http://www.balipost.co.id/balipostcetak/2006/8/24/pa1.htm


Kebangkitan Vietnam Bisa Ancam Pariwisata Bali
 
Vietnam kini menggebu menggarap sektor pariwisatanya. Bahkan, negara yang 
didirikan mendiang Ho Chi Minh tersebut, menjadikan pariwisata sebagai 
primadona pendapatan nasionalnya. Hasilnya sudah terbukti, dengan kunjungan 
wisatawan ke negeri itu terus membubung. Apa kiat mereka, dan bagaimana 
dampaknya terhadap kepariwisataan Bali? Berikut laporan wartawan Bali Post Alit 
Sumertha yang sempat mengunjungi negeri tersebut selama sepekan atas undangan 
Kementerian Budpar bekerja sama dengan BTB (Bali Tourism Board).

----------------------------------------------------

Setelah sempat mengelilingi sejumlah tempat di Vietnam beberapa hari, tak 
banyak yang menarik dari negeri tersebut. Bahkan kalau mau jujur, Bali memiliki 
banyak keunggulan dibandingkan objek yang dijual Vietnam. Namun kenyataan 
berkata lain. Vietnam justru kini dibanjiri wisatawan maupun pelaku bisnis dari 
berbagai belahan dunia, termasuk Indonesia sendiri.

Lantas apa yang menarik sehingga wisatawan serta berbagai kegiatan bisnis 
tumpah ruah ke negeri bekas jajahan Prancis dan Amerika itu? Menurut Konjen RI 
di Vietnam Wayan Jaya Susila, sebenarnya tak banyak objek menarik dan indah di 
negeri tersebut. Wisata negeri tersebut justru menjual objek pasar, sungai yang 
agak keruh serta bekas peninggalan perang. ''Keindahan alam masih jauh kalah 
dengan Bali,'' tegas pria kelahiran Petiga, Marga, Tabanan yang sudah dua tahun 
lebih di Vietnam ini.

Pemerintah Vietnam, tambahnya, sangat jeli dan cerdas mengelola potensi yang 
dimiliki. Meski tak begitu indah, namun semuanya dikemas dengan baik dan apik. 
Bukan itu saja, sarana dan prasarana disiapkan secara maksimal. Untuk 
pariwisata, pemerintah setempat menyediakan anggaran sampai 13,2 milyar dolar 
AS.  Luar biasa!

Potensi yang boleh dikatakan tak seberapa itu pun disulap sedemikian rupa 
sehingga menjadi daya tarik yang besar. Ambil contoh, lubang-lubang berupa goa 
bekas pertahanan masyarakat ketika melawan pasukan asing, ditata sedemikian 
rupa. Jalan hingga fasilitas menuju objek di tengah hutan yang berlokasi di Cu 
Chi Tunnel itu, ditata begitu apik. 

Pesawat terbang, tank dan bangkai perang lainnya, juga dikumpulkan dalam Museum 
War Remnants, tak jauh dari kota Ho Chi Minh, untuk dijual kepada wisatawan. 
Untuk objek alam, Sungai Saigon yang lebar dan berair keruh, juga dijual dalam 
paket berperahu sambil makan malam. Delta Mekong yang menjadi pusat pertanian, 
menjadi objek kunjungan yang tak kalah menarik. 

Semuanya dijual dengan harga murah, sehingga menarik wisatawan. ''Bayangkan 
saja untuk city tour dijual cuma 3 dolar AS,'' tambah Jaya Susila, yang 
dibenarkan pemandu wisata yang mengantar rombongan, Nguyen Tan Truc. Tak sampai 
di sana, pasar tradisional yang terkenal Ben Thanth Market juga tak lepas dari 
sentuhan pemerintah. Pasar yang cukup luas dan menjadi one stop shopping itu, 
kini dibanjiri wisatawan baik lokal maupun asing.

Meningkatnya kunjungan, juga didukung dengan sistem keamanan yang sangat baik 
serta berbagai kemudahan yang diberikan pemerintah setempat. Transportasi udara 
dan pelabuhan lautnya, juga disempurnakan. Wisatawan yang datang, sejak tiba di 
bandara sudah mendapat pelayanan ramah dari petugas setempat. Alhasil, bukan 
hanya turis saja yang berdatangan, juga pelaku bisnis dengan kantor-kantor 
perdagangan berdiri megah di pusat kota Ho Chi Minh, maskot Vietnam.

Kini Vietnam boleh berbangga. Sebab, bukan hanya wisatawan yang membludak, juga 
dunia usaha meningkat pesat. Pertumbuhan ekonominya mencapai 12 persen, 
mendekati pretasi Cina. Pariwisatanya juga sangat menjanjikan dengan 
pertumbuhan setiap tahun rata-rata di atas 10 persen. Kini wisatawan asing yang 
ke Vietnam sekitar 4,5 juta orang setahunnya. Khusus yang ke Ho Chi Minh saja, 
dua juta orang. 

Mereka kebanyakan dari Jepang, Korea, Thailand dan Eropa, termasuk Amerika. 
''Wisatawan Indonesia masih sedikit. Kebanyakan yang datang untuk berbisnis,'' 
tambah Jaya Susila. 

Lantas apa dampak dari kebangkitan pariwisata Vietnam tersebut khususnya bagi 
Bali yang juga 80 persen napasnya menggantungkan pariwisata? Sejumlah pelaku 
pariwisata melihat, prestasi Vietnam ini patut dijadikan contoh. Namun, 
sekaligus bisa menjadi ancaman. Sebab, dengan bergesernya wisatawan ke Vietnam, 
jelas bisa mempengaruhi pariwisata Bali kalau tak segera dilakukan pembenahan. 
''Bisa saja ada pergeseran kunjungan ke Vietnam,'' ujar praktisi pariwisata 
Cok. Oka Ardana Sukawati dan I Gusti Kompyang Aya dari BTB, yang ikut dalam 
tour tersebut.

Keduanya mengatakan sejumlah negara tetangga kini begitu gencar menggarap 
pariwisata. Apalagi kontribusi pariwisata sangat besar, baik sisi devisa maupun 
penyerapan tenaga kerja dan peningkatan ekonomi masyarakat. Kebangkitan 
Malaysia, Cina dan kini disusul Vietnam, tak bisa dipandang sebelah mata. 
''Kita semua mesti segera berbuat,'' tambahnya. (*)


[Non-text portions of this message have been removed]



***************************************************************************
Berdikusi dg Santun & Elegan, dg Semangat Persahabatan. Menuju Indonesia yg 
Lebih Baik, in Commonality & Shared Destiny. 
http://groups.yahoo.com/group/ppiindia
***************************************************************************
__________________________________________________________________________
Mohon Perhatian:

1. Harap tdk. memposting/reply yg menyinggung SARA (kecuali sbg otokritik)
2. Pesan yg akan direply harap dihapus, kecuali yg akan dikomentari.
3. Reading only, http://dear.to/ppi 
4. Satu email perhari: [EMAIL PROTECTED]
5. No-email/web only: [EMAIL PROTECTED]
6. kembali menerima email: [EMAIL PROTECTED]
 
Yahoo! Groups Links

<*> To visit your group on the web, go to:
    http://groups.yahoo.com/group/ppiindia/

<*> To unsubscribe from this group, send an email to:
    [EMAIL PROTECTED]

<*> Your use of Yahoo! Groups is subject to:
    http://docs.yahoo.com/info/terms/
 


Kirim email ke