Bagaimana dengan kaum Muslim Suni dan kaum Muslim shiite yang sejak dahulu, tanpa AS sudah bunuh bunuhan? Juga orang Turki dan Kurdi, tanpa campurtangan asing bunuh bunuhan?
Allah berdiri dipihak mana? Sunni atau Shhite? Turki atau Kurdi? --- In ppiindia@yahoogroups.com, "Samsul Bachri" <[EMAIL PROTECTED]> wrote: > > MENCEGAH ADU DOMBA > ANTAR SESAMA MUSLIM > Buletin al-Islam Edisi 310 > > Saat ini banyak pihak mengkhawatirkan adanya bentrokan fisik antar komponen > umat Islam. Hal ini dilandaskan pada ketegangan dan hampir bentroknya dua > kelompok di Jakarta pada 26 Mei lalu. Berikutnya, muncul juga ketegangan di > Jember dan penghadangan di Demak (15 Juni 2006). Kejadian yang menjurus pada > aksi kekerasan seperti ini sangat memprihatinkan. Untuk memahami hal ini, > perlu dikaji hal-hal yang melingkupinya. > > Pihak Asing dan Adu Domba > Sejak peledakan Gedung WTC AS telah memproklamirkan perang tanpa akhir > terhadap terorisme. Saat itu AS menyatakan, "Eeither with us or with > terrorists (Bersama kami [AS] atau bersama teroris)." Jadi, teroris yang > dimaksud adalah setiap pihak yang menentang kezaliman yang dilakukan AS. > > Dalam kunjungannya ke Indonesia, para pejabat AS selalu menjadikan tema > terorisme sebagai salah satu agenda utamanya. Menlu AS Condoleezza Rice > datang ke Indonesia bulan Maret lalu. Dalam jumpa persnya, ia (10/3/2006) > menyatakan bahwa demokrasi di Indonesia sudah matang dalam menangani > kemungkinan kehadiran kelompok garis keras. Garis keras yang dimaksud adalah > kelompok Islam seperti halnya Hamas di Palestina. Diharapkan melalui > kerjasama ini Indonesia makin memerangi kelompok-kelompok Islam yang mereka > sebut 'garis keras'. Lalu Rice menghendaki Indonesia menjadi negara yang > disebut dengan negara 'Islam moderat'. > Akhir Maret 2006, PM Inggris Tony Blair juga datang. Di dalam negerinya, > Inggris hendak melarang gerakan-gerakan Islam yang dianggapnya keras. > Kebijakan luar negerinya pun senantiasa mengekor AS yang terus- menerus tak > menghendaki Islam dan umatnya bangkit. Contoh nyata adalah dalam kemenangan > Hamas. Walaupun secara demokratis Hamas menang, AS dan Inggris tetap > merintangi Hamas dengan mengeluarkan kecaman dan keberpihakannya kepada > Israel. > Dalam wawancara ekslusif dengan salah sebuah stasiun TV nasional, Blair > menegaskan maksud kunjungannya ke Indonesia tidak lepas dari urgensi > Indonesia sebagai negeri Muslim yang menurutnya dapat menjadi simbol > penyatuan demokrasi dengan Islam. Jadi, kedatangan Blair adalah untuk > mengokohkan Indonesia yang tidak menerapkan Islam kâffah, melainkan > menerapkan demokrasi sekular yang liberal. Islam yang diperkenankan hanyalah > yang bercorak liberal. Tidak aneh kalau seorang pentolan kelompok liberal > mengakui (Media Indonesia, 20/6/2006) bahwa 'Islam' liberal adalah untuk > demokrasi liberal-pas dengan agenda Barat. > Agenda sesungguhnya atas kunjungan Blair ke Indonesia adalah untuk melakukan > politik belah bambu (adu domba) terhadap kaum Muslim. Sebab, apa yang > disampaikan dan dilakukan oleh Blair di Indonesia-sebagai pribadi maupun > cerminan dari sikap pemerintahannya-berbeda dengan sikap yang sebenarnya. > Hal ini bisa dilihat dalam pernyataan Menteri Dalam Negeri Inggris Charles > Clarke yang mengatakan, "Tidak ada tawar-menawar tentang pendirian kembali > Khilafah dan syariah Islam ." PM Inggris Tony Blair juga menyatakan, "Islam > merupakan ideologi Iblis/jahat (evil ideology) dengan ciri: (1) ingin > mengeliminasi Israel; (2) menjadikan syariat Islam sebagai sumber hukum; (3) > menegakkan Khilafah; (4) bertentangan dengan nilai-nilai liberal." (BBC News > 16/7/2005). > Kunjungan Menteri Pertahanan AS Rumsfeld, awal Juni ini, juga mengandung > adanya tekanan AS terhadap Indonesia untuk memaksakan cara memerangi teroris > yang mereka definisikan. Hal ini terlihat dari pernyataan Menhan Indonesia > Juwono Sudarsono yang mengultimatum AS agar jangan mencoba memaksakan > keinginan antiterorismenya kepada negara lain. > Jadi, kunjungan pejabat AS dan Inggris dalam waktu berdekatan tersebut > menyangkut upaya memerangi Islam demi menghunjamkan demokrasi liberal dengan > dalih perang melawan terorisme. > > Dua Cara Penghancuran > Dalam rangka mencapai hal tersebut, setidaknya terlihat ada dua cara yang > mereka tempuh. Pertama: kerjasama keamanan permanen. AS sangat ambisius > mengajak Indonesia untuk bergabung dalam kerjasama keamanan permanen yang > dikenal dengan Proliferation Security Initiative (PSI). Kunjungan > berturut-turut dua petinggi AS dalam waktu berdekatan, yaitu Menlu AS > Condoleeza Rice dan Menhan AS Donald Rumsfeld, sama-sama berupaya untuk > meyakinkan (baca: menekan) Pemerintah Indonesia untuk bergabung dalam PSI. > Pemerintah Indonesia saat ini mulai serius menanggapi tawaran petinggi AS > tersebut. Sebagaimana yang diberitakan Republika (13/6), dalam rapat kerja > dengan Komisi I DPR (12/6), Menko Polhukam Widodo AS meminta DPR agar tidak > serta-merta menolak PSI. > > Sebenarnya, PSI tersebut lebih merupakan upaya AS untuk meraih > kepentingannya. Kepentingan AS dalam PSI ini sangat tampak dalam Pidato > Kenegaraan Presiden Bush pada 2 Februari 2005, "Kita bekerjasama dengan 60 > pemerintahan dalam Proliferation Security Initiative (PSI) untuk mendeteksi > dan menghentikan aliran bahan-bahan berbahaya... Dalam jangka panjang, > perdamaian yang kita upayakan hanya bisa diraih dengan menghapuskan semua > kondisi yang mendorong radikalisme dan ideologi-ideologi pembunuh." > (http://www.usembassyjakarta.org). > > Jelas terlihat, di antara kepentingan AS dan PSI itu adalah Islam yang terus > dicitrakan radikal, yang disebut dengan 'ideologi pembunuh' karena memiliki > konsep jihad dan disebut 'teroris' yang telah didefinisikan sepihak itu. > Padahal siapa yang membunuh 120.000 warga sipil Irak? Siapa yang > memporakporandakan Afganistan? Jadi, siapa yang lebih layak disebut penganut > 'ideologi pembunuh', Islam ataukah Kapitalisme yang diemban oleh > negara-negara penjajah itu? > Lebih dari itu, dengan tergabung dalam PSI, langsung atau tidak langsung, > Indonesia telah menjadi 'anggota' Pertahanan Atlantik Utara (NATO). AS pun > akan langsung masuk dengan atau tanpa izin ke wilayah Indonesia dengan dalih > menjaga keamanan. Jika ini terjadi, yang rugi adalah semua rakyat, termasuk > yang menjadi kaki tangannya. > Kedua, adu domba. Kini tersebar kabar telah dibentuk pasukan/milisi. > Disinyalir ada aliran dana untuk pelatihan tersebut mencapai USD 2 juta. > Sumbernya dari badan intelijen Inggris MI6 (Tabloid Intelijen, edisi > 16-29/6/2006). Jika ini benar maka mirip dengan apa yang terjadi di > Palestina atau Somalia, dua kelompok Muslim dihadap-hadapkan demi kemenangan > asing, atau seperti di Irak antara Kurdi dan non-Kurdi, di Iran antara > kelompok yang disebut AS konservatif dan kelompok modern. Padahal, betapa > banyak jejak badan intelijen Amerika (CIA) di balik konflik antarmilisi. > Kini di Indonesia pun ada indikasi umat Islam diadu-domba. Ini harus > dicegah! > > Adu Domba: Metode Penjajah > Adu domba (devide et impera) adalah metode penjajah yang tidak pernah > berubah. Sayang, masih ada kaum Muslim-sadar atau tidak-yang mau diadu domba > dengan sesamanya hanya lantaran membela pemimpin yang berasal dari > kelompoknya, membela partainya, atau sekadar ikut-ikutan; tanpa lagi > memandang apakah pembelaannya tersebut memang sesuai dengan ajaran Islam > atau tidak. Akibatnya, seolah-olah yang bertarung adalah Islam dengan Islam. > Kesatuan umat, persaudaraan, ghîrah, kesetiakawanan, solidaritas, dan > penghargaan pada nilai Islam nyaris hilang. > > Melihat fenomena demikian, tampaknya pendapat Ziauddin Sardar (1999) ada > benarnya. Umat kita saat ini, menurutnya, adalah hasil gemblengan pemimpin > yang masih mewarisi budaya kolonial yang terus menerapkan politik adu domba, > baik halus maupun kasar. Pemimpin di Dunia Islam sekarang ini hanya > komprador/kaki tangan Barat. Padahal, menurut Taqiyyuddin an- Nabhani dalam > buku At-Takattul Hizbiy (1953), musuh umat sebenarnya adalah penjajah Barat. > Artinya, para penguasa kaum Muslim, para cendekiawan yang ter- Barat-kan, dan > kalangan zhallamiyyin yang membebek pada ideologi Barat hanyalah pion-pion > penjajah yang sengaja dipasang untuk menghadang perjuangan menegakkan > syariat Islam. Jelaslah, upaya membenturkan antar umat hanyalah untuk > menghambat lajunya kemenangan Islam dan melanggengkan cengkeraman > Kapitalisme dan Liberalisme pimpinan AS. > > Umat Islam, Bersatulah! > Allah SWT berfirman: > Sesungguhnya kaum Mukmin itu bersaudara. Karena itu, damaikanlah > saudara-saudara kalian dan bertakwalah kalian kepada Allah agar kalian > dirahmati. (QS al-Hujurat [49]: 10). > > Al-Qurthubi di dalam buku tafsirnya menyebutkan bahwa persaudaraan antar > kaum Mukmin adalah dalam hal agama dan kehormatan, bukan dalam nasab. > Persaudaraan dalam agama lebih kokoh dibandingkan dengan persaudaraan nasab. > Sebab, persaudaraan nasab dapat terputus dengan perbedaan agama, sedangkan > persaudaraan dalam agama tidak pernah terputus dengan perbedaan nasab. Namun > sayang, sikap dan perasaan ini tidak sepenuhnya diaplikasikan oleh > kebanyakan kaum Muslim saat ini. > Lebih jauh, Allah SWT berfirman: > Berpeganglah kalian pada tali (agama) Allah dan janganlah bercerai- berai. > (QS Ali Imran [3]:103). > > Tegas sekali, ayat ini memerintahkan kaum Mukmin untuk bersatu atas dasar > Islam dan untuk menegakkan Islam, dengan menjadikan syariah sebagai tolok > ukurnya; bukan bersatu demi kelompok, partai, figur, ataupun fanatisme > masing-masing. Sebab, al-Quran sebagai tali kemenangan memang diturunkan > Allah SWT sebagai metode kehidupan untuk membangkitkan umat dari kelemahan, > kehinaan, keterbelakangan, dan keterpecahbelahan saat ini. > Jelaslah bahwa Islam merupakan penyatu kaum Muslim. Sebaliknya, semangat > golongan, kesukuan dan kebangsaan adalah semangat Jahiliah yang tidak layak > dijadikan penyatu kaum Muslim. Apalagi hal itu dilakukan untuk berseteru > dengan sesama Muslim. Untuk itu, setiap Muslim harus segera meninggalkan > segala bentuk pemikiran dan ikatan kufur dan beralih pada ikatan Islam. > Dengan demikian, setiap upaya untuk menjadikan sesama Muslim saling > berhadapan dalam bentrokan fisik wajib dihancurkan. > Langkah mendasar dan menyeluruh pun perlu segera dan terus dilakukan. > Caranya adalah: Pertama, kembali pada pemahaman Islam yang membuang jauh ego > golongan, kesukuan, ataupun nasionalisme sempit; karena sesama Muslim adalah > saudara yang harus saling membahu dalam menegakkan Islam. Kedua, mengusir > bisikan dan tipuan setan dari kalangan penjajah kufur dan para pengikutnya > yang justru melanggengkan umat dalam keterpecahbelahan. Ketiga, terus > berupaya bersatu untuk menyatukan umat Islam di bawah panji Lâ ilâha illâ > Allâh Muhammad Rasûlullâh. [] > > KOMENTAR: > Target Pemberangusan: Ormas Islam Anti-AS (Republika, 19/06/2006) > Jika benar, berarti pembubaran ormas Islam memang pesanan AS untuk > kepentingannya sendiri. > > > > > > > > > =================================================================== > Menuju Ahli Dzikir, Ahli Fikir, dan Ahli Ikhtiar > =================================================================== > Yahoo! Groups Links > ------------------------ Yahoo! Groups Sponsor --------------------~--> Something is new at Yahoo! Groups. Check out the enhanced email design. http://us.click.yahoo.com/SISQkA/gOaOAA/yQLSAA/BRUplB/TM --------------------------------------------------------------------~-> *************************************************************************** Berdikusi dg Santun & Elegan, dg Semangat Persahabatan. Menuju Indonesia yg Lebih Baik, in Commonality & Shared Destiny. http://groups.yahoo.com/group/ppiindia *************************************************************************** __________________________________________________________________________ Mohon Perhatian: 1. Harap tdk. memposting/reply yg menyinggung SARA (kecuali sbg otokritik) 2. Pesan yg akan direply harap dihapus, kecuali yg akan dikomentari. 3. Reading only, http://dear.to/ppi 4. Satu email perhari: [EMAIL PROTECTED] 5. No-email/web only: [EMAIL PROTECTED] 6. kembali menerima email: [EMAIL PROTECTED] Yahoo! Groups Links <*> To visit your group on the web, go to: http://groups.yahoo.com/group/ppiindia/ <*> To unsubscribe from this group, send an email to: [EMAIL PROTECTED] <*> Your use of Yahoo! Groups is subject to: http://docs.yahoo.com/info/terms/