Teman saya bilang kemungkinan besar beras yang kita
impor adalah stok lama sehingga harganya murah.
Sebagaimana negara kita, negara lain seperti China,
Vietnam, dan Thailand juga melakukan stok beras agar
negaranya tidak dilanda kelaparan. Biasanya setelah
setahun beras tersebut diganti dengan stok baru hasil
panen.

Nah jangan2 beras yang diimpor Indonesia memang beras
bulukan atau sebentar lagi akan bulukan. Apalagi
memang beras jatah pegawai negeri memang sering
bulukan:
===
Jatah beras bagi para PNS dan anggota TNI/Polri yang
diberikan Bulog sejak tahun 1960-an kondisinya cukup
memprihatinkan. Selain berbau apek, beras jatah
tersebut biasanya bulukan hingga kurang enak dimakan.
Kami juga sering diberi jatah beras, tidak sesuai
dengan harga (jatah) yang tercantum dalam daftar gaji.

http://www.suarakarya-online.com/news.html?id=8239
===

Kompas:Impor Beras Diwarnai Beberapa Kejanggalan 
Beras Kualitas Rendah Tujuan Filipina Masuk Cilegon

Cilegon, Kompas - Impor beras yang dilakukan Perum
Bulog diduga diwarnai kejanggalan. Setidaknya ada enam
temuan yang mengindikasikan impor beras itu tergolong
bermasalah. Pemerintah diminta meneliti kasus ini agar
negara dan petani tidak dirugikan. Tiga kapal siap
membongkar muatan di Pulau Jawa.

Dari pemantauan Kompas dengan menggunakan kapal di
Selat Sunda hari Kamis (1/12) kemarin ada tiga kapal
bermuatan beras, yaitu MV Xuan Viet (bermuatan 3.400
ton beras), MV Tay Do 04 (3.700 ton), dan MV Binh
Phuoc (6.700 ton), sedang lego jangkar. Menurut
otoritas pelabuhan setempat, kapal itu akan membongkar
muatan di Pelabuhan Cigading, Banten, Jumat ini.

Ketiga kapal tersebut diklaim milik Perum Bulog sesuai
dengan siaran pers yang dikeluarkan pekan lalu. Akan
tetapi, dari laporan perjalanan kapal yang dikeluarkan
otoritas pelabuhan Vietnam, kapal MV Xuan Viet dan MV
Tay Do 04 bertujuan Filipina.

Di samping itu, muatan kedua kapal sesuai dengan harga
yang disebutkan Direktur Utama Perum Bulog Widjanarko
Puspoyo pekan lalu, yaitu 268 dollar AS per ton (yang
kemudian didiskon menjadi 260 dollar AS per ton)
merupakan beras berkualitas patahan 15 persen. Namun,
berdasarkan laporan perjalanan kapal itu bermuatan
beras dengan kualitas patahan 25 persen dan harga 257
dollar AS per ton.

Hingga semalam Direktur Perencanaan dan Teknologi
Informasi Perum Bulog Tito Pranolo, Direktur Operasi
Perum Bulog Bambang Prasetyo, serta Kepala Humas
Rochyad Natajuda belum bisa dikonfirmasi soal
kejanggalan impor beras ini.

Satu kapal lainnya, MV Binh Phuoc, memuat 6.700 ton
beras. Hal ini sesuai dengan laporan perjalanan kapal
yang dikeluarkan otoritas pelabuhan Vietnam dan siaran
pers yang dikeluarkan Perum Bulog.

Ketua Badan Pertimbangan Organisasi Himpunan Kerukunan
Tani Indonesia (HKTI) Siswono Yudo Husodo mengatakan,
pemerintah harus segera mengaudit dan meneliti impor
beras ini secara menyeluruh. Ia melihat, sejak rencana
impor, pengeluaran izin oleh Menteri Perdagangan,
hingga beras masuk terlihat banyak masalah.

Pemasukan beras di Pelabuhan Cigading juga
dipertanyakan. Hingga kemarin tidak ada beras dengan
kualitas medium di Pulau Jawa yang harganya di atas Rp
3.500 per kg sehingga belum saatnya beras impor masuk
ke Pulau Jawa. Apalagi belum ada operasi pasar
sehingga beras tersebut tidak boleh masuk.

Pengamat ekonomi pertanian Bustanul Arifin mengatakan,
jika pemerintah mempunyai niat baik, seluruh beras
yang masih berada di kapal itu dikirim ke luar Pulau
Jawa. Ia mengingatkan soal keluhan petani yang
menyatakan harga beras telah rontok sebelum beras itu
masuk.

Kejanggalan lain

Pengumuman Perum Bulog pada 21 November lalu
menyebutkan terdapat 68.900 ton beras yang sudah masuk
di pelabuhan Indonesia. Namun, berdasarkan laporan
dari otoritas pelabuhan Vietnam, pada saat itu beras
yang dikapalkan hanya 44.150 ton.

Hingga kemarin terdapat dua kapal, yaitu MV Song Tien
(5.950 ton) dan MV Ha Nam ( 6.100 ton), yang disebut
dalam daftar kapal yang memuat beras Perum Bulog,
tetapi ternyata keduanya tidak pernah ada dalam
laporan perjalanan kapal yang dikeluarkan otoritas
pelabuhan Vietnam.

Berkaitan dengan ini, Gubernur Jawa Barat Danny
Setiawan menolak impor beras, sedangkan Ketua Umum
HKTI Sulawesi Selatan Apiaty Amin Syam berharap
pemerintah berpihak kepada petani dengan cara melarang
impor beras.

Sementara itu, Menteri Pertanian Anton Apriyantono
menegaskan bahwa tidak akan ada impor beras tahun
2006. (D01/D10/DOE/OTW/MAR/ELY)
http://www.kompas.com/kompas-cetak/0512/02/utama/2257651.htm

Tertarik masalah Ekonomi? Mari bergabung ke milis Ekonomi Nasional
Kirim email ke: [EMAIL PROTECTED]


                
__________________________________________ 
Yahoo! DSL – Something to write home about. 
Just $16.99/mo. or less. 
dsl.yahoo.com 



------------------------ Yahoo! Groups Sponsor --------------------~--> 
DonorsChoose.org helps at-risk students succeed. Fund a student project today!
http://us.click.yahoo.com/LeSULA/FpQLAA/E2hLAA/BRUplB/TM
--------------------------------------------------------------------~-> 

***************************************************************************
Berdikusi dg Santun & Elegan, dg Semangat Persahabatan. Menuju Indonesia yg 
Lebih Baik, in Commonality & Shared Destiny. http://www.ppi-india.org
***************************************************************************
__________________________________________________________________________
Mohon Perhatian:

1. Harap tdk. memposting/reply yg menyinggung SARA (kecuali sbg otokritik)
2. Pesan yg akan direply harap dihapus, kecuali yg akan dikomentari.
3. Reading only, http://dear.to/ppi 
4. Satu email perhari: [EMAIL PROTECTED]
5. No-email/web only: [EMAIL PROTECTED]
6. kembali menerima email: [EMAIL PROTECTED]
 
Yahoo! Groups Links

<*> To visit your group on the web, go to:
    http://groups.yahoo.com/group/ppiindia/

<*> To unsubscribe from this group, send an email to:
    [EMAIL PROTECTED]

<*> Your use of Yahoo! Groups is subject to:
    http://docs.yahoo.com/info/terms/
 


Kirim email ke