http://www.eramuslim.com/br/ns/5a/21730,1,v.html
PENGAMAT EKONOMI-POLITIK: JUMLAH WARGA MISKIN CAPAI 120-140 JUTA BILA MENGGUNAKAN INDIKATOR WORLD BANK eramuslim-Kenaikkan BBM yang menggunakan indikator internasional, maka dengan sendirinya seharusnya jumlah kabupaten daerah tertinggal mesti direvisi dengan menggunakan indikator yang sama. Demikian hal itu disampaikan pengamat ekonomi-politik Ichsannuddin Noorsyi kepada wartawan dalam Forum Kajian Sosial dan Demokrasi [FOKSI] di Hotel The Acasia, Jakarta, Jum'at (28/10). Ia menjelaskan, kalau mau jujur pemerintah dalam menaikkan BBM menggunakan indikator internasional, maka kita juga pakai indikator internasional dalam memprediksi orang miskin Indonesia, diperkirakan mencapai 120 juta jiwa, bukan 62 juta jiwa orang miskin. Tapi, kalau pakai indikator Bank Dunia maka didapat 120 juta- 140 juta orang miskin. Menurutnya, angka-angka kemiskinan yang diterbitkan baik oleh Bank Dunia, Asia Development Bank, atau yang dilakukan LSM tentang kemiskinan, maka angka-angka itu seharunya dikorelasikan dengan daerah tertinggal. Dengan demikian akan bisa dilihat langsung apakah hanya penduduknya yang miskin, atau hanya daerahnya yang miskin saja. "Lho BBM saja pakai ukuran Bank Dunia, maka Daerah Tertinggal mestinya juga memakai indikator Bank Dunia," ujarnya. Ketua Lembaga Studi Kebijakan Publik ini menambahkan, yang menjadi masalah itu adalah angka-angka di Badan Pusat Statistik (BPS). karena itu data-data itu perlu diperbaiki supaya mendekati ke akuratan, begitu juga dengan kebijakan untuk mengatasi kemiskinan harus diperbaiki. "Sementara daerah tertinggal itu bisa diatasi dengan proyek proyek infrastruktur agar tidak tertinggal," tambah mantan anggota DPR dari Fraksi Golkar itu. Sementara itu, Ketua PBNU, Dr Andi Jamaro menyatakan saat ini orang berlomba-lomba mempertontonkan kemiskinan di depan publik, sehingga masyarakat internasional tahu begitulah orang-orang miskin di Indonesia. Padahal jaman dahulu, kemiskinan itu tidak boleh dipertontonkan, karena dianggap sebuah aib. Menurutnya, kemiskinan itu sengaja dieksploitasi sehingga menjadi sebuah komoditas politik. Karena dengan begitu pemerintah sengaja merekayasa dan menggeser sasaran kemarahan rakyat kepada kepala desa, ketua RT dan RW. "Bahkan sudah banyak kepala desa dan Ketua RT/RW jatuh korban diamuk warganya," ujar dia. Andi Jamaro menambahkan, saat ini pemerintah diminta untuk membantu mengawasi subsidi penyaluran dana kompenasasi BBM ini. Makanya kita tunggu saja, bagaimana nanti saran dari PBNU, apakah mau diperbaiki atau tidak. (dina) ------------------------ Yahoo! Groups Sponsor --------------------~--> Give at-risk students the materials they need to succeed at DonorsChoose.org! http://us.click.yahoo.com/Ryu7JD/LpQLAA/E2hLAA/BRUplB/TM --------------------------------------------------------------------~-> *************************************************************************** Berdikusi dg Santun & Elegan, dg Semangat Persahabatan. Menuju Indonesia yg Lebih Baik, in Commonality & Shared Destiny. http://www.ppi-india.org *************************************************************************** __________________________________________________________________________ Mohon Perhatian: 1. Harap tdk. memposting/reply yg menyinggung SARA (kecuali sbg otokritik) 2. Pesan yg akan direply harap dihapus, kecuali yg akan dikomentari. 3. Reading only, http://dear.to/ppi 4. Satu email perhari: [EMAIL PROTECTED] 5. No-email/web only: [EMAIL PROTECTED] 6. kembali menerima email: [EMAIL PROTECTED] Yahoo! Groups Links <*> To visit your group on the web, go to: http://groups.yahoo.com/group/ppiindia/ <*> To unsubscribe from this group, send an email to: [EMAIL PROTECTED] <*> Your use of Yahoo! Groups is subject to: http://docs.yahoo.com/info/terms/