Wah,mbak, saya kecopetan ber-kali kali, selama hidup puluhan tahun di Eropa, justeru di Roma, Napoli, dan kota lainnya disini.
Di kereta api Vienna - Rome, yang bernama Remus and Romullus, temansaya yang jadi guru memimpin murid murid excursion ke Roma. Ditengah jalan, diatas kereta, dibius dengan spray, semua tidur lelap, beberapa koper pindah tangan. Kalau kita panggil taxi di stasiun, bisa tiba tiba, waktu kita mau bicara dengan supir taxi sebelum naik, orang lain tiba tiba masuk pintu tayi yang baru tiba itu. Ribut punya ribut, taxi berangkat dengan penumpang lain, kita tengok kebelakang, koper kita sirna... Di selatan, daerah Sisilia, Sardinia, jangan ribut ribut dengan orang setempat, tiba tiba gang mereka muncul, kita dibabak belurkan ha ha ha Aneh, negeri demikian religious, namun kekerasan dankejahatan berkembang seolah tanpa diatasi.. Namun, Mafia yang paling ditakuti kini, adalah Mafia Rusia, yang sudah menggantikan jagoan jagoan dari Italia. salam danardono --- In ppiindia@yahoogroups.com, "Lina Dahlan" <[EMAIL PROTECTED]> wrote: > > Setahu kita, eh setahu saya...(ntar di komplen mbak Listy), kota > taruhan or kota judi itu Las Vegas. Tapi, karena sekarang lagi masih > anget-angetnya Italy menang World Cup 2006, perhatian saya lagi > tertuju ke Italy. > > Jadi dalam pikiran saya, sebetulnya kota judi itu adalah Italy. Kota > mafia itu Italy. Persepakbolaan aja bisa jadi ajang perjudian > tingkat tinggi. Sepakbola adalah olah raga. Judi juga olah raga (?) > karena otaknya mikir gimana supaya klub idolanya menang sehingga > menghasilkan uang yang buanyak...:-). Klub2 Italy sedang mengalami > banyak kasus karena taruhan-taruhan tsb. Sogok menyogok, korupsi, > dan KKN menjadi hal yang dianggap biasa dan dianggap olah raga > juga...:-) > > Di Italy juga, rupanya rasialis demikian tinggi. Atau ...lebih > tepatnya dalam persepakbolaan, rasisme telah semakin mewabah. Untuk > itulah, dalam World Cup 2006 di Jerman ini, FIFA telah > mengkampanyekan melawan rasisme dan akan menghukum pemain yang > rasis. Gilanya lagi senator Roberto Calderoli - Politisi Liga > Utara, Partai Sayap Kanan - ketika menyambut kemenangan Azzuri di > final Piala Dunia 2006, mengatakan "Italia mengalahkan tim yang > megorbankan identitas nasionalnya untuk memberi tempat kepada negro, > Muslim, dan komunis". Calderoli juga sempat populer ketika > mengenakan kaos bergambar kartun Nabi Muhammad (saw) yang diambil > dari tabloid Denmark Jylands-Posten. Tindakan ini yang membuat ia > dicopot dari jabatan menteri reformasi oleh PM Italy. > > Calderoli sempat juga berucap, ketika menyambut tim azzuri ini,"Ini > merupakan kemenangan politisi Italia atas Perancis yang dihuni > bermacam ras". > > Semua perkataan Calderoli itu saya dapatkan dari Republika, hari > ini. Hal2 ini yang membuat saya kemudian berpikir,"inikah yang > membuat pemain2 Italy itu tak pernah ada yang main diklub luar > selain klub2 Italy?". Pernahkan, misalnya Cannavaro bermain untuk > Chelsea? Ato Buffon untuk MU ? coba deh bantu mikir...:-) > > Sepertinya klub2 persepakbolaan dunia telah dipecundangi mafia- mafia > Italy. Mafia2 tsb tak dapat disalahkan karena mereka mempunyai uang > dan mampu membeli. Mereka memang hanya berfikir uang, dan lagi lagi > uang. Persetan dengan nasionalisme, rasisme, dll. Yang > pikir/berkepentingan soal nasionalisme dan rasisme itu kan > politikus. Jadi, berkolaborasilah mereka. Mirisnya, pikiran saya > sampai kepada,"jadi, sekarang ini pemain sepakbola itu bekerja untuk > kepentingan para penjudi ato bookmakers". > > Smart, huh? Jadi inget tulisannya Goenawan Mohammad yang > dipostingkan mas Nug kemaren bahwa semua bisa dibongkar pasang! > Bengkel kali! Nyatanya: dunia ini emang bengkel > > Itu baru dari sepak bola. Belum lagi mafia pada peredaran narkoba > and miras (nah korban film neh). And dahulu ada mafia dalam gereja > Vatikan: seperti kasus Davinci Code (korban novel neh). Betul2 kota > mafia. > > wassalam, > > > --- In ppiindia@yahoogroups.com, "MANG UCUP" <mangucup@> wrote: > > > > Mengenai soal perjudian maupun taruhan mang Ucup udah > berpengalaman dari > > sejak kecil. Sejak usia lima tahun sudah mulai berjudi dengan > ngadu lempar > > gambar, dari situ berkembang adu karet, gundu, gasing (panggal) > s/d taruhan > > nebak biji buah manggis. Jadi wajarlah kalau banyak orang di > Indonesia > > kerajingan judi, sebab sudah dari kecil kita hidup dengan > lingkungan judi. > > > > Lihat azah anak-anak ABG sekarang ini, mereka juga udah diajarin > dan > > dianjurkan untuk berjudi dengan bertaruh melalui SMS berhadiah. > Hampir > > setiap stasiun TiVi memiliki acara kontes-kontesan seperti AFI, > Indonesian > > Idol, Penghuni Terakhir, KDI, Pildacil, Putri Cantik, dsb. Kalau > kita > > telusuri dengan benar tujuan mereka yang sebenarnya bukanlah > mencari bibit > > penyanyi terbaik. Melainkan hanya sebagai kedok belaka, karena > bisnis > > sebenarnya di balik itu adalah SMS premium. Binis judi SMS ini > jangan > > dianggap sebagai judi kelas teri lho ! > > > > Kalau kita kalkulasi, satu kali kirim SMS biayanya -anggaplah- Rp. > 2000. > > Pada umumnya Bandarnya baca "Penyelenggara" mendapatkan sekitar > 40% atau Rp. > > 800. Jika yang mengirimkan sebanyak 5% saja dari total penduduk > Indonesia, > > maka bisa dipastikan sang bandar ini akan bisa meraup uang > sebanyak Rp > > 80.000.000.000 (baca: Delapan puluh milyar rupiah). Jawablah > sendiri apakah > > ini bukannya judi terselubung ? > > > > Di Indonesia untuk judi mereka bersedia dan mau melakukan > pengorbanan apapun > > juga antara lain berziarah ke tempat-tempat makam-makam orang yang > dianggap > > keramat. Begitu juga mereka bersedia berpuasa, bertapa ataupun > membayar > > mahar berupa apapun juga. Mereka mencari nomor bukan hanya di alam > nyata > > saja bahkan dalam mimpi/tafsir. Banyak pula dari mereka yang > mengajukan > > permohonan bantuan kepada orang pinter, dukun, bahkan kepada > makhluk halus > > ato dedemit penunggu pohon oce-oce saja. > > > > Berbagai macam metode atau rumusan untuk mencari momor jitu itu, > sehingga > > sudah tidak bisa dibedakan lagi antara peneliti ilmiah dengan para > pencandu > > togel yang sedang mencari nomor. Caranyapun cem-macem, bahkan > sampai -Lucu > > bin Aneh- begitu. Misalnya sampai ada yang rela nanya ama orang > gila (lho, > > ini yang gila siapa?), malah ada yang nggak takut lagi ngedatangin > kuburan > > untuk nginep di sono, dengan harapan dapat wangsit untuk nomor > hoki, > > termasuk kalo harus melototin plat nomor mobil yang kebetulan > ngelewat di > > jalan. > > > > Konon banyak ibu-ibu rumah tangga yang hobi menongkrongi > sinetron "Angling > > Darmo", sehingga untuk ini mereka tidak pernah absen. Mereka > lakukan ini > > bukannya karena ngefan berat ama Angling Darmo ato Dugadini, > melainkan > > berdasarkan kepercayaan, sebab menurut mereka di dalam cerita film > sinetron > > tsb penuh dengan symbol-simbol mistik angka jitu, sehingga kalau > bisa > > menebaknya, maka ini bisa digunakan sebagai nomor togel dan pasti > menang. > > > > Misalnya Nyi Jantur, tokoh penyihir dalam sinetron itu menyihir, > banyak > > orang yang nonton tivi teriak-teriak; wah pasti ini nantinya yang > akan > > keluar adalah nomornya nenek sihir. Ehh ternyata keluar beneran ! > Atau > > misalnya waktu Durgadini disihir jadi kodok, wah banyak yang > berpikir juga > > bahwa nanti pasti yang akan keluar 24 (nomer kodok dalam buku > primbon). Dan > > ternyata betul!" Jadi usulan mang Ucup bagi mereka yang hobi > pasang togel > > sering-seringlah nonton sinetron Angling Darmo. > > > > Tetapi jangan khawatir mang Ucup tidak akan mengajarkan kepada > Anda Ilmu > > Kodok (Ha Ma Gong) dari si Raja Racun Barat Ouw Yang Feng, > melainkan teori > > bagaimana Anda bisa bisa taruhan, dan selalu menang terus tanpa > harus nonton > > film Angling Darmo seperti tsb diatas. > > > > Karena yang kita akan bahas adalah soal taruhan jadi ada baiknya > juga > > apabila Anda mengetahui sedikit mengenai masalahan taruhan. > > > > Johann Wolfgang von Goethe (1749 1832) mengarang buku Faust > disitu > > dikisahkan dimana Faust taruhan dengan sang setan Mephistopheles. > Atau kalau > > kita membaca hasil karya dari Jules Gabriel Verne dari Perancis > (1828 - > > 1905) Around the World in Eighty Days (Le Tour du Monde en quatre- > vingts > > jours, 1873) dimana dikisahkan juga masalah taruhan. Dan apabila > Anda > > hokkienya besar siapa tahu bisa dapat buku peninggalannya Marty, > berupa > > seluruh nomor jitu yang akan keluar untuk 10 tahun mendatang > seperti yang > > dikisahkan di dalam film Back To The Future Part II. > > > > Pengelola pasar taruhan baca Bandar, biasanya disebut Bookmaker > sedangkan > > Bookmaker gelap tanpa ijin disebut sebagai "Bookies" . Ketika > event Piala > > Dunia 2002 para bookmakers di Inggris telah dapat menggeruk > keuntungan 350 > > juta poundsterling (GBP 1 = Rp 16.500) sementara itu untuk Piala > Dunia 2006 > > sudah bisa dipastikan penghasilan mereka akan meningkat sampai > empat kali > > lipat. > > > > Kita sering bertaruh di dalam kehidupan tanpa kita sadari misalnya > bertaruh > > dgn memberikan uang pelumas untuk dapat proyek, nyogok hakim agar > bisa > > bebas, bahkan memberikan perpuluhan di rumah ibadah pun ini bisa > disamakan > > seperti taruhan, sebab tidak ada garansi untuk masuk sorga yang > ada hanya > > maybe saja ! > > > > Tidak bisa dipungkiri untuk taruhan ini telah banyak sekali > dilakukan KKN > > dengan menyogok sang wasit maupun pemainnya misalnya seperti yang > terjadi di > > Jerman dalam kasus Robert Hoyzer sang wasit; dimana ia disogok > hanya dengan > > satu TV Plasma saja, ia sudah bersedia untuk melakukan kong- > kalikong dengan > > sang Bookmaker disana. Dimana akhirnya ia diganjar hukuman penjara > selama > > 2,5 tahun. > > > > Pada saat pertandingan FIFA 1994 Andrés Escobar Saldarriaga pemain > bertahan > > dari tim sepak bola Kolumbia melakukan gol bunuh diri dengan > menembak ke > > gawangnya sendiri, sehingga tim Kolumbia kalah 2:1 dimenangkan > oleh tim > > Amerika. Ia melakukan taruhan maut ini, karena adanya KKN dengan > Bookmaker. > > Oleh sebab itulah sebagai balasan akhirnya ia dibunuh oleh killer > dari Mafia > > Candu Kolumbia, karena mereka telah kalah besar dalam pertandingan > tsb. Pada > > saat sang pembunuh menembakkan pistolnya ia meneriakkan "Gol !" > > > > Untung kita di Indonesia tidak mengenal adanya skandal KKN dengan > Wasit > > maupun pemain yang kotor yang mudah tergiur oleh iming-imingnya > sang Bandar > > ! Maka dari itu pula tidak ada Taruhan Maut begitu ! > > > > Mang Ucup > > Email: mang.ucup@ > > Homepage: www.mangucup.org > > > ------------------------ Yahoo! Groups Sponsor --------------------~--> Check out the new improvements in Yahoo! Groups email. http://us.click.yahoo.com/6pRQfA/fOaOAA/yQLSAA/BRUplB/TM --------------------------------------------------------------------~-> *************************************************************************** Berdikusi dg Santun & Elegan, dg Semangat Persahabatan. Menuju Indonesia yg Lebih Baik, in Commonality & Shared Destiny. http://groups.yahoo.com/group/ppiindia *************************************************************************** __________________________________________________________________________ Mohon Perhatian: 1. Harap tdk. memposting/reply yg menyinggung SARA (kecuali sbg otokritik) 2. Pesan yg akan direply harap dihapus, kecuali yg akan dikomentari. 3. Reading only, http://dear.to/ppi 4. Satu email perhari: [EMAIL PROTECTED] 5. No-email/web only: [EMAIL PROTECTED] 6. kembali menerima email: [EMAIL PROTECTED] Yahoo! Groups Links <*> To visit your group on the web, go to: http://groups.yahoo.com/group/ppiindia/ <*> To unsubscribe from this group, send an email to: [EMAIL PROTECTED] <*> Your use of Yahoo! Groups is subject to: http://docs.yahoo.com/info/terms/