http://www.tribun-timur.com/view.php?id=31708&jenis=Opini

      Jumat, 25-08-2006 
     
      Ingin Beruntung Malahan Buntung 

     
      KEINGINAN untuk mendapatkan minyak atau gas bumi di Porong, Kabupaten 
Sidoarjo, Jawa Timur, berakhir tragis. Yang menyembur keluar perut bumi justru 
lumpur panas. Bukan itu saja. Sederet masalah pun bermunculan. Semburan lumpur 
panas ternyata tak kunjung berhenti. Sedikitnya 50 ribu kubik tiap hari 
mengalir dan menggenangi daerah sekitar sumur pengeboran. 

      Celakanya, aliran lumpur terus bergerak ke kawasan yang lebih rendah. 
Akibatnya, ribuan pemukiman penduduk, tergenang lumpur hingga mencapai 
ketinggian atap rumah. Alhasil, penduduk yang terkena banjir luapan lumpur, 
harus mengungsi ke tempat yang aman. Begitu pula, sejumlah pabrik terpaksa 
tutup karena aliran lumpur yang tak terbendung.
        
      Jalan bebas hambatan yang melintas di dekat lokasi semburan lumpur panas, 
juga ikut terkena dampaknya. Walaupun sudah dibuat tanggul penahan, tetap saja 
aliran lumpur tak bisa diatasi. Tanggul pun jebol di tempat-tempat tertentu 
karena tak mampu menahan desakan lumpur panasi itu. 

      Sungguh malang nasib PT Lapindo Brantas. Ingin beruntung, malahan 
buntung. Bayangkan, perkiraan biaya untuk mengatasi semburan lumpur panas sumur 
Banjarpanji I di Sidoarjo, mencapai 70 juta dolar AS atau sekitar Rp 630 
miliar. Estimasi tersebut sudah termasuk perhitungan tahapan-tahapan dari 
penyelesaian secara fisik hingga penanggulangan dampak sosial ekonomi penduduk 
di sekitar lokasi pengeboran. 

      Persoalan juga belum tuntas. Untuk penampungan luberan lumpur panas dan 
gas, diburuhkan lahan seluas 165 hektare. Kebutuhan lahan itu berdasarkan 
asumsi bahwa upaya penutupan sumber semburan lumpur bisa ditangani dalam enam 
bulan. Namun, tidaklah mudah mendapatkan lahan untuk penampungan, baik lewat 
penyewaan maupun ganti rugi kepada warga pemilik. 

      Pilihan terakhir mengatasi semburan lumpur adalah dengan membuang ke 
kawasan laut di utara Pulau Jawa. Pipa-pipa pembuangan sudah pula disiapkan. 
Sayang, rencana pemerintah Kabupaten Sidoarjo membuang luapan lumpur itu menuai 
hasil pro dan kontra. Protes paling banyak dilontarkan oleh masyarakat yang 
bermukim tidak jauh dari lokasi pembuangan. 

      Terkait pilihan membuang lumpur ke laut, timbul kekhawatiran di kalangan 
masyarakat. Jangan-jangan masalah genangan lumpur teratasi, timbul perrsoalan 
baru, yakni pencemaran perairan laut. Akibat uang ditimbulkan semakin kompleks, 
terlebih bila ekosistem laut mengalami kerusakan. Wajar jika masyarakat meminta 
pakar-pakar meneliti lebih dahulu, sebelum realisasi pembuangan lumpur ke laut. 

      Berdasarkan hasil uji di laboratorium Institut Teknologi Sepuluh 
November, Surabaya, air semburan lumpur panas di Porong yang telah melalui 
pengolahan sistem water treatment atau penyaringan, aman bagi perkembangbiakan 
biota di laut. Dengan kata lain, pembuangan lumpur bukan asal buang saja. 
Tetapi., lumpur yang sudah diolah sehingga tidak terjadi perubahan pada 
ekosistem laut. 

      Terlepas dari pilihan terakhir itu, sudah hampir tiga bulan sumur 
eksplorasi di Porong, Jawa Timur itu memuntahkan lumpur panasnya. Belasan 
pabrik dan ribuan rumah penduduk di Desa Kedungbendo, Ronokenongo, Jatirejo, 
dan Siring rusak. Selain itu, lumpur mengubah 200 hektare lahan pertanian 
menjadi waduk lumpur raksasa. 

      Hingga kini, luberan lumpur panas belum dapat dihentikan, bahkan semakin 
meluas. 
      Pelajaran yang sangat berharga bagi kontraktor yang melakukan kegiatan 
eksplorasi minyak dan gas bumi di mana saja. Yang pasti, Menteri Lingkungan 
Hidup, Rachmat Witoelar, menyatakan, akan tetap menuntut PT Lapindo Brantas. 
     


[Non-text portions of this message have been removed]



***************************************************************************
Berdikusi dg Santun & Elegan, dg Semangat Persahabatan. Menuju Indonesia yg 
Lebih Baik, in Commonality & Shared Destiny. 
http://groups.yahoo.com/group/ppiindia
***************************************************************************
__________________________________________________________________________
Mohon Perhatian:

1. Harap tdk. memposting/reply yg menyinggung SARA (kecuali sbg otokritik)
2. Pesan yg akan direply harap dihapus, kecuali yg akan dikomentari.
3. Reading only, http://dear.to/ppi 
4. Satu email perhari: [EMAIL PROTECTED]
5. No-email/web only: [EMAIL PROTECTED]
6. kembali menerima email: [EMAIL PROTECTED]
 
Yahoo! Groups Links

<*> To visit your group on the web, go to:
    http://groups.yahoo.com/group/ppiindia/

<*> To unsubscribe from this group, send an email to:
    [EMAIL PROTECTED]

<*> Your use of Yahoo! Groups is subject to:
    http://docs.yahoo.com/info/terms/
 


Kirim email ke