** Forum Nasional Indonesia PPI India Mailing List **
** Untuk bergabung dg Milis Nasional kunjungi: 
** Situs Milis: http://groups.yahoo.com/group/ppiindia/ **
** Beasiswa dalam negeri dan luar negeri S1 S2 S3 dan post-doctoral 
scholarship, kunjungi 
http://informasi-beasiswa.blogspot.com **Saya nimbrung disini saja deh. 
Komentar iseng tg solusi memberi pekerjaan shgg tidak ada laki2 
menganggur?..hmmm jadi inget acara SCTV (?) "Republik BBM" (Benar 
Benar Mabok) tiap hari senen (malam selasa) jam 23:00. Kalo saya 
jadi kandidat mentekenya (menteri tenaga kerja)nya...salah satu ide 
saya adalah...pere kerja dirumah aja, biarkan laki2 yang kerja di 
luar rumah. Jadi kesempatan kerja di pabrik2/industry berikan keapda 
laki2 aja. Kan sekarang ini industry lebih senang mempekerjakan pere 
krn "cost"nya jauh lebih murah bagi industry. Jadi, kembalikan 
kepada fitrahnya bahwa laki2 yang harus mencari nafkah. Kita kaum 
pere....ngabisin uangnya aja...:-). Meski saya sadari ini harus 
banyak kerjasama dengan menteri2 lainnya dan gak gampang. Tapi ini 
kan juga cuma ide.

Komentar iseng lainnya adalah cerita soal TKI di Arab:
1. Kalau mau positiv thinking, ini bisa menjadi pemikiran...mengapa 
Allah SWT menurunkan para nabi termasuk Nabi SAW di tanah Arab 
yang "jahilliyah" dan nabi mana yang kemudian mampu merubah Arab 
menjadi beradab dan dikenal keseluruh dunia? 

2. Ada gak yang bisa sharing cerita2 TKI yang dapet majikan yang 
baik di Arab itu? Saya dengar cerita dari teman yang pernah pergi 
haji dan berjumpa dengan TKW yang beruntung. TKW ini memang cuma 
lulusan SMP. Alhamdulillah karena dapat majikan baik & bijak dia 
diajarkan bahasa arab sehingga bisa berbhs arab dg lancar dan 
menjadi interpreter bagi rombongan haji Indonesia. Dia mengisahkan 
karena dia bisa berbicara arab dan tau hak-haknya, dia tak mengalami 
hal2 buruk spt perkosaan. Pernah anak majikannya mencoba 
memperkosanya, tapi dgn lantang dia katakan bhw dia bekerja kpd 
ayahnya. "Jadi, kalau kamu berani memperkosa saya akan saya adukan 
kepada ayahmu". Alhamdulillah tuh anak, jiper. Jadi, para TKI harus 
diberi modal pembelajaran arab-conversation...paling engga! Selain 
itu juga harus diberitahukan bagaimana mengantisipasi kejadian2 spt 
itu.

gitu aja dulu. masih capek.

wassalam,
--- In ppiindia@yahoogroups.com, "Kartono Mohamad" <[EMAIL PROTECTED]> 
wrote:
>
> Mbak Aris, ikut nimbrung. Sebaiknya mbak Aris tidak hanya 
menyalahkan
> laki-laki. Coba berikan solusi dengan memberi mereka pekerjaan 
sehingga
> tidak ada laki-laki menganggur. Dan yang kedua, mbak Aris kok 
begitu
> ngotonya membela Arab Saudi dan cenderung menyalahkan TKI. Mbak 
Aris, setahu
> saya, TKI yang di Arab Saudi itu kalau keluar rumah memakai jilbab 
hitam
> yang hampir menutupi seluruh wajahnya juga. Biasanya juga kalau 
keluar,
> mereka bersama dengan isteri majikan. Berbeda dengan pekerja dari 
Filipina
> (tapi kebanyakan mereka bekerja di toko atau perusahaan asing di 
Arab Saudi)
>  Kalau mbak Aris pernah berwawancara dengan TKI yang diperkosa, 
mereka itu
> pada umumnya diperkosa di rumah majikan. Bukan di luar rumah. 
Barangkali ada
> baiknya sekali-sekali mbak Aris bergaul dan berbincang dengan 
mereka dengan
> sikap yang empatik. Mereka sebangsa dengan mbak Aris (kecuali 
kalau mbak
> Aris ternyata orang Arab).
> KM
>  
> -------Original Message-------
>  
> From: ppiindia@yahoogroups.com
> Date: 03/03/06 09:03:26
> To: ppiindia@yahoogroups.com
> Subject: Re: [ppiindia] Kisah dari Arab Saudi (Dik Aris harus 
membaca!)
>  
> Mbak, 
>   Seorang muslimah bila dibepergian pergi jauh (waktunya lebih dari
> seharisemalam atau safar) hendaknya dia tidak boleh sendirian, 
begitulah
> peraturannya dalam Islam. Hendaknya dia ditemani dengan mahram 
(klo muhrim
> itu istilah untuk orang yang pergi haji dong) atau bersama jamaah 
perempuan.
> Secara kemaslahatannya adalah untuk menjaga kehormatannya. 
Meskipun jaraknya
> jauh hal itu bisa disiasati dengan naik pesawat terbang, dan 
dilokasi nanti
> dia tinggal dengan jamaah putri.
>    
>   Well, kenapa di Arab Saudi sering terjadi pelecehan seksualitas 
terhadap
> TKI. BAiklah akan aris coba mengurainya. Dalam Islam perempuan 
diperbolehkan
> meningkatkan valensinya atau mengekpresikan skill-nya dalam 
bekerja. Namun
> sebagai seorang muslimah dia harus terikat dengan aturan Islam, 
ketika luar
> rumah dia memakai busana muslimah, menjaga pandangan dll, bekerja
> professional dan memilih pekerjaan yang sesuai kodrat dia dan tidak
> menghambat kewajiban lain yakni mengasuh anak serta ibu rumah 
tangga. Meski
> demikian hukum bekerja bagi dia adalah tetap saja mubah, kalau 
uang hasil
> kerja itu diberikan keluarga status hukumnya adalah sedekah. Uang 
itu adalah
> sepenuhnya milik dia, bila seorang suami mengambil uang miliknya 
maka, maka
> perilaku suami itu termasuk mencuri.
>    
>   Sedang laki-laki, bekerja itu adalah wajib, karena mencari 
nafkah itu
> wajib. Seharusnya yang bekerja jadi TKI itu laki-laki. Harusnya 
laki-laki
> malu dan merasa berdosa ketika dia melihat istrinya bekerja 
banting tulang
> cari kerja jadi TKI sedang dia dirumah saja. 
>    
>   Bahkan, ada dosa yang tidak bisa dihapuskan seorang laki-laki 
kecuali
> dengan mencari nafkah. Tugas fungsi ibu dalam mendidik anak 
terabaikan di
> Indonesia, ketika dia jadi TKI. Anaknya jadi yang kurang kasih 
sayang dll.
>    
>   Bila suami tidak memberi nafkah mencukupi, dalam hukum Islam 
istri
> diperbolehkah mengambil uang yang disimpan sang suami (didompet, 
disaku dll)
> sebatas mencukupi kebutuhan RT dan anaknya. Perilaku istri ini 
tidak
> terkategori mencuri. BIla istri kerepotan mengurusi RT dan anak-
anaknya,
> kewajiban suami menyediakan pembantu buat istrinya, kecuali 
istrinya ridha
> dan mau mempayah ria untuk mengelaola RT. Istri akan mendapat 
pahala setara
> dengan berjihad. 
>    
>    Orang Arab sangat menghargai bila TKI kita bila TKI itu pintar 
baca Al
> Quran, dia akan mendapat upah 2 kali lipat dari TKI biasa (karena 
dia juga
> bisa ngajari anaknya baca Al Quran), dan dia akan dimuliakan oleh 
majikannya
>  Sedangkan rata-rata TKI, Indonesia agamanya (ah mbak jangan 
tanyakan saya)
> kurang dan kurang berkualitas, pendidikannya rendah.  Selain itu, 
TKI yang
> dikirim ke luar negeri itu harusnya adalah laki-laki.
>    
>   Siapapun ornag yang memperkejakan dia pasti kurang sukalah, 
bahkan mbak
> sendiri bukan. Merasa ditipu oleh pihak penyupai tenaga kerja.  
Tidak hanya
> diArba Saudi, di Indonesia juga seirng terjadi perlakukan terhadap 
Pembantu
> Rumah tangga. Lihatlah rata-rata yang mengalami demikian adlah PRT 
yang
> kurang berkualitas.
>   Pemakaian cadar hukumnya mubah (boleh), silakan saja.  rata-rata 
Imam
> Mahzab tidak mewajibkannya, karena wajah bukan termasuk aurat.
>    
>   Mbak inilah secuil hukum Islam mengenai rumah tangga, indah 
bukan. Ada
> banyak lainnya mengenai hukum Islam (syariat Islam) dalam rumah 
tangga. Ini
> tidak bisa terlaksana tanpa syariat Islam terterapkan. Maka mba 
wajar tho
> aris ngebet banget dengan penerapan syariat Islam, di Arab Saudi 
syariat
> Islam diterapkan secara parsial sekali bukan totalitas dan 
cenderung ifrat
> (ektrem ketat berlebih-lebihan).
>    Demikian dari aris, mbak semoga bermanfaat.
>   salam,
>   aris
>    
>   
> 
> Free Thinker <[EMAIL PROTECTED]> wrote:
>   Jangan sampai terjadi pada saudara-saudara perempuan di 
Indonesia.
>   Duh!
> 
> Nugroho Dewanto <[EMAIL PROTECTED]> wrote:
>   
> 
> Kisah dari Arab Saudi
> Oleh Ulil Abshar-Abdalla
> 08/11/2004
> 
> INI adalah sebuah kisah yang dituturkan oleh seorang kolumnis 
perempuan 
> Arab Saudi yang tinggal di Ryadh, dan dimuat di koran berbahasa 
Inggris, 
> Arab News, yang terbit di Jeddah. Kisah itu dimuat hari Jumat 
lalu, 5 
> November 2004.
> 
> Seorang perempuan tua yang berjalan dengan bantuan kursi roda 
sedang 
> bersitegang dengan petugas imigrasi. Pasalnya adalah, ia bepergian 
dengan 
> tidak disertai oleh seorang "muhrim" resmi. Menurut peraturan 
pemeritah, 
> seorang perempuan tak boleh melakukan perjalanan sendirian. Ia 
harus 
> didampingi oleh seorang laki-laki yang masih ada hubungan kerabat 
yang 
> dalam kosa kata fiqh disebut dengan sebagai "muhrim".
> 
> "Tetapi, Tuan Petugas, bukankah saya telah didampingi anak saya," 
kata 
> perempuan itu sambil menunjuk kepada seorang remaja yang ada di 
sampingnya.
> "Ya, betul. Tetapi dia bukan muhrim resmi yang tertera dalam 
dokumen Anda. 
> Muhrim resmi Anda adalah anak yang lain, bukan anak yang ada di 
hadapan 
> saya sekarang. Saya tak bisa mengizinkan Anda bepergian tanpa 
disertai 
> muhrim resmi," jawab si petugas.
> 
> Si anak mencoba membujuk agar ibunya diperkenankan pergi ke luar 
negeri, 
> toh ia sudah didampingi anaknya sendiri. Tetapi si petugas tetap 
ngotot 
> menolak, seraya menganjurkan agar menunda perjalanan itu sampai si 
muhrim 
> resmi bisa menyertai. Si anak marah hebat, meneriaki petugas itu.
> 
> Kejadian ini berlangsung persis di muka si kolumnis perempuan 
tadi. Ia 
> sendiri sedang berdiri persis di belakang perempuan tua 
yang "sial" tadi, 
> dan mengamati peristiwa itu dengan perasaaan was-was pula. Ia juga 
sedang 
> melakukan perjalanan ke luar negeri. Khawatir ada dokumen yang 
kurang, ia 
> melihat tasnya, mengecek apakah semua persyaratan sudah lengkap: 
paspor, 
> surat izin dari muhrim untuk melakukan perjalanan. Di sampingnya, 
seorang 
> laki-laki yang adalah saudaranya sendiri sedang bermain-main 
dengan HP-nya: 
> si muhrim resmi. Persyaratan sudah lengkap, tetapi ia toh masih 
merasa 
> was-was, jangan-jangan si petugas sengaja mencari-cari alasan 
untuk 
> mencegah perjalanannya.
> 
> Kisah semacam ini mungkin terasa aneh, janggal, dan tak masuk akal 
jika 
> dibaca oleh kaum perempuan di Indonesia. Di negeri kita yang 
penduduk 
> muslimnya jauh lebih banyak ketimbang Saudi Arabia, perempuan bisa 
> menikmati perjalanan dengan bebas ke mana-mana, walaupun 
sendirian. Tanpa 
> ada ketentuan harus didampingi oleh seorang muhrim. Hal serupa 
juga saya 
> lihat di negeri-negeri Arab lain yang lebih "liberal" seperti 
Mesir, 
> Jordania, Iraq, dan lain-lain.
> 
> Di Saudi Arabia, perkaranya lain. Di sana, perempuan tidak bisa 
bergerak 
> bebas ke mana-mana. Larangan perjalanan tanpa muhrim ini bahkan 
berlaku 
> juga buat seorang perempuan Saudi Arabia yang menjadi wakil resmi 
negeri 
> itu di PBB, Thoraya Obaid.
> 
> Perempuan tidak boleh menyetir mobil sendiri, sehingga ratusan 
ribu sopir 
> dari Asia mesti didatangkan ke negeri kelahiran Islam itu 
untuk "menyetiri" 
> kaum perempuan. Perempuan juga tidak bisa check-in di hotel 
sendirian, 
> tanpa disertai seorang muhrim.
> 
> Dalam bagian lain artikelnya, si kolumnis tadi melakukan kritik 
atas 
> sejumlah praktik di negerinya yang sangat diskriminatif terhadap 
perempuan 
> Dan sialnya, praktik-praktik itu dibenarkan atas nama tafsiran 
tertentu 
> atas ajaran Islam. Seperti kita tahu, Saudi Arabia menganut suatu 
ideologi 
> yang disebut wahabiyah yang memperkenalkan penafsiran yang kaku 
dan rigid 
> atas Islam.
> 
> Si kolumnis tadi juga memprotes pemaksaan penggunaan cadar. Ia 
mengatakan 
> bahwa tiga dari mazhab resmi dalam Islam tidak mewajibkan cadar. 
Kenapa 
> pemerintah yang konon mengklaim melaksanakan syariat Islam tidak 
> mempertimbangkan hal itu. Setelah menunjukkan sejumlah praktek 
diskriminasi 
> atas perempuan di negerinya, si kolumnis tadi membuat 
kesimpulan, "Our 
> state has been organized by certain mentalities in order to 
preserve one 
> thing: Male dominance." (Negeri kita diatur menurut mentalitas 
tertentu 
> hanya untuk mempertahankan satu hal: dominasi laki-laki).
> 
> Kolomnis itu bernama Mody Al-Khalaf. Kalau anda berniat untuk 
berkomunikasi 
> dengannya, silahkan berkirim surat-e ke: [EMAIL PROTECTED] Saya 
> terharu membaca kolom Mody ini. Di sana ada keberanian yang luar 
biasa 
> untuk "bersuara lain". Di negeri yang, atas nama Islam, didominasi 
> laki-laki seperti Saudi, suara perempuan adalah sesuatu yang 
langka. Saya 
> tak yakin, apakah kolom itu bisa diterbitkan dalam versi Arab di 
> koran-koran resmi di sana. []
> 
> Referensi: http://islamlib.com/id/index.php?page=article&id=720
> 
> 
> 
> [Non-text portions of this message have been removed]
> 
> 
> 
> 
*********************************************************************
******
> Berdikusi dg Santun & Elegan, dg Semangat Persahabatan. Menuju 
Indonesia yg
> Lebih Baik, in Commonality & Shared Destiny. http://groups.yahoo
> com/group/ppiindia
> 
*********************************************************************
******
> 
_____________________________________________________________________
_____
> Mohon Perhatian:
> 
> 1. Harap tdk. memposting/reply yg menyinggung SARA (kecuali sbg 
otokritik)
> 2. Pesan yg akan direply harap dihapus, kecuali yg akan 
dikomentari.
> 3. Reading only, http://dear.to/ppi 
> 4. Satu email perhari: [EMAIL PROTECTED]
> 5. No-email/web only: [EMAIL PROTECTED]
> 6. kembali menerima email: [EMAIL PROTECTED]
> 
> 
> 
> 
>   SPONSORED LINKS 
>         Cultural diversity   Indonesian languages   Indonesian 
language
> learn     Indonesian language course 
>     
> ---------------------------------
>   YAHOO! GROUPS LINKS 
> 
>     
>     Visit your group "ppiindia" on the web.
>     
>     To unsubscribe from this group, send an email to:
> [EMAIL PROTECTED]
>     
>     Your use of Yahoo! Groups is subject to the Yahoo! Terms of 
Service. 
> 
>     
> ---------------------------------
>   
> 
> 
> 
>             
> ---------------------------------
> Yahoo! Mail
> Bring photos to life! New PhotoMail  makes sharing a breeze. 
> 
> [Non-text portions of this message have been removed]
> 
> 
> 
> 
*********************************************************************
******
> Berdikusi dg Santun & Elegan, dg Semangat Persahabatan. Menuju 
Indonesia yg
> Lebih Baik, in Commonality & Shared Destiny. http://groups.yahoo
> com/group/ppiindia
> 
*********************************************************************
******
> 
_____________________________________________________________________
_____
> Mohon Perhatian:
> 
> 1. Harap tdk. memposting/reply yg menyinggung SARA (kecuali sbg 
otokritik)
> 2. Pesan yg akan direply harap dihapus, kecuali yg akan 
dikomentari.
> 3. Reading only, http://dear.to/ppi 
> 4. Satu email perhari: [EMAIL PROTECTED]
> 5. No-email/web only: [EMAIL PROTECTED]
> 6. kembali menerima email: [EMAIL PROTECTED]
> 
> 
> 
> 
>   SPONSORED LINKS 
>         Cultural diversity   Indonesian languages   Indonesian 
language
> learn     Indonesian language course 
>     
> ---------------------------------
>   YAHOO! GROUPS LINKS 
> 
>     
>     Visit your group "ppiindia" on the web.
>     
>     To unsubscribe from this group, send an email to:
> [EMAIL PROTECTED]
>     
>     Your use of Yahoo! Groups is subject to the Yahoo! Terms of 
Service. 
> 
>     
> ---------------------------------
>   
> 
> 
> 
> 
> pustaka tani 
>   nuraulia
> 
>             
> ---------------------------------
> Relax. Yahoo! Mail virus scanning helps detect nasty viruses!
> 
> [Non-text portions of this message have been removed]
> 
> 
> 
> 
*********************************************************************
******
> Berdikusi dg Santun & Elegan, dg Semangat Persahabatan. Menuju 
Indonesia yg
> Lebih Baik, in Commonality & Shared Destiny. http://groups.yahoo
> com/group/ppiindia
> 
*********************************************************************
******
> 
_____________________________________________________________________
_____
> Mohon Perhatian:
> 
> 1. Harap tdk. memposting/reply yg menyinggung SARA (kecuali sbg 
otokritik)
> 2. Pesan yg akan direply harap dihapus, kecuali yg akan 
dikomentari.
> 3. Reading only, http://dear.to/ppi 
> 4. Satu email perhari: [EMAIL PROTECTED]
> 5. No-email/web only: [EMAIL PROTECTED]
> 6. kembali menerima email: [EMAIL PROTECTED]
> 
> 
> 
> 
> SPONSORED LINKS Cultural diversity Indonesian languages Indonesian 
language
> learn 
> Indonesian language course 
> 
> 
> 
> YAHOO! GROUPS LINKS 
> 
>  Visit your group "ppiindia" on the web.
>   
>  To unsubscribe from this group, send an email to:
>  [EMAIL PROTECTED]
>   
>  Your use of Yahoo! Groups is subject to the Yahoo! Terms of 
Service. 
> 
> 
> 
> 
> 
>  
> 
> [Non-text portions of this message have been removed]
>







***************************************************************************
Berdikusi dg Santun & Elegan, dg Semangat Persahabatan. Menuju Indonesia yg 
Lebih Baik, in Commonality & Shared Destiny. 
http://groups.yahoo.com/group/ppiindia
***************************************************************************
__________________________________________________________________________
Mohon Perhatian:

1. Harap tdk. memposting/reply yg menyinggung SARA (kecuali sbg otokritik)
2. Pesan yg akan direply harap dihapus, kecuali yg akan dikomentari.
3. Reading only, http://dear.to/ppi 
4. Satu email perhari: [EMAIL PROTECTED]
5. No-email/web only: [EMAIL PROTECTED]
6. kembali menerima email: [EMAIL PROTECTED]
 
Yahoo! Groups Links

<*> To visit your group on the web, go to:
    http://groups.yahoo.com/group/ppiindia/

<*> To unsubscribe from this group, send an email to:
    [EMAIL PROTECTED]

<*> Your use of Yahoo! Groups is subject to:
    http://docs.yahoo.com/info/terms/
 


** Forum Nasional Indonesia PPI India Mailing List **
** Untuk bergabung dg Milis Nasional kunjungi: 
** Situs Milis: http://groups.yahoo.com/group/ppiindia/ **
** Beasiswa dalam negeri dan luar negeri S1 S2 S3 dan post-doctoral 
scholarship, kunjungi 
http://informasi-beasiswa.blogspot.com **

Kirim email ke