sebagai orang yang pernah menuntut ilmu di baghdad, gus dur paham betul sejarah pertikaian syiah-suni.
dengan rendah hati dia juga mengakui kejawen sebetulnya islam setelah mendengar syair slamet gundono (dalang wayang suket). > > >JIL: Gus, saat ini marak konflik Sunni-Syiah di Irak. Banyak masjid dibom >dan antar muslim saling berseteru. Sebenarnya, bagaimana asal-muasal >sejarah konflik Syiah-Sunni? > >Konflik itu muncul akibat doktrin agama yang dimanipulasi secara politis. >Sejarah mengabarkan pada kita, dulu muncul peristiwa penganiaan terhadap >menantu Rasulullah, Ali bin Abi Thalib dan anak cucunya. Keluarga inilah >yang disebut Ahlul Bayt, dan mereka memiliki pendukung fanatik. Pendukung >atau pengikut di dalam bahasa Arab disebut syî`ah. Selanjutnya kata syî`ah >ini menjadi sebutan dan identitas bagi pengikut Ali yang pada akhirnya >menjadi salah satu firkah teologis dalam Islam. Sedangkan pihak yang >menindas Ali dan pengikutnya dikenal dengan sebutan Sunni. > >Persoalan sesungguhnya waktu itu adalah tentang perebutan kekuasaan atau >persoalan politik. Namun doktrin agama dibawa-bawa. Maka dari itu, >janganlah bawa-bawa agama dalam masalah politik. Jadinya akan seperti itu; >campur-aduk tidak karuan. Kaum Syiah, tidak terima dengan penindasan itu, >dan mereka terus-menerus menyusun kekuatan dan ingin merebut kekuasaan. >Dan waktu itu pula, kekuasaan Islam dipimpin oleh pemimpin-pemimpin Sunni >yang sangat kejam dan memusuhi Syiah, seperti Khalifah Yazid bin Muawiyah >di Damaskus. Contoh dari kekejaman dia adalah melakukan pembantaian >terhadap Husein bin Ali berserta keluarga dan pengikutnya di Padang >Karbala. Bayangkan, padahal Husein adalah cucu Rasulullah dan putra Ali >bin Abi Thalib. > >Yazid juga mengangkat seorang gubernur Irak yang sangat kejam, namanya >Yusuf Hajjaj al-Tsaqafi. Nah, penindasan terhadap kaum Syiah berlangsung >selama berabad-abad, dan alasannya lebih karena soal kekuasaan. Salah satu >jalan keluar dari konflik ini adalah: jangan bawa-bawa agama dalam >persoalan politik. Dan persoalan hubungan Syiah dan Sunni di Irak mestinya >dilihat sebagai problem politik, bukan problem agama. > > > >JIL: Jadi konflik itu bisa dianggap konflik politik yang dijubahi agama? > >Iya. Menurut saya, klaim teologis tidak bisa jadi klaim politik. Kalau ini >disepelekan, akan terjadi seperti yang kita saksikan saat ini. Misalnya, >kaum Syiah mengatakan bahwa garis kepemimpinan (politik) hanya ada pada >keturunan Nabi. Kalangan Syiah juga menganggap mereka maksum (tidak bisa >salah). Di pihak lain, ada pendapat yang berusaha menafikan keturunan >nabi, bahkan memusuhi, karena dianggap berpotensi merebut kekuasaan. > >Kalau saya sih mudah-mudah saja; berada di antara dua pendapat di atas. >Saya cukup menghormati keturunan Nabi. Demikian juga sikap NU; dua >pendapat ekstrem itu tidak diikuti. Tegasnya, kami memiliki tradisi >mencintai keturunan Nabi, bukan semata-mata karena soal ketertundukan (the >degree of obedience) politik. Apakah harus tunduk secara politik pada >keturunan Nabi itu menjadi kewajiban agama atau tidak? Kelompok yang >menganggap ketundukan itu bagian dari agama disebut Syiah, sementara yang >menganggapnya sebagai persoalan sosiologis, disebut Sunni. Nah, dalam >Sunni ini ada yang kadar sosiologisnya dalam melihat persolan kuat, dan >ada juga yang tidak. > > >JIL: Kita kembali ke persoalan negeri kita. Sekarang ada kelompok-kelompok >yang sangat rajin melakukan tindak kekerasan, ancaman, intimidasi, dan >lain-lain terhadap kelompok yang mereka tuding melakukan penodaan atau >penyimpangan agama. Gus Dur menanggapinya bagaimana? > >Tidak bisa begitu. Cara itu tidak benar dan melanggar ajaran Islam. Tidak >bisa melakukan penghakiman dan kekerasan terhadap kelompok lain atas dasar >perbedaan keyakinan. Siapa yang tahu hati dan niat orang. Tidak ada itu >yang namanya pengadilan terhadap keyakinan. Keyakinan itu soal batin >manusia, sementara kita hanya mampu melihat sisi lahirnya. Nabi saja >bersabda, nahnu nahkum bil dlawâhir walLâh yatawalla al-sarâir (kami >hanya melihat sisi lahiriah saja, dan Allah saja yang berhak atas apa yang >ada di batin orang, Red). Sejak dulu, kelompok yang suka dengan cara >kekerasan itu memang mengklaim diri sedang membela Islam, membela Tuhan. >Bagi saya, Tuhan itu tidak perlu dibela! > > >JIL: Kalau orang muslim tidak melaksanakan syariat Islam seperti salat >atau ibadah wajib lain, diapakan, Gus? > >Begini ya Saya sudah lama mengenalkan beberapa istilah penting dalam >melihat persoalan keberagamaan dalam masyarakat kita. Golongan muslim yang >taat pada masalah ritual, biasanya kita sebut golongan santri. Namun ada >golongan lain yang kurang, bahkan tidak menjalankan ritual agama. Mereka >ini biasanya disebut kaum abangan, atau penganut agama Kejawen. Lantas, >kita mau menyebut golongan kedua ini kafir? Tidak benar itu! > >Saya baru saja yakin bahwa Kejawen itu Islam. Baru setengah tahun ini. >Saya baru yakin ketika mendengarkan lagu-lagunya Slamet Gundono (seorang >dalang wayang suket kondang, Red). Saya baru paham betul; ooh, begitu toh >Kejawen. Inti ajarannya sama saja dengan Islam. Bedanya ada pada >pelaksanaan ritual keagamaan. Kesimpulannya begini: Kejawen dan Islam itu >akidahnya sama, tapi syariatnya berbeda. Penganut Kejawen itu Islam juga, >cuma bukan Islam santri. Gitu loh selesai, kan? Gitu aja repot. [] *************************************************************************** Berdikusi dg Santun & Elegan, dg Semangat Persahabatan. Menuju Indonesia yg Lebih Baik, in Commonality & Shared Destiny. http://groups.yahoo.com/group/ppiindia *************************************************************************** __________________________________________________________________________ Mohon Perhatian: 1. Harap tdk. memposting/reply yg menyinggung SARA (kecuali sbg otokritik) 2. Pesan yg akan direply harap dihapus, kecuali yg akan dikomentari. 3. Reading only, http://dear.to/ppi 4. Satu email perhari: [EMAIL PROTECTED] 5. No-email/web only: [EMAIL PROTECTED] 6. kembali menerima email: [EMAIL PROTECTED] Yahoo! Groups Links <*> To visit your group on the web, go to: http://groups.yahoo.com/group/ppiindia/ <*> To unsubscribe from this group, send an email to: [EMAIL PROTECTED] <*> Your use of Yahoo! Groups is subject to: http://docs.yahoo.com/info/terms/