apa pernah US menolong negara lain dgn gratisan?
gak pernah!

mereka cuma membantu negara2 yg mereka bisa hisap sumber daya alamnya,
ini sudah terjadi dari puluhan tahun lalu, nature seperti ini memang
dipelihara antar generasi utk memperkaya diri.

jelas2 US memelihara Israel dgn tujuan menginjak2 martabat orang arab,
karena konco2 US seperti Saudi, UEA, dan Jordania sudah bertekuk lutut.

agresi Yahudi tidak bisa dihentikan oleh siapapun, karena dibelakang
mereka ada negara2 Kristen yg siap ikutan memperkeruh suasan kalau
sampai Israel diserang.
wong tuhannya orang Yahudi juga...

Paus Benediktus smp saat ini cuma sekadar mengutuk, mengecam, dll.
apa pernah dia memerintahkan orang2 Katolik utk membela saudara2nya
Muslim di tanah Lebanon?
gak pernah!
itu cuma lip service biar tidak dianggap pura2 tuli akan keadaan.

persaudaraan Muslim saat ini diuji di dunia Arab, apakah bisa membela
saudara2nya yg tiap hari dibunuh oleh kaum kafir...atau cuma diam2
saja pura2 mengutuk.

only god knows why.



--- In ppiindia@yahoogroups.com, "Tn, Alprino" <[EMAIL PROTECTED]> wrote:
>
> Malah sebaliknya situ yang harus lebih waras..
> udah jelas2 Amerika Ma Si Israel yang buat masalah kok masih
dibelain ,Gimana klo keluarga bang jim ada di sana. Atau anak bang jim
kena  bom-nya israel, apa jangan2 udah nggak punya hati, liat kya
begitu tenang aja??
> Bukan salah amerika tapi salah pemimpinnya.
> Orang Amerika nolong orang Arab karena ada maksud nyang terselubung..
>  
> 
> 
> Re: Matinya Akal Sehat Amerika
> Posted by: "Jimmy Okberto" [EMAIL PROTECTED] jimmyokberto
> Date: Wed Aug 2, 2006 5:26 am (PDT)
> Sungguh Mengherankan,
> Kalau Amerika bertindak dibilang tidak punya akal sehat.
> Kalau Amerika diam saja dibilang akal sehatnya mati.
> Sebenarnya ada apa ???
> Mau minta tolong sama Amerika .... Biar Si ISRAEL berhenti ...
> Lha bukannya waktu ekspansi Iraq ke Kuwait ...
> Amerika sudah nolongin orang ARAB ???
> Egh ... malah Amerika ke cerca juga ...
> Piye tho ...
> Jadi orang waras sajalah ...
> DJOkocopyright (c) 2006
> www.friendster.com/profiles/okberto
> 61TH Indonesia Days 17-08-2006
> Merdeka ! ! !
> -----Original Message-----
> From: ppiindia@yahoogroups.com [mailto:[EMAIL PROTECTED] On
> Behalf Of Nugroho Dewanto
> Sent: Wednesday, August 02, 2006 1:53 PM
> To: ppiindia@yahoogroups.com; mediacare@yahoogroups.com
> Subject: [ppiindia] Matinya Akal Sehat Amerika
> Matinya Akal Sehat Amerika
> LUTHFI ASSYAUKANIE
> Di tengah gencarnya serangan b


rutal Israel ke Lebanon belakangan ini,
> akal 
> sehat setiap orang bertanya, mengapa Amerika Serikat mendiamkan saja,
> dan 
> bahkan mendukung perilaku barbar itu? Apakah negeri adidaya itu telah 
> kehilangan akal sehatnya sehingga memberikan dukungan tanpa reserve
> kepada 
> Israel?
> Sejak lama, para akademisi dan pengamat politik memberikan analisis
> beragam 
> tentang sebab mengapa Amerika begitu all-out mendukung Israel. Di antara
> berbagai analisis, ada dua alasan yang mendominasi perdebatan itu.
> Pertama, 
> Amerika memberikan dukungan kepada Israel lebih besar daripada 
> negara-negara lain karena alasan strategis. Kedua, Amerika memberikan 
> dukungan itu karena alasan moral.
> Sejak perang Arab-Israel pada 1967, Amerika menjadi sekutu dan pendukung
> penuh negeri zionis itu. Sampai kini, bantuan yang telah diberikan AS 
> kepada Israel tak kurang dari 140 miliar dollar AS. Setiap tahunnya
> negeri 
> berpenduduk tujuh juta itu menerima sekitar 3 miliar dollar AS. Jumlah
> ini 
> sama dengan seperlima bantuan luar negeri Amerika. Dalam hitungan per 
> kapita, Pemerintah AS memberikan setiap warga Israel sebesar 500 dollar
> AS 
> setiap tahunnya.
> Alasan rapuh
> Sejak beberapa tahun terakhir, alasan strategis dan moral mulai 
> dipertanyakan oleh para pengamat dan akademisi di Amerika. Kritik paling
> anyar datang dari dua profesor, John Mearsheimer dari Universitas
> Chicago 
> dan Stephen Walt dari Harvard University, dalam tulisan mereka yang 
> diterbitkan London Review of Books pada Maret silam. Sedianya, tulisan
> ini 
> akan diterbitkan di Atlantic Monthly, tapi karena dianggap berbau 
> "anti-semit" tulisan itu ditolak.
> Di Amerika, anti-semitisme memang merupakan isu yang sangat sensitif,
> dan 
> membicarakan "Lobi Yahudi" kerap dianggap sebagai bagian dari 
> anti-semitisme. Tulisan Mearsheimer dan Walt memang berbicara tentang
> peran 
> Lobi Yahudi di AS. Mereka ingin menegaskan bahwa pendekatan luar negeri 
> Amerika terhadap Timur Tengah yang sangat kuat dipengaruhi Lobi Yahudi 
> sudah seharusnya ditinjau ulang.
> Mearsheimer dan Walt menganggap bahwa alasan strategis AS dalam
> mendukung 
> Israel tidak bisa lagi dipertahankan karena beberapa alasan.
> Pertama, setelah Perang Dingin usai, peran Israel sebagai proxy AS untuk
> membendung pengaruh Soviet ke dunia Arab praktis sudah berakhir. Setelah
> Perang Dingin usai, Israel sesungguhnya lebih banyak menjadi beban bagi
> AS 
> ketimbang menjadi pembantu.
> Kedua, sebagai basis militer AS, Israel terbukti tidak efektif karena 
> Amerika masih tetap memerlukan negara-negara lain, seperti Turki dan
> Arab 
> Saudi, untuk menggelar angkatan perangnya. Ini terjadi secara nyata
> dalam 
> Perang Teluk 1991.
> Ketiga, dukungan AS terhadap Israel bukannya mengurangi terorisme, tapi 
> justru mengembangbiakkan teroris di kawasan Timur Tengah. Setiap kali 
> Israel melakukan kekerasan dan AS membantunya, maka kebencian warga 
> Arab-Muslim kepada Israel merembet kepada AS.
> Begitu juga, alasan moral yang kerap digembar-gemborkan para pendukung 
> kepentingan Israel di Amerika, menurut Mearsheimer dan Walt, tidak bisa 
> lagi dipertanggungjawabkan karena beberapa alasan.
> Pertama, Israel bukanlah negara lemah seperti selama ini diteriakkan
> para 
> pelobi Yahudi di AS. Benar bahwa negeri ini dikepung banyak "musuh" di 
> sekitarnya, tapi Israel cukup kuat dalam menghadapi mereka. Pada Perang 
> 1948, sebelum bantuan militer AS datang secara besar-besaran, Israel
> cukup 
> mudah mengalahkan koalisi militer negara-negara Arab. Kini, setelah 
> dukungan berlimpah dari AS, Israel adalah negara terkuat di kawasan itu.
> Kedua, alasan bahwa Israel adalah negara demokratis adalah alasan yang 
> dibuat-buat. Lagi pula, demokrasi Israel sama sekali bertentangan dengan
> nilai-nilai demokrasi AS karena demokrasi itu bersifat "rasis" yang
> lebih 
> mengutamakan ras Yahudi. Di Israel ada lebih dari satu juta warga Arab
> yang 
> diperlakukan sebagai warga "kelas dua" semata-mata karena mereka Arab.
> Ketiga, kenyataan bahwa Yahudi adalah bangsa yang pernah mengalami 
> penderitaan di masa silam tidak bisa dijadikan alasan untuk menolong
> mereka 
> melakukan penderitaan kepada bangsa lain. Adalah bertentangan jika
> rakyat 
> AS menolong penindasan terhadap bangsa Yahudi, tapi pada saat yang sama 
> menciptakan penindasan kepada orang-orang Palestina.
> Keempat, tidak benar bahwa warga Israel pencinta damai dan lebih baik 
> secara moral ketimbang orang-orang Arab. Bukti-bukti sejarah, khususnya 
> sejak berdirinya negara Israel, menunjukkan fakta sebaliknya. Sejak 
> zionisme datang ke Palestina, teror demi teror dilakukan bangsa Israel 
> kepada bangsa Arab. Serial kekerasan penguasa Israel yang terjadi
> sekarang 
> ini merupakan kelanjutan dari perilaku barbar kaum zionis.
> Berlagak tuli
> Dengan analisis seperti itu, Mearsheimer dan Walt mengajak pemerintah
> dan 
> para pengambil kebijakan di AS untuk kembali kepada prinsip-prinsip
> politik 
> yang realistis, yakni prinsip yang berorientasi pada kepentingan negara,
> dan bukan kepentingan negara lain. Pemerintah AS sudah semestinya
> meninjau 
> ulang kebijakan luar negeri mereka di Timur Tengah, jika mereka ingin
> tetap 
> menjadi negara besar yang dihormati.
> Sayangnya, Amerika seperti sudah kehilangan akal sehat. Kritik-kritik 
> terhadap tindakan AS selalu menghadapi tembok karena Pemerintah AS
> seperti 
> tak pernah peduli dengan semua itu. Di lingkungan Washington sendiri, 
> tulisan Mearsheimer dan Walt dianggap "sampah" yang hanya menyulut
> sentimen 
> kebencian terhadap ras Yahudi. Tuduhan ini jelas sangat keterlaluan, 
> mengingat kedua penulis ini adalah akademisi dengan reputasi tinggi dan 
> penganut realisme politik sejati.
> Jika kepada warganya sendiri Pemerintah Amerika berlagak tuli, kepada
> siapa 
> lagi negeri adikuasa itu mau mendengar. Perilaku dan kebijakan politik
> luar 
> negeri Amerika, khususnya menyangkut Timur Tengah, sungguh sangat 
> mengkhawatirkan dan menjadi ancaman serius, bukan hanya bagi keamanan 
> Amerika sendiri (karena ini akan terus menjadi bahan bakar ampuh untuk 
> menyulut kebencian), tapi juga bagi wacana demokrasi, HAM, dan model 
> kemajuan di masa depan.
> Luthfi Assyaukanie Peneliti Freedom Institute Jakarta
> 
> Regards,
> Alprino T.N
> telp: 021-30067316
> fax : 021-52964370
>






***************************************************************************
Berdikusi dg Santun & Elegan, dg Semangat Persahabatan. Menuju Indonesia yg 
Lebih Baik, in Commonality & Shared Destiny. 
http://groups.yahoo.com/group/ppiindia
***************************************************************************
__________________________________________________________________________
Mohon Perhatian:

1. Harap tdk. memposting/reply yg menyinggung SARA (kecuali sbg otokritik)
2. Pesan yg akan direply harap dihapus, kecuali yg akan dikomentari.
3. Reading only, http://dear.to/ppi 
4. Satu email perhari: [EMAIL PROTECTED]
5. No-email/web only: [EMAIL PROTECTED]
6. kembali menerima email: [EMAIL PROTECTED]
 
Yahoo! Groups Links

<*> To visit your group on the web, go to:
    http://groups.yahoo.com/group/ppiindia/

<*> To unsubscribe from this group, send an email to:
    [EMAIL PROTECTED]

<*> Your use of Yahoo! Groups is subject to:
    http://docs.yahoo.com/info/terms/
 


Kirim email ke