http://www.gatra.com/artikel.php?id=93162
Tak Adil, Pajak Rp 2 Triliun Freeport untuk Jakarta Timika, 20 Maret 2006 15:22 Bupati Timika Klemen Tinal menilai, pajak dari PT Freeport sebesar Rp 2 triliun setiap tahun bagi DKI Jakarta tidak adil, karena seharusnya jadi hak Papua. "Ini tidak adil, karena Freeport itu menambang di Timika, tapi yang menikmati DKI Jakarta, karena kantor pusat Freeport Indonesia ada di Jakarta, plus 60 lebih perusahaan kontraktor yang menjadi mitra kerja Freeport. Seharusnya kantor Freeport itu pindah ke Timika," katanya kepada wartawan di Timika, Senin. Ia mengemukakan, selama ini Timika hanya menikmati Rp 70 miliar hingga Rp 100 miliar setiap tahun dari royalti dan pajak sekitar Rp 7 miliar setiap tahun yang dibayarkan Freeport kepada pemerintah daerah. "Itu bukan karena kebaikan hati Freeport, tapi karena memang kewajiban. Kalau yang namanya community development untuk masyarakat di sini, Pemkab Timika tidak tahu dan tidak dapat apa-apa karena ditangani sendiri. Freeport tidak pernah berkoordinasi dengan pemerintah daerah untuk community development itu," ujar Klemen Tinal. Ia mengemukakan, jika kantor pusat Freeport Indonesia dan 60 lebih perusahaan kontraktor yang menjadi mitra Freeport itu dipindah ke Timika, dampaknya bisa dinikmati oleh masyarakat Papua. "Kalau kantor itu pindah ke sini, pajaknya akan dinikmati masyarakat di sini. Selain itu, untuk pekerjaan yang non-skill, bisa dikerjakan oleh masyarakat sini, seperti sopir, cleaning service dan lainnya. Itu dampaknya luar biasa. Bukan seperti sekarang," katanya. Ia mengemukakan, ide untuk meminta pemindahan kantor Freeport itu sudah ia sampaikan ke anggota DPRD I Papua dan Majelis Rakyat Papua (MRP) yang sudah mengadakan pertemuan dengan pejabat dan tokoh masyarakat di Timika beberapa hari lalu yang juga dihadiri pimpinan PT Freeport. "Untuk kelanjutan dari permintaan kami ini, di tingkat Menkopolhukam Jakarta akan segera dibahas. Kalau tidak salah, Rabu (22/3) akan dibahas masalah ini. Permintaan itu juga sesuai dengan keinginan masyarakat dan tokoh-tokohnya serta pemerintah daerah di sini," katanya. Mengenai adanya isu unjuk rasa rakyat berkaitan dengan masalah Freeport yang akan digelar Rabu (22/3), ia mengemukakan, pemerintah sudah mengantisipasi masalah itu dan sampai saat ini situasi di kabupaten itu termasuk di sekitar jalan masuk lokasi Freeport aman. Menurut dia, adanya pemblokiran jalan masuk ke lokasi PT Freeport beberapa waktu lalu oleh warga sebetulnya tidak menimbulkan banyak masalah karena kegiatan masyarakat dan Freeport sendiri berjalan sebagaimana biasa. "Paling yang terganggu hanya pengiriman avtur ke bandara sehingga banyak pesawat yang mau masuk ke Timika terpaksa transit dulu di Biak untuk mengisi BBM. Itu saja," katanya. Ia tidak banyak berkomentar mengenai keinginan sebagian masyarakat agar menghentikan operasi Freeport. Ia hanya bercerita tentang tuntutan masyarakat penambang tradisional di bekas atau limbah Freeport. "Tuntutan masyarakat penambang itu sebagian besar sudah kami penuhi, termasuk oleh Freeport sendiri. Tuntutan itu antara lain agar tidak ada lagi Satgas keamanan yang dari luar melainkan dari satuan yang ada di Timika ini. Kemudian putera daerah harus diperhatikan di Freeport, itu sudah dijawab oleh Freeport sendiri dan lainnya," ujarnya. Ia mengemukakan, saat ini jumlah penambang emas di limbah Freeport itu sekitar 1.000 orang, namun umumnya mereka bukan penduduk asli Timika, melainkan pendatang dari Kabupaten Puncak Jaya, Wamena, Paniai dan Yahokimo. [TMA, Ant [Non-text portions of this message have been removed] *************************************************************************** Berdikusi dg Santun & Elegan, dg Semangat Persahabatan. Menuju Indonesia yg Lebih Baik, in Commonality & Shared Destiny. http://groups.yahoo.com/group/ppiindia *************************************************************************** __________________________________________________________________________ Mohon Perhatian: 1. Harap tdk. memposting/reply yg menyinggung SARA (kecuali sbg otokritik) 2. Pesan yg akan direply harap dihapus, kecuali yg akan dikomentari. 3. Reading only, http://dear.to/ppi 4. Satu email perhari: [EMAIL PROTECTED] 5. No-email/web only: [EMAIL PROTECTED] 6. kembali menerima email: [EMAIL PROTECTED] Yahoo! Groups Links <*> To visit your group on the web, go to: http://groups.yahoo.com/group/ppiindia/ <*> To unsubscribe from this group, send an email to: [EMAIL PROTECTED] <*> Your use of Yahoo! Groups is subject to: http://docs.yahoo.com/info/terms/