Catatan Dari Meja Nusa Dua Dan Café Bandar [44]
"DI BAWAH GERIMIS MALAM SERUA INDAH" 5. Semua orang yang hadir leluasa mengemukakan pandangan masing-masing secara "blak-blakan" tanpa kembang atau bunga, dengan gaya masing-masing.Ada yang duduk, ada yang berdiri, berbicara sambil berjalan-jalan atau duduk seperti di warung kopi dengan sebelah kaki di angkat di atas kursi.Keadaan yang mengingatkan aku pada masa-masa diskusi di sanggar-sanggar zaman remaja Yogyaku dahulu atau percakapan hingga subuh di depan pasar Beringharjo.Tapi justru dari diskusi seperti inilah banyak ide-ide muncul.Sebagian besar dari para seniman yang hadir dalam Temu Serua Indah ini kebetulan adalah mereka yang pernah tinggal dan besar di Yogya.Pada pertemuan pertama ini nampak benar padaku bahwa masing-masing seniman ingin menumpahkan maksimal kerinduan mereka yang terbungkam selama berdasarwarsa. Ketika masih berada di Balikpapan, Indang Dina mengirimku sms agar sekali-kali jangan lupa akan Temu Seniman Serua Indah ini."Teman-teman mengingatkan kau agar kau mengutamakan pertemuan ini, dan jangan sampai gagal", tulis Indang Dina dalam smsnya. Karena memahami harapan dan perasaan teman-teman, maka sejak Balikpapan, apalagi waktu di Palangka Raya, pertemuan ini dengan segala usaha kubela, dengan segala cara kesulitan transport kuatasi.Tahu akan hal ini juga maka sejak dini, Shantined yang mengorganisasi peluncuran bukuku di Balikpapan, mendorongku untuk jangan memikirkan peluncuran di Balikpapan. "Berangkatlah, jangan ragu. Aku bisa tekel acara di sini, walau pun kau memang sangat diperlukan hadir. Berangkat", ujar Shanti. Pembicaraan tentang militer dan militerisme yang bermula dari pernyataan Pram di atas, sejenak terpotong oleh datangnya Rali -- seorang lelaki yang disekolahkan oleh Indang Dina untuk jadi sopir, dan juga punya kemampuan sebagai arsitek, bekerja sejak muda dengan Indang Dina -- datang membawa sekotak bir pesanan Tariganu.Hanya Tariganu yang menikmati bir ini dan hanya kami berdua sajalah yang merokok tak putus-putus seperti cerobong lokomotif. Melihat datangnya sekotak bir yang dibawa oleh Rali, Amrus Natalsja pematung dan pelukis dari Medan, salah sorang pendiri Sanggar Bumi Tarung, Yogya, sekarang salah seorang anggota Akademi Kesenian Jakarta,berkomentar tenang dengan gaya khasnya: "Kalian berdua akan segera mati dengan cara bunuh diri demikian.Aku hanya bisa berkata :Syukur, syukur, sambil melemparkan mawar merah ke liang kubur kalian". Mendengar ucapan Amrus itu, semua hadirin tertawa terkakak-kakak.Seperti tidak terusik sedikit pun Tariganu yang memang pernah lama brsekolah di RRT [Rpublik Rakyat Tiongkok] menjawab tenang dengan gaya seakan berkata pada dirinya sendiri: "Kalau kita mengamati riwayat pemimpin-pemimpin RRT, mereka yang merokok dan minum justru berumur sangat panjang". Tariganu menyebut nama-nama Chu Teh, Lin Piao, Mao Tsedong dan nama-nama lainnya untuk membela dalilnya.Teman-teman kembali tertawa terpingkal-pingkal."Sebaliknya bagaimana mungkin orang yang hanya makan sayur-mayur seperti kambing bisa panjang umur dan punya tenaga? Mana ada kambing yang berulur panjang?" lanjut Tariganu diarahkan kepada Amrus Natalsja yang sedang menikmati makanan vegetarian yang dia bawa dalam rantang khusus dari rumahnya. Derai tawa kembali menyingkirkan gerimis yang terus membasuh debu-debu atap dan dedaunan halaman rumah Indang Dina yang disebut oleh teman-teman secara bercanda sebagai "tuantanah". Sesudah canda itu usai, kami kembali membicarakan soal yang dikemukakan Pramoedya di PDS HB. Jasssin di atas, yang mengatakan "tiada maaf bagi militer". "Yang kupertanyakan, apakah pandangan demikian, tidak perlu dirincikan lebih lanjut? Sebab kukira antara militer, orang militer dan militerisme terdapat perbedaan. Tidak semua orang militer adalah militeristik atau penganut militerisme. Dari pengalaman Indonesia di tahun 1965 saja kita mendapatkan bukti bahwa di kalangan orang-orang militer terdapat orang-orang yang berhati nurani. Belum lagi kalau kita melihat bahwa Gamal Abdel Nasser dari Mesir, Chavez dari Venezuela, Kemal Ataturk dari Turki sekali pun mereka orang-orang militer, tapi tidak serta-merta menjadi penganut militerisme. Yang sipil, yang bukan militer justru tidak sedikit yang menganut militerisme dan menjadi batu rintangan bagi tegaknya masyarakat sipil.Kalau pengamatanku benar maka di dalam kalangan militer terdapat militer yang berpikiran cerah dan ada memang yang militeris, penganut militerisme sehingga penggeneralisasi militer identik dengan militerisme barangkali merupakan ide atau kesimpulan yang sulit dipertahankan. Kukira kekuatan militer yang berpikiran cerah ini untuk Indonesia patut dikembangkan. Dari segi negara, sebelum "negara itu melenyap", militer tetap diperlukan. Mempertahankan adanya militer, kukira tidak identik dan membuat kita jadi penganut militerisme.Kekuatan militer yang berpikiran cerah ini akan mempunyai arti penting untuk eksistensi Indonesia dan Republik.Militer memang merupakan bagian penting dari perangkat negara, dan pilihan politik pemerintah yang mengendalikan negara itu sangat menentukan dalam artian dominasi. Tapi tetap, kukira, ia tidak menutup kemungkinan adanya militer yang berpikiran cerah,militer yang republiken dan berkeindonesiaan.Barangkali, pengungkapan masalah adanya militer berpikiran cerah ini kurang diangkat dalam sastra-seni kita.Pandangan begini tidak sama dengan teori "dua aspek" yang ditelorkan oleh Akademi Ilmu Sosial Aliarcham Jalan Padang yang menangani masalah teoritis bagi PKI dulu.Teori "dua aspek" lebih mengarah pada masalah hakekat negara dari mana kemudian dirangkai suatu strategi politik lebih luas", demikian komentarku atas pernyataan Pram di PDS HB Jassin 13 Agustus 2005 di depan Temu Serua Indah untuk memancing debat berdasarkan permasalahan-permasalahan yang dimunculkan dalam kegiatan pertama Komunitas sastra-budahya Matabambu. Soal militer dan militerisme tidak lama dibicarakan karena kemudian kami memasuki masalah kerukunan nasional dan maaf, juga dengan mengambil pendapat Pramoedya sebagai acuan. Kelam malam makin dipertebalkan oleh gerimis yang tak juga mereda tapi juga tak seorang pun kami yang gubris.*** Paris,Nopember 2005 ------------------ JJ. Kusni [Non-text portions of this message have been removed] ------------------------ Yahoo! Groups Sponsor --------------------~--> Get fast access to your favorite Yahoo! Groups. Make Yahoo! your home page http://us.click.yahoo.com/dpRU5A/wUILAA/yQLSAA/BRUplB/TM --------------------------------------------------------------------~-> *************************************************************************** Berdikusi dg Santun & Elegan, dg Semangat Persahabatan. Menuju Indonesia yg Lebih Baik, in Commonality & Shared Destiny. http://www.ppi-india.org *************************************************************************** __________________________________________________________________________ Mohon Perhatian: 1. Harap tdk. memposting/reply yg menyinggung SARA (kecuali sbg otokritik) 2. Pesan yg akan direply harap dihapus, kecuali yg akan dikomentari. 3. Reading only, http://dear.to/ppi 4. Satu email perhari: [EMAIL PROTECTED] 5. No-email/web only: [EMAIL PROTECTED] 6. kembali menerima email: [EMAIL PROTECTED] Yahoo! Groups Links <*> To visit your group on the web, go to: http://groups.yahoo.com/group/ppiindia/ <*> To unsubscribe from this group, send an email to: [EMAIL PROTECTED] <*> Your use of Yahoo! Groups is subject to: http://docs.yahoo.com/info/terms/