--- In ppiindia@yahoogroups.com, Iwan Wibawa <[EMAIL PROTECTED]> wrote:
>
> saya punya adagium yang sudah dianggap lazim di negeri kita ini,
adalah peraturan dibikin memang untuk dilanggar, dan yang melanggar
biasanya yang paling ngerti hukum, lihat saja hakim narkoba jual
beli narkoba, polisi narkoba ikut make narkoba, jaksa tipikor ikut
terima suap, anggota dpr anti KKN, gemar terima amplop....

Lina:
Ini sih permainan silat lidah aja alias permainan kata.
Kata "pelanggaran" timbul karena adanya kata "peraturan". Jadi kalau
kata "peraturan" tidak ada, maka kata "pelanggaran" tidak akan ada.
Begitu saja.

Masalahnya, apa hidup didunia ini tidak perlu peraturan?

IW:
>   jadi semakin banyak perarturan (baca : undang-undang) memang
semakin orang kepingin melanggar.........peraturan di negeri ini
dibuat bukan untuk dipatuhi, tetapi dilanggar...kalo bisa dibikin
susah kenapa dibikin gampang...inget iklan rokok di
televisi.....he...he

Lina:
Banyak peraturan bukan penyebab orang kepingin melanggar. Yang
membuat orang ingin melanggar karena peraturan cuma diatas kertas
doang. Gak dipraktekin bener2 alias peraturan/hukumnya gak tegak. 
Makanya buru2 jadi Presiden, kesalahan Presiden itu pasti dimaafkan.
The King can do no wrong. Makanya ada yang bilang Indonesia surganya
narkoba, sorganya koruptor, maling, penjudi, pornografi...

Tapi kembali ke judul...:-), kejadian yang menimpa Bambang
Trihatmodjo suatu pengecualian ya? Suami mendapat perlakuan tindakan
kekerasan...:-)).

wassalam,





***************************************************************************
Berdikusi dg Santun & Elegan, dg Semangat Persahabatan. Menuju Indonesia yg Lebih Baik, in Commonality & Shared Destiny. http://groups.yahoo.com/group/ppiindia
***************************************************************************
__________________________________________________________________________
Mohon Perhatian:

1. Harap tdk. memposting/reply yg menyinggung SARA (kecuali sbg otokritik)
2. Pesan yg akan direply harap dihapus, kecuali yg akan dikomentari.
3. Reading only, http://dear.to/ppi
4. Satu email perhari: [EMAIL PROTECTED]
5. No-email/web only: [EMAIL PROTECTED]
6. kembali menerima email: [EMAIL PROTECTED]




SPONSORED LINKS
Cultural diversity Indonesian languages Indonesian language learn
Indonesian language course


YAHOO! GROUPS LINKS




Kirim email ke