*Bangsa* itu tidak EKSIS secara material, melainkan adalah sebuah konsep yang dirakit oleh pikiran manusia. Yang eksis secara material adalah si Paimin, si Suminah, si Buyung dan si Siti, yaitu manusia2nya secara individual. Konsep *bangsa Indonesia* adalah hasil rakitan sekelompok pemuda di tahun 1928 yang bersepakat dalam suatu Sumpah Pemuda untuk menyatakan diri dibawah nama bersama sebagai *bangsa Indonesia*. Tetapi kenyataaan hari ini jelas membuktikan bahwa *bangsa Indonesia* ini telah GAGAL TOTAL. Bukti2nya adalah sebagai berikut:
Bagaimana *bangsa Indonesia* tidak gagal, jika para pemimpin bangsa dan para elitenya sebagian besar sekali (boleh dikata 100 persen) terdiri dari PENCURI dan PERAMPOK kekayaan bumi milik sesama *bangsa Indonesia*??? Faktanya, hutan Kalimantan habis ditebang, dan kekayaan buminya (minyak dan barang2 tambang) dijual keluar begeri. Tetapi hasilnya tidak dinikmati oleh penduduk yang secara tradisionil menggantungkan hidupnya kepada hutan dan hasil2 bumi lainnya, melainkan masuk kantong para pemimpin & elite *bangsa*, atau dengan perkataan lain, di-CURI dan di-RAMPOK oleh pemimpin & elite *bangsa*nya sendiri, artinya dirampas dengan kekerasan (baik melalui peraturan negara maupun kekerasan senjata). Faktanya lagi, Papua penghasil emas yang paling kaya didunia. Tetapi sekali lagi hasil2nya di-CURI dan di_RAMPOK oleh para pemimpin dan elitenya sendiri. Demikian pula halnya dengan Aceh. Demikian pula halnya dengan Timor. Demikian pula halnya dengan Maluku, dan selanjutnya dan selanjutnya. Dalam semua kasus2 itu, *bangsa Indonesia* setempat justru tidak dibagi hasil SEPESERpun juga, tetapi miliknya saja yang habis di-CURI dan di-RAMPOK, bahkan seringkali dengan kekerasan senjata. Bagaimana *bangsa Indonesia* tidak gagal, jika kekayaan bumi Indonesia yang ber-limpah2 itu selama 60 tahun lamanya merdeka telah GAGAL diolah dan dimanfaatkan guna kemakmuran*bangsa Indonesia*, melainkan *bangsa* tersebut justru terjerumus kedalam HUTANG LUAR NEGERI yang tergolong paling besar didunia dan tidak akan terbayar untuk beberapa generasi yang mendatang??? Bagaimana *bangsa Indonesia* tidak gagal, jika yang disuruh membayar HUTANG itu bukannya para pemimipn dan elite *bangsa* yang telah membuat hutang, melainkan justru RAKYAT Indonesia, yaitu si Paimin, si Suminah, si Buyung dan si Siti, yang tidak mendapat bagian sepeser juga dari HUTANG yang tidak mereka bikin???? Bagaimana *bangsa Indonesia* tidak gagal, jika kekuatan militernya SEPANJANG 60 tahun SEJARAH-nya tidak pernah barang satu kalipun berfungsi menjaga keutuhan *bangsa* terhadap serangan musuh dari luar, seperti yang seharusnya fungsi kekuatan militer sebuah bangsa, melainkan sebaliknya justru membunuh2-i rakyatnya sendiri yang sesungguhnya termasuk dalam kategori *bangsa Indonesia*??? Bukti2nya banyak sekali: Pembantaian k.l. 1 juta *bangsa Indonesia* sebagai buntut dari peristiwa GESTOK 1965, pembantaian ratusan ribu penduduk Timor Timur, hingga akhirnya mereka tidak mau lagi disebut *bangsa Indonesia*; Pembunuhan besar2an terhadap *bangsa Indonesia* yang berdiam di propinsi2 yang kaya, seperti Aceh dan Papua, dan seterusnya dan seterusnya. Lebih celaka lagi, pembunuhan besar2an itu terbukti dilakukan oleh angkatan BERSENJATA atas rakyat jelata yang TIDAK BERSENJATA atas nama *bangsa* dan *negara* Indonesia. Sebaliknya, jika menghadapi musuh dari luar yang jumlahnya cuma segelintir, kesatuan bersenjata *pelindung bangsa* ini malah terbukti LARI TER-BIRIT2, contohnya waktu Westerling mendarat di Indonesia dalam aksi polisionil penjajah Belanda. Bagaimana *bangsa Indonesia* tidak gagal, jika kekuatan hukum yang seharusnya melindungi anggauta2 dari *bangsa Indonesia* ternyata justru (a) membiarkan sebagian *bangsa*nya sendiri di-TEROR secara fisik dan psikologis oleh sebagian *bangsa* yang lain, persisnya antara lain anggauta2 Akhmadiah dan pengikut agama Kristen hari ini, serta kaum keturunan Cina dalam aksi2 teror bulan Mei 1998; (b) mengucilkan sebagian daripada *bangsa*nya sendiri melalui praktek2 diskriminasi rasial yang dijalankan oleh pemerintah bangsa Indonesia secara resmi, antara lain terhadap warganegara keturunan Cina yang seharusnya termasuk *bangsa Indonesia*???? Bagaimana *bangsa Indonesia* tidak gagal, jika sudah 60 tahun lamanya merdeka, sebagian besar (sekali) *bangsa Indonesia* masih tetap hidup dibawah garis kemiskinan, tetapi sebaliknya para pemimpin dan kaum elite *bangsa* justru hidup dalam kemewahan (hasil CURIAN, RAMPOKAN dan HUTANG dari luar negeri) dan kebobrokan moral yang tiada taranya didunia, yaitu menipu rakyat sesama *bangsa Indonesia* dengan menyelewengkan kebenaran, etika, moral dan keadilan, demi membenarkan dan meng-absahkan segala kepincangan, ketidak-adilan, serta kejahatan2 yang selama ini telah mereka bikin??? Jika mau ditelusuri lebih jauh lagi, masih ber-puluh2 lagi fakta2 lain yang semuanya secara seragam menuju kearah kseimpulan yang sama, yaitu bahwa *bangsa Indonesia* ini telah GAGAL TOTAL, atau dengan perkataan lain, bangsa Indonesia memang ternyata benar adalah BANGSA TEMPE, seperti yang ditakutkan dan sudah diramalkan oleh Presidennya sendiri, yaitu Presiden SOEKARNO, dalam beberapa pidatonya disekitar tahun 1960-an. Adalah OMONG-KOSONG yang amat menggelikan, bahwa ada sementara anggauta *bangsa Indonesia* yang bilang, bahwa bangsa TEMPE macam begini bisa diambil sebagai STANDARD buat IQ SOSIAL. Yang benar adalah, bangsa TEMPE macam begini TIDAK BISA MASUK dalam pergaulan sosial antar bangsa2 lain yang beradab. Bangsa tempe macam begini sudah matang buat di- diagnose sebagai masyarakat yang SAKIT JIWA secara masal dan sosial. SOLUSI: Menurut filsafat kontemporer/post-modern Jacques Derrida, *bangsa Indonesia * yang sudah terlanjur salah-kaprah menjadi bangsa TEMPE ini harus di-DEKONSTRUKSI terlebih dulu, dan kemudian di-REKONTRUKSI kembali menurut kaidah2 etika dan moral yang sesuai dengan kaidah etika dan moral sekuler yang berlaku didunia yang beradab. "Jacques Derrida, the French philosopher credited with launching the Deconstructionist movement, argues his theories in this program. Derrida begins with a frank discussion on the ethical problems of Deconstruction, especially in relation to human rights. He argues that Deconstruction is not a dissolution of the subject; it is first and foremost a historical or genealogical analysis of that subject and an attempt to focus on a universal translation of it. He (Derrida) would not agree that he meant "reconstruction" rather than "deconstruction." That was to say that he did not see himself putting something back together again. Rather, he saw himself in a continuous process of examining the subject linguistically and thereby continuing to develop it." Men-dekonstruksi dan me-Rekonstruksi sebuah *bangsa* secara demikian ini dengan sendirinya harus dijalankan pada WADAH nya, yaitu *negara Indonesia*. Hanya dengan demikian maka bisa diharapkan *bangsa Indonesia* yang baru nantinya akan bisa membangun (REKONSTRUKSI) negara Indonesia yang baru. Negara dan bangsa Indonesia baru hasil REKONSTRUKSI ini bisa diharapkan tidak akan gagal lagi, jika dan hanya jika segala elemen yang telah mengakibatkan kegagalan sekarang ini ditumpas dan dimusnakan. Dengan perkataan lain, NKRI harus dibubarkan, jika tidak sekaligus, yah sepotong demi sepotong, alias di-pereteli bagian2nya, mulai dengan Papua dan Aceh, kemudian Maluku (selatan), seluruh Timor, Sulawesi (utara), dan last-but-not-least, juga BALI, agar supaya *bangsa Indonesia* yang sekarang hidup damai di Bali tidak terus2an di-TEROR dengan BOM oleh *bangsa Indonesia* sendiri yang datang dari tempat lain. Sepintas lalu adalah sesuatu yang tampaknya kontradiktif, jika dalam jaman post-modern ini kaum revolusioner yang tradisionil, seperti misalnya komunis dan Marxis, sudah berhenti berperan sebagai PEMBEBAS RAKYAT yang tertindas, melainkan sebaliknya justru negara yang dulunya pernah dituduh *penjajah* dan/atau*imperialis* malahan bertindak sebagai PEMBEBAS rakyat2 yang tertindas oleh TIRANI bangsanya sendiri, seperti misalnya Irak dan Afganistan hari ini. Sesuai dan sejalan dengan itu, maka kita harus menyokong gerakan Papua Merdeka (OPM), Timor Timur yang patut diperluas menjadi seluruh Timor, dan dengan sangat hati2, juga gerakan rakyat Aceh (GAM). Yang masih perlu dibangkitkan adalah rakyat dari negara2 Kalimantan dan Sulawesi, dan masih banyak lagi potensialnya yang lain2. Salam, Indoshepherd ------------------------ Yahoo! Groups Sponsor --------------------~--> Give at-risk students the materials they need to succeed at DonorsChoose.org! http://us.click.yahoo.com/wlSUMA/LpQLAA/E2hLAA/BRUplB/TM --------------------------------------------------------------------~-> *************************************************************************** Berdikusi dg Santun & Elegan, dg Semangat Persahabatan. Menuju Indonesia yg Lebih Baik, in Commonality & Shared Destiny. http://www.ppi-india.org *************************************************************************** __________________________________________________________________________ Mohon Perhatian: 1. Harap tdk. memposting/reply yg menyinggung SARA (kecuali sbg otokritik) 2. Pesan yg akan direply harap dihapus, kecuali yg akan dikomentari. 3. Reading only, http://dear.to/ppi 4. Satu email perhari: [EMAIL PROTECTED] 5. No-email/web only: [EMAIL PROTECTED] 6. kembali menerima email: [EMAIL PROTECTED] Yahoo! Groups Links <*> To visit your group on the web, go to: http://groups.yahoo.com/group/ppiindia/ <*> To unsubscribe from this group, send an email to: [EMAIL PROTECTED] <*> Your use of Yahoo! Groups is subject to: http://docs.yahoo.com/info/terms/