RIAU POS Pasukan Garuda ke Libanon Pekan Depan Jumat, 18 Agustus 2006
Anggaran Pemberangkatan Jadi Rp374 M JAKARTA (RP)- PBB dipastikan memasukkan Indonesia dalam daftar negara yang diminta paling awal mengirimkan pasukan penjaga perdamaian ke Libanon. Pasukan Garuda TNI akan bergabung dalam 5 ribu dari rencana 15 ribu pasukan perdamaian PBB dari berbagai negara. Menlu Hassan Wirajuda mengatakan, Dewan Keamanan (DK) PBB telah mengundang sejumlah negara kontributor, termasuk Indonesia. ''Indonesia diharapkan mengirimkan pasukannya (ke Libanon) dalam 1-2 pekan ini,'' katanya di Istana Merdeka, Jakarta, kemarin. Dengan demikian, pasukan Garuda akan diberangkatkan paling cepat pekan depan. Menurut Wirajuda, DK PBB berencana menggelar pasukan di Lebanon Selatan. Saat ini baru diinventarisasi 5 ribu personel dari sejumlah negara, terutama Uni Eropa dan negara-negara Asia, termasuk Indonesia. Penempatan pasukan perdamaian itu, ungkap dia, akan dilakukan secara paralel bersamaan dengan gelar 15 ribu pasukan Libanon dan penarikan tentara Israel dari wilayah Libanon Selatan. ''Saat ini kita masih menunggu hasil rapat Department of Peace Keeping Operation DK PBB di New York,'' ujarnya. ''Kemarin Dubes Indonesia di PBB menemui asisten Sekjen PBB untuk melaporkan persiapan kita. PBB berharap pasukan kita digelar lebih awal bersama sejumlah pasukan dari Uni Eropa,'' lanjut Wirajuda. Bersamaan itu, terang dia, Pemerintah Indonesia juga terus melakukan pembicaraan dengan sejumlah pemimpin negara sahabat. Misalnya, pada 13 Agustus lalu, Presiden Susilo Bambang Yudhoyono (SBY) berbicara dengan PM Libanon Fuad Siniora untuk menegaskan niat Indonesia berpartisipasi dalam proses perdamaian di sana. ''Dengan Israel, kita tidak punya jalur komunikasi sehingga tidak kita lakukan,'' katanya. Sementara itu, KSAD Jenderal TNI Djoko Santoso akan menginspeksi apel kesiapsiagaan pasukan Garuda di Markas Divisi I Kostrad, Cilodong, Bogor, hari ini. Pasukan yang dikirim terdiri atas batalyon mekanis dan zeni tempur. Mereka dilengkapi empat Panser Komando (V-150 CO), empat Panser Angkut Personel (V-150 AP), 12 Panser Intai (V-150 Tai), 14 unit Panser Serbu (VAB), serta 12 Panser Serbu (Panhard). Selain itu, satu unit jip Kia, satu tangki air, dua Taft GT (jip), sepuluh unit truk Isuzu, dan dua kendaraan pemeliharaan (Ranhar). TNI juga menyertakan satu alat berat back loader, satu forklift (AT), 10 truk Liaz, satu kendaraan bengkel, dua unit ambulans, tiga unit jip Kia, dan satu unit tangki BBM. Anggaran pemberangkatan pasukan ini dipastikan membengkak dari Rp300 miliar menjadi Rp374 miliar. Menko Polhukam Widodo AS telah mengundang pimpinan Komisi I DPR untuk berkoordinasi membahas pencairan dana itu di gedung Dephan, Jakarta, Rabu lalu. Menurut Ketua Panitia Anggaran Komisi I DPR Happy Bone Zulkarnain, dana itu akan diambil dari pos anggaran khusus. ''Yang jelas, tidak akan membebani anggaran Dephan dalam APBN. Kita sudah pikirkan caranya dan koordinasikan dengan Menkeu,'' katanya. Ambil Alih Wilayah yang Dikuasai Israel Sementara itu dari Marjayoun dilaporkan, seperti yang dijadwalkan, pasukan Libanon dengan dukungan tank dan kendaraan lapis baja mereka, tiba di kota Marjayoun, sebelah selatan Sungai Litani, kemarin. Ribuan pasukan Libanon yang berdatangan dari beberapa titik itu siap mengambil alih wilayah yang semula dikuasai pasukan Israel. Sementara, pasukan penjaga perdamaian PBB paling cepat baru tiba di Libanon Selatan, pekan depan. Kedatangan sekitar 15.000 pasukan Libanon di kawasan selatan tersebut menandai kedaulatan penuh negeri Emile Lahoud itu atas seluruh wilayahnya, untuk kali pertama. ''Kami sudah harus siaga di sepanjang Blue Line dalam waktu 24 jam,'' kata Jenderal Charles Shikhani, komandan area Marjayoun. Blue Line adalah garis demarkasi yang ditetapkan PBB untuk membatasi wilayah Libanon dan Israel. Rencananya, pasukan Libanon akan menempati 30 desa, termasuk tujuh yang terletak di perbatasan Israel. Namun, sesuai keputusan Kabinet Rabu lalu, pasukan Libanon tidak akan memburu atau melucuti senjata gerilyawan Hizbullah. Misi yang mereka usung hanyalah mengawasi gencatan senjata sampai pasukan penjaga perdamaian PBB tiba di Libanon Selatan. ''Tidak akan ada konfrontasi antara pasukan Libanon dan gerilyawan Hizbullah. Itu bukanlah misi pasukan kami,'' tegas Menteri Informasi Ghazi Aridi, kendati dalam resolusi Dewan Keamanan (DK) PBB Jumat lalu dituliskan agar Pemerintah Libanon segera melucuti senjata Hizbullah. Menurut Presiden Libanon Emile Lahoud yang pro Suriah, pihaknya tidak akan pernah melucuti senjata gerilyawan Hizbullah. Dia menganggap, tindakan semacam itu akan sangat ''memalukan''. ''Hizbullah adalah satu-satunya kekuatan Arab yang mampu memberikan perlawanan sebanding terhadap Israel. Oleh karena itu, melucuti senjata mereka merupakan suatu tindakan yang sangat memalukan,'' papar Lahoud. Sejumlah pihak meramalkan, sekitar 900.000 pejuang Hizbullah itu sudah mulai kembali ke kota-kota Libanon dan membaur dengan warga. Sementara, komandan pasukan PBB Jenderal Alain Pellegrini melaporkan, pasukannya baru akan tiba di Libanon Selatan, awal pekan ini. ''Kami mengharapkan unit pertama pasukan penjaga perdamaian PBB tiba di kawasan ini, awal pekan depan. Pasukan Sementara Penjaga Perdamaian PBB untuk Libanon (UNIFIL) kali ini, akan sangat berbeda dengan yang pertama. UNIFIL yang lama sudah mati. Sedangkan, yang baru akan jauh lebih kuat dengan dukungan lebih banyak orang,'' terangnya. Seiring berkibarnya bendera Libanon di kawasan selatan, warga yang mengungsi karena perang mulai kembali ke kampung halaman mereka. Namun, kembalinya ribuan warga sipil ke kawasan yang luluh lantak oleh perang tersebut justru akan mendatangkan krisis kemanusiaan yang lebih besar.(ap/afp/rtr/bbc/hep/jpnn) Oleh karena itu, badan-badan kemanusiaan menyerukan kepada militer Israel untuk menghentikan blokade udara dan laut mereka atas Libanon. Pada saat yang bersamaan, pesawat Libanon Middle East Airlines dengan 140 penumpang dilaporkan mendarat di bandara Beirut. Kemarin pagi, pasukan Israel dilaporkan sudah mulai menyerahkan kekuasaan kepada UNIFIL yang lama. Menurut militer Israel, lebih dari 50 persen kawasan Libanon Selatan yang semula mereka duduki sudah diserahkan kepada pasukan PBB. ''Sejauh ini, pasukan Israel sudah menepati komitmennya. Resolusi DK PBB menyerukan pembentukan zona bebas Hizbullah di sebelah selatan Sungai Litani. Jika itu tidak ditepati, berarti ada pelanggaran resolusi,'' tutur jubir Deplu Israel Mark Regev.(ap/afp/rtr/bbc/hep/jpnn [Non-text portions of this message have been removed] *************************************************************************** Berdikusi dg Santun & Elegan, dg Semangat Persahabatan. Menuju Indonesia yg Lebih Baik, in Commonality & Shared Destiny. http://groups.yahoo.com/group/ppiindia *************************************************************************** __________________________________________________________________________ Mohon Perhatian: 1. Harap tdk. memposting/reply yg menyinggung SARA (kecuali sbg otokritik) 2. Pesan yg akan direply harap dihapus, kecuali yg akan dikomentari. 3. Reading only, http://dear.to/ppi 4. Satu email perhari: [EMAIL PROTECTED] 5. No-email/web only: [EMAIL PROTECTED] 6. kembali menerima email: [EMAIL PROTECTED] Yahoo! Groups Links <*> To visit your group on the web, go to: http://groups.yahoo.com/group/ppiindia/ <*> To unsubscribe from this group, send an email to: [EMAIL PROTECTED] <*> Your use of Yahoo! Groups is subject to: http://docs.yahoo.com/info/terms/