Mbah, Tuduhan Anda sangat keji. Menggulingkan NKRI? Saya bukan ngotot, tapi penerapan syariat ISlam seluruhnya dalam pemahaman saya adalah buah konsekuesi keimanan memilih Islam. Itu alamiah. Sampai kapanpun umat Muslim mustinya demikian. Bila ada perbedaan pendapat diantara umat ISlam, saya masih bisa mentoleransinya. Janji dari Tuhan yang saya imani,bahwa sebelum hari kiamat Islam akan jaya secara gemilang yang menjadi rahmat seluruh alam termasuk non muslim. Saya yakin Allah tidak akan menyalahi janji-Nya. Namun sebagai manusia, apakah saya hanya diam menunggu tanpa setidaknya ikut mengusahakannya dengan memberikan sedikit wacana syariat Islam. Saya tak ingin jadi orang fatalis, diam menunggu.. tanpa usaha, agama saya tak mengajarkan demikian. Bukankah saya katakan berulangkali bahwa umat sudut pandang atau pemahaman berbeda akan melahirkan sikap berbeda. Pemahaman penerapan syariat Islam yang saya pahami banyak hal berbeda dengan cita-cita Kartosuwiryo (dia NII?DTII kan?), meski saya berusaha menghargai kerinduan beliau juga terhadap SI, begitu pula pemahaman tentang ISlam mbah sendiri, bila mbah muslim akan memahami perbedaan itu. Kedua bahwa saya menginginkan penerapan syariat Islam tanpa kekerasan. Lalu bagaimana bisa terjadi penerapan syariat ISlam, umat Islam sendirilah yang meminta perubahan itu secara terbuka dan tanpa kekerasan. Saya melihat seperti perda syariah... bukankah mereka yang menginginkan hal itu. apakah mereka menggunakan cara kekerasan dan menodai kehormatan agama lain? So, kenapa khawatir mbah. Saya malah berharap mbah makin mempertaat agama Anda bila mbah tidak memilih Islam. Keinginan dan niat saya dengan penerapan syariat ISlam selain Insya Allah dorongan keimanan, juga demi kebaikan Indonesia dan seluruh umat ISlam dunia. Bukan malah menggulingkan tapi makin memperkokoh karena bersatu dengan yang lain. Apalagi klo NKRI jadi Negara Khilafah Indonesia Rasyidah he he he Tak masalah bagi saya siapa saja khalifah atau gubernurnya Indonesia, apakah Pak SBY, Mas Dede, Mas Ari, Mas Rio, mas Ahmad dll. tapi plis jalankan dengan keimanan dan syariat ISlam. Bagi non muslim yang menolak kita bisa bertetangga dengan baik... Keberadaan mas Ahmad (saya sama sekali tak mengenal beliau) setidaknya menjadi pelipur lara, bahwa yang berkeinginan penerapan syariat Islam ternyata bukan aris doang, mungkin akan ada banyak yang lain, yang tidak ikut di milis ini. Saya bisa tenang bila suatu saat tidak lagi bergabung dengan milis ini lagi :((. Mungkin makin mbah akan bilang sekarang ada dua orang yang tidak rasional di milis ini. Saya rasa tidak, semua umat Islam berpotensi bermimpi sama seperti saya . Saya yakin itu. Tergantung individu masing2 memilih pilihan hidup itu atau potensi itu. Dan buat mas Ahmad, bolehkah saya merekomendasikan sebuah buku untuk mas baca dan renungkan, maaf saya tidak punya bukunya tapi pernah membacanya. Buku Dakwah dengan Cinta karya Husein Matla..., setidaknya maaf lho mas, bahasa 'Macho'nya bisa dikurangi sehingga tak menyakiti hati serta menyulut emosi orang. Selain itu setiap tulisan pun akan dimintai pertanggungjawaban dihadapan Allah kelak. Maaf. yah kita sama-sama saling belajar mas. wallahu'alambishawab salam, aris
rdono HADINOTO <[EMAIL PROTECTED]> wrote: Selain mbak Aris yang ngotot, dan sekarang muncul mas Ahmad ini, siapa lagi sih di milis yang ingin menggulingkan NKRI, dan merubah jadi negara agama, sesuai cita cita Kartosuwirjo? --- In ppiindia@yahoogroups.com, Al-Badruuni Enterprise wrote: > > Ok deh Mbak Aris, > > Tapi kenapa ya masih kepala batu?Atau mungkin ini watak mereka? Kita serahkan saja ke yang diatas. > > Wassalam, > Ahmad > > > aris solikhah wrote: > Mas Ahmad, > Sebenarnya ini pernah diposting ke milis juga. Dan kebetulan saya telah membaca Mubara'kury.... dan saya sepakat dengan pemahaman Anda mengenai perlakuan ahli dhimah. Apakah setelah uraian Anda dibawah , mas Ari tetap menolak islam struktural itu juga sebuah pilihan pribadi beliau... > > salam, > aris > > Al-Badruuni Enterprise wrote: > Rekan Ari, > > Saya cukup kaget dengan beberapa point yang disampaikan oleh Anda dibawah. Saya juga tidak yakin dengan tafsir Ibnu Katsir yang anda kemukakan (tolong beritahu sumber yg jelas dan valid dari tulisan yang anda kutip-judul buku dan tahun pembuatan). > Kiranya ada beberapa hal yang perlu saya luruskan terkait hal dibawah (tentunya sesuai dengan pemahaman saya). > 1. Setelah penaklukan kota Makkah, Islam telah berjaya di Jazirah Arab dan tersohor ke seluruh dunia dan hal ini sampai juga ke Pemerintah Romawi. Rasul juga telah menulis surat ke Kaisar Romawi sebagai tanda pengenalan diri. Rasul Saw tidak pernah berniat menyerbu Romawi,namun karena Romawi merasa tersinggung maka direncanakanlah penyerbuan ke Makkah dan Madinah. Rasulullah memerintahkan untuk berjag di perbatasan Madinah. Dan perang tidak terjadi karena Pihak Romawi tidak jadi menyerang ke Madinah. > 2. Tidak benar Rasululah saw tidak memberi penghormatan kepada orang kafir dzimmi,bahkan darah mereka dijamin oleh Islam dan diberi hak yang sama sebagai warga negara dalam kewajiban perang dll. Namun hal ini dikhianati oleh orang-orang Yahudi dengan membuat provokasi dan fitnah sehingga terpaksa Rasulullah memerangi mereka sampai mereka terjepit di suatu daerah dan Rasulullah meninggalkannya. Meninggalkan disini dimaksudkan 'tidak dibunuh dan tidak dipergauli dalam masyarakat' (Mengenai hal ini bisa dibaca dalam buku-buku Sirah Nabawiyah,misalnya susunan Dr Said ramadhan Al- Buthy atau Karya Syaikh Shafiyyur-Rahman Al-Mubarakfury, penerbit Robbani Press,Mei 2002). Nah sekarang sebenarnya jelas bahwa umat islam tidak akan pernah memerangi bahkan melindungi hak beribadah non Muslim,dengan pengecualian orang-orang Yahudi dan Nasrani yang selalu ingkar janji dan menebar fitnah kepada umat islam. Jadi tidak kepada semua Non Muslim. > > Demikian pendapat dari saya,mohon Saudara-saudara Muslim yang lain bisa menambahkan. Insya Allah. Supaya tidak terjerumus kembali dalam fitnah yang ditiupkan orang-orang kafir. > > Salam, > Ahmad > > Ari Condro wrote: > syariat islam untuk kultural, peraturan negara yg memberi persamaan hak dan > kewajiban pada semua manusia untuk strukturalnya. > > tidak ada kesamaan hak dan kewajiban dalam negara agama, kecuali jika umat > muslim sudah dalam tahapan mampu mereformasi tafsir macam dibawah ini. > > Sekarang, mari kita simak keterangan dalam *tafsir Ibn > Katsir*, tafsir yang paling banyak dirujuk oleh > kalangan Islamis-fundamentalis-salafi di mana-mana. > > Ibn Katsir berkata: > > Ketika urusan orang-orang musyrik sudah selesai dan > dapat diatasi, dan ketika masyarakat sudah > berbondong-bondong masuk Islam, dan ketika jazirah > Arab sudah dapat dibereskan, maka Allah memerintahkan > (kepada Nabi) untuk memerangi dua kelompok ahli kitab, > yaitu orang-orang Yahudi dan Kristen. Perintah ini > turun pada tahun kesembilan (hijrah). Karena itu, > Rasul SAW kemudian bersiap-siap untuk memerangi > orang-orang Romawi, dan mengajak orang-orang untuk > itu. > > Tentang firman Allah "wa hum shaghirun", artinya, > mereka (tunduk dalam keadaan) hina dina. Karena itu, > tidak boleh memberikan penghormatan kepada orang-orang > dzimmi, juga tidak boleh mengangkat mereka di atas > derajat orang-orang Islam. Sebab mereka adalah > orang-orang yang hina dan celaka (adzilla', asyqiya'), > sebagaimana (ditunjukkan) oleh sebuah hadis riwayat > Muslim dari Abu Hurairah ra., bahwa Rasul SAW > bersabda, "Jangan memulai mengucapkan salam kepada > orang Yahudi dan Kristen. Jika kalian bertemu dengan > mereka di jalan, maka kalian harus menydutkan mereka > (agar terpojok) ke tempat yang paling sempit". > > Kemudian Ibn Katsir mengutip dengan lengkap surat > perjanjian (khithab) antara Khalifah Umar b. Khatthab > dengan orang-orang Kristen di kawasan Syam (Syria). > Surat itu mengandung banyak poin yang isinya membatasi > hak-hak orang Kristen begitu rupa sehingga kedudukan > mereka benar-benar dalam keadaan terhina seperti > perintah ayat dalam surah Al-Taubah itu. > > Salah satu isi syarat itu, antara lain: > > - orang Kristen berjanji pada diri mereka sendiri > untuk tidak membangun gereja, kapel atau biara yang > baru, juga tidak akan memperbaiki yang sudah rusak, > dan tidak mengambil dan menghidupkan kembali gereja, > kapel atau biara yang sudah dipakai oleh orang Islam. > > - tidak akan mencegah orang Islam untuk masuk atau > mampir di gereja, baik siang atau malam. > > - tidak akan meniru orang Islam, baik dalam hal > pakaian (peci, sorban atau sandal), atau pun gaya > potong rambut. > > - tidak akan meniru gaya bicara orang Islam. > > Dan syarat-syarat lain yang jumlahnya banyak. Yang > hendak mengetahui lebih lanjut, silahkan membaca > sendiri tafsir Ibn Katsir. > > => Kesimpulan: Dari keterangan-keterangan ini, dapat > disimpulkan bahwa orang-orang politeis, Yahudi, dan > Kristen harus diperangi, sehingga mereka takluk, > membayar jizyah, dan mengikuti aturan/hukum yang > membuat mereka terhina. Mereka, dengan kata lain,* > menjadi orang-orang dzimmi yang harus dihinakan. > Menurut sebuah hadis, mereka bahkan harus disudutkan > ke pinggir jalan.* > > On 7/20/06, aris solikhah wrote: > > > > Saya memang meyakini mayoritas umat Islam tak menolak syariat Islam, > > kecuali yang mengakuinya. hehe he Alhamdulillah jika tak ada yang menolak > > syariat ISlam, saya cukup lega dan berbahagia. apalagi Buat anspirasi UU, > > misalnya perda syariah, UU dan RUU APP dan UU hukum, UU pemerintah lain. > > Alhamdulillah. > > > > Alhamdulillah mbah Danar juga tak menolak syariat ISlam lagi. Gitu dong > > mbah...., postingan mbah ke depan akan menunjukkannya. kalau mbah > > benar-benar tak menolak syariat Islam. > > Persoalan negara Islam bisa dibicarakan dan diskusikan nanti. Akan lebih > > enak ngobrol dan diskusinya kalau sudah banyak yang setuju syariat Islam. > > > > saya senang mendengarnya. > > > > salam hangat > > > > aris > > > > > > Keliru mbak. > > > > Baca baik baik posting dari teman teman Muslim. Mereka setuju, > > seperti mbak Lina, mas Dewanto, mas Ari dan kebanyakan sahabat dan > > saudara yang saya kenal, semua Muslim, untuk menjalankan Syariat > > dalam diri masing masing, bahkan memasukkan aspirasi Islam > > kedalamperundangan, sejauh itu baik bagi bangsa kita. > > > > Yang ditolak, oleh banyak Muslim dam Non Muslim, yang cinta bangsa > > ini, adalah PENDIRIAN negara agama. Bukan Syariat Islam. > > > > Saya, menolak negara agama, bukan karena karena saya Non Muslim, > > tetapi karena saya yakin, negara agama, agama apapun lho, juga > > Kristen atau Buddha, hanya akan membawa kesengsaraan bagi anak > > bangsa. Sejarah telah membuktikannya. > > > > Sebaliknya, TAK ada bukti, bahwa negara agama adalah makmur, adil, > > manusiawi. Taka ada. jadi untuk apa bukan? > > > > Jadi saya menolak, bukan Syariat Islam, tetapi negara Islam. BUKAN > > karena saya NON Islam. Juga negara Kristen, saya TOLAK. > > > > Faham kan? > > > > Salam > > > > danardono > > > > --- In ppiindia@yahoogroups.com > , aris > > solikhah > > wrote: > > > > > > Mas Ahmad, > > > Selamat bergabung. > > > Mbah Danar bukan muslim, jadi wajar pula selama ini beliau > > memposting hal-hal yang sifatnya penolakan syariat Islam. saya > > maklum ko. Bila akidahnya saja tidak mau mengimani Islam, sangat > > dimaklumi jika beliau tak mempunyai keinginan syariat Islam > > diterapkan. saya hanya kadang agak sedikit heran dengan postingan2 > > yang memakai label nama islami atau beberapa umat Islam yang > > terang2an menolak syariat Islam. But itu pun juga saya bisa > > memaklumi. Kalau menolak ya terus mau diapain, dimaklumi dan mari > > kita doakan saja. Hidup itu proses... hari ini menolak, how khows > > next time... > > > > > > salam^_^ > > > aris > > > > > > RM Danardono HADINOTO wrote: > > > Mas, adakah kata kata saya yang berindikasi bahwa saya > > tidak/kurang > > > yakin akan agama yang saya anut? Tidak rela? Atau yang mau men- > > > campur adukkan keyakinan? dengan apa apa dicampur adukkan? > > > > > > Bukankah agama bagi kita semua, agama apapun, adalah agama, system > > > kehidupan? seperti yang saya katakan? Anda tidak setuju? > > > > > > Agama adalah wahyu, yang harus diimani, saya katakan, anda tidak > > > setuju? > > > > > > Komunisme atau demokrasi adalah system duniawi, yang adalah hasil > > > revolusi sejarah kemanusiaan, sedangkan agama adalah wahyu, anda > > > tidak setuju? > > > > > > Apa agama yang saya anut, tidak relevan dalam pembahasan ini, > > sebab > > > kita berpandangan yang sama. > > > > > > bagaimana? > > > > > > salam > > > > > > Danardono > > > > > > > > > > > > > > > > > > > > > > > > --- In ppiindia@yahoogroups.com > , > > Al-Badruuni Enterprise > > > wrote: > > > > > > > > Satu hal yang saya tanyakan ke Bpk Danardono, > > > > > > > > Apakah Anda seorang Muslim?Lalu seberapa yakinkah Anda dengan > > > agama yang Anda anut? Karena sepertinya Anda tidak rela dengan > > > keyakinannya sendiri. Atau Anda termasuk orang yang ingin mencapur > > > adukkan keyakinan? > > > > > > > > Wassalam, > > > > Ahmad > > > > > > > > RM Danardono HADINOTO wrote: > > > > --- In ppiindia@yahoogroups.com > , aris > > solikhah > > > > > > > wrote: > > > > > > > > > > Berawal dari sudut pandang berbeda maka akan melahirkan sikap > > > yang > > > > berbeda. Saya memandang ISlam bukan sekedar agama seperti yang > > > > lainnya namun ISlam adalah juga sistem kehidupan. Sedang mbah > > > tidak > > > > berpandangan demikian. > > > > > > > > DH: sekali lagi tanggapan: > > > > > > > > 1) Kita tak berbeda sudut pandang. Kita mempunyai definisi yang > > > sama > > > > bagi ketiga hal itu, demokrasi, komunisme dan agama (Islam). > > > karena > > > > itu, sikap kita tak harus berbeda. > > > > > > > > 2) Agama, adalah agama, tak ada umat yang menganggap > > > > agamanya "sekedar agama". Agama, bagi setiap masyarakat penganut > > > > adalah system kehidupan. > > > > > > > > 3) Berbeda dengan isme isme, yang adalah lahir dari revolusi > > > > kemasyarakatan, dan jawaban bagi masalah yang berlaku kala itu, > > > > agama dianggap wahyu oleh setiap penganutnya, tak tak dianggap > > > > buatan manusia dalam menjawab masalah keduniaan. > > > > > > > > 4) karena Islam, sebagaimana Kristiani, Yahudi, Buddha, Hindu > > dan > > > > lain lain, dapat dijalankan di dunia memakai isme isme yang ada, > > > > kecuali tentu komunisme, yang menolak agama. > > > > Demokrasi, dapat diwujudkan di negara Buddha, Hindu, Kristen > > > maupun > > > > Islam. > > > > > > > > Sebaliknya, agama dapat dihjalankan dalam alam a demokrasi, > > yakni > > > > aristokrasi, misalnya Saudi Arabia; Emirat Arab, Sultanat > > Brunei, > > > > dlsb. > > > > > > > > Disini kekeliruan mbak, dalam nenelaah system sosial politik > > ini, > > > > seolah mereka "ber-deret deret", padahal mereka dapat menjadi > > satu > > > > kenyataan sosial politik. > > > > > > > > Salam hangat > > > > > > > > danardono > > > > > > > > > > > > > > DINOTO wrote: 1) Demokrasi, komunisme dan > > > > islam. Ini tiga benda yang beda > > > > > substansinya, mana mungkin dideret deretkan untuk perbandingan? > > > > > > > > > > Demokrasi adalah just a system of governing a country. Instead > > > > > dipimpin oleh seseorang yang memerintah turun temurun, diganti > > > > oleh > > > > > team yang dipilih oleh rakyat. That's it. jalan tidaknya, ya > > > > > tergantung yang menjalankannya. Austria, swiss, Finnlandia, > > > > > Norwegia, Luxemburg, misalnya, berhasil. yang gagal, ya jangan > > > > > salahkan systemnya. > > > > > > > > > > 2) Komunisme adalah sebuah system dan program politik. Instead > > > > > pimpinan dari team yang dipilh rakyat, pimpinan dipegang oleh > > > SATU > > > > > partai, dan pemilikan faktor produksi oleh individu dilarang. > > > > > > > > > > > > > > > Konsep 1 dan 2, adalah konsep politik ekonomi, yang sangat > > > > duniawi, > > > > > tak ada unsur rohani, atau wahyu wahyuan. Semua dapat > > dibuktikan > > > > > oleh nalar. Yang ada hanya system reward atau hukuman duniawi, > > > tak > > > > > ada sorga atau neraka. > > > > > > > > > > 3) Islam adalah agama. Yang walaupun ada aspekt duniawi, namun > > > > hanya > > > > > sebagian dari seluruh substansi. Bukan masalah nalar, tapi > > iman, > > > > > karena di adalah dianggap wahyu. > > > > > > > > > > Tiap bangsa berbeda dalam menjalankan agama, dan > > mentafsirkannya. > > > > > Komunisme memusuhi kaum kapitalis, karena memang tak boleh ada > > > > yang > > > > > memiliki kapital. Demokrasi memusuhi tyran, karena memang tak > > > > boleh > > > > > ada tyrani. > > > > > > > > > > Islam mengandung semua unsur, ada yang kapitalis, ada yang > > > > proletar, > > > > > ada tuan tanah, ada buruh tani, ada banker ada nasabah. Jadi > > > > terdiri > > > > > dari manusia, yang economically dan sosially ber-hadap hadapan. > > > > > > > > > > Juga negara jiran yang beragama sama, belum tentu mempunyai > > > posisi > > > > > yang sama, karena kepentingan sosial ekonomi beda. Saudi > > Arabia > > > > > takkan mau, sampai matipun, menggabung dengan negara islam > > yang > > > > > melarat. > > > > > > > > > > jadi, jangan di-aduk aduk, mbak. > > > > > > > > > > Salam > > > > > > > > > > danardono > > > > > > > > > > > > > > > > > > > > > > > > > > > > > > > > > > > > > > > > --- In ppiindia@yahoogroups.com > , aris > > solikhah > > > > > wrote: > > > > > > > > > > > > > > > > > > Dan seperti layaknya demokrasi dan komunisme yang bermula > > dari > > > > > sebuah wacana kemudian berkembang diterapkan dalam banyak > > > negara. > > > > > Begitu pula syariat Islam. Semua berawal dari wacana... so, > > > Wahai > > > > > umat yang Beriman pada Allah dan Rasul-Nya serta hari kiamat > > > mari > > > > > kita wacanakan di mana pun kita berada. Always Keep spirit. ^_^ > > > > > > > > > > > > Never ending improvement............ > > > > > > Samsul Bachri wrote: > > > > > > Sedikit menambahkan, bahwa kelompok liberalis yang mengusung > > > > > bendera > > > > > > Islampun pun ternyata belum pernah menyampakan statement > > yang > > > > > membela > > > > > > kepentingan Islam itu sendiri. Jadi kita sudah tahu seperti > > > apa > > > > > dan siapa > > > > > > mereka. Bahwa meraka secara tidak langsung telah mengatakan > > > > bahwa > > > > > mereka > > > > > > memang tidak membela kepntingan Islam. Semoga bukan karena > > > > faktor > > > > > ekonomi, > > > > > > karena sangat patut dikasihani jika kerana masalah ekonomi, > > > > mereka > > > > > harus > > > > > > menggadaikan segalanya. > > > > > > > > > > > > ----- Original Message ----- > > > > > > From: "Al-Badruuni Enterprise" > > > > > > To: > > > > > > > > > > > > Sent: Sunday, July 16, 2006 8:37 PM > > > > > > Subject: Re: [ppiindia] Syariat Islam, sebuah wacana > > > > > > > > > > > > > > > > > > Assalamu alaikum wr wb, > > > > > > > > > > > > Sebagai orang Muslim (insya Allah) dan sebagai manusia biasa > > > > > (dengan > > > > > > segudang kekurangan dan kekhilafan) sedikit saya akan > > memberi > > > > > pandangan saya > > > > > > mengenai tulisan dibawah yang diposting oleh Bpk Danardono. > > > > > > > > > > > > Ide untuk menjadikan Syariah Islam sebagai pedoman dalam > > > > kehidupan > > > > > seorang > > > > > > Muslim merupakan kewajiban yang tidak terbantahkan,termasuk > > > > Muslim > > > > > di > > > > > > Indonesia. Syariah Islam memang sudah ditegakkan sejak masa > > > > > Rasulullah dan > > > > > > menjadi satu paket antara pedoman hidup sebagai pemeluk > > Islam > > > > dan > > > > > pedoman > > > > > > dalam hubungan kenegaraan atau masyarakat non Islam (yang > > > diatur > > > > > dalam > > > > > > Piagam Madinah). > > > > > > > > > > > > Sistem ini dilanjutkan oleh para Sahabat Khulafaur Rasyidin > > > > dengan > > > > > > serba-serbi beserta kelebihan dan kekurangan masing- masing. > > > > Namun > > > > > syariah > > > > > > Islam yang diterapkan sampai dengan Khalifah keempat > > dapatlah > > > > kita > > > > > jadikan > > > > > > contoh bagaimana sebenarnya aplikasi Syariah Islam secara > > > benar. > > > > > > > > > > > > Adapun masa dinasti Umayah,Abbassiyah dan seterusnya sampai > > > yang > > > > > terakhir > > > > > > (Pemerintah Turki Ustmani) merupakan aplikasi Syariah Islam > > > yang > > > > > tidak bisa > > > > > > kita pungkiri sebagai awan kelabu dalam sejarah perkembangan > > > > > Islam,meski di > > > > > > beberapa sisi juga sempat mengangkat nama Islam ke seluruh > > > > penjuru > > > > > dunia > > > > > > (tentunya hal ini juga kehendak Allah SWT). > > > > > > > > > > > > Wacana penegakan Syariah Islam di Indonesia mulai tercatat > > > dalam > > > > > sejarah > > > > > > dimana para ulama dan perwakilan Muslim waktu > > penandatanganan > > > > > Piagam Jakarta > > > > > > dengan sangat legawa (demi persatuan dan kesatuan bangsa) > > > > > menghilangkan > > > > > > beberapa kata sentral dalam penegakan Syariah Islam di bumi > > > > > Indonesia. Dan > > > > > > hingga sekarang kita semua tahu wacana Syariah Islam telah > > > > > ditiupkan oleh > > > > > > orang-orang yang tidak bertanggung jawab sebagai sesuatu > > yang > > > > tabu > > > > > dan bagi > > > > > > siapa yang membuka kembali pasti akan dicap sebagai > > > pemberontak. > > > > > > > > > > > > Sebenarnya satu hal yang ingin saya tanyakan kepada para > > > Saudara > > > > > > (khususnya yang beragama Islam), "Apa sih kekurangan dan > > > > > mudharatnya Syariah > > > > > > Islam?Tentunya seorang Muslim berpegang teguh kepada Syariah > > > > Islam > > > > > > bukan?Tapi mengapa banyak sekali orang yang mengaku Muslim > > > namun > > > > > seperti > > > > > > menghina syariahnya sendiri." > > > > > > > > > > > > Adanya pengalaman buruk di beberapa negara dan kawasan,bukan > > > > > merupakan > > > > > > alasan untuk men-diskreditkan Syariah Islam. Kita semua tahu > > > > > pengalaman > > > > > > tersebut merupakan kesalahan dalam aplikasi Syariah secara > > > benar. > > > > > > > > > > > > Salam, > > > > > > Ahmad > > > > > > > > > > > > RM Danardono HADINOTO wrote: > > > > > > Judul Buku: Syariat Islam, Pandangan Muslim Liberal > > > > > > > > > > > > Penulis: Al Asymawi, Saiful Mujani, Azyumardi Azra, Taufik > > > Adnan > > > > > > Amal, Ulil Abshar-Abdalla, et all. > > > > > > > > > > > > Editor: Burhanuddin > > > > > > > > > > > > Wacana syariat Islam bersifat pelik berkenaan dengan sifat > > > > hubungan > > > > > > Islam sebagai sebentuk keyakinan atau agama dengan formulasi > > > > hukum > > > > > > Islam historis yang selama ini disebut syariat (An-Na'im, > > > 1994). > > > > > > Pada saat syariat Islam dibicarakan dalam locus dan konteks > > > > > historis > > > > > > dan profan, maka syariat Islam harus siap didudukkan dalam > > > > bingkai > > > > > > penilaian yang fair tanpa berharap ada keistimewaan apapun > > > karena > > > > > > anggapan akan sakralitas fungsi dan sumbernya. > > > > > > > > > > > > Kebanyakan aktivis syariat Islam tidak siap meletakkan > > syariat > > > > > Islam > > > > > > dalam diskusi publik yang rasional. Statemen-statemen > > > > > > semacam "syariat tak bisa divoting," "syariat lebih unggul > > > > daripada > > > > > > konstitusi sekuler" misalnya, selalu mewarnai sidang- sidang > > > > tahunan > > > > > > di MPR belakangan ini. Ruang pergumulan untuk mengisi cetak > > > biru > > > > > > (blue print) konstitusi, terutama di negara-negara Muslim, > > > sering > > > > > > diramaikan oleh aspirasi religius sebagian kelompok untuk > > > memberi > > > > > > visi Islami pada konstitusi. === message truncated === The great job makes a great man pustaka tani nuraulia --------------------------------- Groups are talking. We´re listening. Check out the handy changes to Yahoo! Groups. [Non-text portions of this message have been removed] ------------------------ Yahoo! Groups Sponsor --------------------~--> Yahoo! Groups gets a make over. See the new email design. http://us.click.yahoo.com/XISQkA/lOaOAA/yQLSAA/BRUplB/TM --------------------------------------------------------------------~-> *************************************************************************** Berdikusi dg Santun & Elegan, dg Semangat Persahabatan. Menuju Indonesia yg Lebih Baik, in Commonality & Shared Destiny. http://groups.yahoo.com/group/ppiindia *************************************************************************** __________________________________________________________________________ Mohon Perhatian: 1. Harap tdk. memposting/reply yg menyinggung SARA (kecuali sbg otokritik) 2. Pesan yg akan direply harap dihapus, kecuali yg akan dikomentari. 3. Reading only, http://dear.to/ppi 4. Satu email perhari: [EMAIL PROTECTED] 5. No-email/web only: [EMAIL PROTECTED] 6. kembali menerima email: [EMAIL PROTECTED] Yahoo! Groups Links <*> To visit your group on the web, go to: http://groups.yahoo.com/group/ppiindia/ <*> To unsubscribe from this group, send an email to: [EMAIL PROTECTED] <*> Your use of Yahoo! Groups is subject to: http://docs.yahoo.com/info/terms/