CENDRAWASIH POS

Rabu, 28 Juni 2006






















































Jangan Lagi Disebut OPM 

*Muladi: Otsus Solusi Terbaik Untuk Papua 

JAYAPURA-Ada satu statemen kekhawatiran di saat pertemuan antara Gubernur Papua 
DR Sodjuangon Situmorang, Muspida Provinsi Papua, DPRP, MRP, tokoh agama, tokoh 
masyarakat serta kalangan akademisi dengan Gubernur Lemhanas Prof DR Muladi di 
Sasana Krida Selasa, kemarin. 

Meski Gubernur Lemhanas Prof DR Muladi dengan tegas mengatakan bahwa dirinya 
mendukung penuh pelaksanaan UU Otsus, namun tetap ada yang berseloroh yakni 
dari MRP, yang dengan tegas meminta agar masyarakat Papua jangan lagi disebut 
OPM. 

Dalam pertemuan itu, Gubernur Lemhanas Prof DR Muladi menyatakan mendukung 
penuh implementasi Undang-undang Nomor 21 tahun 2001 tentang Otsus bagi 
Provinsi Papua. Sebab, menurutnya Otsus adalah solusi yang terbaik bagi Papua. 

"Menurut saya, Otsus itu paling baik, itu yang disebut sebagai desentralisasi 
asimetris yakni desentralisais yang memberikan kewenangan khusus dengan muatan 
lokal sekaligus kelebihan lokal terhadap daerah tertentu," katanya. 

Pertimbangannya bisa menyangkut politis seperti Aceh, Maluku dan Papua atau 
yang pertimbangannya administratif, seperti DKI Jakarta dan Otsus bagi Papua 
sesungguhnya adalah petimbangan yang adil. "Jadi landasannya cukup kuat dalam 
konstitusi kita," imbuhnya. 

Dalam pertemuan tersebut, Muladi yang datang ke Papua bersama tim kajian dari 
Lemhanas, mengatakan bahwa tujuan Lemhanas ke Papua adalah untuk melakukan 
pengkajian terhadap persolan di Papua. 

"Masalah Papua adalah masalah yang kompleks yang memerlukan pengkajian yang 
komprehensif dan strategis dan landasannya adalah proses 
demokratisiasi,"katanya. Persoalan demokratisasi, menurutnya, sampai hari ini 
belum selesai dan terus menggelinding untuk mencapai sasaran. 

Pada kesempatan itu, Muladi membuka dialog dengan undangan yang hadir. 
Kesempatan pertama hadir dari DPRP Papua, Paulus Sumino yang mengungkapkan 
kekhawatirannya terkait dengan masalah IJB. 

"Kalau presiden nanti mau buat SK Gubernur IJB dasar hukumnya apa, dan kalau 
Mendagri nanti melantik DPRD IJB, DPRD apa namanya," katanya. Sumino bingung 
apakah hal itu sengaja diciptakan untuk terjadinya konflik, sehingga Presiden 
tidak tegas dalam masalah ini. 

Sementara dari unsur Persekutuan Gereja - gereja di Tanah Papua, Pdt Tony 
Infandi S.Th mengatakan, selama ini kalau orang Papua bicara merdeka, Jakarta 
tersinggung dan selalu dilawan dengan senjata. 

"Orang Papua selalu dicurigai, padahal kami bicara hanya karena menuntut 
keadilan, selama ini banyak dana Otsus, tapi tidak pernah dirasakan oleh 
rakyat," katanya. 

Utusan dari MRP, Ny Demotouw, mengatakan bahwa masalah Papua sebenarnya gampang 
diselesaikan, sekarang tinggal bagaimana membangun ketulusan dan cinta kasih 
dalam melaksanakan Otsus. "Tolong kita jangan disebut OPM, Jakarta harus pahami 
Otsus, kalau kasih Otsus jangan setengah-setengah," tandasnya. 

Menanggapi semua itu, Muladi lagi-lagi mengatakan pihaknya juga sangat serius 
mendukung Otsus dan terkait masalah IJB ia akan kaji lagi dan akan disampaikan 
kepada Presiden sekembalinya dari Papua. Karena dirinya juga menginginkan agar 
Otsus dilaksanakan secara murni. "Perjuangan untuk keluarnya UU 21 adalah 
perjuangan yang sangat berat," katanya. 

Ia juga meminta agar Otsus harus berperan dengan baik dan mewanti-wanti agar 
MRP jangan sampai mengumandangkan referendum, sebab negeri ini dibangun di atas 
dasar ikatan primordial. Negeri ini dibentuk bukan atas dasar suku atau agama 
ras tertentu. Ia juga menegaskan bahwa tidak semua menghendaki Negara RI 
tercerai berai karena dasar pendirian negeri ini adalah penjajahan. 

Sementara itu, penjabat Gubernur DR Sodjuangon Situmorang, M.Si menegaskan 
bahwa tujuan pengkajian Lemhanas adalah dalam rangka pengkajian strategis 
implementasi wawasan nusantara dan kepemimpinan nasional. 

"Jadi tujuannya untuk mencari masukan dari masyarakat Papua sejauh mana 
implementasi tersebut berlangsung di Papua dan hal ini merupakan satu bahan 
untuk memberikan saran kepada Presiden guna mempercepat pembangunan dan 
peningkatan kesejahteraan masyarakat di Papua," katanya. 

Tema dari kajian itu adalah persoalan implementasi wawasan nusantara dalam 
kaitannya dengan kepemimpinan nasional dan segala aspek yang terkandung di 
dalamnya.(ta) 


[Non-text portions of this message have been removed]



------------------------ Yahoo! Groups Sponsor --------------------~--> 
Something is new at Yahoo! Groups.  Check out the enhanced email design.
http://us.click.yahoo.com/SISQkA/gOaOAA/yQLSAA/BRUplB/TM
--------------------------------------------------------------------~-> 

***************************************************************************
Berdikusi dg Santun & Elegan, dg Semangat Persahabatan. Menuju Indonesia yg 
Lebih Baik, in Commonality & Shared Destiny. 
http://groups.yahoo.com/group/ppiindia
***************************************************************************
__________________________________________________________________________
Mohon Perhatian:

1. Harap tdk. memposting/reply yg menyinggung SARA (kecuali sbg otokritik)
2. Pesan yg akan direply harap dihapus, kecuali yg akan dikomentari.
3. Reading only, http://dear.to/ppi 
4. Satu email perhari: [EMAIL PROTECTED]
5. No-email/web only: [EMAIL PROTECTED]
6. kembali menerima email: [EMAIL PROTECTED]
 
Yahoo! Groups Links

<*> To visit your group on the web, go to:
    http://groups.yahoo.com/group/ppiindia/

<*> To unsubscribe from this group, send an email to:
    [EMAIL PROTECTED]

<*> Your use of Yahoo! Groups is subject to:
    http://docs.yahoo.com/info/terms/
 


Reply via email to