Catatan Sastra Seorang Awam
MEMBACA PUISI-PUISI KATHIRINA SUSANNA PENYAIR KOTA KINIBALU, SABAH 7. Tema dan permasalahan yang diangkat oleh Kathirina sangat beragam, misalnya dalam sanjak di bawah ini ia berbicara tentang perbandingan kehidupan di kota dan di desa: ANTARA DESAKU DAN KOTAMU Di desa aku melihat kedamaian Kehijauan sawah luas terbentang mengamit rinduku Keharmonian mewarnai benakku Jernihnya air yang mengalir di celah batu batu Membayangkan ada kedamaian di sini. Ada keamanan yang menyejuk rasa. Namun di kotamu Ketika mendongak melihat indahnya kondo kondo Aku merasai ada keegoan di sini Debu dan kesesakan seluruh kota membayangkan kematian bakal menjemput Setingan yang tumbuh bagai kulat di pinggir kota Kulihat satu pencerobohan! Arggghhhhhh!!!!! Terlalu jauh bedanya Antara kedamaian, keharmonian dan ketenangan dan Keangkuhan, keegoan dan pencerobohan! Arrrgggghhhhh Terlalu jauh! Terlalu jauh! Seperti langit dan bumi! Antara desaku dan kotamu antara kekolotan dan kemajuan antara adat dan kebebasan antara keindahan dan kejahilan antara kedamaian dan pencerobohan Terlalu jauh Sedangkan dalam puisi; "Jangan Tuan, Jangan!", Kathirina berbicara tentang perlakuan tidak adil dan sewenang-wenang terhadap kaum buruh atau mungkin juga terhadap para TKW [Tenaga Kerja Wanita], tentang penjual ganja yang tertangkap polisi, tradisi dan modernitas, masalah jender dan berbagai aspek kehidupan. Dan dalam dalam menghadapi masalah apa pun, Kathirina mengambil posisi yang tidak banci atau oprtunis tapi berpihak pada yang dianggapnya benar dan adil tanpa menghiraukan segala resiko. Barangkali keberpihakan yang tegas ini berawal dari latarbelakang hidup Kathirina semasa remaja yang penuh kesulitan sehingga ia merasakan benar apa arti kepahitan hidup dan perlakuan yang tidak adil. Pada saat ia mncapai hasil-hasil tertentu dalam pekerjaan, dan menduduki posisi yang tidak jelek, ia tidak melupakan nasib para bawahannya, atau buruh-buruh perusahaan yang berada langsung menjadi tanggungjawabnya. Ia dengan tegas membela dan memperjuangkan nasib mereka tanpa menghiraukan segala resiko yang mungkin tiba. Jika menurut pelukis-pematung Indonesia, Amrus Natalsja, unsur keberpihakan merupakan salah satu unsur penting dalam berkesenian disamping unsur ilmiah atau benar dan indah. Unsur keberpihakan ini sudah dimiliki oleh Kathirina, sampai-sampai ia sanggup menderita demi orang lain. Semangat inilah yang melatarbelakangi puisi Kathirina "Jangan, Tuan, Jangan!": JANGAN,TUAN!JANGAN! Jangan lihat mereka seperti anjing, Tuan Mereka juga manusia seperti kau dan aku Ada perasaan. Tahu rasa sakit. Tahu rasa lapar dahaga Menerti apa itu penghinaan Dan punya maruah diri. Jangan layan mereka seperti anjing, Tuan Kita ada undang undang Kita kaya budi bicara Kita masyarakat yang penyayang Adili mereka seperti mengikut perlembagaan Bukan mengikut perasaa kita. Jangan kasari mereka, Tuan Mereka itu seperti abang daan adik kita Seperti ayah dan ibu kita Seperti saudara mara kita Tidakkah simpati melihat darah daging kita dibuat begitu? Jangan Tuan... Mereka datang kerana nama mencari rezeki Meninggalkan kampung halaman Mengharungi berbagai derita Coba membina hidup baru Segala karena keterpaksaan Karena mau mencari arti kehidupan Arti kebahagian Sehingga lupa kita ada undang undang. Tapi Tuan.. Jangan layan mereka seperti anjing Mereka punya rasa malu dan sesal Punya rasa marah dan terhina Jangan biarkan mereka terbakar begini Kita tunjukkan pada mereka Negara kita berdaulat Punya perlembagaan yang adil Maukan rakyat yang berwawasan Inginkan keamanan dan sepakatan Bukan inginkan persengkataan Bukan mencari permusuhan Adili mereka dengan saksama, Tuan. Membaca puisi di atas ini, pada dasarnya Kathirina adalah seorang humanis dan keberpihakannya dalam berkesenian serta hidup sehari-hari juga berangkat dari sikap seorang humanis.Pemberontakannya pun pemberontakan penyair humanis. Luas lingkup jamahan perhatian penyair Kota Kinibalu ini, memungkinkan ia memberikan sumbangan besar dan lebih besar lagi kepada duniaa sastra dan masyakarat Sabah jika ia rajin mengamati, mengasah pisau analisa dan tingkat tekhnik penulisan melalui kerja keras dengan latihan demi latihan sadar terancang. Dari segi kebenaran data,jika menggunakan ukuran Amrus Natalsja tentang sastra-seni, kukira, berkat pengamatan dan pengalaman serta kedekatannya dengan kehidupan, data-data yang diungkapkan oleh Kathirina,tidak terlalu jauh dari kenyataan dan kebenaran. Artinya dari tiga unsur sastra-seni yang diajukan oleh Amsrus Natalsja, telah dipenuhi oleh Kathirina. Dibandingkan dengan puisi-puisinya yang terdapat di website, puisi-puisi Nopember 2005 Kathirina nampak lebih luas cakupan temanya. Masalah cinta dalam pengertian sempit tidak lagi menjadi pusat kegalauan perhatiannya. Kalau pun ia berbicara tentang cinta demikian, ia melihat masalahnya dari sudut pandang lebih luas yaitu keadaan sosial dan nilai-nilai dominan dalam masyarakat. Membicarakan masalah cinta dalam artian sempit, tentu saja tidak ditabukan. Dalam hal ini aku berbeda pendapat dengan seorang penyair Sabah yang mengkritikku karena menulis "sanjak-sanjak" cinta sebagai telah menulis tanpa guna dan "memuakkan". Aku tidak menolak kritik, tapi selayaknya akan lebih menarik jika kritik itu didasarkan pada argumentasi nalar dan bukan sekedar menampilkan kata sifat.Untuk itu seyogyanya kritikus melengkapi diri dengan seperangkat pengetahuan baik teoritis atau pun kenyataan.Kritik sangat diperlukan untuk memajukan sastra, tapi bukan kritik asal kritik. Tema apa pun bisa diolah oleh penyair, hanya masalahnya bagaimana penyair mengolah tema tersebut. Dan hal ini banyak tergantung pada kematangan penyair sebagai penyair dan manusia.Bahwa sebuah karya setelah disiarkan akan menempuh jalan hidupnya sendiri, tidak aku perdebatkan, tapi aku masih berpegang pada pendapat bahwa mutu atau kadar sebuah tulisan tidak bisa dilepaskan dari kadar penulisnya.Karya adalah anak kandung sang seniman. Setelah membaca karya-karya yang disiarkan di dalam milis [EMAIL PROTECTED] ,milis resmi IPS [Ikatan Penulis Sabah] dan [EMAIL PROTECTED] , ditambah dengan berbagai website pribadi para sastrawan negara barian Malaysia Timur ini, aku melihat bahwa Kathirina menduduki posisi unik di kalangan para penulis Sabah. Barangkali sample yang kugunakan tidak memadai, karena sampai sekarang aku belum mengikuti tulisan-tulisan di Borneo Pos Kota Kinibalu, Daily Express, atau pun New Sabah Times, koran-koran terkemuka di negara bagian Malaysia Timur ini. Juga belum mencermati penerbitan-penerbitan khusus sastra seperti sejenis Majalah Bahana di Brunei. Hanya saja dua milis sastra penting tersebut dan berbagai website, paling tidak telah mencerminkan ala kadarnya keadaan di negara bagian tersebut.Teks-teks di kedua milis itu ditambah dengan teks-teks yang kudapati dan kukumpuli dengan usaha sendiri melalui berbagai cara dan jalan, telah menjadi bahan acuan berharga bagiku. Apa bagaimana posisi unik Kathirina dalam dunia kepenyairan khususnya dan sastra umumnya di Sabah? Tentu saja pertanyaan ini, tidak lebih dari pertanyaan hipotetis yang mengharapkan komentar dari teman-teman penulis Sabah, apalagi aku tahu benar bahwa pengetahuanku tentang Sabah masih sangat di bawah minim.Tapi perlu kugarisbawahi bahwa teks dan teks merupakan materi sendiri yang tak bisa diabaikan begitu saja oleh siapa pun.Teks mempunyai suara sendiri bebas dari kemauan subyektif siapapun, juga bebas dari kemauan si penulis teks ketika itu dilepaskan ke publik.*** Paris, Nopember 2005. ------------------ JJ. Kusni [Bersambung...] [Non-text portions of this message have been removed] ------------------------ Yahoo! Groups Sponsor --------------------~--> DonorsChoose.org helps at-risk students succeed. Fund a student project today! http://us.click.yahoo.com/LeSULA/FpQLAA/E2hLAA/BRUplB/TM --------------------------------------------------------------------~-> *************************************************************************** Berdikusi dg Santun & Elegan, dg Semangat Persahabatan. Menuju Indonesia yg Lebih Baik, in Commonality & Shared Destiny. http://www.ppi-india.org *************************************************************************** __________________________________________________________________________ Mohon Perhatian: 1. Harap tdk. memposting/reply yg menyinggung SARA (kecuali sbg otokritik) 2. Pesan yg akan direply harap dihapus, kecuali yg akan dikomentari. 3. Reading only, http://dear.to/ppi 4. Satu email perhari: [EMAIL PROTECTED] 5. No-email/web only: [EMAIL PROTECTED] 6. kembali menerima email: [EMAIL PROTECTED] Yahoo! Groups Links <*> To visit your group on the web, go to: http://groups.yahoo.com/group/ppiindia/ <*> To unsubscribe from this group, send an email to: [EMAIL PROTECTED] <*> Your use of Yahoo! Groups is subject to: http://docs.yahoo.com/info/terms/