--- In ppiindia@yahoogroups.com, Lina Dahlan <[EMAIL PROTECTED]> wrote:


----------------
Jadi, jelas sekali pengalaman sekularisasi Barat dalam abad-abad 
lalu tidak dikenal oleh Dunia Islam, dan hampir seluruh Muslim hidup 
dalam alam agama, dimana ketundukan kepada Tuhan tidak dilihat 
sebagai pengurangan kebebasan orang seperti halnya pergi kegereja 
atau mematuhi ajaran Yesus tidak akan dilihat sebagai pembatasan 
kebebasan bagi pemeluk Kristen yang taat.  Dalam kedua contoh ini, 
penerimaan otoritas Tuhan dilihat sebagai gerbang untuk mendapatkan 
kebebasan yang sesungguhnya. 

Akan sia-sia bagi intelektual Barat sekuler,  yang lari dari agama 
demi meraih "kebebasan", untuk mencoba mengaplikasikan keadaan
mereka sekarang kepada kaum Muslim yang masih hidup dalam alam agama.
----------------

DH: memang pengalaman yang dialami sangat berbeda. Ini tidak 
terutama terjadi dalam tataran agama masing masing, namun karena 
adanya faktor faktor ekonomis sosial yang berbeda.
Para petani dan kaum hamba di Eropa, meronta melepaskan diri dari 
kekuasaan gereja, BUKAN karena tak senang dengan masalah akidah.
Yang dibutuhkan oleh para petani kala itu, adalah makanan. Roti. Itu 
yang mereka pikirkan. Tetapi pihak pimpinan gereja dan kaum 
bangsawan meletakkan beban pajak yang berat sekali, juga penyewaan 
tanah. Belum lagi kewajibab kewajiban berat lainnya.

Pelepasan diri dari ikatan autoritas gereja, membuat perubahan besar 
dalam masyarakat kulit putih: mereka berpindah dari masyarakat 
agraris menjadi masyarakat industri. Kekuatan yang ada dibelakang 
pembebasan ini, adalah golongan manufaktur (pertukangan), tukang 
kayu, tukang besi, penggilingan gandum, dsb.
Jadi, proses pembebasan diri, adalah suatu revolusi industri.

Semua masyarakat Islam sejak runtuhnya kekhalifatan Turki, diseluruh 
dunia, adalah masyarakat agraris. KIta tak kenal sampai kini 
masyarakat Islam yang industrial.  

Dalam Islam (seperti Protestantisme, Buddha, dsb) tak dikenal 
autoritas agama, yang melakukan penindasan systematis pada rakyat 
(kecuali kekuasaan Lama di Tibet). Kalau ada penindasan, adalah dari 
penguasa negara (sultan, emir, dsb). Tak ada pemimpin agama yang 
mempunyai pasukan sendiri, berhak menuntut pajak atau bea dan 
merekrut prajurit.

Dalam Islam, Buddha, Konghucu, Protestant tak dikenal komando 
sentral diseluruh dunia, seperti Vatikan bagi umat Katholik, yang 
mengangkat uskup, menentukan kehidupan agama sampai mendetail. 
Perceraian, perkawinan, kematian, kelahiran.

Kebebasan inilah, yang diraih, oleh umat Kristen di Eropa, yang 
melahirkan semboyan juang: fraternite, egalite, liberte.. Api 
kesadaran bahwa manusia semua sama dihadapan Tuhan, telah membawa 
demokrasi ke Amerika, dan menghasilkan konstitusi AS.

Konstitusi konstitusi absolutistis tumbang, raja dibatasi 
kekuasaannya, gereja tak boleh lagi ikut mengatur negara. Kebebasan 
ini terutama adalah kebebasan dalam arti politis sosial, dan bukan 
theologis. Artinya, tak ada pembebasan diri dari Tuhan, karena warga 
memilih memuja Tuhan dalam agama yang dipilihnya.
Protestantisme muncul, bukan karena pembrontakan terhadap Yesus, 
namun terhadap pejabat agama yang mewakili Yesus didunia.

Bagi mereka yang tidak memilih beragama, tetaplah diikat oleh norma 
codex moral yang berlaku universal. Pembatasan oleh hukum 
negara.Pembatasan oleh hukum moral yang tak tertulis. Moral values.

Kebebasan tanpa batas, yang absolut, tak pernah ada, karena hanya 
membawa kehancuran. Anarki selalu diperangi, kalau perlu dengan 
kekuatan negara.

Di Austria, memasuki restaurant dengan memakai bikini, akan 
mengakibatkan tamu ini diusir oleh pelayan. Batas batas selalu ada, 
apalagi dimasyarakat pedesaan, yang dirumuskan oleh manusia 
berdasarkan rasa susila. Warga republik Malta dan semua yang hidup 
disana TAK diizinkan bercerai. Absolut. Pembatasan tak perlu selalu 
datang dari kitab suci, namun juga mungkin dari peraturan manusia.

Pembatasan kebebasan adalah kebutuhan manusia dalam hidup 
berkomunitas. Hasyrat manusiawi.

Salam

danardono


















***************************************************************************
Berdikusi dg Santun & Elegan, dg Semangat Persahabatan. Menuju Indonesia yg 
Lebih Baik, in Commonality & Shared Destiny. 
http://groups.yahoo.com/group/ppiindia
***************************************************************************
__________________________________________________________________________
Mohon Perhatian:

1. Harap tdk. memposting/reply yg menyinggung SARA (kecuali sbg otokritik)
2. Pesan yg akan direply harap dihapus, kecuali yg akan dikomentari.
3. Reading only, http://dear.to/ppi 
4. Satu email perhari: [EMAIL PROTECTED]
5. No-email/web only: [EMAIL PROTECTED]
6. kembali menerima email: [EMAIL PROTECTED]
 
Yahoo! Groups Links

<*> To visit your group on the web, go to:
    http://groups.yahoo.com/group/ppiindia/

<*> To unsubscribe from this group, send an email to:
    [EMAIL PROTECTED]

<*> Your use of Yahoo! Groups is subject to:
    http://docs.yahoo.com/info/terms/
 


Kirim email ke