Merdeka atau (Masih) Terjajah? 

Oleh : 

  Bustanuddin Agus
Guru Besar Sosiologi Agama Universitas Andalas
  Dalam peringatan HUT RI ke-61 ini, perlu direnung kembali apakah sebenarnya 
yang dinamakan kemerdekaan itu. Tanggal 17 Agustus 1945, Indonesia memang telah 
memproklamirkan kemerdekaannya. Indonesia tidak mau dijajah lagi oleh Belanda 
atau oleh kekuatan asing mana pun. Walau demikian, Belanda memang ingin kembali 
menjajah. Ia membonceng dengan tentara Inggris yang masuk ke Indonesia untuk 
melucuti senjata Jepang. 
  Ia juga melancarkan agresi dengan kekuatan persenjataannya dan dilawan oleh 
bangsa Indonesia yang tidak mau dijajah lagi dengan senjata bambu runcing. 
Dengan harta, darah, dan nyawa dalam perlawanan bersenjata serta perjuangan 
diplomasi, penjajahan Belanda dapat diakhiri. Perjanjian Roem-Royen dan 
Konferensi Meja Bundar bulan Oktober 1949 adalah tonggak sejarah mengakhiri 
pendudukan asing itu.
  Penjajahan klasik
Penjajah Belanda, terutama di Jawa dan Madura, telah bercokol selama tiga 
setengah abad. Mereka datang dengan kapal dari negerinya, nun jauh di Eropa 
sana. Serikat dagang VOC memasuki pelabuhan Sunda Kelapa tahun 1602. Mereka 
datang dengan kedok untuk berdagang, tapi juga disertai tentara dam misionaris 
(gospel) untuk merebut glory dan gold. Sebelumnya, ekspedisi Potugis juga sudah 
berusaha merebut Aceh dan Maluku. Inggris juga pernah menduduki Bengkulu.
  Penjajahan Jepang, walaupun hanya berlangsung selama tiga setengah tahun, 
tapi membunuh ratusan ribu pemuda Indonesia akibat kerja paksa Romusha. 
Kemiskinan sangat menyengsarakan rakyat karena makanan, pakaian dan lainnya 
dikumpulkan untuk memenangkan Perang Asia Timur Raya. Penjajah fasis ini juga 
memaksakan rakyat menyembah matahari terbit, tempat tuhan Amaterasu mereka.
  Penjajah Belanda, menurut sejarawan Perancis, CH Bosquet, lebih mengutamakan 
motivasi mengumpulkan gold, kekayaaan sebanyak-banyaknya dari pada 
mengembangkan budaya dan bahasanya. Berbeda dengan Inggris dan Potugis yang 
juga mementingkan penjajahan budaya. Bahasa adalah pintu masuk ke hegemoni 
budaya. Sehingga rakyat bekas jajahan Inggris, sebagaimana juga jajahan 
Portugis, Spanyol, dan Perancis, menguasai bahasa penjajah. 
  Prancis memaksakan kepada anak-anak sekolah daerah jajahannya untuk 
menghafalkan semboyan 'nenek moyang kami andalah orang-orang Gaul berambut 
pirang'. Jangankan agama dan adat istiadat mereka akan mereka hayati, keturunan 
dan warna kulit pun diajar untuk diingkari. Di semenanjung Iberia, Spanyol 
melancarkan kristenisasi dan ethnic cleansing terhadap kaum Muslimin dengan 
semangat Reqonquesta tahun 1492. Hatta sampai ke Filipina pun, kaum Muslimin 
yang mereka buru. Filipina, bekas jajahan Spanyol dan Timor Timur bekas jajahan 
Portugis, hampir semua penduduknya beragama Katolik.
  Melakukan tanaman paksa dan membeli hasil bumi Indonesia dengan harga amat 
murah, dan monopoli, disertai dengan ancaman senjata, adalah penjajahan yang 
mudah dipahami oleh setiap bangsa terjajah. Penjajahan begini adalah penjajahan 
klasik. Mereka tinggal (berkoloni) di negeri orang, sehingga dinamakan 
kolonialis. Mereka malah menguasai negeri lain secara politik dan ekonomi 
sehingga mereka juga dinamakan imperialis (emperor adalah raja diraja wilayah 
yang sangat luas). 
  Penjajahan modern
Proklamasi kemerdekaan diikuti pula oleh momen the Universal Declaration of 
Human Rights tanggal 10 Desember 1948 oleh PBB. Deklarasi itu menyatakan tidak 
boleh lagi ada penjajahan dan exploitation de l'homme par l'homme. Sampai 
sekitar tahun 1950, negara-negara jajahan sudah meraih kemerdekaannya, walaupun 
penjajahan masih ada sesudah deklarasi PBB tersebut, seperti di Timor Timur dan 
Fiji menjelang abad ke-21 ini. Pertanyaannya sekarang, betulkan negara-negara 
jajahan tersebut, khususnya Indonesia, sudah merdeka? 
  Untuk menjawab pertanyaan ini, perlu dijawab terlebih dahulu apakah yang 
dimaksud dengan merdeka itu? Pejajahan dalam pandangan awam memang hanya berupa 
pendudukan asing dan meraup kekayaan dari daerah jajahan. Tapi ini pengertian 
awam dan hanya kecenderungan Belanda dalam menjajah.
  Inggris, Prancis dan Portugis tidak hanya melakukan penjajahan ekonomi dan 
militer, tapi juga pemikiran, agama dan kebudayaan. Mereka berpikiran bahwa 
untuk menyuskseskan penjajahan ekonomi, perlu diperkuat dengan penjajahan 
pemikiran dan budaya. Kondisi sebaliknya lah yang lebih benar: penjajahan 
pemikiran, agama dan budaya jauh lebih berbahaya dan lebih dahsyat dari 
penjajahan ekonomi. 
  Dalam era globalisasi, bumi ini sudah merupakan desa kecil karena kecanggihan 
tranportasi dan teknologi komunikasi. Setelah runtuhnya Uni Soviet dan 
berakhirnya perang dingin, Amerika dan sekutunya menjadikan Islam dan umatnya 
serta masyarakat berbudaya Konfusius sebagai musuh baru (Huntington 1992). Tapi 
menghadapi Islam diperkuat dengan trauma Perang Salib. Trauma Perang Salib 
hanya sebagai simbol. Simbol ini diperkuat lagi dengan simbol tragedi 11 
September. Perang dilancarkan untuk menghancurkan apa yang mereka namakan Islam 
fundamentalis atau Islam militan yang mereka indentikkan dengan teroris.
  Di samping itu, dengan semangat Renaissansnya, semangat menyingkirkan peran 
agama dari kehidupan bermasyarakat, konflik antara Islam dan Barat merambah ke 
bidang pemikiran. Barat mengusung pemikiran sekularisme, sedangkan Islam 
mengajarkan bahwa agama atau petunjuk Allah SWT harus dipedomani dalam 
menjalani segala aspek kehidupan di dunia ini. Barat yang dimotori Amerika 
menyebarkan paham pasar bebasnya.
  Demokrasi liberal, individualisme, dan liberalisme mereka kembangkan ke 
seantero dunia. Dengan penguasaan media, dunia pendidikan, dan ekonomi. 
Penjajahan pemikiran ini menyebar cepat dan luas di dunia, termasuk Indonesia. 
  Pendukung sekularisme dan liberalisme dari kalangan sendiri di Indonesia ini 
telah berani mengeluarkan kata-kata kasar memprotes fatwa MUI Pusat kepada 
bangsa ini. Provinsi, kabupaten, dan kota yang ingin membangun daerahnya dengan 
mengambil inspirasi dari ajaran agama, dituduh sebagai bertentangan dengan 
konstitusi. Menggolkan tujuan pendidikan untuk meningkatkan keimanan dan 
ketakwaan kepada Tuhan Yang Maha Kuasa saja demikian alot dan sulit di negeri 
yang katanya sudah merdeka ini. Beginikah yang namanya merdeka?


                               BERITA LAIN         •   DPR: Yang Terlibat 
Lapindo Harus Diminta Pertanggungjawabannya

         •   Presiden : Pemerintah tidak Tebang Pilih dalam Berantas Korupsi

         •   Presiden : Pemerintah tidak Bermaksud Perbesar Kekuatan TNI

         •   Bashar : Perdamaian hanya Dapat Dicapai dengan Kekuatan

         •   Menko Perekonomian tak Tahu Sumber Dana Pengiriman Pasukan TNI ke 
Lebanon

         •   Ahmadinejad Tolak Resolusi Nuklir PBB

         •   Iran Ancam Gempur Tel Aviv jika Diserang

         •   Produk Impor tak Goyahkan PIK Pulogadung

         •   Bantul Jual Beras Organik ke Jakarta 

         •   381 Napi Jateng Dapat Remisi

                        •        Edisi Kemarin                 -->         
                 http://www.republika.co.id/kolom_detail.asp?id=260680&kat_id=16


The great job makes a great man
  pustaka tani 
  nuraulia

                        
---------------------------------
Do you Yahoo!?
 Everyone is raving about the  all-new Yahoo! Mail Beta.

[Non-text portions of this message have been removed]



***************************************************************************
Berdikusi dg Santun & Elegan, dg Semangat Persahabatan. Menuju Indonesia yg 
Lebih Baik, in Commonality & Shared Destiny. 
http://groups.yahoo.com/group/ppiindia
***************************************************************************
__________________________________________________________________________
Mohon Perhatian:

1. Harap tdk. memposting/reply yg menyinggung SARA (kecuali sbg otokritik)
2. Pesan yg akan direply harap dihapus, kecuali yg akan dikomentari.
3. Reading only, http://dear.to/ppi 
4. Satu email perhari: [EMAIL PROTECTED]
5. No-email/web only: [EMAIL PROTECTED]
6. kembali menerima email: [EMAIL PROTECTED]
 
Yahoo! Groups Links

<*> To visit your group on the web, go to:
    http://groups.yahoo.com/group/ppiindia/

<*> To unsubscribe from this group, send an email to:
    [EMAIL PROTECTED]

<*> Your use of Yahoo! Groups is subject to:
    http://docs.yahoo.com/info/terms/
 


Kirim email ke