http://www.sinarharapan.co.id/berita/0512/27/sh05.html
Tanpa Terobosan Baru Sektor Riil Ambruk Jakarta - Pemerintah dan Bank Indonesia (BI) harus membuat sejumlah terobosan agar kecenderungan perusahaan melakukan pemutusan hubungan kerja (PHK) bisa dikurangi. Tero-bosan ini harus dilakukan selama semester I/2006 untuk mengatasi beban sektor riil (dunia usaha) yang semakin berat. Demikian Ketua Umum Kamar Dagang dan Industri (Kadin) Indonesia, Mohammad Sulaiman Hidayat di Jakarta, Selasa (27/12) pagi. "Pemerintah tidak bisa menjalankan kebijakan secara bussinees as usual (melakukan bisnis seperti biasa) tetapi harus berani melakukan perubahan yang substansial," kata Hidayat. Hal ini disebabkan selama semester I/2006 sektor riil akan menghadapi berbagai kesulitan sebagai dampak lanjutan kenaikkan BBM, meningkatnya harga bahan baku dan beban biaya operasional. Jika pemerintah tidak membuat perubahan substansial, trend terjadinya PHK di industri perkayuan, tekstil dan produk tekstil (TPT), perbankan, dan industri makanan akan berlanjut di awal tahun 2006. Selama 2006, katanya, dunia usaha akan dihantuai pertumbuhan ekonomi rendah yang mengakibatkan kesempatan kerja sedikit atau bahkan tertutup. Tim ekonomi dan BI harus kerja keras membuat terobosan yang berarti guna menurunkan laju inflasi dan menurunkan suku bunga kredit perbankan untuk menggerakkan sektor riil. "Tanpa upaya-upaya seperti ini sektor riil akan banyak ambruk pada semester I/2006," kata Hidayat. Menurut dia, tingkat suku bunga perbankan sampai Agustus 2006 diperkirakan masih tinggi yakni mencapai 15 persen dan kemungkinan besar baru akan terjadi penurunan akhir 2006. Ia mendesak pemerintah segera meregulasi peraturan dengan memberikan insentif dunia usaha, memotong biaya tinggi dan mereformasi mentalitas birokrasi. Industri Tekstil Dia menambahkan, tanpa melakukan kebijakan yang menyentuh ke sektor riil, penggangguran akan meningkat menjadi 10,9 juta atau sekitar 10 persen angkatan kerja. "Angka ini merupakan perhitungan yang konservatif artinya hanya menghitung pengganguran terbuka," katanya. Dengan pertumbuhan yang saat ini hanya 5,2-5,5 persen, tidak akan cukup menyerap peningkatan angkatan kerja. "Penyerapan angkatan kerja baru hanya bisa dilakukan jika pemerintah mampu menggenjot pertumbuhan ekonomi sebesar 6,6 persen," ujarnya. Selama 2005 dunia usaha sangat terpukul dengan kenaikan BBM yang mencapai lebih dari 100 persen dan meningkatnya suku bunga kredit perbankan. Sementara 2006 dihantui PHK yang terus berlanjut dan kebijakan ekonomi yang belum mampu memberikan stimulus bagi sektor riil bergerak. Sementara itu Ketua Asosiasi Pertekstilan Indonesia (API), Lili Asdjudireja yang juga Wakil Ketua Komisi VI DPR dari Partai Golkar mengatakan, tahun depan akan semakin banyak pabrik-pabrik tekstil yang akan gulung tikar akibat merosotnya daya saing. "Tidak adanya upaya pemerintah untuk melindungi industri dalam negeri ditambah kenaikan BBM dan rencana kenaikan Tarif Dasar Listrik (TDL), membuat industri tekstil dalam negeri tidak memiliki daya saing," katanya. Selain itu, penyelundupan tekstil masih terus berjalan. Lili yang menjabat sebagai Ketua Umum API Jawa Barat mengatakan, memburuknya kondisi industri tekstil nasional sebenarnya sudah bisa terlihat pada hari Raya Idul Fitri beberapa waktu lalu dimana banyak perusahaan yang meliburkan para buruh dalam waktu yang cukup lama antara dua minggu sampai satu bulan. (sigit wibowo/danang j murdono) [Non-text portions of this message have been removed] ------------------------ Yahoo! Groups Sponsor --------------------~--> Clean water saves lives. Help make water safe for our children. http://us.click.yahoo.com/YNG3nB/VREMAA/E2hLAA/BRUplB/TM --------------------------------------------------------------------~-> *************************************************************************** Berdikusi dg Santun & Elegan, dg Semangat Persahabatan. Menuju Indonesia yg Lebih Baik, in Commonality & Shared Destiny. http://groups.yahoo.com/group/ppiindia *************************************************************************** __________________________________________________________________________ Mohon Perhatian: 1. Harap tdk. memposting/reply yg menyinggung SARA (kecuali sbg otokritik) 2. Pesan yg akan direply harap dihapus, kecuali yg akan dikomentari. 3. Reading only, http://dear.to/ppi 4. Satu email perhari: [EMAIL PROTECTED] 5. No-email/web only: [EMAIL PROTECTED] 6. kembali menerima email: [EMAIL PROTECTED] Yahoo! Groups Links <*> To visit your group on the web, go to: http://groups.yahoo.com/group/ppiindia/ <*> To unsubscribe from this group, send an email to: [EMAIL PROTECTED] <*> Your use of Yahoo! Groups is subject to: http://docs.yahoo.com/info/terms/