Saya masih ingat sesaat setelah peristiwa
Tsunami Desember 2004, di mana gambar-2
rekaman berita (footage) telah tersebar
di berbagai media massa, kita bisa melihat
suatu fakta bahwa secara "menyolok" terlihat
di berbagai tempat di Aceh, betapa beberapa
bangunan masjid masih berdiri / survive
sementara hampir semua bangunan rumah-2
di sekitarnya "tersapu" bersih.

Sebagai insan yang ber Tuhan, tentu kita
percaya semua itu terjadi karena izin Nya.
Tetapi sebetulnya kalau kita telaah lebih
jauh lagi ada alasan rasionalnya:

Struktur bangunan-2 masjid umumnya memang
lebih kuat, dan dibangun dengan standar
yang lebih "rada serius" di bandingkan
standar rumah-2 di perkampungan / di desa
di Indonesia.

Artinya kalau bangunan rumah-2 di kampung
dibuat dengan menggunakan konstruksi
dam standar yang mirip-2 dengan yang
digunakan untuk masjid, maka mungkin
peluang survival bangunan-2 tersebut
terhadap gempa dan banjir akan lebih
besar.

***

Terus terang saya sempat merasa tersinggung
ketika seorang rekan Turki waktu itu malah
membuat komentar yang seperti "mentertawakan"
rendahnya standar mutu bangunan di Indonesia/Aceh
saat itu, setelah dia mengamati gambar-2 kerusakan
yang ada; tetapi dengan cepat dia menambahkan:

"Ah, itu jamak kok, di Turki juga sama saja;
ketika gempa terjadi di pedesaan Turki, bangunan-2
nya juga ber-rubuhan seperti rumah kardus".
"di Iran juga sami mawon."

Point dia di negara-2 berkembang, umumnya belum
ada aturan mengenai standar mutu bangunan,
atau kalau ada, penerapannya masih sangat lemah.

Bencana gempa bumi sudah terjadi berulang kali
di negara-2 berkembang ( kebetulan, negeri-2
Muslim banyak yang kondisi geologi/geografisnya
ada di dekat garis-2 patahan/fault sehingga
rawan gempa - ini untuk menjawab "keluhan"
orang-2 Muslim yang bertanya, kenapa kok
Allah justeru "sengaja membiarkan" negeri-2
muslim sering tertimpa gempa bumi?. Di pihak
lain, posisi di sekitar patahan tersebut juga
menyebabkan negeri-2 itu umumnya berada di dekat
reservoir minyak dan gas bumi, jadi ada untung
ada ruginya ).

Jadi mengapa pemerintah & penduduk negeri-2 tersebut
tidak pernah berfikir untuk melakukan lanngkah-2
mitigasi terhadap resiko bencana gempa bumi:
dengan membuat bangunan rumah yang lebih tahan
gempa.

Kesimpulan:  harusnya dalam soal standar bangunan
             tahan gempa ini kita bisa belajar banyak
             dari Jepang, negeri yang juga terletak
             di dekat patahan/fault dan punya frekuensi
             kejadian gempa yang juga tinggi.


---( IM )---------------------------------------------








***************************************************************************
Berdikusi dg Santun & Elegan, dg Semangat Persahabatan. Menuju Indonesia yg Lebih Baik, in Commonality & Shared Destiny. http://groups.yahoo.com/group/ppiindia
***************************************************************************
__________________________________________________________________________
Mohon Perhatian:

1. Harap tdk. memposting/reply yg menyinggung SARA (kecuali sbg otokritik)
2. Pesan yg akan direply harap dihapus, kecuali yg akan dikomentari.
3. Reading only, http://dear.to/ppi
4. Satu email perhari: [EMAIL PROTECTED]
5. No-email/web only: [EMAIL PROTECTED]
6. kembali menerima email: [EMAIL PROTECTED]




SPONSORED LINKS
Cultural diversity Indonesian languages Indonesian language learn
Indonesian language course


YAHOO! GROUPS LINKS




Kirim email ke