terimakasih buah mas agus-syafii dan mba lina mengenai tambahan 'informasi' nya mengenai *-ngelmu persetanan, ngelmu per-iblis-an dan ngelmu per-jin-an * ... :)
*** salah satu isi quran di bidang aqidah ( & 'filsafat') yang paling menarik perhatian saya adalah memang Ayat-2 "Genesis" ( penciptaan ) ini. Menurut filsafat ilmu < epistemology, istilah bahasa "keju" nya :) >, pengetahuan ( tentang kebenaran ) itu bersumber pada 3 hal: <A> pengetahuan yang berasal dari wahyu <B> pengetahuan yang berasal dari akal <C> pengetahuan yang berasal dari hati nurani & kesadaran spiritual Orang yang hanya mengandalkan <A> dan mengabaikan sumber <B> dan <C> biasanya disebut "literalis", dan dalam bentuk ekstrimnya, bentuk pemahaman seperti ini dikhawatirkan akan menghasilkan sikap yang disebut sebagai *-religious-bigotry-*, yang bisa jadi akan menyimpang dari hakekat kebenaran itu sendiri ... artinya kesetiaan pada sumber wahyu yang * out-of-proportion * bisa juga punya resiko menimbulkan salah tafsir dari hakekat 'pesan'/' the core-message' dari wahyu itu sendiri, yang artinya juga kesesatan. Orang yang hanya mengandalkan sumber (B) sebagai satu-2 nya sumber dan mengabaikan sumber lain biasanya disebut sebagai kelompok "liberal", seringkali tanpa menyadari keterbatasan dari akal itu sendiri, bisa terjebak dalam kesesatan juga. Orang yang terlalu mengandalkan sumber (C) dan mengabaikan sumber (A) dan (B) resikonya adalah menjadi 'mabuk' dan terjebak ke alam 'mistik'. Saya tidak memandang bahwa Sufi-ism itu kelompok (C) yang ekstrim semacam ini. Tetapi, kritik saya, sebagian tokoh-2 Sufi yang besar, meskipun mereka sendiri (insya Allah) mampu menemukan jakan kebenaran dengan 'cara mereka', tetapi sering kali orang lain yang 'awam' yang merasa tertarik dan mencoba mengikuti mereka, karena susah memahami hakekat jalan yang mereka tempuh, akhirnya hanya memahami 'sufi' secara sepotong-sepotong, yang juga beresiko membawa pada kesesatan. *** Solusinya? tentu saja mudah diduga: perlu penggabungan yang 'optimal' dari ketiga sumber kebenaran di atas, agar usaha kita 'menemukan' jalan menuju kebenaran disebut 'optimal' ... *** Dengan kerangka berfikri seperti di atas, saya mencoba memahami konsep "Genesis" nya Quran ( penciptaan alam semesta yang kemudian titik klimaks nya adalah penciptaan 'Adam' sebagai 'proyek' rancang bangun prototip pertama dari ummat manusia ). Ada 2 butir pemikiran yang ingin saya sampaikan, yang merupakan pemahaman "baru" saya terhadap ayat-2 mengenai "Genesis" di dalam Quran: (A) Pertama-tama mengenai aspek "bahan baku": ------------------------------------------ Quran (sebagaimana juga Bible) menyebutkan bahwa manusia diciptakan dari 'tanah'. Kebetulan di dalam bahasa Ibrani (Hebrew), kata 'Adama' itu memang artinya +/- tanah-liat ( bahan untuk membuat benda-benda tembikar/keramik ). When I was 'young', memang secara "taqlid" saya ikuti saja tafsir "tradisional" mengenai disebutnya kata "tanah" sebagai "bahan baku" dari manusia di dalam Quran: Kebayang, pada saat itu, Tuhan "bermain-main" dengan tanah liat, lalu dikepal-jepal, dipilin-pilin, sehingga bentuknya menjadi mirip tubuh manusia, lalu ke dalamnya Tuhan "meniupkan ruh", maka kepalan tanah liat itu pun serta merta ter-transform menjadi manusia, the most 'sophisticated' creature. Tetapi setelah menelaah berbagai pustaka yang membahas aspek filsafat & sains mengenai makhluk hidup dan alam semesta ini, ditambah upaya perenungan, saya sampai pada kesimpulan/tafsir sbb. : => Menurut sains (biologi) bahan baku dari tubuh/jasad manusia adalah bahan-2 organik sebagaimana makhluk hidup lainnya Bahan organik: bahan yang salah satu cirinya merupakan susunan dari rantai Hidro-karbon (C-H). Salah satu ciri 'praktis' dari bahan organik: bisa dijadikan "bahan bakar": bila dibakar ( di"bakar" = direaksikan dengan oksigen pada temperatur tinggi ) akan menghasilkan energi/panas, dan/lalu akan terurai menjadi bahan-2 an-organik: CO2, CO, C, H2O (uap air) > Sepintas lalu tinjauan Science terasa tidak 'klop' dengan informasi kitab suci yang menyebutkan bahwa jasad manusia dibuat dari tanah! => Tetapi hal yang sering kita lupakan adalah bahwa jasad makhluk hidup memang kesannya *- terbuat dari bahan organik -*, tapi itu s.e.l.a.m.a makhluk hidup ini dalam keadaan "hidup". Begitu suatu organisme mati, dan jika dia "tergeletak" di atas, ato terkubur di dalam tanah, maka bakteri-2 pengurai akan segera menyerbu dan "memanfaatkan" jasad makhluk hidup itu, serta m.e.n.g.u.r.a.i kannya kembali menjadi zat-zat an-organik: C-H-O-N dsb. dsb. Kalau kita menguburkanm jasad manusia (ato kadang-2 juga jasad hewan) yang telah mati, kita akan mengatakan bahwa dalam waktu bbrp. bulan, jasad itu akan 'lenyap dan menjadi tanah' < kecuali bagian tulang-2 nya >. Orang-2 kristen (mungkin berdasarkan Al-Kitab) pada upacara pemakaman sering mengatakan: "Dust-to-Dust", sesuatu yang terbuat dari 'debu' akan kembali menjadi 'debu' lagi ... Jadi tafsir-an saya mengenai "tanah", bahan baku yang digunakan untuk membuat jasad manusia (juga jasad makhluk hidup lainnya) adalah = zat-zat An-organik. Jadi 'zat' tanah = zat An-organik! *** as simple & clear as that!!! *** => Sekali lagi, zat organik itu hanya eksis di dalam tubuh makhluk hidup yang MASIH hidup. Begitu sudah mati, jasad nya akan terurai kembali ke zat anorganik, zat 'tanah', zat 'bumi', dari mana kita semua berasal. Dengan kata lain selama suatu organisme hidup, ada suatu "kekuatan" yang bersifat "mempertahankan" (to hold together) zat-zat organik tadi sehingga tetap sebagai zat organik. Mekanisme "mempertahankan" ini secara biologi/biokimia, digambarkan berlangsung melalui proses metabolisme (proses-2 pertukaran materi & energi ). Sains sampai saat ini (dan saya yakin sampai kapanpun ) tidak mampu menjelaskan apa sebetulnya hakekat "kekuatan" yang 'hold-together' zat-zat organik di tubuh kita; yang jika menggunakan bahasa wahyu sangat mudah diungkapkan, yaitu : Nyawa! Nyawa lah yang merupakan sumber/kekuatan yang membuat organisme menjadi "hidup". Pada saat organisme itu mati, kita mengatakan bahwa Nyawanya telah meninggalkan jasadnya. Katakanlah jika pada saat t = t0, suatu organisme (termasuk manusia) dinyatakan mati secara biologis/medis, maka saya yakin dalam tempo beberapa milisecond sesudah t0, belum terjadi perubahan yang berarti pada susunan molekuler jasadnya; artinya sel-2 di dalam jaringannya umumnya masih 'utuh', sama dengan pada saat organisme tsb. masih dalam keadaan hidup. Perbedaannya adalah pada level "makro": pada hewan tingkat tinggi, keadaan 'mati' a.l. ditandai dengan berhentinya sinyal listrik pada jantung (ECG) serta sinyal listrik dari otak (EEG). Apa yang menyebabkan "sinyal" ini lenyap? / pertanyaannya bisa dibalik: apa yang membangkitkan sinyal EEG dan ECG pada manusia yang masih hidup? ujung-ujung nya nanti akan kembali pada sumber kehidupan itu: nyawa. Dari pemahaman di atas, bagi saya tidak lah terlalu "sulit" memahami ayat-2 yang menyebutkan proses terjadinya makhluk hidup: dalam kasus penciptaan Adam, juga penciptaan burung pada kisah salah satu Nabi: yaitu pertama-2 disiapkan jasadnya dulu yang dibuat dari zat anorganik. Sesudah itu lalu sang Pencipta "meniupkan ruh" ke dalam struktur/jasad ini, sehingga lalu berubah menjadi struktur/organisme yang hidup. *** Berbeda dari manusia yang diciptakan dari zat "tanah" atau "zat bumi", menurut Al-Quran, Malaikat diciptakan dari "cahaya", sedangkan iblis-syaitan serta jin diciptakan dari "api". Tafsiran saya: jika jasad manusia diciptakan dari materi, dalam hal ini zat anorganik, maka malikat sebetulnya adalah suatu wujudan/entitas "energi" ( cahaya adalah energi ). Demikian pula Iblis-syaitan, dan jin diciptakan sebagai wujudan (entitas) dari nyala api. Api di sini mungkin bisa ditafsirkan sebagai wujudan dari energi panas. Kalau kita menggunakan model gelombang elektromagnet, maka cahaya tampak merupakan bagian dari gelombang EM dengan frekuensi yang tinggi, sedang gelombang infra merah (IR) adalah bagian dari spektrum gelombang EM berfrekuensi rendah yang umumnya menimbulkan panas. *** (A) Kedua mengenai penciptaan "Sistem-Nilai" ---------------------------------------- Kalau membaca ayat-2 Genesis nya Quran, kita diberitahu bahwa peristiwa Iblis melakukan "pembangkangan" terhadap perintah Allah itu baru terjadi sesudah Adam (manusia) diciptakan. Apakah artinya sebelum itu Iblis belum pernah melakukan pembangkangan/pelanggaran yang lain? Juga sesudah itu, bahwa Iblis mendapat konsensi "HPH" untuk menggoda manusia, "ide proyek/pekerjaan" seperti ini baru "terfikir" oleh Iblis sesudah adanya manusia. Artinya sebelum manusia ada, apakah artinya Iblis punya kegiatan/pekerjaan lain (yang 'positif'/'bermanfaat')? :) ato-kah dia selama itu menjadi 'penganggur'? :) Dengan kata lain sebelum adanya manusia/Adam, bagi kita tidak jelas, apakah sebetulnya Iblis itu mahkluk yang 'baik' ataukah 'jahat' ataukah 'netral'? :) Lalu ditambah dengan episode, Adam dan Hawa memakan "buah terlarang", meskipun sudah dilarang oleh NYA. Point-nya adalah, ayat-2 di bagian ini meng-establish suatu sistem nilai (hukum/undang-2) yang baru dari Tuhan, yaitu: => perbuatan makhluk Tuhan disebut "baik" apabila itu sesuai dengan perintah NYA => dan disebut buruk apabila itu bertentangan dengan perintah NYA, atau melanggar larangan NYA *** 'Pemikiran' di atas saya coba 'sanggah sendiri' :) Masih pada kumpulan ayat-2 'Genesis' (yang a.l. ada di surat 2:Al-Baqarah): ketika Allah "presentasi project proposal" di depan para Malaikat, memberi tahu bahwa Dia punya proyek besar, akan menciptakan prototip makhluk baru yang dinamakan manusia, serta merta para Malaikat protes, ada yang skeptis, apakah Tuhan tidak 'khawatir' nanti makhluk baru yang diciptakan akan saling menumpahkan darah antara sesamanya? < pertanyaan Malaikat ini menarik, karena tafsiran menurut 'selera saya' : mungkin pada saat malaikat melihat 'presentasi dari Tuhan menggunakan software PowerPoint' dan Malaikat melihat desain 'bentuk fisik' makhluk baru tsb. kok 'mirip-2' dengan makhluk yang sudah ada sebelumnya: misalnya manusia-2 purba: Pithecanthropus erectus, Homo erectus dsb. yang kerjaan-nya tiap hari saling bertarung dan bunuh-membunuh dengan sesamanya ... : Makanya dari mereka keluar pertanyaan seperti itu, ini hanya spekulasi saya, tentu saja ... :) > *** The last thing, melihat kilas balik sejarah keberadaan manusia (homo sapiens) yang katakanlah sudah ada sekitar 10.000 atau 100.000 tahun di muka bumi ini, saya seringkali berfikir bahwa apa yang sudah dikhawatirkan para Malaikat di atas - koq - rasanya benar-2 terjadi: Kita ini mungkin satu-satunya spesies di muka bumi yang saling membunuh dan saling menumpah kan darah sesama kita, sesuatu yang bahkan jarang sekali terjadi pada makhluk-2 /hewan yang lebih rendah dari kita yang selama ini kita kita sebut hewan buas: Singa, Heyna, dsb. dsb. Wallaahu A'lam ----( IM )---------------------------------------------- --- In "Lina Dahlan" <[EMAIL PROTECTED]> wrote: > > Kalau dalam 'bahasa'nya yang arab, syaitan itu nama yang > diberikan kepada yang congkak dan membangkang: ini merujuk > kepada kisah bhw syaitan yang membangkang kepada perintah > Allah ketika disuruh sujud kepada Adam as, saking congkaknya. > > Syaitan sering juga disebut 'thagut' (QS4:76) karena sudah > melampaui batas mengangkat dirinya tuhan yg pantas disembah. > > Sedang iblis berarti mahluk yang berputus asa dari rahmat > Allah. 'Al-balas' dalam bhs arab berarti orang yg tidak > lagi memiliki sesuatu yg baik, dan kata ublisa berarti > putus asa dan bingung. > > Itu menurut bahasa. Dan ini menurut buku "Jin, Setan, dan > Iblis Menurut AlQur'an dan Sunnah" karya DR. Umar Sulaiman > Al-Asyqar. > > Syeithan itu adalah bagian dari dunia Jin. Dulunya mereka > sama saja tunduk kepada Allah juga. Namun ketika Allah > menciptakan Adam as, ada golongan jin yang membangkang, > dan itu kemudian dinamakan syeitan or iblis. Jadi, dalam > dunia jin itu ada juga jin yang baik ada juga yg 'jahil' > (=syeitan or iblis). > > Membaca buku ini, kadang saya senyum sendiri sedang teman > saya yang uga membacanya katanya serem dan takut...:-). > Saya tersenyum karena saya merasa lucu saja membayangkan > bhw jin mempunyai dunia/kehidupannya sendiri. > > wassalam, > > > --- In ppiindia@yahoogroups.com, Ahmad Syukri <syukrimt@> wrote: > > > > maaf mas, apa beda iblis sama syaitan, tq > > > > agussyafii <agussyafii@> wrote: > > Makna Berlindung Dari Syaitan > > > > Pada kolom Tanya Pak Ustad, Ibu Sahlan Wardoyo (dari Merak > > Banten) bertanya tentang makna ta`awudz, yakni berlindung > > kepada Allah dari godaan syaitan. Pertanyaan itu timbul > > karena ibu tersebut merasa kurang mampu melihat ciri-ciri > > godaan syaitan, karena dari orang yang dihormatipun muncul > > perbuatan yang dianggapnya kurang difahami, yakni seorang > > "guru" yang mestinya menjadi contoh kok juga seperti > > orang "kesetanan". Berikut ini tulisan tentang syaitan. > > > > Syaitan, status, tugas dan aktifitasnya > > > > Dalam al Qur'an sudah ditegaskan bahwa syaitan itu adalah > > makhluk terkutuk (ar rajim), musuh utama manusia (`aduwwun > > mubin) dan teman yang buruk (sa'a qarina). (Q/3:36, Q/4:38 > > dan Q/12: 5) Ia sudah diberi konsesi oleh Tuhan dengan > > berumur panjang, dan diberi peluang untuk menyesatkan manusia. > > > > Hanya saja kekuatan syaitan tidak akan mempan kepada > > orang yang beriman secara benar (ikhlas) kepada Allah > > (Q/15: 39-40). > > > > Dalam al Qur'an disebutkan berbagai aktifitas syaitan dalam > > menjerumuskan manusia, seperti: > > > > [a] menggelincirkan (Q/2:36), > > [b] menakut-nakuti dengan kemiskinan dan menyuruh > > kejahatan (Q/2:268), > > [c] menakut-nakuti dengan kekuatan group syaitan > > (Q/3:175), > > [d] menyesatkan (Q/4:60) > > [e] memberikan janji-janji kosong (Q/4:120), > > [f] membangkitkan permusuhan (Q/5:91), > > [g] merubah persepsi/menipu (Q/6:43), > > [h] membuat lalai (Q/6:68), > > [i] memberikan bisikan halus beracun/waswas (Q:7:20), > > [j] menggoda (Q/7:200), > > [k] melempar fitnah (Q/22:53), > > [l] mengajak ke jalan yang mencelakakan (Q/31:21), > > [m] menjerumuskan (Q/47:25), > > [n] menyusahkan (Q/58:10), > > [o] mengilhami (Q/6: 121). > > > > Dalam al Qur'an juga disebutkan bahwa kemubaziran, minuman > > keras dan keras hati merupakan media yang sangat efektif > > bagi syaitan dalam menjerat manusia.(Q/17:27, 5:90, dan 6:43) > > > > Pintu-Pintu Masuk syaitan ke dalam hati manusia. Menurut Imam > > Gazali dalam Ihya `Ulumuddin, hati manusia dilengkapi > > dengan dua satgas, yaitu: > > (1) satuan yang dapat dilihat dengan mata (kasat-mata, red.), > > > > ... dan ... > > > > (2) satuan yang (tidak - red.) kasat mata. > > Yang pertama terdiri dari fisik dengan semua organ fisik dan > > psikologis, dengan ujung tombak syahwat dan marah (ghodlob), > > dan ini menjadi kendaraan bagi syaitan, sedang yang kedua > > berupa ilmu, hikmah dan tafakkur, dan ini merupakan satgas > > yang mempunyai link dengan hidayah Allah. > > > > Menurut Al Gazali, sekurang-kurangnya ada sembilan pintu > > yang dapat dilewati syaitan untuk mempengaruhi hati > > manusia, yaitu: > > > > 1. Marah dan syahwat. > > 2. Kemewahan > > 3. Tamak dan dengki (al hirsh dan al hasad). > > 4. Perut kekenyangan, meski dengan makanan halal. > > 5. Sifat terburu-buru dan ketidak­tabahan dalam urusan. > > 6. Uang/harta > > 7. Sifat kikir dan takut miskin. > > 8. Fanatisme buta, terhadap golongan atau pendapat, > > serta kebencian kepada musuh. > > 9. Buruk sangka. > > > > Menurut sebuah hadis, syaitan itu merasuk ke dalam diri > > manusia bersama dengan aliran darah manusia. Oleh karena > > itu pola konsumsi manusia sangat erat hubungannya dengan > > intensitas kehadiran syaitan pada orang itu. Dalam hadis > > yang diriwayatkan oleh Abu Umamah, Nabi juga menceriterakan > > konsensi yang diberikan Tuhan kepada syaitan sbb. > > > > Ketika Iblis diusir dari sorga, syaitan meminta konsensi- > > konsensi kepada Tuhan, dengan berkata : Ya Tuhan, Engkau > > telah membuang kami ke bumi dengan status terkutuk, maka > > kami mohon agar engkau memberikan fasilitas untuk kami. > > > > Dalam hadis itu disebutkan bahwa Tuhan memberikan hal-hal > > sebagai berikut: > > > > 1. Kamar mandi/tempat mandi sebagai rumah tinggal syaitan. > > 2. Pasar dan persimpangan jalan sebagai majlis (tempat > > duduk-duduk) nya. > > 3. Semua makanan manusia yang tidak dibacakan basmalah > > sebagai makanannya, > > 4. Semua minuman keras sebagai minumannya, > > 5. Musik hedonis sebagai teropetnya > > 6. Puisi sebagai qur'annya, > > 7. Tatto sebagai tulisannya, > > 8. Dusta sebagai hadisnya, dan > > 9. Perempuan gelisah sebagai kailnya. > > > > Sangat menarik untuk direnungkan tentang pasar dan > > persimpangan jalan sebagai majlisnya syaitan. Pasar > > artinya tempat transaksi. Syaitan sangat aktif mengakses > > hati manusia, menghembuskan cara berfikir agar dalam > > transaksi memperoleh keuntungan sebanyak-banyaknya, > > meski harus berbuat curang. Di semua sektor transaksi > > ekonomi, mikro dan makro, cara berfikir syaitan itu > > sangat menggoda. > > > > Sedangkan persimpangan jalan, bisa difahami sebagai > > persimpangan jalan lalu lintas, bisa juga persimpangan > > jalan suksesi kepemimpinan. Di setiapkali terjadi > > pergantian kepemimpinan politik, lokal, nasional maupun > > international, cara berfikir syaitan selalu menggoda, > > yakni konspirasi jahat, sabotase dan manuver-manuver > > lain yang negatif. Dalam persimpangan zaman dari zaman > > orde baru ke zaman reformasi, syaitan betah sekali > > duduk-duduk di Senayan. > > > > Hadis lain menyebutkan bahwa manusia dapat dibagi menjadi > > tiga golongan kualitas: > > > > [1] Manusia Binatang, yakni mereka yang berhati tetapi > > hatinya tak berfungsi sebagai alat memahami, punya > > telinga, tetapi tak berfungsi untuk membedakan mana > > nasehat dan mana larangan, punya mata, tetapi tak > > berfungsi untuk membedakan mana yang halal dan mana > > yang haram. Mereka tak ubahnya binatang ternak, > > bahkan lebih rendah lagi. > > > > [2] Manusia syaitan; yaitu mereka fisiknya manusia tetapi > > hatinya iblis. Mereka tidak berperikemanusiaan dan > > tidak pula berperikebinatangan. Mereka merupakan > > perpaduan antara kecerdikan manusia dan kebuasan > > binatang. > > > > [3] Manusia pilihan; yang selalu dalam naungan rahmat > > Tuhan. > > > > Hadis lain menceriterakan bahwa suatu hari syaitan mendatangi > > Nabi Isa, menggodanya. Nabi Isa bertanya, "wahai Iblis, apakah > > engkau tidak mengenalku sehingga engkau menggodaku?" Iblis > > menjawab: "Sesungguhnya aku tahu bahwa engkau seorang Rasul > > yang ma`sum, yang tak mempan godaan syaitan, tapi yahÂ…, siapa > > tahu? namanya juga usaha!" Nabi Isa kemudian bertanya, > > "Wahai Iblis, di matamu, manusia itu apa?" Iblis menjawab. > > "Bagi saya, manusia itu ada tiga kelas: > > > > --> Pertama, orang yang selalu bikin susah, karena > > setiap kali di goda, sudah hampir berhasil, > > tiba-tiba ingat kepada Allah, jadi buyarlah > > usaha saya. > > > > --> Kedua, orang yang bagi saya seperti bola di > > tangan anak-anak, mudah dipermainkan. > > > > --> Ketiga; orang ma`sum seperti anda. > > > > Wallohu a1lamu bissawab. > > > > Wassalam, > > agussyafii > > > > <http://mubarok-institute.blogspot.com> > > *************************************************************************** Berdikusi dg Santun & Elegan, dg Semangat Persahabatan. Menuju Indonesia yg Lebih Baik, in Commonality & Shared Destiny. http://groups.yahoo.com/group/ppiindia *************************************************************************** __________________________________________________________________________ Mohon Perhatian: 1. Harap tdk. memposting/reply yg menyinggung SARA (kecuali sbg otokritik) 2. Pesan yg akan direply harap dihapus, kecuali yg akan dikomentari. 3. Reading only, http://dear.to/ppi 4. Satu email perhari: [EMAIL PROTECTED] 5. No-email/web only: [EMAIL PROTECTED] 6. kembali menerima email: [EMAIL PROTECTED] Yahoo! Groups Links <*> To visit your group on the web, go to: http://groups.yahoo.com/group/ppiindia/ <*> To unsubscribe from this group, send an email to: [EMAIL PROTECTED] <*> Your use of Yahoo! Groups is subject to: http://docs.yahoo.com/info/terms/