Refleksi: Isu komunis, Kristianisasi, Islamphobi, GPK, terorisme etc adalah praktek biasa perwira-perwira tinggi TNI kleptokratik dan petinggi partai-partai politik tukang copet dalam mengalihkan perhatian umum ke arah fantasi 1001 malam agar korupsi dan banditisme yang dilakukan oleh para petinggi tsb menghilang tidak berbekas dalam usutan kriminalitas.
http://www.harianterbit.com/artikel.php?kategori=TAJUK_RENCANA&id=39895 8 June 2006 - 16:33 Komunis, korupsi UJUK-UJUK isu komunisme muncul lagi. Tanpa ada angin, hujan, maupun guntur, isu itu tiba-tiba saja muncul dan menjadi berita utama sementara surat kabar ibu kota. Sumbernya, Panglima Kodam Jaya Mayjen Agustadi Susongko dan seseorang yang menyebut diri Ketua Umum PP Gerakan Patriot, Alfian Tanjung. Menurut Pangdam Jaya saat ini DPR RI telah disusupi 150 kader komunis. Mereka mewakili sejumlah partai besar seperti PDIP, PAN, PKB dan PBR. Mereka dengan gigih memperjuangkan pencabutan Ketetapan MPR No.XXV/1966 dan Undang-Undang No.27/1999. Pokoknya, target kader-kader komunis itu menurut Pangdam adalah untuk menghidupkan kembali Partai Komunis Indonesia (PKI) dengan lebih dulu mengusung nama partai lain dalam Pemilu 2009. Kagetkah kita akan pernyataan perwira tinggi TNI ini? Tidak. Karena sebetulnya isu ini adalah isu lama. Di zaman Orde Baru isu ini sering muncul atau dimunculkan secara berkala --sesering dimunculkannyua isu ekstrim kanan-- yang senantiasa mengingatkan kita, meminta kita waspada. Bahaya komunis disebut sebagai bahaya laten, karena bisa muncul setiap waktu. Ia seperti hantu yang menjadi momok dan harus terus diwaspadai. Orde Baru runtuh, reformasi digulirkan. Namun era saat ini lebih tepat dikatakan sebagai era transisi, era yang masih menyisakan banyak praktik dan budaya politik Orde Baru ditambah sebagian praktik dan budaya politik sebagaimana tuntutan reformasi. Sejak Orba runtuh, isu bahaya laten komunis memang jarang muncul atau dimunculkan. Namun bukan berarti tak ada. Hanya saja, kalaun pun muncul atau dimunculkan, kedengarannya sayup-sayup, nyaris tak terdengar orang banyak. Apa karena isu itu sudah tak lagi relevan? Hipotesis kita demikian. Kita garisbawahi, kita menolak ideologi komunis yang menerapkan ajaran Leninisme-Marxisme dengan segala variantnya atau apa pun yang tidak sejalan dan bertentangan dengan Islam. Kita memahami, sejak tragedi 1965, mayoritas rakyat Indonesia tidak bisa menerima kehadiran komunisme. Itu sebabnya, hingga kini TAP MPR No.XXV/1966 yang melarang ajaran komunisme di bumi Indonesia masih bertahan. Tetapi kita sadar, dalam kehidupan sehari-hari kini, banyak masalah lain yang perlu diwaspadai dan dimusuhi. Dalam kehidupan sehari-hari, rakyat banyak lebih dihadapkan kepada masalah-masalah pragmatis ketimbang masalah ideologis. Budaya korupsi, misalnya, yang membuat mayoritas rakyat Indonesia hidup melarat, susah mendapatkan akses pendidikan dan pelayanan kesehatan. Sementara pejabat dan keluarganya hidup dengan mewah. Korupsi sekonyong-konyong menjadi jauh lebih berbahaya daripada Komunisme. Itu terjasi selama para pemimpin dan mereka yang lagi dipercaya berkuasa tak mau melakukan tindakan-tindakan keras mengganyang korupsi, Lalu, perlukah kita mengalihkan perhatian? * [Non-text portions of this message have been removed] ------------------------ Yahoo! Groups Sponsor --------------------~--> See what's inside the new Yahoo! Groups email. http://us.click.yahoo.com/2pRQfA/bOaOAA/yQLSAA/BRUplB/TM --------------------------------------------------------------------~-> *************************************************************************** Berdikusi dg Santun & Elegan, dg Semangat Persahabatan. Menuju Indonesia yg Lebih Baik, in Commonality & Shared Destiny. http://groups.yahoo.com/group/ppiindia *************************************************************************** __________________________________________________________________________ Mohon Perhatian: 1. Harap tdk. memposting/reply yg menyinggung SARA (kecuali sbg otokritik) 2. Pesan yg akan direply harap dihapus, kecuali yg akan dikomentari. 3. Reading only, http://dear.to/ppi 4. Satu email perhari: [EMAIL PROTECTED] 5. No-email/web only: [EMAIL PROTECTED] 6. kembali menerima email: [EMAIL PROTECTED] Yahoo! Groups Links <*> To visit your group on the web, go to: http://groups.yahoo.com/group/ppiindia/ <*> To unsubscribe from this group, send an email to: [EMAIL PROTECTED] <*> Your use of Yahoo! Groups is subject to: http://docs.yahoo.com/info/terms/