** Mailing List Nasional Indonesia http://www.ppi-india.org ** ** Situs milis nasional: http://groups.yahoo.com/group/ppiindia ** ** Info Beasiswa Indonesia http://informasi-beasiswa.blogspot.com ** Catatan Dari Meja Nusa Dua Dan Café Bandar [31]
KE KATINGAN! KATINGAN : PANGGILAN PULANG DARI SEORANG IBU KEPADA ANAKNYA. 13 "life is not easy there is time to be happy and there is time to be unhappy too" ............................ "but don't be afraid face the future with courage" *** Katunen sekarang merupakan kampung baru dari Kasongan. Waktu kanak dulu, Kasongan terdiri dari empat kampung yaitu Kasongan Lama, Kasongan Baru, Pata dan Tewang Rusau. Sedangkan Katunen, seperti telah kukatakan di bagian lain, masih merupakan tanah tinggi [kéréng -- bahasa Katingan] yang ditutupi hutan rimba serta tempat orang berladang atau mengembangkan kebun buah serta rotan. Kasongan Lama dahulu, umumnya dihuni oleh penduduk Kaharingan, Pata terutama yang beragama Islam sedangkan Kasongan Baru dihuni oleh penduduk yang beragama Kristen Protestan, demikian juga Tewang Rusau yang pada waktu itu masih terdiri dari beberapa rumah saja. Kasongan Lama adalah tempat Tjilik Riwut dilahirkan. Dan ketika melancarkan gerakan grilya menghalau Belanda, basis massa utama Tjilik Riwut adalah orang-orang dari Kasongan Lama. Sementara Kasongan Baru menjadi sandaran serdadu Belanda saban mereka datang ke Kasongan untuk mengejar gerilyawan. Tapi sering juga karena tidak merasa aman di Kasongan Baru, serdadu Belanda tidur di kapal mereka.Berlabuh di tengah-tengah sungai. Padahal ini pun bukanlah jaminan. Karena pernah terjadi, kapal perang Belanda yang berlabuh di tengah sungai diserbu oleh gerilyawan dan ditenggelamkan. Bangkai kapal ini kemudian tumbuh menjadi sebuah pulau di tengah sungai. Penduduk Pata yang umumnya terdiri mereka yang beragama Islam, agak acuh tak acuh pada gerakan gerilya.Tapi juga tidak memihak Belanda, berbeda dengan penduduk Kasongan Baru. Katunen, baru kemudian kuketahui, pada waktu itu menjadi sarang gerilyawan yang berseragam hitam-hitam dan segaris merah putih melekat pada leher baju. Sekarang, Katunen menempati kedudukan strategis dalam hubungan lalulintas antara kota pelabuhan Sampit dan ibukota Kalteng, Palangka Raya. Terlihat padaku melalui berbicara dengan penduduk Katunen bahwa orang-orang luar Kasongan mulai giat membeli tanah di jalur strategis ini dan pada masa mendatang pada saat misalnya jalan trans Borneo-Kalimantan sudah jadi kenyataan, kubayangkan Katunen akan makin menjadi jalur lalu-lintas penting yang dilewati orang-orang bepergian dari satu kota ke kota lain. Aku benar-benar merasa cemas dengan kesukaan orang Dayak Katingan, khususnya di Katunen yang gemar menjual tanah mereka sekedar untuk memenuhi kepentingan sesaat, tapi tidak melihat sedikit jauh ke depan. Bukan mustahil jika pada suatu saat yang tidak berapa jauh, penduduk Katunen yang Dayak sama sekali tidak bertanah lagi. Kepada orang-orang yang kuajak bicara selalu kutekankan agar jangan gampang-gampangan menjual tanah. Ke mana kita akan berumah dan pergi jika sebidang tanah pun tidak lagi kita miliki? Jika kita berada pada keadaan demikian maka kita akan benar-benar jadi orang yang berkampunghalaman tapi tak bertan ah [kalimat varian dari baris puisi Sabarsantoso Anantaguna: "Yang bertanahair tapi tak bertanah"].Aku jadi ngeri sendiri apabila membayangkan kemungkinan ini menjadi kenyataan. Kalau pun hal begini belum terjadi, tapi apabila praktek kesukaan menjual tanah itu berlangsung terus, bisa dipastikan keadaan menjadi kenyataan amat pahit. Hal yang menarik perhatianku juga adalah masih banyaknya lahan-lahan tidur milik orang Dayak. Aku heran, mengapa lahan-lahan tersebut tidak diproduktifkan misalnya dengan menjadikannya kebun sayur, buah-buahan, membangun warung, tambak ikan, beternak ayam, sapi, kambing, babi, atau apakah lagi yang lain yang bersifat prdouktif. Pemilik-pemilik lahan tidur ini lebih senang membeli sayur di pasar daripada memetiknya di kebun sayur sendiri jika mereka menjadikan lahan tidur itu sebagai kebun sayur. Tentu saja dengan berkebun, si pemilik tanah dituntut untuk bekerja rajin merawatnya. Tapi apa salahnya dengan keniscayaan begini? Yang banyak mengelola kebun sayur dan menyuplai pasar akhirnya orang-orang dari luar seperti orang dari Jawa atau Madura. Boleh dikatakan orang-orang inilah yang menguasai pasar sayur. Dari pembicaraan-pembicaraan intensif dan pengamatan langsung selama bertahun-tahun di Kalteng, kudapati bahwa yang menjadi ideal mereka adalah menjadi pegawai negeri betapa pun kecilnya gaji yang mereka peroleh. Menjadi pegawai negeri dianggap sebagai pekerjaan ideal dan dicoba diproleh dengan macam-macam cara termasuk mnyogok. Padahal berapa gerangan kesempatan kerja yang bisa ditampung dan diberikan oleh pemerintah daerah? Berhadapan dengan pola pikir dan mentalitas begini, aku melihat benar betapa besar persoalan yang dihadapi komunitas Dayak dan terasa sangat menantang. Bukan membuatku lalu ingin lari. Aku melihatnya seperti arus, seperti gelombang dan angin ribut yang perlu kuterjuni sebagaimana kulakukan masa bocah dahulu.Ini adalah arus, gelmombang dan angin ribut baru dan arus, gelombang, angin ribut itu terasa seperti menyeru-nyeruku dan aku hanya mengomel diri mengapa aku jadi terpental begini dari kampung. Karenanya aku sangat terkesan oleh judul tulisan Evi Maria ni dari harian The Jakarta Post [23 Agustus 2005]: "JJ. Kusni reclaims his right to be Indonesian!". Aku berterimakasih kepadamu Evi! Ya, mengapa hakku tidak dikembalikan tanpa syarat?! Masalah manusia, pikiran dan mentalitasnya kukira menjadi masalah sentral Kalteng sekarang.Sekolah tinggi tidak menjamin bahwa masalah ini akan pupus serta-merta. Tidak jauh dari Katunen, hanya beberapa menit berkendaraan, terdapat kota satelit Kasongan yaitu Kereng Pangi/Hampalit, pusat pengusahaan emas tambang terbuka. Segala jenis orang dari berbagai penjuru tanahair terdapat di sini untuk berburu emas. Daerah ini sekarang dari hutan rimbun tak tembus matahari berobah jadi padang pasir putih sejauh mata memandang. Kepada pemda sering kukatakan agar sebagian dari kawasan ini dijadikan "museum alam pembangunan ala Orba" untuk menunjukkan kepada semua orang apa yang diberikan oleh "pembangunan Orba" kepada penduduk mokal,khususnya orang Dayak. Daerah ini oleh penduduk disebut sebagai semacam "Far-West"nya Kalteng. Kekerasan, pelacuran, perjudian, pembunuhan dan rupa-rupa kejahatan terjadi di sini. Pada suatu ketika, untuk masuk ke daerah ini, para pengunjung diwajibkan membayar sejumah uang kepada para penjaga yang berseragam dan bersenjata. Bahwa segalanya berkembang dan berobah tidak pernah kusangkal. Masalahnya perobahan dan perkembangan yang bagaimana dan mau dibawa ke mana? Sudahkah pertanyaan ini terjawab oleh orang-orang Kalteng secara mantap? Terjawab artinya termasuk usaha untuk mewujudkannya. Yang nampak padaku bahwa perobahan yang berlangsung sekarang membuat penduduk Dayak seperti kehilangan arah dan bingung. Yang sering kudengar adalah keluhan dan semacam ratapan yang terasa menghimpit perasaanku. Untuk tidak menangis aku hanya mengatup kuat-kuat bibirku. Pada saat begini aku selalu teringat baris Longfellow yang paling kusukai: "life is not easy there is time to be happy there is time to be unhappy too" ............................ "but don't be afraid face the future with courage" Tapi "berani", "courage" saja tidak cukup walau pun penting karena takut selalu menggoda. "Future",hari esok atau haridepan tidak akan tercapai hanya dengan "courage". "Courage" harus disertai dengan pandai sehingga menjadi "berani dan pandai berjuang serta berani dan pandai menang". Tidak semua orang berani dan pandai menang, demikian dikatakan kepadaku oleh seorang Jenderal Tentara Pembebasan Viêt Nam Selatan ketika mereka berhasil menghalau agresor Amerika Serikat dari bumi Viêt Nam Selatan. Kukira hal-hal ini pun diperlukan oleh orang Kalteng. Dalam usaha mengenal pola pikir dan mentalitas Dayak ini,aku menjadi sangat tertarik mempelajari dan menafsir ulang kisah-kisah rakyat serta sansana mereka.Melalui karya-karya sastra lisan ini, bisa kudapatkan perkembangannya dan bandingan dengan hari ini. Univeritas Negeri Palangka Raya [UNPAR], memang telah melakukan registrasi melalui beberapa penelitian yang mereka lakukan. Hasil-hasil penelitian ini bisa diperoleh di bagian dokumentasi UNPAR atau di Perpustakaan Daerah Palangka Raya. Tapi setelah membaca hasil-hasil penelitian tersebut, tidak kudapatkan adanya usaha lebih jauh dari registrasi --- sekali pun berguna -- yaitu menafsirkan yang tersirat dan mengangkat hakekatnya sehingga mereka terasing dari kepentingan memenangkan pergelutan hari ini. Kalteng, juga Katingan, Katinganku, nampak seperti gugusan barisan gunung persoalan yang menunggu penakluk puncak demi puncaknya.*** Paris, Oktober 2005. ------------------ JJ.Kusni [Non-text portions of this message have been removed] ------------------------ Yahoo! Groups Sponsor --------------------~--> Get fast access to your favorite Yahoo! Groups. Make Yahoo! your home page http://us.click.yahoo.com/dpRU5A/wUILAA/yQLSAA/BRUplB/TM --------------------------------------------------------------------~-> *************************************************************************** Berdikusi dg Santun & Elegan, dg Semangat Persahabatan. Menuju Indonesia yg Lebih Baik, in Commonality & Shared Destiny. http://www.ppi-india.org *************************************************************************** __________________________________________________________________________ Mohon Perhatian: 1. Harap tdk. memposting/reply yg menyinggung SARA (kecuali sbg otokritik) 2. Pesan yg akan direply harap dihapus, kecuali yg akan dikomentari. 3. Reading only, http://dear.to/ppi 4. Satu email perhari: [EMAIL PROTECTED] 5. No-email/web only: [EMAIL PROTECTED] 6. kembali menerima email: [EMAIL PROTECTED] Yahoo! Groups Links <*> To visit your group on the web, go to: http://groups.yahoo.com/group/ppiindia/ <*> To unsubscribe from this group, send an email to: [EMAIL PROTECTED] <*> Your use of Yahoo! Groups is subject to: http://docs.yahoo.com/info/terms/ ** Forum Nasional Indonesia PPI India Mailing List ** ** Untuk bergabung dg Milis Nasional kunjungi: ** Situs Milis: http://groups.yahoo.com/group/ppiindia/ ** ** Website resmi http://www.ppi-india.org ** ** Beasiswa Indonesia, http://informasi-beasiswa.blogspot.com **