http://www.indomedia.com/bpost/122005/2/opini/opini2.htm

 
Parlemen Hipokrit



SEPEKAN terakhir di kalangan parlemen (DPR-RI, Red) ribut soal usulan rencana 
penaikan gaji dan tunjangan Wakil Presiden Jusuf Kalla. Anggaran untuk wapres 
yang totalnya sekitar Rp2 miliar per tahun, dan bocor ke media massa, membuat 
gerah petinggi di Sekretariat Wapres. Belakangan, usulan rencana penaikan 
anggaran untuk wapres direvisi. Bahkan nominalnya tak beda jauh dengan yang 
diterima saat ini, sekitar Rp57 juta per bulan.

Bagi seorang Jusuf Kalla, dipangkas atau tidak gajinya plus tunjangan, bukan 
menjadi masalah. Karena kita tahu, Kalla adalah bos sejumlah perusahaan besar 
di negeri ini. Artinya, meski tidak digaji pun, bukan persoalan baginya. Tapi, 
tentunya tidak bisa seperti itu. Bagaimana pun, dalam dunia kerja harus ada 
penghargaan berupa 'upah' yang diterima bersangkutan selama orang itu 
mencurahkan, tenaga, pikiran dan keahliannya.

Artinya, wajar saja seorang presiden dan wakil presiden memperoleh penghasilan 
rutin dari apa yang telah diberikan negara. Karena, presiden atau wapres bukan 
juragan atau bos perusahaan. Keduanya --juga seluruh jajaran kabinet-- oleh 
negara diberikan kepercayaan mengelola negeri ini. Dan, bagi mereka besar 
tidaknya penghasilan yang diterima bukan menjadi ukuran. Kita amat paham, 
komunitas birokrat level atas ini tentu lebih mengutamakan citra diri dan 
status politiknya sebagai pejabat pemerintah.

Masih terkait anggaran, kabar baru berhembus dari parlemen. Ketua DPR Agung 
Laksono meminta pemerintah menaikkan anggaran untuk membahas undang-undang. 
Agung beralasan, alokasi dana saat ini untuk membahas satu undang-udang sekitar 
Rp300 juta terlampau sedikit. Dia menginginkan anggaran Rp5 miliar untuk 
menyusun satu undang-undang.

Inilah enaknya para wakil rakyat kalau bicara soal duit. Kita masih ingat, 
bagaimana mereka seperti cacing kepanasan saat pemerintah menetapkan penaikan 
harga bahan bakar minyak (BBM), Oktober lalu. Berbagai akting ditampilkan 
pelakon andal di parlemen ini dalam menarik hati rakyat. Ikut demo bersama 
rakyat atau menyampaikan 'gugatan' kemarahan kepada pemerintah melalui berbagai 
media massa. Terakhir, mereka berdemo memakai topi petani di ruang parlemen 
sebagai protes impor beras.

Tapi, bagaimana ketika pemerintah 'menjinakkan' mereka dengan menggelontorkan 
tunjangan Rp10 juta per bulan. Mereka pun duduk manis dan berhenti marah-marah 
kepada pemerintah. Tak ada kata protes. Yang ada hanya koor satu kata: Setuju! 
Pertanyaannya, sebenarnya apa yang telah diperjuangkan mereka selama ini di 
parlemen untuk rakyat?

Bandingkan dana kompensasi BBM sebesar Rp300 ribu per tiga bulan untuk satu 
kepala keluarga (KK), dengan Rp10 juta per bulan yang diterima per anggota 
parlemen yang mengaku terhormat ini. Jelas sangat ironis. Mereka yang punya 
kebiasaan: banyak tidur dan ngelamun --bahkan sering bolos ikut persidangan-- 
ini tak beda seperti manusia hipokrit. Mereka marah-marah karena memang 'ada 
maunya'.

Kembali soal anggaran pembuatan UU. Nilai Rp5 miliar, menurut penilaian Agung 
Laksono, sangat ideal untuk menyelesaikan satu undang-undang. Jika dalam 
setahun ada 50 UU, tentu sekitar Rp250 miliar mengucur ke parlemen. Artinya, 
sepanjang tahun, kantong para anggota parlemen kita ini tidak akan pernah 
kempes. 

Itu baru dari soal bahas-membahas UU saja. Belum lagi soal lobi-melobi 
institusi yang memang punya kepentingan dengan terbitnya suatu UU. Bukan cerita 
kosong, jika institusi X atau Y begitu royal membagi-bagikan angpau kepada 
komisi A atau B demi memuluskan pembahasan Rancangan Undang Undang (RUU). Juga 
menjadi hal yang biasa, sebuah UU dibahas tidak di ruang parlemen tapi di di 
sebuah kamar hotel berbintang.

Sejatinya, sebuah UU yang dihasilkan parlemen kita, sulit untuk bisa dikatakan 
ada nilai keberpihakan pada publik --dalam hal ini rakyat. Realitasnya, yang 
terjadi memang lebih sebuah kompromi antara pihak parlemen dengan pihak yang 
punya kepentingan di sana. Dan, tujuannya cuma satu: Uang! 


[Non-text portions of this message have been removed]



------------------------ Yahoo! Groups Sponsor --------------------~--> 
Help save the life of a child. Support St. Jude Children's Research Hospital.
http://us.click.yahoo.com/f4eSOB/lbOLAA/E2hLAA/BRUplB/TM
--------------------------------------------------------------------~-> 

***************************************************************************
Berdikusi dg Santun & Elegan, dg Semangat Persahabatan. Menuju Indonesia yg 
Lebih Baik, in Commonality & Shared Destiny. http://www.ppi-india.org
***************************************************************************
__________________________________________________________________________
Mohon Perhatian:

1. Harap tdk. memposting/reply yg menyinggung SARA (kecuali sbg otokritik)
2. Pesan yg akan direply harap dihapus, kecuali yg akan dikomentari.
3. Reading only, http://dear.to/ppi 
4. Satu email perhari: [EMAIL PROTECTED]
5. No-email/web only: [EMAIL PROTECTED]
6. kembali menerima email: [EMAIL PROTECTED]
 
Yahoo! Groups Links

<*> To visit your group on the web, go to:
    http://groups.yahoo.com/group/ppiindia/

<*> To unsubscribe from this group, send an email to:
    [EMAIL PROTECTED]

<*> Your use of Yahoo! Groups is subject to:
    http://docs.yahoo.com/info/terms/
 


Kirim email ke