Saya setuju dengan Mas Danardono, Sedikit menambahkan, sistem yang berjalan saat ini di Indonesia sangat tidak ramah bagi orang-orang cerdas, apakah itu di sekolah/universitas atau pun di dunia kerja. Begitu banyak sarjana, master dan doktor yang begitu cemerlang di luar negeri, menjadi 'impoten' begitu kembali. Salah satu yang membuat negeri ini 'tidak ramah' buat mereka, adalah tidak disediakannya media untuk mereka untuk terus berkreasi, mengembangkan pemikiran2nya, untuk kebaikan bangsa ini.
Begitu mereka kembali, mereka dipaksa untuk 'menyimpan' ilmu mereka rapat-rapat di satu sudut otak mereka. Sementara bagian besar otak mereka diharuskan untuk memikirkan perut mereka, bagaimana mengisinya secara teratur setiap hari. Dan itu berlangsung terus- menerus, bertahun-tahun, hingga hilanglah bekal-bekal yang mereka kumpulkan susah payah di luar negeri sana. Coba bayangkan, berapa sih gaji seorang peneliti di sini, gaji dosen, bahkan seorang guru besar??? Bagaimana mereka bisa dengan tenang terus berpikir, berkreasi, bila anak-istri mereka terancama tidak makan esok harinya. Dan saya agak yakin, selama ilmu pengetahuan tidak dihargai, seperti yang terjadi sekarang ini, maka selama itu pula bangsa ini akan terus terpuruk. Inilah salah satu pekerjaan besar kita, di samping pekerjaan2 besar lainnya. Salam, Sidik --- In ppiindia@yahoogroups.com, "RM Danardono HADINOTO" <[EMAIL PROTECTED]> wrote: > > Mengenai SDM kita tak mudah masalahnya, saya akan coba memberikan > ulasan, secara sederhana. > > Seorang putra sahabat saya, seorang keluarga konglo, pernah ditolak > masuk ke ITB, mungkin karena bukan pri. Dia langsung ke As masuk > Universitas elite yang tak mudah masuk, karena selain sangat mahal, > juga test berat sekali. UCLA, University of California, Los Angeles. > Lulus dengan summa cum laude dibidang elektrotekhnik. > Dia langsung mendapat pekerjaan yang gemilang dengan bayaran tinggi > di perusahaan telpon AS, AT&T. Dia lulus SMU tarakanita dengan > cemerlang. > > Kini, dia dipanggil pulang sahabat saya, sang ayah, lalu bekerja di > perusahaan besannya di Jawa Tengah. Seluruh kedahsyatan > intellektualitasnya tak terpakai, karena pekerjaan yang cukup > sederhana, walau di pimpinan. > > Contoh lain: sahabat saya, yang memiliki pabrik di Jakarta merekrut > staff lulusan universitas. Puluhan dia test masuk. Pertanyaan yang > paling sederhana mengenai pengetahuan umum, tak ada yang mampu jawab. > > Kesimpulan saya: bahan dasar, yakni bahan manusia cukup baik. Namun > penempaannya yang kurang mengasah mereka menjadi innovator, sebagai > solution experts, tetapi sekedar sebagai penghafal buku buku. > > Saya bicara dengan banyak pengikut program S3 untuk pertanian di > dari Indonesia, di Austria. Mereka ditempa disini diberbagai bidang. > dari bio engineering sampai mekanisasi pertanian. Kebanyakan dari > GAMA dan Un Has. > > Kesan saya, mereka rata rata cerdas dan kuat dalam ilmu pengetahuan, > sebagai konsep. Tetapi reaksi pikir mereka seringkali tidak menjurus > pada problem solution, apalagi innovation. > > Ini bukan soal mental, soal budaya apalagi agama. Isme isme tak > mempunyai dampak dalam persoalan intellektualitas. Seperti mbak fau > terangkan, plastik adalah bahan baku yang simple, tetapi ditambah > value added sehingga menjadi lensa yang andal untuk laser, ini baru > nilai yang sebenarnya. > > Air keruh lebih banyak ditemukan dinegara kita, namun juara dalam > mengembangkan sarana atau aparat penjernihan air, bukan kita, malah > seperti Austria ini, yang mutu airnya sangat istimewa (kebanyakan ex > gletscher, salju abadi). > > RSUP Vienna hampir tiap bulan melaporkan methoda baru dalam > treatment penyakit yang ditakuti, seperti canser, dsg. Juga enemuan > alat pacu jantung mini yang mampu memperanjang usia pasien. patent > demi patent dicatatkan. > > Jadi jangan kita bicara agama dahulu, namun dalam pembinaan ilmiah > dalam kontext applikasi methodologi mutakhir dalam bidang ilmu yang > dipelajari. > > SDA tanpa jajaran SDA yang mumpuni, tak berdampak apa apa. Korea > selatan ditakuti AS dan dianggap partner yang sejajar, karena SDM > mereka yang dahsyat, Korea utara, ditertawakan.SDM mereka hanya > terbatas, masalah kelaparan belum kunjung teratasi. > > Salam > > Danardono ------------------------ Yahoo! Groups Sponsor --------------------~--> Great things are happening at Yahoo! Groups. See the new email design. http://us.click.yahoo.com/TISQkA/hOaOAA/yQLSAA/BRUplB/TM --------------------------------------------------------------------~-> *************************************************************************** Berdikusi dg Santun & Elegan, dg Semangat Persahabatan. Menuju Indonesia yg Lebih Baik, in Commonality & Shared Destiny. http://groups.yahoo.com/group/ppiindia *************************************************************************** __________________________________________________________________________ Mohon Perhatian: 1. Harap tdk. memposting/reply yg menyinggung SARA (kecuali sbg otokritik) 2. Pesan yg akan direply harap dihapus, kecuali yg akan dikomentari. 3. Reading only, http://dear.to/ppi 4. Satu email perhari: [EMAIL PROTECTED] 5. No-email/web only: [EMAIL PROTECTED] 6. kembali menerima email: [EMAIL PROTECTED] Yahoo! Groups Links <*> To visit your group on the web, go to: http://groups.yahoo.com/group/ppiindia/ <*> To unsubscribe from this group, send an email to: [EMAIL PROTECTED] <*> Your use of Yahoo! Groups is subject to: http://docs.yahoo.com/info/terms/