Saya pikir tak masalah kalau news caster mau pakai jilbab atau mau pakai 
tanktop sekalipun. Saya melihatnya dari segi kepantasan saja. Namun kalau 
produser sebuah program di TV menuntut ini itu dalam berbusana, para news 
caster tentunya harus mematuhi. Kalau tanktop cocoknya buat program hiburan ya 
ikuti. Kalau jilbab cocoknya buat presenter berburu hantu ya patuhi.
   
  Namun yang amat saya sayangkan, sebagai "orang TV" Mas Satrio Arismunandar 
kok sepertinya melecehkan Metro TV secara terang-terangan.
  Mbok yo sama TV station saingan jangan begitu....secara Anda ini termasuk 
orang TV. Kurang santun gitu lho....lain hal kalau Anda seorang pengamat media 
atau orang KPI..no problemo!
   
  Saya malah usul buat Mas Satrio dan pemilik Trans TV agar stasiun TV Anda 
dijadikan TV Syariah saja...belum ada tho yang memasuki pangsa pasar itu?
  Apalagi Anda kan selaku produser programnya Ustadz I Like Monday....
  Jeffry Al Bukhori...
   
   
   

"Felix Kristanto, ST, MT" <[EMAIL PROTECTED]> menulis:
          Bapak Bagas yang terhormat,

Barangkali Bapak Bagas ini terlalu emosi. Email yang dikirim oleh Bapak 
Satrio Arismunandar itu intinya memuji TransTV yang membolehkan presenternya 
berjilbab, dan sekaligus mengingatkan kembali kepada peristiwa presenter 
Sandriana Malakiano yang tidak dibolehkan tampil menjadi presenter MetroTV 
karena berjilbab.
Di MetroTV jelas sekali penjelasan yang kita terima, bahwa presenter 
berjilbab hanya ketika Ramadhan atau hari besar Islam lainnya. Selain itu, 
bisa disimpulkan di MetroTV tidak diperbolehkan. Dengan kata lain, MetroTV 
memang TIDAK menghargai presenter yang berjilbab.

Saya rasa TIDAK ADA satupun yang meminta supaya presenter TV itu HARUS 
berjilbab, apalagi dikaitkan dengan Arabisasi, itu sama sekali tidak 
relevan.
Permasalahan yang saya pahami disini adalah seharusnya stasiun TV tidak 
melarang presenternya berjilbab, karena sesungguhnya itu sudah melanggar 
HAM.
Kalau memang dia memiliki kemampuan menjadi presenter, mestinya tidak ada 
masalah bagi dia untuk berjilbab atau tidak berjilbab, itu keyakinan pribadi 
presenter yang bersangkutan. Ini yang seharusnya disadari oleh manajemen 
MetroTV.

Yang saya pahami itu jilbab adalah kewajiban bagi saudara kita yang 
muslimah, sebagai sarana untuk penghormatan dan perlindungan kepada wanita. 
Jadi justru itu pemaksaan yang melanggar HAM jika presenter yang memang 
berjilbab, tapi diminta untuk tidak berjilbab ketika melakukan tugasnya di 
stasiun TV. TIDAK ADA korelasi antara presenter yang berjilbab dengan 
kenetralan berita yang dibawakannya. Atau barangkali Anda punya data yang 
bisa diceritakan disini?

Pelarangan penggunaan Jilbab di presentasi MetroTV jelas menciderai Bhinneka 
Tunggal Ika yang selama ini menjadi semboyan bangsa kita. Begitu juga, 
pemaksaan penggunaan Jilbab di semua stasiun TV juga menciderai 
ke-Bhinneka-an ini.

Mohon maaf sebelumnya,

--- In [EMAIL PROTECTED], Bagas Saputra <[EMAIL PROTECTED]> 
wrote:
>
> Saya setuju sekali dengan bung Agung, dunia ini memang
> aneh! Sembari banyak sekali postingan dalam milis ini
> yang menentang berbagai upaya dan bentuk 'Arabisasi'
> di Indonesia, ternyata mereka2 inilah yang malah
> mendukung dalam bentuk lain, yakni jilbab bagi
> presenter televisi.
>
> Bung, kalo presenter itu untuk acara keagamaan atau
> mimbar agama misalnya, tentu sah2 saja apakah mau pake
> jilbab, bersorban, pake salib, pake baju bhiksu, atau
> apapun yang menampilkan simbol2 keagamaan yang
> bersangkutan.
>
> Tapi kalo presenter itu adalah PRESENTER BERITA,
> apakah ia layak memakai simbol2 keagamaan? Bukankah
> berita seharusnya NETRAL, TIDAK MEMIHAK, dan
> INDEPENDEN? Bagaimana kalo berita disampaikan oleh
> orang yang memakai simbol keagamaan tertentu, apakah
> bisa dipercayai sebagai berita yang kredibel dan tidak
> bias?
> Kecuali berita itu datang dari media partisan seperti
> (misalnya ada) stasiun televisi dari harian Republika
> atau majalah Sabili, tentu penonton bisa mahfum.
>
> Jadi menurut pendapat saya, tidak layak berita yang
> seharusnya netral disampaikan oleh orang yang (tampak)
> tidak netral.
>
> Apakah anda pernah melihat ada presenter berita yang
> memakai jilbab di televisi Al-Jazeera atau Al-Arabiya?
> Padahal kedua televisi ini mewakili kepentingan
> jazirah Arab.
>
> Itulah, kalo pengen lebih Arab dibandingkan Arab
> sendiri.....
>
> Salam damai,
>
> Bagas
>
>
> --- agung sukerti <[EMAIL PROTECTED]> wrote:
>
> > DUNIA YG ANEH..........
> >
> > Kenapa jadi terbalik2 sich......yg sudah
> > meNASIONAL jangan dibalik2 jadi menjurus ke agama,
> > budaya, kelompok tertentu.
> > Penyiar TV unt. disiarkan secara nasional ya
> > pakailah pakaian nasional. Klo memang ada TV yang
> > khusus unt. daerah, agama, kelompok tertentu
> > silahkan saja, dg ijin yg sah dari pemerintah.
> > Kalau punya pemikiran universal kenapa mesti
> > menciptakan peng-kotak2-an lagi. itu adalah cikal
> > bakal dari sesuatu (ambil kesimpulan sendiri dech)
> >
> > Bambang Soetedjo <[EMAIL PROTECTED]> wrote:
> > Setuju banget terutama warga daerah diberi
> > kesempatan untuk menjadi presenter tv dengan baju
> > daerahnya.
> >
> > Salam
> >
>



         

 __________________________________________________
Apakah Anda Yahoo!?
Lelah menerima spam?  Surat Yahoo! memiliki perlindungan terbaik terhadap spam  
http://id.mail.yahoo.com 

[Non-text portions of this message have been removed]



------------------------ Yahoo! Groups Sponsor --------------------~--> 
Everything you need is one click away.  Make Yahoo! your home page now.
http://us.click.yahoo.com/AHchtC/4FxNAA/yQLSAA/BRUplB/TM
--------------------------------------------------------------------~-> 

***************************************************************************
Berdikusi dg Santun & Elegan, dg Semangat Persahabatan. Menuju Indonesia yg 
Lebih Baik, in Commonality & Shared Destiny. 
http://groups.yahoo.com/group/ppiindia
***************************************************************************
__________________________________________________________________________
Mohon Perhatian:

1. Harap tdk. memposting/reply yg menyinggung SARA (kecuali sbg otokritik)
2. Pesan yg akan direply harap dihapus, kecuali yg akan dikomentari.
3. Reading only, http://dear.to/ppi 
4. Satu email perhari: [EMAIL PROTECTED]
5. No-email/web only: [EMAIL PROTECTED]
6. kembali menerima email: [EMAIL PROTECTED]
 
Yahoo! Groups Links

<*> To visit your group on the web, go to:
    http://groups.yahoo.com/group/ppiindia/

<*> To unsubscribe from this group, send an email to:
    [EMAIL PROTECTED]

<*> Your use of Yahoo! Groups is subject to:
    http://docs.yahoo.com/info/terms/
 



Kirim email ke