Bismillah saya perlu meluruskan hal ini berkaitan pemahaman yang saya miliki 
terhadap teman2 mereka, karena saya kenal dekat dengan mereka.
  
Terkait pemilu itu adalah sebuah cara bukan makna atau definisi demokrasi 
sendiri, kalau mas berkenan saya tertarik dengan tulisannya Luthfi Syaukani 
dari Freedom Institute yang kemarin keluar di Media Indonesia (20/6) berjudul 
Demokrasi Liberal untuk Islam Liberal. Beliau sangat jujur mengungkapkan 
demokrasi itu seperti apa dan definisinya juga serta cakupannya. Disana 
dikatakan pemilu bukanlah demokrasi itu sendiri. Kata Luthfi saya umat Muslim 
salah memaknai demokrasi yang didenotasikan dengan pemilu.
   
  Dengan membaca opini Lutfi Syaukani tersebut, saya akhirnya paham kenapa ada 
umat Islam kemudian bilang, demokrasi tidak kompatibel dengan ISlam. 
   
  Pemilu bahkan suatu saat bisa dijadikan suatu cara pemilihan Khalifah ^_^, 
pemilihan umum langsung kan (PEMILU).
   
  Setahu saya, Anggota HT masuk hanya 1 hari di parlemen, dia selalu 
menginterupsi pembuatan UU yang tak sesuai dengan syariat Islam dan berusaha 
memberi masukan tatanan SI. Pada akhirnya dia dikeluarkan dari parlemen.  
Kemungkinan jika HT nanti masuk pemilu dan mendapat kursi tak jauh dengan itu.  
Kalau tidak HTI tidak konsisten lagi!? Kecuali HTI Bisa meombak total dengan 
seluruh SI.
   
   Fungsi tugas Ormas mengkoreksi agar kemaslahatan umat berjalan semestinya 
dan diatur dengan baik oleh negara. BUkan tugas legislasi. BUkan hal yang tabu 
HTI menjadi ormas legal.
   
  Tabanni masalih (TM) umat atau seperti aktivitas sosial SEMENTERA di Yogya, 
merupakan salah satu Metode Baku yang dilakukan HTI kapanpun sampai pemerintah 
mengambilalih tugasnya dengan baik. Itu sudah ada tercantum di metode dakwahnya 
pada tahap berikutnya, sejak berdirinya organisasi itu. Begitu pula tsunami di 
Aceh. 
   
  HTI bareng dengan FPI menutup ibadah? Pelintiran media masa atau asli? 
Bagaimanapun hal demikian tidak akan pernah dilakukan HTI. karena sifatnya la 
madiyah non kekerasan.
   
   
  kalau mau menolong orang Yogya yang muslim, kenapa umat Non muslim musti juga 
malah memberikan buku-buku yang isinya ajaran agama lain? Benar-benar mau 
nolong nih?
  Maksud mas ini :
  
http://www.khilafah1924.org/index.php?option=com_content&task=view&id=243&Itemid=2
   
   
  Sepemahaman saya, yang dikatakan mbak Ridha Salamah adalah sebatas wacana? 
Menurut antum bagaimana pendapat anda tentang gender dalam timbangan Islam?
   
   
  Kita lihat saja, bila HTI tidak konsisten dengan perjuangan syariahnya dan 
Khilafahnya maka HTI parpol yang tidak konsisten.
   
  Mas Ari yang dimaksud penonton itu kita, sedangkan mereka (termasuk 
ormas-ormas Islam lain) adalah pemain.... mereka melakukan sesuatu, kita hanya 
cuma kadang suka komentar aktivitas mereka....dan menilai apa-apa kegiatan 
mereka dengan versi pemahaman kita yang kadang kita salah menafsirkan.
   
  Kritikan seperti ini perlu, kenapa mas Ari tak kirim saja ke sekretariat HTI 
untuk di follow up?
   
  salam,
  aris
   
  
Ari Condro <[EMAIL PROTECTED]> wrote:
  penonton

penonton ... lha itu, HT tidak mau ikutan pemilu ... jgn bilang demokrasi
kufur, kalu HT sendiri anggotanya pernah ikut.

sekarang siapa yg penonton ...

===

agama

dengan yg label agamanya sama aja jahatnya tidak kepalang. apalagi dengan yg
beragama lain. di jogja kemarin yg pertama ribut kristenisasi kan HT ...
yg sibuk dengan UU yg ujungnya memaksa orang agama lain berislam ria siapa ?
(contoh sudah saya pasang dari kemarin kemarin), dan UU yg berujung
pemaksaan ini HT juga salah satu konsultannya. dan ini tetap mengatakan
tidak ada pemaksaan. what ???

yg ikutan di FUI bareng FPI untuk aksi penutupan tempat ibadah agama lain
siapa ? HT juga kan ? sebentar lagi HT juga akan mengharamkan pemikiran
feminis dan perjuangan gender. hebat memang ....

===



http://eramuslim.com/br/bc/5c/22497,1,v.html
http://hizbut-tahrir.or.id/main.php?page=muslimah&id=9

*Ir. Ridha Salamah: Wacana Kesetaraan Gender Gagal Angkat Harkat Martabat
Perempuan*

Wartawan : Melihat fenomena isu gender/feminisme yang membuat umat salah
berperilaku, apa tidak ada rencana MUI mengeluarkan fatwa haramnya paham
ini, sebagaimana fatwa MUI tentang sekularisme/liberalisme?
*Rida : Genderisme termasuk salah satu kajian yang sedang digodok dalam
pengurusan baru ini. Dalam Komisi Pengkajian dan Pengembangan pada Rakernas,
di mana saya termasuk salah satunya, akan melakukan kajian tentang hal ini.*

Wartawan : Arahnya wacana/gerakan gender diharamkan?
*Rida : Ya, kita harus obsesif dengan landasan aqidah Islam.*




On 6/27/06, aris solikhah wrote:
>
> Mas Ari,
> Sepahaman saya, adalah berbeda sebuah agama dengan label agama lain dengan
> sebuah golongan yang dia mengaku Islam namun akidahnya tak sesuai Islam.
> Agama lain dengan label agama lain itu sudah jelas, sedangkan golongan
> dengan mengaku Islam namun Isinya bersimpangan dengan ajaran Islam akan
> menghancurkan kemurnian Islam itu sendiri dan memecah belah pemahaman yang
> seharusnya dari dalam.
>
> Maka perlakuannya berbeda. Sebuah golongan, ormas, partai dll bertugas
> menyeru, mengkritik penguasa, tindakan hukum ada dinegara. Pemahaman tugas
> ormas pun kini bercampur aduk sepahaman saya. KAlau ada ormas, LSM suka
> mengkritik negara, lha memang itu salah satu tugasnya lembaga tesebut
> didirikan. KAlau kebalikannya, wah perlu dianalisa .... apa tujuan NGO
> tesebut.
>
> Terkait LDII, maaf saya masih belum tahu faktanya secara detail. Untuk
> menghukumi sesuatu kita juga perlu jeli menerawangi fakta bukan asal
> menyimpulkan seperti kasus jihad ofensif.
>
> Sepahaman saya pilah Qothi yang mana dulu? Tsubut (sumber) atau dilalah
> (makna penunjukannya)? Kalau sepahaman saya, kalau Qothi keduanya baik
> tsubut maupun dilalahnya maka tidak boleh ada perbedaan pemahaman dan tafsir
> ulang. Sedangkan bab akidah berasal dari dalil yang qathi keduanya, baik
> tsubut dan dilalahnya.
>
>
> Untuk memahami ini pun perlu keahlian khusus.... saya hanya tahu sebatas
> teori yang minim, aplikasinya masih sangat jauh sekali, karena aris belum
> mempunyai ilmunya.
>
>
> Kalau memilih kekuasan semata, (maaf lho mas pemahaman politik menurut
> Islam sepahaman saya berbeda dengan pemahaman politik kekuasaan yang ada),
> maka dia memaksakan diri untuk jadi penguasa, tidak bisa kerjasama dengan
> yang lainnya. Pokoknya berarti dari pihak dia yang jadi pemimpin, otoriter.
> Tapi kalau bisa menyatukan yangn berbeda perlu jeli apakah itu karena
> kekuatan idenya dan keikhlasan orangnya. beda pula jika dia dipercaya dengan
> saudara-saudara yang lain, dan diserahi tugas dan amanah dimana saja,
> mungkin dia lebih ahli, berani, hujjahnya kuat dalam mengurusi hal tersebut
> dibanding yang lain.
>
> Saya menulis ini pun adalah bagian politik Islam. ^_^
>
> Ada hal kadang pemain lebih memahami strategi dibanding penonton.
> Pemenanglah yang mendapatkan pahala dan piala, bukan penonton. Penonton
> bersorak berkomentar, menilai, menghujat, memuji, tak pernah tahu rasanya
> jadi pemain baik kalah atau menang. ATau bahkan memahami apa yang terjadi
> kecuali di mau bertanya kepada ke Pemain. Sayangnya pemain malas
> melakukannya, hanya suka menilai dari jauh saja. yang terjadi kesimpulan
> yang salah.
>
> Kalau saya jadi penonton saya ingin jadi penonton yang jeli juga, tidak
> hanya pandai menyoraki namun juga cek and ricek. saya berharap antum pun
> demikian, tetaplah curios, kritis, janganlah antum mudah menyimpulkan
> sebelum mencari sungguh kebenarannya... apalagi lulusan TN terkenal dengan
> daya analisanya yang kuat...
>
>
>
>
>
>
>
> Ari Condro > wrote:
> bagaimana aris mau menjelaskan upaya upaya penutupan gereja, persekusi
> terhadap orang ahmadiyyah, ldii, dan lain lain, jika ajaran semacam itu
> memang ceto melo melo dan dipahami dengan taken for granted.
>
> dan kenapa pula, jika ada diayat, dan juga ada dalam tafsir, kita masih
> harus bersusah payah mengartikan dan mengkategorikan denan itu, sekedar
> supaya cuci tangan ?
>
> bukankah anda anda sendiri yg mengatakan bahwa ayat yg qothi dan sudah
> jelas
> penjelasannya tidak boleh ditafsir ulang ?
>
> kenapa harus pilih pilih tebu ? apakah masalah politik dan kondisi yg
> tidak
> memungkinkan untuk melaksanakannya bulat bulat ? sehingga sibuk menipu
> diri
> terlebih dahulu ? jadi ujungnya politik dan kekuasaan semata, kalau saya
> boleh menyimpulkan.
>
> On 6/27/06, aris solikhah wrote:
> >
> > Mas Ari, jika mas ragu tanyakan saja pada Jurbir HTI di sekretariatnya
> > atau via telpon mengenai pemahaman mereka tersebut dibawah. Anda
> > mengkaitkannya dengan HTI bukan? pemahaman saya terbatas mengenai ini,
> meski
> > saya juga tahu kesimpulan jawabannya. Ana hanya takut salah menguraikan
> > kembali dan tidak tepat bahasanya. Antum tipe orang yang nggak puasan,
> dan
> > curious, sehingga perlu orang yang sepadan, lebih bagus dan pintar yang
> > menjelaskannya daripada saya yang ilmunya terbatas ini.
> >
> > Selain itu, dibawah ini pemahaman dari orang lain yang memahami
> pemahaman
> > orang lain bukan?Jadi, jika ini Antum benar-benar ingin mencari
> > kebenaran,bertanyalah kesana sumbernya langsung? Sejak dulu
> pertanyaannya
> > ini terus yang diulang dan Antum meragukan jawaban pemahaman saya
> terdahulu.
> >
> > Bolehkah saya bertanya bagaimanakah antum sebagai orang yang beriman
> > terhadap Al Quran menanggapi surat dalam Al Quran di bawah? Mau antum
> > tafsirkan bagaimana?
> >
> >
> > Sepahaman saya yang terbatas, Satu surat harus juga dikaitkan dengan
> > qarinah dan surat-surat lain dan hadis untuk bisa menarik suatu hukum
> > tertentu, tidak bisa langsung diintepresentasikan dengan sesuka hati?
> Untuk
> > bisa menafsirkan Al Quran, Kita harus punya kemampuan bahasa arab (nahwu
> > sorof, balaghoh, dipercaya para ahlinya,) ulumul quran, ulumul hadis,
> > terkait memilah ayat yang nasakh mansukh, muqayyad dan mujmal, aam dan
> khas,
> > dll bukan? CMIIW
> >
> > Kita juga perlu mengecek tafsir sebenarnya Ibnu Katsir dan Tafsir Sayyid
> > Quth, selain itu kita juga menimbang kemampuan diri kita untuk
> menafsirkan
> > Ayat-ayat Al Quran, agar tidak terjerumus menafsikan ayat-ayat sesuka
> hati?
> > Rinciannya, cara dan dalil pengistimbatannya beliau dll.
> >
> > Keduanya, dibanding kemampuan aris. sangat jauh buanget deh. Apalagi
> > tafsir Ibnu Katsir menjadi rujukan para Imam (Syafiie dkk).
> >
> > postingan INI :
> >
> >
> >
> > Salah satu isi syarat itu, antara lain:
> >
> > - orang Kristen berjanji pada diri mereka sendiri
> > untuk tidak membangun gereja, kapel atau biara yang
> > baru, juga tidak akan memperbaiki yang sudah rusak,
> > dan tidak mengambil dan menghidupkan kembali gereja,
> > kapel atau biara yang sudah dipakai oleh orang Islam.
> >
> > - tidak akan mencegah orang Islam untuk masuk atau
> > mampir di gereja, baik siang atau malam.
> > - tidak akan meniru orang Islam, baik dalam hal
> > pakaian (peci, sorban atau sandal), atau pun gaya
> > potong rambut.
> > - tidak akan meniru gaya bicara orang Islam.
> >
> > Dan syarat-syarat lain yang jumlahnya banyak. Yang
> > hendak mengetahui lebih lanjut, silahkan membaca
> > sendiri tafsir Ibn Katsir.
> >
> > => Kesimpulan: Dari keterangan-keterangan ini, dapat
> > disimpulkan bahwa orang-orang politeis, Yahudi, dan
> > Kristen harus diperangi, sehingga mereka takluk,
> > membayar jizyah, dan mengikuti aturan/hukum yang
> > membuat mereka terhina. Mereka, dengan kata lain,
> > menjadi orang-orang dzimmi yang harus dihinakan.
> > Menurut sebuah hadis, mereka bahkan harus disudutkan
> > ke pinggir jalan.
> >
> > Ringkasnya: Islam memperlakukan orang-orang yang
> > beragama lain sebagai musuh yang harus diperangi.
> > Inilah jihad.
> >
> > Banyak kalangan Islamis yang membela diri bahwa jihad
> > dalam Islam adalah untuk membela diri (jihad difa'i).
> > Pembelaan semacam ini kurang berdasar, sebab ayat itu
> > jelas memerintahkan kepada umat Islam untuk memerangi
> > orang Kristen bukan semata-mata sebagai pembelaan
> > diri, tetapi karena mereka memeluk agama yang salah.
> >
> > Dan inilah yang terjadi pada akhir hayat Nabi. Beliau,
> > menjelang wafat, menyiapkan pasukan di bawah pimpinan
> > sahabat yang masih sangat muda, Usamah b. Zaid untuk
> > berperang melawan Romawi. Saat itu, Romawi sama sekali
> > tidak menyerang "negara" Madinah, sehingga perang yang
> > dilakukan Nabi tidak bisa dianggap sebagai "jihad
> > difa'i" atau pembelaan diri. Ini adalah jihad ofensif.
> >
> > Atas dasar inilah, Abul A'la al-Maududi dalam
> > risalahnya yang terkenal "Al-Jihad fi SabililLah" dan
> > kemudain diikuti Sayyid Qutb dalam tafsir "Fi Dzilal
> > al-Quran" mengatakan bahwa jihad dalam Islam bukan
> > sekedar membela diri, tetapi juga ofensif.
> >
> > Jadi, berdasarkan ayat ini, dan tafsirannya oleh
> > kalangan ulama seperti Ibn Katsir, negara Islam, tanpa
> > alasan membela diri, bisa ujug-ujug menyerang negara
> > kafir, persis seperti AS tiba-tiba menyerang Irak.
> >
> > Kalau "negara" Islam menyerang negara kafir karena
> > alasan bahwa negara itu mengikuti agama yang batil,
> > maka AS menyerang Irak karena alasan menyebarkan
> > demokrasi. Tetapi, dua-duanya sama: menyerang negara
> > lain yang berdaulat karena alasan menegakkan
> > "kebenaran" tertentu.
> >
> > Pertanyaan buat para pendukung negara khilafah tentu
> > sangat jelas:
> >
> > Jika kalian mengikuti dengan konsisten ayat dalam
> > Surah Al-Taubah itu, serta tafsir yang diberikan oleh
> > sebagian ulama, maka negara khalifah akan melakukan
> > agresi terus-menerus terhadap negara "kafir". Sebab,
> > kalau tidak, negara itu tidak konsisten dengan
> > perintah dalam Qur'an.
> >
> > Jika ini benar, maka negara khilafah adalah monster
> > yang menakutkan, sama dengan monster Amerika sekarang
> > ini. Negara semacam ini tak beda dengan negara abad
> > pertengahan yang brutal, mencaplok dan meng-agresi
> > negara lain yang berdaulat.
> >
> > Jika konsep "jihad ofensif" diakui oleh kalangan HT,
> > maka kita diajak kembali ke zaman pertengahan yang
> > gelap.
> >
> > Sekian.
> >
> > Jawaban saya: perlu cek lagi ya mas, sepemahaman saya, kesimpulannya tak
> > sesederhana seperti itu. Jika jihad ofensif pun diterapkan pada sikon
> > tertentu dengan menimbang keadilan non muslim. saya sudah menjelaskannya
> > pada pembagian Kafir terdahulu. Ketegori dzimmah,kafir Mu'ahid, harbi
> fi'lan
> > ada bahkan ada tambahan kategori kafir musta'mim CMIIW. Jihad ofensif
> > dilakukan pada kafir Harbi fi'lan... saya kira ini juga yang dipahami
> > pejuang Khilafah seperti HTI. ^_^
> >
> >
> > Jadi gimana kalau antum merendahkan hati untuk main ke sana saja, dan
> > langsung bertanya pada sumber yang tepat dan layak memuaskan kekritisin
> > antum.afwan ya
> > salam,
> > aris
> >
> >
> >
> >
> > Ari Condro > wrote:
> > orang yg terikat dengan syara wajib membunuh orang kafir. bagaimana anda
> > menjelaskan ayat yg jelas tsb ?
> >
> > Tanpa ditafsirkan ulang, banyak ayat dalam Quran akan
> > menimbulkan masalah besar jika diterapkan begitu saja
> > dalam masyarakat, atau dalam negara khilafah.
> >
> > Salah satunya adalah ayat berikut ini. Ana pengen
> > mendengar bagaimana pendukung khilafah menanggapi
> > masalah ini.
> >
> > Dalam QS 9:29 (Al-Taubah, ayat 29), Allah SWT
> > berfirman sebagai berikut:
> >
> > Qatilu al-ladzina la yu'minuna bilLahi wa la bi
> > al-yaum akhiri wa la yuharrimuna ma harramalLahu wa
> > rasuluhu wa la yadinuna din al-haqqi min alladzina utu
> > al-kitaba hatta yu'thu al-jizyata 'an yadin wa hum
> > shaghirun.
> >
> > Perangilah orang-orang yang tidak beriman kepada
> > Allah, hari akhir, dan tidak mengharamkan segala
> > sesuatu yang diharamkan oleh Allah dan rasul-Nya, dan
> > tidak menganut agama yang benar, yaitu orang-orang
> > yang mendapatkan kitab, sehingga mereka itu semuanya
> > memberikan jizyah (pajak) dalam keadaan takluk dan
> > terhina.
> >
> > Mari kita baca sejumlah keterangan dalam tafsir
> > mengenai ayat ini.
> >
> > Dalam tafsir Al-Jalalain, kita temukan keterangan
> > pendek seperti ini:
> >
> > Wa la yuharrimuna ma harramalLahu (... dan
> > [perangilah] orang-orang yang tak mengharamkan sesuatu
> > yang diharamkan oleh Allah): "Seperti khamar," kata
> > tafsir Jalalain.
> >
> > Wa la yadinuna din al-haqq (... dan [perangilah]
> > orang-orang yang tidak mengikuti agama yang benar):
> > "Agama yang kokoh, yang menghapuskan agama-agama
> > lainnya, yaitu agama Islam," kata tafsir Jalalain.
> >
> > Min alldzina utu al-kitaba (orang-orang yang
> > mendapatkan kitab): "Yaitu orang-orang Yahudi dan
> > Kristen," kata tasfir Jalalain.
> >
> > Hatta yu'thu al-jizyata (sehingga mereka membayar
> > jizyah): "Yaitu pajak yang dipikulkan ke mereka setiap
> > tahun," kata tafsir Jalalain.
> >
> > Wa hum shaghirun ([dalam keadaan] terhina): "Terhina
> > dan tunduk pada kekuasaan Islam," kata tafsir
> > Jalalain.
> >
> > => Kesimpulan: Dengan keterangan pendek dari tafsir
> > Jalalain ini, kita bisa mengambil kesimpulan bahwa:
> >
> > Orang-orang yang tidak beriman kepada Allah dan hari
> > akhir, orang-orang yang tidak mengharamkan sesuatu
> > yang diharamkan oleh Allah dan rasul-Nya, orang-orang
> > Yahudi dan Kristen yang tidak mengikuti agama Islam
> > sebagai agama yang menghapuskan agama-agama lain --
> > mereka itu semua harus diperangi, sehingga mereka
> > takluk dan membayar pajak setiap tahun dalam keadaan
> > terhina.
> >
> > Sekarang, mari kita simak keterangan dalam tafsir Ibn
> > Katsir, tafsir yang paling banyak dirujuk oleh
> > kalangan Islamis-fundamentalis-salafi di mana-mana.
> >
> > Ibn Katsir berkata:
> >
> > Ketika urusan orang-orang musyrik sudah selesai dan
> > dapat diatasi, dan ketika masyarakat sudah
> > berbondong-bondong masuk Islam, dan ketika jazirah
> > Arab sudah dapat dibereskan, maka Allah memerintahkan
> > (kepada Nabi) untuk memerangi dua kelompok ahli kitab,
> > yaitu orang-orang Yahudi dan Kristen. Perintah ini
> > turun pada tahun kesembilan (hijrah). Karena itu,
> > Rasul SAW kemudian bersiap-siap untuk memerangi
> > orang-orang Romawi, dan mengajak orang-orang untuk
> > itu.
> >
> > Tentang firman Allah "wa hum shaghirun", artinya,
> > mereka (tunduk dalam keadaan) hina dina. Karena itu,
> > tidak boleh memberikan penghormatan kepada orang-orang
> > dzimmi, juga tidak boleh mengangkat mereka di atas
> > derajat orang-orang Islam. Sebab mereka adalah
> > orang-orang yang hina dan celaka (adzilla', asyqiya'),
> > sebagaimana (ditunjukkan) oleh sebuah hadis riwayat
> > Muslim dari Abu Hurairah ra., bahwa Rasul SAW
> > bersabda, "Jangan memulai mengucapkan salam kepada
> > orang Yahudi dan Kristen. Jika kalian bertemu dengan
> > mereka di jalan, maka kalian harus menydutkan mereka
> > (agar terpojok) ke tempat yang paling sempit".
> >
> > Kemudian Ibn Katsir mengutip dengan lengkap surat
> > perjanjian (khithab) antara Khalifah Umar b. Khatthab
> > dengan orang-orang Kristen di kawasan Syam (Syria).
> > Surat itu mengandung banyak poin yang isinya membatasi
> > hak-hak orang Kristen begitu rupa sehingga kedudukan
> > mereka benar-benar dalam keadaan terhina seperti
> > perintah ayat dalam surah Al-Taubah itu.
> >
> > Salah satu isi syarat itu, antara lain:
> >
> > - orang Kristen berjanji pada diri mereka sendiri
> > untuk tidak membangun gereja, kapel atau biara yang
> > baru, juga tidak akan memperbaiki yang sudah rusak,
> > dan tidak mengambil dan menghidupkan kembali gereja,
> > kapel atau biara yang sudah dipakai oleh orang Islam.
> >
> > - tidak akan mencegah orang Islam untuk masuk atau
> > mampir di gereja, baik siang atau malam.
> > - tidak akan meniru orang Islam, baik dalam hal
> > pakaian (peci, sorban atau sandal), atau pun gaya
> > potong rambut.
> > - tidak akan meniru gaya bicara orang Islam.
> >
> > Dan syarat-syarat lain yang jumlahnya banyak. Yang
> > hendak mengetahui lebih lanjut, silahkan membaca
> > sendiri tafsir Ibn Katsir.
> >
> > => Kesimpulan: Dari keterangan-keterangan ini, dapat
> > disimpulkan bahwa orang-orang politeis, Yahudi, dan
> > Kristen harus diperangi, sehingga mereka takluk,
> > membayar jizyah, dan mengikuti aturan/hukum yang
> > membuat mereka terhina. Mereka, dengan kata lain,
> > menjadi orang-orang dzimmi yang harus dihinakan.
> > Menurut sebuah hadis, mereka bahkan harus disudutkan
> > ke pinggir jalan.
> >
> > Ringkasnya: Islam memperlakukan orang-orang yang
> > beragama lain sebagai musuh yang harus diperangi.
> > Inilah jihad.
> >
> > Banyak kalangan Islamis yang membela diri bahwa jihad
> > dalam Islam adalah untuk membela diri (jihad difa'i).
> > Pembelaan semacam ini kurang berdasar, sebab ayat itu
> > jelas memerintahkan kepada umat Islam untuk memerangi
> > orang Kristen bukan semata-mata sebagai pembelaan
> > diri, tetapi karena mereka memeluk agama yang salah.
> >
> > Dan inilah yang terjadi pada akhir hayat Nabi. Beliau,
> > menjelang wafat, menyiapkan pasukan di bawah pimpinan
> > sahabat yang masih sangat muda, Usamah b. Zaid untuk
> > berperang melawan Romawi. Saat itu, Romawi sama sekali
> > tidak menyerang "negara" Madinah, sehingga perang yang
> > dilakukan Nabi tidak bisa dianggap sebagai "jihad
> > difa'i" atau pembelaan diri. Ini adalah jihad ofensif.
> >
> > Atas dasar inilah, Abul A'la al-Maududi dalam
> > risalahnya yang terkenal "Al-Jihad fi SabililLah" dan
> > kemudain diikuti Sayyid Qutb dalam tafsir "Fi Dzilal
> > al-Quran" mengatakan bahwa jihad dalam Islam bukan
> > sekedar membela diri, tetapi juga ofensif.
> >
> > Jadi, berdasarkan ayat ini, dan tafsirannya oleh
> > kalangan ulama seperti Ibn Katsir, negara Islam, tanpa
> > alasan membela diri, bisa ujug-ujug menyerang negara
> > kafir, persis seperti AS tiba-tiba menyerang Irak.
> >
> > Kalau "negara" Islam menyerang negara kafir karena
> > alasan bahwa negara itu mengikuti agama yang batil,
> > maka AS menyerang Irak karena alasan menyebarkan
> > demokrasi. Tetapi, dua-duanya sama: menyerang negara
> > lain yang berdaulat karena alasan menegakkan
> > "kebenaran" tertentu.
> >
> > Pertanyaan buat para pendukung negara khilafah tentu
> > sangat jelas:
> >
> > Jika kalian mengikuti dengan konsisten ayat dalam
> > Surah Al-Taubah itu, serta tafsir yang diberikan oleh
> > sebagian ulama, maka negara khalifah akan melakukan
> > agresi terus-menerus terhadap negara "kafir". Sebab,
> > kalau tidak, negara itu tidak konsisten dengan
> > perintah dalam Qur'an.
> >
> > Jika ini benar, maka negara khilafah adalah monster
> > yang menakutkan, sama dengan monster Amerika sekarang
> > ini. Negara semacam ini tak beda dengan negara abad
> > pertengahan yang brutal, mencaplok dan meng-agresi
> > negara lain yang berdaulat.
> >
> > Jika konsep "jihad ofensif" diakui oleh kalangan HT,
> > maka kita diajak kembali ke zaman pertengahan yang
> > gelap.
> >
> > Sekian.
> >
> > On 6/27/06, aris solikhah wrote:
> > >
> > > Hem kisah umar dibawah ini baru saya tahu. Perlu dirunut sumber
> > > informasi ini. Alasan pemakaian jilbab bukan karena alasan membedakan
> > ini
> > > budak atau tidak. (sebuah alasan yang klise dari buku yang pernah saya
> > > baca). Sebelum turunnya kewajiban jilbab dan kerudung, orang-orang
> > wanita
> > > Quraisy merdeka telah memakai baju menutup aurat untuk membedakan
> status
> > > mereka. Namun bukan karena alasan itu memakai baju jilbab dam kerudung

=== message truncated ===


The great job makes a great man
  pustaka tani 
  nuraulia

 __________________________________________________
Do You Yahoo!?
Tired of spam?  Yahoo! Mail has the best spam protection around 
http://mail.yahoo.com 

[Non-text portions of this message have been removed]



------------------------ Yahoo! Groups Sponsor --------------------~--> 
Check out the new improvements in Yahoo! Groups email.
http://us.click.yahoo.com/6pRQfA/fOaOAA/yQLSAA/BRUplB/TM
--------------------------------------------------------------------~-> 

***************************************************************************
Berdikusi dg Santun & Elegan, dg Semangat Persahabatan. Menuju Indonesia yg 
Lebih Baik, in Commonality & Shared Destiny. 
http://groups.yahoo.com/group/ppiindia
***************************************************************************
__________________________________________________________________________
Mohon Perhatian:

1. Harap tdk. memposting/reply yg menyinggung SARA (kecuali sbg otokritik)
2. Pesan yg akan direply harap dihapus, kecuali yg akan dikomentari.
3. Reading only, http://dear.to/ppi 
4. Satu email perhari: [EMAIL PROTECTED]
5. No-email/web only: [EMAIL PROTECTED]
6. kembali menerima email: [EMAIL PROTECTED]
 
Yahoo! Groups Links

<*> To visit your group on the web, go to:
    http://groups.yahoo.com/group/ppiindia/

<*> To unsubscribe from this group, send an email to:
    [EMAIL PROTECTED]

<*> Your use of Yahoo! Groups is subject to:
    http://docs.yahoo.com/info/terms/
 


Kirim email ke