Seorang teman mengajak kita semua untuk 'tetap' mendukung SBY, 
dengan alasan bahwa  "secara makronya, untuk masa masa sulit seperti sekarang 
ini, tidak ada pemimpin lain yang ideal selain Bapak SBY."
     
     Ada beberapa hal yang membuat saya terarik untuk 'menannapi' ajakanya.Saya 
pribadi, punya pendapat yang berbeda. setidaknya  ada dua  alasan mengapa saya 
termasuk golongan orang orang yang tidak melihat alasan mengapa saya harus  
'memuja'  kepemimpinan SBY, diantaranya :
   
  1. Kebijakan yang dikeuarkan sangat 'middle class prespectives' dan tidak 
      'people sensitive'. 
   
  FAKTA  :  Pencabutan berbagai subsidi yang sangat berhubungan dengan 
                  hajat hidup orang banyak, bukan hanya dalam koteks kekinian  
                  melainkan Juga fatal pengaruhya bagi masa depan bangsa.
   
  Contoh :A. Pencabutan subsidi bagi perguruan tinggi, mengakibatkan, angka 
fantastis 
                  yang muncul jika kita berniat medaftar menjadi mahasiswa 
universitas - 
                  Universitas Negeri ternama. Setidaknya harus menyediakan 
kurang lebih 
                  1000 dolar,hanya  untuk Admission Fee dan administrative 
process..ini  
                  hanya untuk Jenjang S1 ... Untuk jenjan S2, pengalama saya 
ketika ingin 
                  mendaftar program magister...untuk amission fee..harus 
sekitar 5000 
                  dolar !! yang terogoh dari kocek..Bandingkan dengan India, 
dengan ranking 
                  dunia   yang         jauh lebih baik, pendidkan India  jauh 
lebih 
                  terjangkau..untuk program profesional seperti LLM atau MBA, 
untuk satu 
                  program hingga selesai, sebagai foreigner hanya sekitar 
kurang lebih 1000-
                  1500 dolar yang harus terogoh dari kocek, sementara bagi 
local 
                  student..hanya 700-1000 rupees..alias 15 - 22,5  USD!!SATU 
PROGRAM 
                  MASTER, dengan masa studi rata rata 4 semester..
              
              B. Pengurangan fantastis Subsidi BBM. Dengan alasan ini dan itu 
dan 
                  kebijakan 'kompensasi' yang sangat tidak tepat guna dan 
(maaf) Bodoh 
                  luar biasa.Alih alih menelurkan kebijakan yang bersifat 
stewardship dan 
                  dapat dirasakan hasilnya secara makro, semisal menyalurkan 
dana 
                  kompensasi BBM untuk sektor pendidikan dan/atau kesehatan , 
                  pemerintah, menyalurkan dana kompensasi BBM dalam bentuk 
subsidi 
                  langsung yang sifatnya  charity oriented,Instan dan tidak 
mendidik..anda 
                  bisa bayangkan, subsidi yang diberikan person 
                  to person, alih alih menyelesaikan masalah justru melahirkan 
banyak 
                  masalah baru.Diantaranya , jumlah uang yang di ' sumbangkan' 
tidak 
                  sebanding dengan kenaikan harga harga yang diakibatkan oleh 
kenaikan 
                  harga BBM.Selain itu, dalam konteks pembangunan karakter 
bangsa 
                  menuju masyarakat madani dan siap bersaing dalam era 
globalisasi, 
                  sangatlah menyedihkan menyaksikan sekian ratus ribu orang 
dikotakan 
                  dalam golongan miskin, disuruh antri, dan 'mengambil jatah 
belas kasihan' 
                  dari Negara..Tidak memadai pula... :(.
                  Dalam konteks masyarakat indonesia saat ini, Secara 
                  konseptual dan tehnikal..kebijakan subsidi langsung sangatlah 
lemah,tidak 
                  tepat guna,pun tepat sasaran.Selain itu, ternyata alasn 
kebijakan 
                  penghapusan subsidi BBM ternyata tidak sesuai dengan faktor 
pendorong 
                  faktual yang ada dilapangan . UIntuk ini, ada referensi 
yangbisa dibuka di 
                  Link :
   
   
  2.Inkosistensi Visi Kepemimpinan ;apa yang dijanjikan dan 
     dikampanyekan  sebelumya berakhir menjadi leucon menggelikan dan 
     kekanak kanakan.
   
   
  FAKTA : 
  A. Mengenai pemberantasan Korupsi ;
     
      Sangatlah patut diacungi jempol, niat baik dan aksi aksi pemerintahan SBY 
untuk 
      memberantas korupsi , terbukti dengan kasus kasus pemberantasan korupsi 
di 
      jajaran birokrasi dan pemerintahan Daerah yang selama ini di blow up ke 
      permukaan. tetapi ada satu pertanyaan yang muncul dibenak saya soal 
ini.Begitu 
      banyak koruptor tingkat daerah dan nasional , dengan nilai korupsi 
      milyaran rupiah  yang di ciduk..tetapi saya tidak mendengar ada langkah 
kongkret 
      yang dilakaukan pemerintah SBY untuk menyelesaikan kasus MEGA korupsi 
BLBI 
      yang mutlak berpengaruh besar pada kehidupan bangsa indonesia..
   
  B.Mengenai Demokratisasi
      
            Demokrasi adalah keniscayaan. Masih segar tentunya dalam ingatan 
kit asemua, kampanye calon Presiden tahun 2004, dan SBY dengan bahasa verbak 
serta Visual yang meyakinkan dan 'kharismatik' saat itu menjanjikan 
Demokratisasi yang sejati di Indonesia.Pada kenyataanya, bisa kita lihat, 
kebijakan yang ditelurkan lagi lagi kontras dengan kampanye beliau.
          Apa jadinya Demokrasi jika ketersinggungan presiden menjadi alasan 
untuk memboiket pemred kompas untuk meliput acara kepresidenan ?Apa jadinya 
pula, jika di tingkat kebijakan formal, fungsi pembatasan arus informasi dan 
komunikasi kembali dihidupkan (PP No 50 tahun 2005  tentang lembaga penyiaran 
swasta serta tiga PP lainya mengenai  lembaga penyiaran berlangganan, lembaga 
penyiaran asing, dan lembaga penyiaran komunitas) Ditambah lagi lahirnya PP 
tersebut dibuat tanpa mempedulikan UU no 32 tahun 2002,karena pp tersebut 
dilahirkan tanpa konsultasi bersama dengan komisi penyiaran.
          Poin yang terakhir semakin menunjukan miskinya pemhaman Presiden 
mengenai Demokrasi Modern, karena dua indikator signifikan diabaikan begitu 
saja ; kebebasan Pers, dan pelanggaran peraturan formal yang telah sah 
ditetapkan.
   
        Selain perihal umum yang saya unkapkan diatas, saya juga punya alsan 
yang sangat personal, mengapa saya tidak melihat signifikansi pentingnya 
memberi dukungan pada SBY. :D.Kebetulan saya beruntung, pada tanggal 23 
November 2005, beliau beserta rombongan berkesempatan melakukan lawatan Ke 
India. 
   
       Salah satu agendanya, selain mebuka kerja sama (partnership) dengan 
Pemerintah dan kalangan Bisnis India, khususnya dibidang manufacturing dan IT, 
adalah bertatap muka dengan warga Indonesia di India.Dalam Event tersebut, saya 
mendapat kesempatan emas untuk mengajukan pertanyaan, dan yang saya pilih, 
adalah mengenai pendidikan, tentunya. Saya Jelaskan mengapa saya memilih India 
untuk melanjutkan studi saya. 
      
      Ada dua alasan pokok, yang pertama tentunya kualitas, dan selanjutnya  
adalah keterjangkauan.Saya jelaskan panjang lebar, betapa murahnya sekolah di 
India, baik biaya perkuliahan, hingga biaya sarana penunjang pendidikan, 
seperti buku buku, akses Informasi (koran, Majalah, hingga TV Cable) dan lain 
sebagainya.
      
      Lalu saya tambahkan lagi, kualitas Pendidikan disini, melesat jauh diatas 
Indonesia,salah satu Indikatornya, staf pengajar kelas dunia yang juga menjadi 
visiting professor di OXford, Harvard, Stanford dll dst.
     
      Saya bandingkan dengan Indonesia, dimana biaya pendidikan tinggi 
sangatlah mahal dan tidak terjangkau orang kebanyakan (untuk satu program 
profesional seperti master kenotariatan, admission fee dari sebuah perguruan 
tinggi negeri terkemuka tidak kurang dari 5000 USD !!! bandingkan dengan India; 
satu program LLM, 4 Semester sampai selesai, haya MAKSIMAL 1500 dolar yang 
dikeluarkan). 
    
         Pengajar di Indonesia pun bisa dihitung dengan jari yang boleh 
dikatakan berkelas dunia, itupun sangatlah sulit ditemui, berbeda jauh dengan 
India, selama para pengajar ada di India, kapanpun akses terbuka untuk bertatap 
muka dan berdiskusi, kalaupun sedang tidak berada di India,akses online bisa 
digunakan dan boleh dikatakan sama efektifnya.
   
        Belum lagi Di Indonesia, buku buku sangat MUAHAL harganya, terutama 
buku buku references..kalau kita ,memfoto copy begitu saja, itu namanya 
melanggar Intellectual property right bukan ? :),dan sepertinya, lagi lagi 
pemerintah tidak terlalu peduli akan hal ini.
   
          Poin terakhir saya adalah pertanyaan, kapan pemerintah mau mulai 
memperhatikan maslah pendidikan secara serius ? Kapan anggaran Pendidikan APBN 
seperti yang diamanatkan dalam UUD 1945 amandemen ke 4 tahun 2002 sebesar 20 
persen akan dipenuhi ? Setelah selesai bertanya, saya baru sadar, wajah  bapak 
presiden didepan saya berubah, sedikit tidak ramah dan merasa terganggu. :D
   
        Beliau kemudian menjawab pertanyaan saya.Diawali dengan " soal 
pendidikan , saya sudah 9 kali merasakan pendidikan di luar negeri, dst 
dll..intinyabeliau berkata, bahwa pendidikan di Indonesia tiodakalh 'seburuk' 
itu dan dilanjutkan dengan berbagai jawaban defensif, tidak nyambung dan sangat 
apologatif.Karena 'bosan' sayan berbisik pada teman yang duduk disebelah saya ' 
alah..dia juga nyekolahin anaknya ke luar negeri kan ? Kalau pendidikan di 
Indonesia sebagus itu, kenapa dia sekolahin anaknya di luar negeri ? :D rupanya 
beliau 'menagkap' reaksi saya yang 'tidak patuh tertib' mendengarkan. Walhasil 
beliau marah dan 'membentak' saya , " Dengarkan kalau saya sednag bicara, tadi 
anda bicara saya dengarkan".Saya sedikit terkejut, juga merasa bersalah..iya 
juga ya..sepertinya saya tidak 'sopan'.Habis gimana dong..jawabannya nggak 
nyambung dan klise sihh..;)
   
          Akhirnya selesai juga pertemuan itu.Ditengah jalan menuju pintu 
keluar, salah satu Staf beliau berseloroh pada saya ' Dik, UGM nomor 200 lho, 
versi majalah Fortune..Lagi lagi, alih alih berintrospreksi, pernyataan 
defensif yang keluar..sayapun cengar cengir sambil nyeletuk ; iya mas, tapi 
kampus saya disini 10 besar ;).Bung Andi puun berlalu..hehehe
   
         Intinya ; ternyata SBY bukanlah sosok pemimpin yang gentle dan legowo, 
ketika kritik disampaikan, tentu dengan fakta dan data yang jelas, beliau sanat 
defensif, bahkan cenderung 'ngambek' dan anti kritik.Juga stafnya.Setali tiga 
uang.
   
           Yang membuat saya sedih, diawal pertemuan beliau berpidato panjang 
lebar soal Indonesia bangsa yang kaya resources, siap masuk ke poersaingan 
global, bla bla bla, nya nya nya, da da da.Tetapi lupakah beliau, berapa banyak 
natural resources yang sudah 'terjual' dan tergadai ? Dan satu lagi pertanyaan, 
Human Resources macam mana yang tersedia saat ini ? Bersaing di Level mana ? 
KAlau pendidikan tinggi sangat mahal dan sulit dijangkau olah kebanyakan orang, 
lalu resources yang mana yang akan 'dilempar' ke panggung global ? Blue collar 
workers ?yang selama bebrapa dekade sudah di rajai lapangannya oleh tenaga 
kerja Indonsia, sedihnya pula, tidak pernah ada perlindungan hukum yang serius 
oleh pemrintah atas keberadaan mereka. Sampai kapan Indonesia akan menjadi 
Negara 'penumbal' tenaga kerja kerah biru ? :(
       
         SBY mungkin lupa dan atau bahkan tidak pernah 'menghitung' persoalan 
ini. Karenyanya dengan bangga (cenderung tidak tahu malu)  jumawa berbicara 
mengenai keberhasilan dan kesiapan rejimnya mengantar bangsa Indonesia ke 
persaingan Global..Poin ini yang semakin kuat mendorong saya untuk secara 
politis tidak mendukung kepemimpinan SBY.. 
        
         Jadi maaf kawan Michael, bukan perkara menolak ajakanmu, tetapi  
memang saya tidak menemukan alasan yang signifikan untuk memuja dan setuju 
bahwa SBY adalh pemimpin  terbaik bangsa ini..
   
  Cheeers
  Tylla Subijantoro
           
         
   
   
   
   
   
  
MICHAEL STELLAR <[EMAIL PROTECTED]> wrote:
  Marilah kita tetap mendukung SBY sebagai presiden
RI dan kalo bisa tetap memilihnya sebagai presiden
pada periode mendatang.
    Marilah kita berpikir secara makronya,
jangan berpikir secara mikronya dan merupakan hal yg
sepele(karena tidak di undang atau tidak bisa bertemu
dengan presiden- kita langsung membencinya)
    Itu tidak merupakan suatu alasan elegan untuk kita
sebagai kaum intelektual untuk di jadikan bahan
ngambek.
    Soal limited invitation itu adalah masalah yang
bawah-
bukan kesalahan presiden.
    Kalo kita ada unek-unek/masalah/ide maupun saran
untuk 
kebaikan negara ini-kan banyak jalannya,
seperti gabung dengan milist,menulis di media ,dan yg
patut
di contoh seperti saudara luqman 
yang katanya pernah yg di wawancarai oleh trans tv.
    Kalo kita berpikir secara makronya,untuk masa-masa
sulit
sekarang ini tak ada pemimpin yang ideal selain 
bapak SBY.
    Marilah kita lihat dulu diri kita sendiri dan
perbaiki
diri sendiri(skill maupun ilmu).
   Dan kalau menunggu negara memeperbaiki diri kita
(passif tanpa  ada keaktifan kita untuk memperbaiki
diri kita 
sendiri-jangan harap deh bisa berhasil)
    Marilah kita terapkan lebih dahulu ide yg baik yg
ada di dalam otak kita  itu ke diri kita
sendiri---sebelum memberikan ide  tersebut ke orang
lain/negara




Ahmad Jubeir Marbun

Computer Application
Bangalore Univeristy
Bangalore-India





            
__________________________________ 
Yahoo! FareChase: Search multiple travel sites in one click.
http://farechase.yahoo.com


_________________________________________________________________________
Mhs/Masy. indoindia diharapkan untuk selalu melihat diskusi harian di 
http://dear.to/ppi dan situs resmi PPI http://www.ppi-india.org 
==========================================================================
Catatan penting:
1- Harap tdk. memposting berita, kecuali yg  berkenaan dg 
masyarakat/mahasiswa/alumni India
2- Arsip milis: http://groups.yahoo.com/group/ppi-india ; 
3- HP Ketua PPI (Mukhlis): 09871815229 ; Sek. PPI(Herman): 09897160536
4- KBRI Delhi(11)26110693;26118642; 26118647
5- KJRI Mumbai (022)3868678;3800940;3891255 


    
---------------------------------
  YAHOO! GROUPS LINKS 

    
    Visit your group "ppi-india" on the web.
    
    To unsubscribe from this group, send an email to:
 [EMAIL PROTECTED]
    
    Your use of Yahoo! Groups is subject to the Yahoo! Terms of Service. 

    
---------------------------------
  

  






                
---------------------------------
 Yahoo! Personals
 Let fate take it's course directly to your email.
 See who's waiting for you Yahoo! Personals

[Non-text portions of this message have been removed]



------------------------ Yahoo! Groups Sponsor --------------------~--> 
Help tsunami villages rebuild at GlobalGiving. The real work starts now.
http://us.click.yahoo.com/HrzMLB/KbOLAA/E2hLAA/BRUplB/TM
--------------------------------------------------------------------~-> 

***************************************************************************
Berdikusi dg Santun & Elegan, dg Semangat Persahabatan. Menuju Indonesia yg 
Lebih Baik, in Commonality & Shared Destiny. 
http://groups.yahoo.com/group/ppiindia
***************************************************************************
__________________________________________________________________________
Mohon Perhatian:

1. Harap tdk. memposting/reply yg menyinggung SARA (kecuali sbg otokritik)
2. Pesan yg akan direply harap dihapus, kecuali yg akan dikomentari.
3. Reading only, http://dear.to/ppi 
4. Satu email perhari: [EMAIL PROTECTED]
5. No-email/web only: [EMAIL PROTECTED]
6. kembali menerima email: [EMAIL PROTECTED]
 
Yahoo! Groups Links

<*> To visit your group on the web, go to:
    http://groups.yahoo.com/group/ppiindia/

<*> To unsubscribe from this group, send an email to:
    [EMAIL PROTECTED]

<*> Your use of Yahoo! Groups is subject to:
    http://docs.yahoo.com/info/terms/
 


Kirim email ke