RRRRRRRRRRRRRRRRRRRRRRRRRRRRRRRRRRRRRRRRRRRRRRRRRR
Komentar:
========
Melihat kenyataan begini, orang bisa ketawa terpingkel-pingkel, - tapi
bisa juga menangis tersedu-sedu mengamati negeri dan bangsa yang
konon sangat "religius" ini . . .

RedTOLERANSI.RRRRRRRRRRRRRRRRRRRRRRRRRRRRRRRRRRRRRRR

Janji Dulu Perawan Berlalu

[image: Ilustrasi "Janji Dulu Perawan Berlalu" (GATRA/Fritz Pelenkahu)]Tidak
semua transaksi nikah kontrak berjalan mulus. Perkawinan Yusup Ibrahim, 22
tahun, dengan Desy Febrianty, 15 tahun, di Cisaat, Sukabumi, misalnya,
berujung di kantor polisi setempat. "Saya kecewa karena dia tidak seperti
yang dijanjikan," kata Yusup ketika menyampaikan pengaduan, pertengahan
Desember silam.

Pria pengusaha asal Riyadh, Arab Saudi, itu datang ke Indonesia sebagai
turis. Selama di Sukabumi, dia menyewa Vila Anggun di kawasan wisata Situ
Gunung, Kadudampit. Beberapa hari di Sukabumi, Yusup berhasrat menyalurkan
libidonya. Karena tak mau berzina, dia minta bantuan kenalannya, Ustad Hasan
Ali, mencarikan calon istri.

Kebetulan Hasan Ali saat itu memang punya "stok" yang berasal dari temannya,
Siti. Adalah Desy Febrianty, yang sehari-hari tinggal di rumah Siti, yang
ditawari menjadi calon istri Yusup. Gadis 15 tahun ini tinggal di rumah Siti
sejak lulus SMP, pertengahan tahun lalu.

Ketika dipertemukan dengan Yusup, Desy sempat bimbang. "Saya ragu, mau
tidak. *Nggak* juga tidak," kata Desy. Melihat gelagat ini, Hasan Ali
berusaha meyakinkan Desy. "*Udah,* jadikan saja. Dia setuju membayar Rp 8
juta," tutur Hasan.

Setelah berpikir beberapa saat, Desy akhirnya setuju. "Saya pikir, dengan
uang sebanyak itu saya bisa membantu keluarga saya," ujar Desy. Lagi pula,
pernikahan itu tidak akan berlangsung lama karena izin tinggal Yusup di
Indonesia toh segera berakhir.

Selain itu, beberapa hari sebelumnya, Desy juga hampir melangsungkan
pernikahan dengan pria Arab yang dikenalnya di rumah Siti. Lagi-lagi Siti
yang mengenalkannya dengan pria Arab bernama Abdullah itu. "Kamu bisa dapat
uang banyak, padahal kamu jadi suaminya *nggak* lama-lama," bujuk Siti. Desy
mengaku baru setuju menikah dengan pria Arab itu bila sudah mendapat izin
dari orangtuanya.

Kendati sudah menyatakan setuju, toh Abdullah tidak pernah datang ke rumah
Desy di Kampung Sukasar, Cisaat, Kabupaten Sukabumi. Alhasil, rencana
perkawinan itu pun buyar. Maka, saat Siti datang kembali ke rumahnya
mengabarkan ada pria Arab berniat menikahi Desy, Ubad, sang ayah, sempat
ragu-ragu.

"*Nggak* apa-apa, anaknya juga sudah mau. Sekarang kita tinggal berangkat ke
sana. Semuanya sudah dipersiapkan," Siti merayu. Menjelang magrib, Siti,
Ubad, dan Empur (ibunda Desy) berangkat ke Vila Anggun.

Sesampai di sana, kedua orangtua Desy kembali kaget. Pasalnya, wali nikahnya
sudah ada. "Datang ke sana saya cuma disuruh menandatangani surat nikah,"
kata Ubad. Akad nikahnya sudah berlangsung pukul empat sore. Selepas isya,
kedua orangtua Desy kembali ke rumah. Di vila itu hanya tinggal Desy dan
Yusup.

Tanda-tanda keretakan perkawinan ini langsung terlihat beberapa saat setelah
pasangan itu masuk ke peraduan. Usai melaksanakan hajatnya, Yusup pasang
muka masam. "Saya jadi takut. Dia kan badannya besar," tutur Desy. Pagi
harinya, Desy langsung kabur. Dia sempat bersembunyi di rumah temannya
sebelum kembali ke rumah orangtuanya, selang sehari kemudian. Beberapa saat
di rumah, datang polisi menjemputnya.

Rupanya, Yusup mengadukan istrinya itu ke polisi lantaran sudah tidak
perawan lagi ketika melayaninya pertama kali. "Padahal, saya membayar
sebanyak itu karena dibilang dia masih perawan," kata Yusup. Karena merasa
tertipu, Yusuf meminta uangnya dikembalikan. Pria bertubuh gemuk dengan
wajah berewokan ini menuduh Desy bersama kedua orangtuanya dan penghulu
Ustad Hasan Ali memang berencana menipunya.

Pengaduan serupa diterima Polda Metro Jaya, Maret lalu. Seorang pria Arab
juga mengadukan pasangannya karena sudah tidak *ting-ting* lagi saat malam
pertama. Abdullah, sebut saja begitu, mengaku membayar Rp 2 juta untuk kawin
kontrak selama seminggu dengan seorang gadis asal Sukabumi. Ia mengaku
dikibuli perantaranya yang berjanji memberikan gadis perawan.

Ulah calo kadang-kadang memang membuat kawin kontrak jadi bermasalah. Mereka
tidak segan menyewa orang untuk berperan sebagai orangtua gadis yang
ditawarkan. Karena tidak mengerti bahasa, antara pengantin pria dan wanita
tidak saling mengetahui kesepakatan yang dibuat calo.

Tak hanya penduduk lokal. Pelaku yang sudah menjalani kawin kontrak pun
kadang-kadang bertindak sebagai calo. "Saya pernah ditawarkan kepada
temannya setelah kontrak perkawinan kami berakhir," ujar Sari, asal Cicurug,
Sukabumi. Bukan itu saja, tambah Sari, ketika menjalani perkawinan itu, dia
menempati sebuah vila sekaligus bersama beberapa pelaku kawin kontrak
lainnya. Dia mengaku kapok.

*Taufik Abriansyah*
[*Laporan Khusus*, *Gatra* Edisi 39 Beredar Kamis, 10 Agustus 2006]


[Non-text portions of this message have been removed]






***************************************************************************
Berdikusi dg Santun & Elegan, dg Semangat Persahabatan. Menuju Indonesia yg 
Lebih Baik, in Commonality & Shared Destiny. 
http://groups.yahoo.com/group/ppiindia
***************************************************************************
__________________________________________________________________________
Mohon Perhatian:

1. Harap tdk. memposting/reply yg menyinggung SARA (kecuali sbg otokritik)
2. Pesan yg akan direply harap dihapus, kecuali yg akan dikomentari.
3. Reading only, http://dear.to/ppi 
4. Satu email perhari: [EMAIL PROTECTED]
5. No-email/web only: [EMAIL PROTECTED]
6. kembali menerima email: [EMAIL PROTECTED]
 
Yahoo! Groups Links

<*> To visit your group on the web, go to:
    http://groups.yahoo.com/group/ppiindia/

<*> To unsubscribe from this group, send an email to:
    [EMAIL PROTECTED]

<*> Your use of Yahoo! Groups is subject to:
    http://docs.yahoo.com/info/terms/
 



Reply via email to