jadi yang dilakukan oleh orang arab2 (misalnya yang belum nikah) berwisata sex tersebut termasuk halal atau haram..mba?,
apabila orang arab tersebut udh nikah n berwisata sex mestinya di rajam dunk sesuai syariat islam.., tapi kenapa pemerintah neg arab dimana orang 2 arab itu berasal malah terkesan membiarkan dan tidak ditindak sesuai syariatnya...? dan bahkan sempet jadi topik hangat saat JK ke arab..padahal kan neg2 tersebut menganut syariat islam kan..? gimana neh...? aris solikhah <[EMAIL PROTECTED] .com> To Sent by: ppiindia@yahoogroups.com [EMAIL PROTECTED] cc ups.com Subject Re: [ppiindia] Bagaimana nih mbak 07/05/2006 10:21 Aris? Re: Ini Dia Gaya Berlibur AM Turis Arab Please respond to [EMAIL PROTECTED] ups.com Kalau ditimbang sesuai syariat ISlam, perlu di lihat dia (atau laki-laki siapapun arab atau tidak, termasuk non muslim yang setuju SI) sudah nikah atau belum. Kalau sudah nikah dirajam hingga mati, kalau belum nikah di cambuk 80 kali. Perempuannya juga sama. Sehingga dijamin akan sulit menemukan pelacuran di Indonesia, kalau pelacuran terjadi karena alasan ekonomi maka tugas negara menyantuni warganya seperti di UUD 45 ^_^. Karena dalam syariat Islam, fungsi negara adalah pelayan masyarakat. Tapi berhubung syariat Islam belum diterapkan yah... gimana ya mbak... mengelus dada, karena dalam pasal KUHP Indonesia.. perzinaan suka sama suka tidak bisa dihukumi...CMIIW Carla Annamarie <[EMAIL PROTECTED]> wrote: mba aris.. tanggapannya laki2 arab berwisata sex di indonesia, gimana mba..? aris solikhah .com> To Sent by: ppiindia@yahoogroups.com [EMAIL PROTECTED] cc ups.com Subject Re: [ppiindia] Bagaimana nih mbak 07/05/2006 09:45 Aris? Re: Ini Dia Gaya Berlibur AM Turis Arab Please respond to [EMAIL PROTECTED] ups.com Beberapa hari lalu saya membaca opini di koran tempo mengenai perda syariah... waduh saya lupa siapa namanya namun beliau ahli sosiologi yang sekarang sekolah di Amrik.. ada beberapa hal yang ingin dikritisi terkait perda syariah pertama.. labelisasi Perda syariah.... Bahwa namanya Perda syariah namun isinya jauh dari syariah. Kedua namanya umum namun subtansinya syariah. Namanya umum tanpa membawa embel-embel syariah namun isinya berisi nilai moralitas yang disarikan dari syariah. Ketiga, namanya syariah dan isinya sesuai syariah. Kadang orang alergi dengan label, meski saya sendiri menganggap label dan subtansi sama-sama pentingnya. Nah Perda di Indonesia kategori yang mana? Maka sejauh ini saya sendiri kurang memahami fakta secara mendalam perda-perda yang dikatakan perda syariah itu sendiri. Misalnya, apakah aturan memakai rok panjang adalah sudah sesuai syariah, saya menyatakan tidak atau belum.^_^, namun demikian saya mendukung segala sesuatu yang sifatnya mengarah pada perlindungan dan penghargaan pada aurat wanita meski baru bisa tahap demikian. Sisi lain, di Arab, Irak dan beberapa negara yang dikatakan contoh menerapkan syariat Islam sejatinya itu hanya parsial, mereka sendiri masih agak alergi terhadap penerapan syariat Islam secara totalitas. Terbukti dari aktivis muslim yang memperjuangkan SI secara totalitas meski dengan cara damai, ditangkap bahkan diantaranya di bunuh. Penjara-penjara penuh, jadi kasus Abu Bakar Ba;asyir sudah biasa terjadi di sana. Sehingga, negara tersebut yang selalu disinggung disini, tak layak menjadi contoh penerapan SI secara totalitas. Walau penerapan SI secara parsial diterapkan di sana, ada sebuah informasi yang unik mengenai tingkat kriminalitas di negeri yang diterapkan SI dibanding negara AS. Tingkat kriminalitasnya jauh lebih sedikit dibanding AS. Saya lupa sumber informasi ini. Anda bisa mengeceknya sendiri. Saya katakan demikian, bukan berarti menunjukkan bahwa SI buruk, tapi umat ISlam sendirilah yang kadang perlu merenung kenapa mereka menolak syariat ISlam secara totalitas, apakah mereka meragukan SI itu sendiri? Bahwa ketika SI diterapkan, terjadi penghancuran kaum minoritas dan ketakutan-ketakutan yang tak beralasan? Apakah mereka mau sedikit memahami pemahaman orang yang kadang dikatakan radikal dalam memperjuangkan SI Islam secara totalitas? Ajaklah berdialog dengan baik-baik, dekati mereka, jangan menilai dari jarak jauh dan menuduhnya tanpa dasar. Padahal orang-orang yang dikatakan Islam Radikal, selalu berusaha menjauhkan diri dari perbuatan maksiat, menjalin hubungan baik, sopan dan adil terhadap umat non muslim dan beda agamanya. Apakah mereka melakukan korupsi, zina, illegal logging, menerima suap untuk SI, ikut terlibat lobi-lobi penjualan aset negara, suka goyang erotis dan kemaksiatan lain? Yang mereka peroleh hanyalah cacian, labelisasi radikal, bodoh, teroris, bego, dan nisbat terhadap label yang buruk? Benarkan mereka sebodoh itu? Karena mereka berusaha memahami Al Quran dan Hadis yang memerintahkan demikian, karena mereka memahami dan yakin 100 % bagaimana Syariat Islam mengatur seluruh aspek kehidupan dan berusaha hidup dengan taat dengannya walau sangat penuh tantangan . Mereka hanya sangat tegas terhadap kemaksiatan dan penyimpangan yang menghancurkan hakikat Islam itu sendiri. Jika seandainya mbah tahu 1,2 juta umat Islam bisa berkumpul dalam aksi mengawal RUU APP kemarin, sungguh yang mereka lakukan demi sebuah kebenaran yang mereka yakini. Mereka rela mengeluarkan uang swadaya untuk sebuah kegiatan tersebut. Berpanas ria, berjalan berkilo-kilo demi sebuah keyakinan akan suatu kebenaran. Mungkin orang yang tidak memahami akan berkata, perbuatan sia-sia saja. Namun tidak, itu adalah suatu mata rantai dari sebuah proses yang panjang...... Impian yang tinggi dimulai dari satu langkah demi satu langkah......pelan namun pasti...alon-alon asal kelakon kata orang jawa ^_^.. wallahu'alambishawab salam, aris RM Danardono HADINOTO wrote: **** bagaimana nihh mbak Aris? Kita tertibkan dengan perda syariat? maju mbak, saya ikut dibelakang... --- In ppiindia@yahoogroups.com, muhkito afiff wrote: > > Source: http://www.majalahtrust.com/indikator/gaya_hidup/149.php > > Ini Dia Gaya Berlibur Turis Arab > > Di Puncak, turis-turis Timur Tengah menemukan surga dunia: pemandangan > hijau, banyak bunga, air mengalir, dan bidadari berseliweran. > > Sen Tjiauw dan A. Sidarta > > Bunyi musik terdengar dari sebuah vila: bising, sejenis musik keras > dengan irama dan lirik padang pasir. Sebuah jendela yang gordennya > terbuka mengungkapkan suasana ruang tamu vila yang bising itu. Di bawah > lampu nan terang, seorang perempuan berdiri di hadapan seorang pria > sambil meliuk-liukkan badannya seirama nada. Kedua tangannya terentang > ke atas, pinggulnya diputar-putar. Memang, tak sedahsyat goyang Inul, > penyanyi dangdut yang ngetop akhir-akhir ini. > > Tapi ada yang lebih memicu aliran darah dari sekotak pemandangan lewat > jendela itu: setidaknya, tubuh bagian atas penari itu tak ditutup apa > pun. Sebelum segalanya jelas, rupanya penghuni vila menyadari gorden > yang terbuka. Tiba-tiba jendela itu pun ditutup. > > Para pengintip yang berada di teras sebuah kamar di lantai dua Hotel > Jayakarta, Puncak, Jawa Barat, pun kecewa. Mereka adalah wartawan TRUST. > Di pertengahan Februari lalu itu, mereka meliput kawasan tersebut, desa > yang dikabarkan pada bulan tertentu menjadi Kampung Arab dengan segala > gaya berlibur turis Timur Tengah. > > Kampung Arab? Nama asli kampung itu sendiri yakni Kampung Sampay, satu > dari tiga kampung di Desa Tugu Selatan, satu kilometer di atas Taman > Safari, Cisarua, Bogor. Dari Jakarta, jarak menuju kampung ini sekitar > 84 kilometer. > > Tapi, kalau Anda bertanya kepada penduduk sekitar tentang Kampung Arab, > mereka tampak terbengong-bengong. Satu atau dua orang yang tiba- tiba > memahami arah pertanyaan akan menjawab: "O, maksudnya Warung Kaleng?" > > Benar, lebih dari Kampung Sampay, lebih dari Kampung Arab, nama Warung > Kaleng dikenal bukan saja oleh warga setempat, tapi juga sopir taksi di > Bandara Soekarno-Hatta. Masuklah ke sembarang taksi, lalu sebut Warung > Kaleng; dijamin Anda akan sampai ke Desa Sampay, Kelurahan Tugu Selatan, > Kecamatan Cisarua, Bogor. > > Warung Kaleng sebenarnya adalah sepotong Jalan Jakarta-Puncak di > kilometer 84, tak lebih dari 50 meter panjangnya. Di kanan-kiri jalan, > berjajar 30-an warung. Ini yang unik, papan-papan nama warung itu bukan > hanya berhuruf latin dengan kata-kata bahasa Indonesia, tapi juga > (bahkan ada yang hanya) papan nama berhuruf Arab, dari wartel sampai > toko roti, dari toko kelontong sampai rumah makan. Dan yang juga khas > dibandingkan kampung lain, di sini banyak terlihat warga bertampang > Timur Tengah. > > BIDADARI-BIDADARI > Nama Warung Kaleng sudah menjadi nama alternatif bagi Kampung Sampay > sejak zaman kolonial Belanda. Dulu, kawasan itu secara administratif > adalah tanah partikelir, yang kemudian dijadikan basis perdagangan oleh > pedagang pendatang dari Cina. Lambat laun, para pedagang itu > berasimilasi dengan penduduk setempat, lantas masuklah Islam. > > Kata penduduk setempat, riwayat nama Warung Kaleng bermula dari > warung-warung yang didirikan oleh para pedagang Cina itu: hampir semua > warung beratap seng atau kaleng. Jadilah sepetak lahan itu kemudian di > sebut Warung Kaleng. > > Nama itu tetap melekat meski suasana Cina praktis tak tercium lagi dan > atap seng tak lagi terlihat. Kini, warung-warung itu bertembok dan sudah > beratap genteng. Suasananya pun berganti ke-Arab-Araban. Belakangan, > muncul sebutan baru itu: Kampung Arab?bukan hanya untuk sepetak Warung > Kaleng, tapi juga untuk seluruh Kampung Sampay. > > Jadi, melihat lokasinya, bolehlah dibilang Warung Kaleng merupakan > gerbang Kampung Arab. Di kawasan warung itulah pusat lalu lintas turis > Arab (kebanyakan dari Arab Saudi, Bah-rain, Kuwait, dan Qatar). Soalnya, > sejauh ini, hanya di warung-warung itu tersedia segala kebutuhan turis > Arab yang khas: mulai dari minuman (vodka yang didatangkan dari > Jakarta), tembakau dan bumbunya (yang langsung diimpor dari Timur > Tengah) untuk merokok gaya Arab, sampai roti arab (buatan lokal). > > Alkisah, di awal 1990-an, ketika Irak diserbu Amerika dan sekutunya, > banyak turis Timur Tengah datang ke Kampung Sampay. Mereka menginap di > vila-vila selama kira-kira satu minggu hingga satu bulan. Di tahun- tahun > sebelumnya, turis Arab juga sudah datang ke Kampung Sampay, namun tak > banyak. > Dikenalnya Kampung Sampay oleh turis Arab tentunya dimakcomblangi > biro-biro pariwisata, terutama biro yang berkantor di sepanjang Jalan > Raden Saleh, Jakarta Pusat. Di kawasan ini, para turis itu boleh merasa > setengah di rumah sendiri, setidaknya dalam hal makan, karena di jalan > ini ada dua rumah makan khas Timur Tengah. > > Tapi kenapa Kampung Sampay? Konon, turis-turis dari padang pasir itu > merindukan suasana yang berbeda dengan negeri mereka yang panas dan > berpantai. Mereka mengidamkan berlibur di kawasan pegunungan yang sejuk > dan hijau. Lalu, dibawalah mereka ke kawasan Puncak, dari Cisarua sampai > Cipanas. Bila kemudian Warung Kaleng menjadi terpopuler di antara turis > Arab, ada ceritanya. > > Menurut Syaiful Idries, Kepala Urusan Administrasi Desa Tugu Selatan, > gambaran orang Arab tentang surga dunia itu adalah jabal ahdor atau > gunung hijau. Di Kampung Sampay, kata Syaiful, mereka menemukan jabal > ahdor itu. "Di Puncak ini kan banyak bunga, air mengalir, lingkungannya > hijau dan indah," tuturnya. > > Tapi kalau hanya gunung hijau, bukan hanya Kampung Sampay yang punya. > Kampung ini menjadi istimewa buat turis Arab karena "banyak bidadari", > dan secara sosial lingkungan di sini "longgar", warganya tak begitu > peduli dengan urusan orang lain. "Jadi (Syaiful melanjutkan ceritanya > sambil tertawa), bagi orang Arab, Warung Kaleng bukan hanya jabal ahdor, > tapi juga jabal al jannah, gunung surga. `Bidadari-bidadari' itu > didatangkan dari desa lain yang cukup jauh," paparnya. > > MERACUNI ANAK-ANAK > Singkat cerita, kerasanlah turis-turis itu berlibur di jabal al jannah. > Bahkan, secara sosial keagamaan, suasana di sini pun okey: ada suara > azan berkumandang saat menjelang salat wajib. Di Kampung Sampay, ada > tiga pondok pesantren, dan ada pula satu pesantren baru yang sedang > dibangun. > > Warga setempat pun menyambut para turis Arab dengan terbuka. Apa boleh > buat, secara nyata, mereka memang mendatangkan fulus. Penginapan terisi, > makanan terjual, sumbangan pun mengalir. Lihatlah Haji Samsudin, 65 > tahun, yang sedang memimpin pendirian sebuah pondok pesantren baru di > Kampung Sampay ini, namanya Pondok Sikoyatun Najah. > > Menurut Wak haji ini, sebagian biaya calon pesantrennya diperoleh dari > sumbangan turis Arab. Di sebuah lorong di belakang Warung Kaleng, > terpasang spanduk dalam tulisan dan bahasa Arab, yang artinya kurang > lebih begini: "Kami sedang membangun gedung untuk pondok pesantren di > sini, mohon sumbangannya." Dengan bahasa dan huruf Arab, jelaslah > sasaran spanduk itu. Lantas, Nanang Supriatna, salah seorang Ketua RT di > Kampung Sampay, mengatakan: "Enggak ada Arab, enggak hidup ekonomi > orang-orang sini." > > Nanang yang sehari-hari berjualan kambing, pada Idul Adha yang lalu > berhasil menjual 11 kambing. "Kalau enggak ada Arab, kambing saya > paling-paling laku dua ekor," tuturnya kepada TRUST. Dan ternyata bukan > hanya 11. Begitu ia selesai bertransaksi untuk kambing yang ke-11 dengan > Samid (mahasiswa Arab Saudi yang menginap di Vila Barita), datang > pesanan dua kambing lagi dari turis Arab yang menginap di Aldita, vila > pertama di daerah itu. > > Tapi tak seluruh penduduk mengangguk-angguk dan mengucapkan ahlan > wasahlan kepada tamu-tamu Timur Tengah itu. Haji Ichwan Kurtubi, 55 > tahun, seorang tokoh masyarakat Kampung Sampay, merasa tak enak melihat > perilaku para turis itu. Para ulama, katanya, pasti tidak setuju warga > di sini memfasilitasi para turis itu ber-dugem ria alias berdunia > gemerlapan. "Mereka itu enggak bener. Masa sih ada Arab kawin, walinya > diambil dari sekitar-sekitar sini," ucapnya. > Menurut Haji Ichwan, pernikahan baru sah bila dihadiri wali yang sah > menurut Islam. "Mereka itu meracuni anak-anak muda di sini," katanya > seraya melampiaskan kemarahannya. > > VODKA DI TANGAN KANAN > Tapi, anak-anak muda yang dijaga oleh Haji Ichwan itu sendiri tak > peduli. Mereka dengan senang mengadakan ini dan itu untuk para turis. > Dan dengan begitu?mulai sebagai pemandu wisata, mencarikan kambing > korban, mengantar si turis dengan ojek, mencarikan vila, sampai menjadi > preman penjaga keamanan?mereka mendapatkan penghasilan. Kata Haji > Ichwan: "Ulama di sini sudah kalah sama anak-anak muda itu." > > Sedangkan Zaki al-Habsy, pengelola gerai penukaran uang di Warung > Kaleng, mencoba bersikap realistis. "Yang tidak suka dengan turis- turis > Arab itu hanya orang-orang yang tidak berbisnis melayani mereka," kata > Zaki yang juga agen perjalanan itu. > > Sebenarnya, di balik ketenangan hijaunya bukit dan pepohonan Kampung > Sampay, ada keresahan yang tersembunyi. Perilaku dan gaya berlibur > lelaki-lelaki dari padang pasir itu?yang eksklusif dan tertutup bagi > siapa saja, kecuali terhadap orang-orang yang mereka butuhkan? selain > melahirkan kecemburuan, juga menimbulkan ketersinggungan. > > Benar, wanita-wanita yang mereka datangkan bukan warga Tugu Selatan. > Yang terlihat dari jendela itu, misalnya yang diminta menari striptease > atau tari perut, konon, adalah perempuan dari Cianjur, 20-an kilometer > dari Tugu. Tapi, menurut Haji Ichwan, suasana seperti itu di depan mata > mereka adalah racun buat generasi muda. Apalagi, setidaknya, ada dua > turis Arab meninggal di salah satu vila di Kampung Sampay selagi > berpesta pora. "Orang Arab kan sudah terkenal dengan pemeo: vodka di > tangan kanan dan cewek di tangan kiri," kata Abubakar Sjarief, Kepala > Desa Tugu Selatan. > > Dan sebenarnya, Abubakar melanjutkan, yang mendapat rezeki dari turis > Arab hanya beberapa orang saja. "Pokoknya, rezeki (dari para turis) itu > tidak berimbang dengan mudaratnya. Secara umum, ke depan, kami > dirugikan," ungkapnya. > > Memang, di luar tukang ojek, penjaga malam, tukang masak di vila, dan > preman penjaga keamanan kampung, semua lahan usaha yang berhubungan > dengan Arab dijalankan oleh pendatang. Kendati warga setempat bisa > berbahasa arab, mereka tidak bisa menjadi pemandu wisata. Soalnya, untuk > menjadi guide, mereka harus terdaftar di Ikatan Guide Puncak yang > pengurusnya adalah pendatang. > > Itulah, dari pemandu wisata, penerjemah, pengelola trans-portasi, sampai > pengelola penyewaan mobil, hampir semuanya orang Jawa Tengah? terutama > dari Solo dan sekitarnya?dan dari Jakarta. Juga toko-toko yang berderet > di Warung Kaleng, sebagian besar dimiliki pendatang. > > Namun, soal rezeki ini tak pernah muncul ke permukaan sebagai konflik > sosial. Konflik yang pernah terjadi adalah konflik moral. Tahun lalu, > sejumlah santri?mulai dari Ciawi hingga Cisarua?menyerbu diskotek dan > tempat mesum lain di kawasan Tugu Selatan. Gebrakan itu sampai sekarang > masih terasa. Menurut Abubakar, sejak saat itu, wisata berbau seks di > wilayah tersebut agak mereda. Turis Arab memang masih datang, tapi musik > bising dari vila-vila jauh berkurang. > > Menurut seorang pemandu wisata di situ, untuk sementara mereka membawa > turis Arab ber-dugem ke tempat lain: Cipanas, bahkan sampai ke > Selabintana. Tapi, bisa jadi, wanita yang menari-nari di tempat menginap > sama saja dengan perempuan yang terlihat dari jendela itu. Soalnya, > nomor telepon genggam mereka sudah ada di tangan para calo. Jadi, kapan > saja, perempuan itu bisa dihubungi, baik secara langsung maupun dengan SMS. > *************************************************************************** Berdikusi dg Santun & Elegan, dg Semangat Persahabatan. Menuju Indonesia yg Lebih Baik, in Commonality & Shared Destiny. http://groups.yahoo.com/group/ppiindia *************************************************************************** __________________________________________________________________________ Mohon Perhatian: 1. Harap tdk. memposting/reply yg menyinggung SARA (kecuali sbg otokritik) 2. Pesan yg akan direply harap dihapus, kecuali yg akan dikomentari. 3. Reading only, http://dear.to/ppi 4. Satu email perhari: [EMAIL PROTECTED] 5. No-email/web only: [EMAIL PROTECTED] 6. kembali menerima email: [EMAIL PROTECTED] Yahoo! Groups Links The great job makes a great man pustaka tani nuraulia --------------------------------- Sneak preview the all-new Yahoo.com. It's not radically different. Just radically better. [Non-text portions of this message have been removed] *************************************************************************** Berdikusi dg Santun & Elegan, dg Semangat Persahabatan. Menuju Indonesia yg Lebih Baik, in Commonality & Shared Destiny. http://groups.yahoo.com/group/ppiindia *************************************************************************** __________________________________________________________________________ Mohon Perhatian: 1. Harap tdk. memposting/reply yg menyinggung SARA (kecuali sbg otokritik) 2. Pesan yg akan direply harap dihapus, kecuali yg akan dikomentari. 3. Reading only, http://dear.to/ppi 4. Satu email perhari: [EMAIL PROTECTED] 5. No-email/web only: [EMAIL PROTECTED] 6. kembali menerima email: [EMAIL PROTECTED] Yahoo! Groups Links *************************************************************************** Berdikusi dg Santun & Elegan, dg Semangat Persahabatan. Menuju Indonesia yg Lebih Baik, in Commonality & Shared Destiny. http://groups.yahoo.com/group/ppiindia *************************************************************************** __________________________________________________________________________ Mohon Perhatian: 1. Harap tdk. memposting/reply yg menyinggung SARA (kecuali sbg otokritik) 2. Pesan yg akan direply harap dihapus, kecuali yg akan dikomentari. 3. Reading only, http://dear.to/ppi 4. Satu email perhari: [EMAIL PROTECTED] 5. No-email/web only: [EMAIL PROTECTED] === message truncated === The great job makes a great man pustaka tani nuraulia --------------------------------- Do you Yahoo!? Next-gen email? Have it all with the all-new Yahoo! Mail Beta. [Non-text portions of this message have been removed] *************************************************************************** Berdikusi dg Santun & Elegan, dg Semangat Persahabatan. Menuju Indonesia yg Lebih Baik, in Commonality & Shared Destiny. http://groups.yahoo.com/group/ppiindia *************************************************************************** __________________________________________________________________________ Mohon Perhatian: 1. Harap tdk. memposting/reply yg menyinggung SARA (kecuali sbg otokritik) 2. Pesan yg akan direply harap dihapus, kecuali yg akan dikomentari. 3. Reading only, http://dear.to/ppi 4. Satu email perhari: [EMAIL PROTECTED] 5. No-email/web only: [EMAIL PROTECTED] 6. kembali menerima email: [EMAIL PROTECTED] Yahoo! Groups Links ------------------------ Yahoo! Groups Sponsor --------------------~--> Great things are happening at Yahoo! Groups. See the new email design. http://us.click.yahoo.com/TISQkA/hOaOAA/yQLSAA/BRUplB/TM --------------------------------------------------------------------~-> *************************************************************************** Berdikusi dg Santun & Elegan, dg Semangat Persahabatan. Menuju Indonesia yg Lebih Baik, in Commonality & Shared Destiny. http://groups.yahoo.com/group/ppiindia *************************************************************************** __________________________________________________________________________ Mohon Perhatian: 1. Harap tdk. memposting/reply yg menyinggung SARA (kecuali sbg otokritik) 2. Pesan yg akan direply harap dihapus, kecuali yg akan dikomentari. 3. Reading only, http://dear.to/ppi 4. Satu email perhari: [EMAIL PROTECTED] 5. No-email/web only: [EMAIL PROTECTED] 6. kembali menerima email: [EMAIL PROTECTED] Yahoo! Groups Links <*> To visit your group on the web, go to: http://groups.yahoo.com/group/ppiindia/ <*> To unsubscribe from this group, send an email to: [EMAIL PROTECTED] <*> Your use of Yahoo! Groups is subject to: http://docs.yahoo.com/info/terms/