang warga Ahmadiyah berketetapan 
bahwa
mereka akan tetap tinggal di kompleks tersebut. ''Ini rumah kami 
terakhir.
Kemana lagi kami harus pergi, setelah sebelumnya saya terusir dari 
Lombok
Timur,'' katanya. *(049)
*

*http://www.balipost.co.id/balipostcetak/2005/10/22/nusatenggara.html
____________________________________________________________________

Liputan6.com, Mataram: Rasa tak aman menyelimuti 25 kepala keluarga 
jemaat Ahmadiyah di Desa Geguntur, Kecamatan Lingsar, Mataram, 
Nusatenggara Barat. Kamis dini hari silam, warga Kecamatan Lingsar 
merusak tiga rumah jemaat yang dianggap sesat itu. Kejadian ini 
mengakibatkan seorang penganut Ahmadiyah cedera. Usai perusakan, 
sejumlah anggota jemaat Ahmadiyah meninggalkan rumah dan memilih 
berkumpul di satu tempat.
Tak berhenti sampai di situ. Warga masih terus mengintimidasi jemaat 
Ahmadiyah. Mereka berkeras mengusir ratusan pengikut aliran yang 
pertama kali masuk ke Indonesia pada 1925 itu. Mereka tak ingin ada 
keributan berkelanjutan dipicu oleh amukan warga, kemarin. Namun 
hingga Jumat (21/10) malam, jemaat yang menganggap Mirza Ghulam 
Ahmad sebagai nabi ini memilih bertahan.
Sementara Kepala Kepolisian Resor Mataram Ajun Komisaris Besar 
Polisi Simail Bafadal mencoba mendinginkan situasi. Ia meminta warga 
tidak bertindak anarkis. Simail berharap warga menghormati hak para 
penganut Ahmadiyah. Meski begitu Simail berencana menawarkan 
kemungkinan buat mengungsikan 25 kepala keluarga jemaat Ahmadiyah.
(AIS/Adhar Hakim)

_____________________________________________________________________

Rumah pengikut aliran Ahmadiyah yang dirusak warga.
(Metro TV)      
Metrotvnews.com, Lombok: Pengikut Ahmadiyah kembali menjadi sasaran 
kekerasan. Kali ini warga Ahmadiyah di Pulau Lombok, Nusatenggara 
Barat, yang menjadi korban. Rabu (19/10) malam, sekitar 60 warga di 
Desa Gegerung, Kecamatan Lingsar, Lombok Barat, menyerbu lokasi 
hunian penganut Ahmadiyah di RT 11, Bumi Asri Ketapang. Mereka 
melempari kaca jendela, pintu dan genteng rumah dengan batu dan 
potongan kayu. Sedikitnya tiga rumah rusak dalam peristiwa ini.
Pihak Ahmadiyah menduga serangan ini dipicu oleh adanya kutbah 
seorang tuan guru di masjid desa, Rabu kemarin siang. Isi khutbah 
antara lain menghasut orang-orang tertentu untuk mengusir pengikut 
Ahmadiyah dari desa tersebut. Malam harinya, warga yang terhasut 
menyerang lokasi hunian penganut jemaah Ahmadiyah. Polisi datang 
terlambat ke lokasi. Para penyerang sudah telanjur kabur. Akibat ini 
dua pengikut Ahmadiyah terluka. Salah seorangnya dimintai keterangan 
polisi.
Desa Gegerung terdiri dari 11 RT. Di RT sebelas dihuni para pengikut 
Ahmadiyah. Mereka terdiri dari 25 kepala keluarga sekitar 80 jiwa. 
Hingga saat ini, para pengikut Ahmadiyah ini terus waspada terhadap 
kemungkinan serangan susulan. Apalagi, tidak tampak adanya polisi 
yang berjaga.






------------------------ Yahoo! Groups Sponsor --------------------~--> 
Help Sudanese refugees rebuild their lives through GlobalGiving.
http://us.click.yahoo.com/V8WM1C/EbOLAA/E2hLAA/BRUplB/TM
--------------------------------------------------------------------~-> 

***************************************************************************
Berdikusi dg Santun & Elegan, dg Semangat Persahabatan. Menuju Indonesia yg 
Lebih Baik, in Commonality & Shared Destiny. http://www.ppi-india.org
***************************************************************************
__________________________________________________________________________
Mohon Perhatian:

1. Harap tdk. memposting/reply yg menyinggung SARA (kecuali sbg otokritik)
2. Pesan yg akan direply harap dihapus, kecuali yg akan dikomentari.
3. Reading only, http://dear.to/ppi 
4. Satu email perhari: [EMAIL PROTECTED]
5. No-email/web only: [EMAIL PROTECTED]
6. kembali menerima email: [EMAIL PROTECTED]
 
Yahoo! Groups Links

<*> To visit your group on the web, go to:
    http://groups.yahoo.com/group/ppiindia/

<*> To unsubscribe from this group, send an email to:
    [EMAIL PROTECTED]

<*> Your use of Yahoo! Groups is subject to:
    http://docs.yahoo.com/info/terms/
 


Reply via email to