Tapi memang gayanya itu selalu menyusup kesana kemari tho..
Bicara simpatik seolah moderat tetapi sebenarnya melakukan pembusukan..
Memperlemah dari dalam, karena apa mungkin dari luar..?

^_^

-----Original Message-----
From: ppiindia@yahoogroups.com [mailto:[EMAIL PROTECTED] On Behalf Of Alvin 
Daniel
Sent: Tuesday, June 13, 2006 10:18 AM
To: ppiindia@yahoogroups.com
Subject: [ppiindia] Re: Tulisan keras pentolan MMI di Republika

tidak perlu heran, hampir semua maling paling takut kemalingan...
diri sendiri yg perlu pembinaan malah menuduh orang islam moderat sebagai PKI...
lucu...
masih bisaaaa aja ya dibodohi dgn isu komunisme...
hehehe....
pada kemana sich selama ini....


--- In ppiindia@yahoogroups.com, eka zulkarnain <[EMAIL PROTECTED]> wrote:
>
> Pendapat Irfan S Awwas, Ketua Lajnah Tanfidziyah Majelis Mujahidin, 
> ini menurut saya sebuah pemikiran yang sangat dangkal. Kesimpulan yang 
> tergesa-gesa dan memperlihatkan kualitas individu MMI seperti apa. 
> Wah, kalo begitu saya sebagai orang Islam yang mendukung berpikir 
> merdeka PKI doong...hehehehe.
>    Untung orang kayak Irfan ini sedikit tapi biasa, meskipun sedikit 
> kelompoknya, suaranya paling nyaring.
> Kayak preman Pasar...
>    Udhlah mas Irfan jangan kebanyakan mengkafirkan dan nyela orang deh
> 
> 
> 
> --- RM Danardono HADINOTO <[EMAIL PROTECTED]>
> wrote:
> 
> > Kalo gitu, semua Muslim yang anti AS, anti kapitalis, anti 
> > imperialis, anti Barat itu PKI. Gitu ya?
> > 
> > Salam bingung
> > 
> > Danardono
> > 
> > 
> > 
> > --- In ppiindia@yahoogroups.com, Satrio Arismunandar
> > 
> > <satrioarismunandar@> wrote:
> > >
> > > Bangkitnya Komunis Berjubah Islam
> > > 
> > > Irfan S Awwas
> > > Ketua Lajnah Tanfidziyah Majelis Mujahidin
> > > 
> > > Republika, 2 Juni 2006
> > > 
> > > Kini penganut paham komunis di Indonesia, semakin berani tampil 
> > > vulgar. Namun, tentu saja, mereka
> > tidak
> > > punya nyali tampil telanjang sambil mengusung
> > ideologi
> > > komunis, karena mereka tahu, akan segera dilibas
> > oleh
> > > kekuatan Islam. Mereka menggunakan siasat lain,
> > yaitu
> > > melakukan pola mimikri (menyamar) dengan
> > mengenakan
> > > jubah Islam.
> > > Kader-kader neo-PKI banyak yang masuk ke perguruan tinggi Islam 
> > > semacam IAIN atau UIN. Dari dalam,
> > mereka
> > > mengacak-acak Islam, melakukan pembusukan ideologi dengan dalih 
> > > liberalisasi dan pembaharuan
> > pemikiran
> > > Islam. Padahal, sesungguhnya mereka membawa misi de-Islamisasi 
> > > (pendangkalan aqidah) dan
> > pemurtadan.
> > > Yang terjebak ke dalam barisan ini, tidak saja
> > mereka
> > > yang berstatus mahasiswa, tetapi juga dosen bahkan pimpinan PT 
> > > tersebut.
> > > 
> > > Oleh karena itu, wajar saja bila dari perguruan
> > tinggi
> > > Islam seperti itu lahir seruan untuk "bertakbir"
> > > dengan lafaz anjinghu akbar dan berbagai kesesatan lainnya seperti 
> > > pernyataan 'kawasan bebas tuhan'
> > dan
> > > 'tuhan telah mati'. Bahkan, ada dosen yang karena berpendirian 
> > > bahwa Alquran (secara fisik) adalah makhluk, maka tidak apa-apa 
> > > bila diinjak-injak.
> > Lafaz
> > > Allah yang ditulisnya sendiri di atas secarik
> > kertas,
> > > kemudian diinjak-injak adalah bukan apa-apa.
> > > 
> > > Jika pelecehan demikian dilakukan terhadap kalam Allah, apakah 
> > > dosen itu juga berani
> > menginjak-injak
> > > bendera merah putih, yang juga makhluk ciptaan makhluk, namun 
> > > diposisikan sebagai lambang negara?
> > > Pasti si dosen akan dicokok aparat berwenang.
> > Apakah
> > > dosen itu juga berani menuliskan nama presiden RI
> > di
> > > atas secarik kertas, kemudian menginjak-injaknya
> > di
> > > depan umum? Pasti ia tidak berani, karena selain dipecat ia juga 
> > > akan dibekuk aparat dengan tuduhan subversi atau teroris.
> > > 
> > > 
> > > Neo-PKI tidak saja masuk ke dalam Perguruan Tinggi Islam, bahkan 
> > > sudah sejak lama mereka menyusup ke dalam ormas Islam, dengan 
> > > tampil sebagai generasi
> > muda
> > > Islam yang melawan kejumudan (kebekuan) berpikir, mengusung 
> > > liberalisme, dan inklusifisme. Mereka
> > tidak
> > > akan berani tampil dengan wajah aslinya, sehingga
> > umat
> > > Islam sering terkecoh, dan tidak secara langsung melibasnya. Bisa 
> > > karena alasan aqidah, sesama
> > Muslim
> > > dilarang saling memusuhi. Atau, alasan politis, tidaklah etis 
> > > bertengkar sesama ormas Islam.
> > Selain
> > > berpenampilan sebagai pemikir, mereka juga masuk
> > ke
> > > laskar-laskar ormas Islam.
> > > Maka, tidaklah mengherankan bila kemudian dari
> > ormas
> > > Islam seperti itu, mencuat seruan dan tuntutan
> > untuk
> > > membubarkan lembaga Islam lainnya. Ini,
> > mengingatkan
> > > kita pada gaya PKI di zaman Soekarno dulu. Ketika
> > itu,
> > > PKI sangat gencar mendesak Bung Karno untuk membubarkan Masyumi 
> > > dan HMI yang dianggapnya tidak sejalan dengan jiwa revolusioner 
> > > Bung Karno.
> > > 
> > > Aliansi dan konspirasi
> > > 
> > > Selain melakukan mimikri dengan mengenakan jubah Islam, mereka 
> > > juga membangun aliansi dan
> > konspirasi
> > > dengan tokoh atau elemen yang mengaku Islam,
> > seperti
> > > Islam liberal, Islam moderat, maupun Islam warna-warni. Tema 
> > > kebencian terhadap Islam dan
> > umat
> > > Islam, disebarkan melalui cara penertrasi gerakan, termasuk 
> > > melakukan hasutan dan adu domba di antara umat Islam.
> > > 
> > > Terhadap gerakan yang secara ideologis memiliki identitas Islam 
> > > mereka beri label fundamentalis,
> > Islam
> > > garis keras, dan yang paling baru preman berjubah.
> > > Sekalipun mereka berusaha menutupi identitas
> > aslinya,
> > > dengan bersembunyi di balik jubah Islam, namun ciri-cirinya mudah 
> > > dikenali, karena mereka tampil dengan gaya dan format lama, persis 
> > > gaya PKI di
> > masa
> > > orde lama. 
> > > 
> > > Istilah preman berjubah pertamakali dipopulerkan
> > Ahmad
> > > Syafii Maarif, dalam salah satu stasiun TV dalam rangka 
> > > memperingati sewindu reformasi. Hadir dalam dialog tersebut antara 
> > > lain Akbar Tanjung,
> > Wiranto,
> > > Buyung Nasution. Ketika itu Syafii mengatakan --kalimat ini tidak 
> > > terlalu persis: "Pada 2030
> > nanti
> > > Pancasila sebagai karya brilian Bung Karno harus sukses diamalkan, 
> > > karena sekarang penentang
> > Pancasila
> > > sudah tidak ada lagi setelah para preman berjubah kehilangan 
> > > energi".
> > > 
> > > Bila istilah ini dilabelkan pada gerakan Islam
> > yang
> > > bertujuan mengamalkan syariat Islam, tegas
> > memberantas
> > > kemungkaran, jelas bukan ucapan manusia beradab.
> > > Sebab, para tokoh pejuang mengusir penjajah
> > Belanda
> > > seperti Pangeran Diponegoro, Pangeran Antasari, Pangeran 
> > > Hasanuddin, tampil mengenakan sorban dan jubah. Begitu pula Imam 
> > > Bonjol, Syeikh Ahmad
> > Syurkati,
> > > Teuku Umar, KH Syeikh Hasyim Asyari, mereka semua berpakaian 
> > > jubah. Jangan lupa, Panglima Besar Soedirman selama masa gerilya 
> > > mengenakan overcoat
> > yang
> > > oleh pengikutnya disebut jubah. Nah, bagaimana
> > Ahmad
> > > Syafi Maarif menilai dan memposisikan orang besar seperti itu?
> > > 
> > > Contoh kasus
> > > 
> > > Sikap biadab yang sama, ternyata diwarisi juga
> > oleh
> > > seseorang yang mengklaim diri kelompok Aliansi
> > Anti
> > > Kekerasan, Taufiq, dan artis Rieke Dyah Pitaloka.
> > > Dalam dialog di Metro TV dengan Fauzan Al Anshari, Taufiq secara 
> > > kasar menyebut Majelis Mujahidin, Hizbuttahrir, dan Front Pembela 
> > > Islam, sebagai kelompok preman berjubah. Hal ini dikemukakan
> > terkait
> > > dengan dengan kasus Abdurrahman Wahid (Gus Dur) di Purwakarta, 
> > > akhir Mei 2006 lalu.
> > > 
> > > Kasus Purwakarta, yang oleh Aliansi Anti Kekerasan dikatakan 
> > > akibat pengusiran Gus Dur --tapi Gus Dur sendiri membantah 
> > > diusir-- seharusnya dilihat
> > secara
> > > proporsional. Bila Gus Dur bebas mengemukakan pendapat, bahwa 
> > > Alquran merupakan Kitab Suci
> > paling
> > > porno, maka aktivis Majelis Mujahidin, HTI, dan
> > FPI
> > > yang mendebat Gus Dur dalam suatu forum debat
> > publik,
> > > juga harus diterima sebagai bagian dari kebebasan berekspresi. 
> > > Terlepas, apakah cara yang dilakukan aktivis Mujahidin, HTI, dan 
> > > FPI tadi tidak menyenangkan sejumlah orang, itu lain perkara.
> > > 
> > > Pelecehan terhadap Alquran yang bersumber dari pernyataan Gus Dur 
> > > disitus JIL, dan dipublikasikan
> > 
> === message truncated ===
> 
> 
> Eka Zulkarnain
> 
> 
> 
__________________________________________________
> Do You Yahoo!?
> Tired of spam?  Yahoo! Mail has the best spam protection
around 
> http://mail.yahoo.com
>






------------------------ Yahoo! Groups Sponsor --------------------~--> Home is 
just a click away.  Make Yahoo! your home page now.
http://us.click.yahoo.com/DHchtC/3FxNAA/yQLSAA/BRUplB/TM
--------------------------------------------------------------------~-> 

***************************************************************************
Berdikusi dg Santun & Elegan, dg Semangat Persahabatan. Menuju Indonesia yg 
Lebih Baik, in Commonality & Shared Destiny. 
http://groups.yahoo.com/group/ppiindia
***************************************************************************
__________________________________________________________________________
Mohon Perhatian:

1. Harap tdk. memposting/reply yg menyinggung SARA (kecuali sbg otokritik) 2. 
Pesan yg akan direply harap dihapus, kecuali yg akan dikomentari.
3. Reading only, http://dear.to/ppi
4. Satu email perhari: [EMAIL PROTECTED] 5. No-email/web only: [EMAIL 
PROTECTED] 6. kembali menerima email: [EMAIL PROTECTED]
 
Yahoo! Groups Links



 




------------------------ Yahoo! Groups Sponsor --------------------~--> 
Everything you need is one click away.  Make Yahoo! your home page now.
http://us.click.yahoo.com/AHchtC/4FxNAA/yQLSAA/BRUplB/TM
--------------------------------------------------------------------~-> 

***************************************************************************
Berdikusi dg Santun & Elegan, dg Semangat Persahabatan. Menuju Indonesia yg 
Lebih Baik, in Commonality & Shared Destiny. 
http://groups.yahoo.com/group/ppiindia
***************************************************************************
__________________________________________________________________________
Mohon Perhatian:

1. Harap tdk. memposting/reply yg menyinggung SARA (kecuali sbg otokritik)
2. Pesan yg akan direply harap dihapus, kecuali yg akan dikomentari.
3. Reading only, http://dear.to/ppi 
4. Satu email perhari: [EMAIL PROTECTED]
5. No-email/web only: [EMAIL PROTECTED]
6. kembali menerima email: [EMAIL PROTECTED]
 
Yahoo! Groups Links

<*> To visit your group on the web, go to:
    http://groups.yahoo.com/group/ppiindia/

<*> To unsubscribe from this group, send an email to:
    [EMAIL PROTECTED]

<*> Your use of Yahoo! Groups is subject to:
    http://docs.yahoo.com/info/terms/
 



Kirim email ke