http://www.suarapembaruan.com/News/2006/09/09/index.html
SUARA PEMBARUAN DAILY Mentalitas Kepiting Agus Wiyanto Kalau anda menangkap beberapa ekor kepiting hidup, dan menempatkan dalam keranjang rotan, anda tidak perlu memberikan penutup pada keranjang tersebut. Yakinlah kepiting tangkapan anda itu tak bakal bisa keluar dari keranjang. Tidak percaya, boleh dicoba dan buktikan kebenarannya. Karena kepiting yang berada di bawahnya, akan berusaha menarik sekuat tenaga, kepiting yang sedang merayap sampai bibir keranjang. Begitu ada kepiting yang merangkak sampai atas, akan ditariknya kembali ke bawah. Begitu seterusnya, sehingga sesama kepiting akan berusaha saling menjaga se-kuat tenaga supaya tidak ada yang lolos sampai puncak. Itulah mentalitas kepiting, yang seolah tidak rela dan tidak senang melihat kepiting lainnya lebih menonjol mengungguli yang lain. Teman-teman kepiting yang ada di bawahnya akan saling menjegal kepiting itu, dan menariknya kembali ke bawah, dan kalau perlu jatuh bersama dalam satu keranjang. Tidak berlebihan dan sangat beralasan, jika mentalitas kepiting ini diterapkan untuk mengamati perilaku dan sosok kehidupan manusia dalam arena publik. Ada banyak ragam perilaku manusia. Ada yang berperilaku sabar, ada yang sangat ambisius, ada yang tegas dan ada yang lemah lembut. Namun kalau ditempatkan dalam satu wadah atau keranjang yang sama, perilaku di bawah sadar yang mendominasi manusia ternyata sama. Tidak suka ada orang yang tampil lebih menonjol dibandingkan dirinya. Perilaku saling menjegal dan berusaha menjatuhkan orang lain, ternyata menjadi naluri yang mendominasi manusia. Lihat, seorang yang sedang dipromosikan mendapat jabatan tertentu. Ditinjau dari masa dinas, kepangkatan yang ada, serta semua prosedur yang harus dipenuhinya telah memenuhi kualifikasi formal, begitu orang itu dipromosikan ke atas, rekan-rekan di bawahnya sibuk berkasak kusuk, berusaha menjegal dan menjatuhkannya, dengan mencari kesalahan, bahkan kekurangan yang ada di masa lampau. Apalagi kalau orang itu berusaha merangkak dengan kekuatannya sendiri sampai ke atas, tentu orang orang yang ada di bawahnya sudah lebih dahulu menghalangi lang- kahnya. Sepak terjang manusia untuk saling menjatuhkan sa- tu dengan yang lain tak ubahnya seperti mentalitas kepiting dalam satu keranjang. Hasilnya, akan menghambat orang dalam satu wadah yang sama untuk maju menuju puncak. Di sini, terjadi bukan lagi kompetisi yang sehat dengan saling menunjukkan kemampuan, keterampilan, visi yang brilian, dan menyerahkan kepada masyarakat luas atau owner, yang akan menilainya dengan fair dan objektif, tetapi sering menjadi medan pertarungan yang amat melelahkan untuk saling menjegal satu dengan yang lain dan tidak pernah ada habisnya. Beberapa Kubu Apalagi kalau mereka sudah terbagi menjadi beberapa kubu atau kelompok yang saling bertikai dalam satu wadah, tentu saja semua energi akan dicurahkan ke sana, bukan untuk hal yang positif membangun, tapi untuk menghalangi tampilnya orang lain ke tampuk puncak pimpinan suatu organisasi. Misalnya dengan membuat organisasi atau partai tandingan dengan sekelompok pendukungnya yang saling agresif menyerang satu dengan yang lainnya. Bagaimana mengatasinya? Kalau hanya kepiting mengatasinya sangat mudah! Jangan kumpulkan kepiting dalam satu keranjang, tapi pisahkan dalam beberapa keranjang lain. Untuk manusia tidak se- sederhana itu, memisahkan orang yang suka bertikai dengan mem- berikan wadah baru bagi ruang geraknya. Tapi mentalitas ini yang harus diubah dan berubah. Bukan hanya kepentingan sesaat untuk dirinya yang dicari dan dikejarnya sekuat tenaga. Tetapi kepentingan dalam aras yang lebih luas yang harus ditempatkan dibanding kepentingan dirinya, atau kelompoknya. Betapa banyak energi, daya, bahkan dana yang terbuang habis untuk bertikai? Hasil akhirnya, semua orang akhirnya menjadi lelah. Dengan kekuatan untuk saling menjegal dan menjatuhkan, ternyata hanya menuai kepuasan sesaat yang dapat dinikmatinya, dan kita merasa senang ketika saingan kita tidak berhasil mengisi posisi jabatan puncak. Memadukan Potensi Daripada saling menjatuhkan, betapa lebih berharganya kalau membangun suatu sinergi bersama. Jauh lebih arif dan bijaksana merajut dan memadukan potensi yang ada dalam diri tiap orang, dibanding bertikai terus menerus. Yesus pernah menegur para muridnya yang terancam akan perpecahan, situasinya terjadi ketika 10 murid marah, terhadap sikap Yohanes dan Yakubus yang memposisikan dirinya lebih tinggi dibanding mereka (Markus 10:41-42) Yesus juga mengingatkan para muridnya akan bahaya perpecahan yang akan menimpa kedua belas murid, jikalau tidak dibangun satu tali pengikat yang dapat mempersatukan kesatuan mereka. Pengikat ini yang harus diciptakan dan menjadi komitmen bersama. Lebih lanjut, Yesus berdoa se- cara khusus (dalam Yohanes 17) supaya tidak terjadi perpecahan yang menimpa para muridNya kelak, sesudah Yesus naik ke sorga. Para murid masih berada di dunia, sebagai satu paguyupan kerja yang meneruskan pekerjaan Yesus, Maka Ia meminta kepada BapaNya: "Ya Bapa yang baik .....peliharalah mereka supaya dapat hidup dalam kesatuan", dan terus menghayati kesatuan itu dalam diri mereka. Meskipun mereka berasal dari kultur, budaya yang berbeda dan mempunyai sifat-sifat yang berbeda, tapi singkirkan roh ketamakan, dan keangkuhan. Buanglah virus keegoisan diri, dan iri hati seorang kepada orang lain yang hidup dalam satu komunitas. Singkirkanlah dan jauhkan mereka dari perpecahan dan keretakan yang ada. Sungguh mulia doa Yesus ini jikalau dapat dihayati dan tertanam dalam sanubari kita masing-masing. Penulis adalah rohaniwan, kini Pendeta GKI Cinere Last modified: 9/9/06 [Non-text portions of this message have been removed] *************************************************************************** Berdikusi dg Santun & Elegan, dg Semangat Persahabatan. Menuju Indonesia yg Lebih Baik, in Commonality & Shared Destiny. http://groups.yahoo.com/group/ppiindia *************************************************************************** __________________________________________________________________________ Mohon Perhatian: 1. Harap tdk. memposting/reply yg menyinggung SARA (kecuali sbg otokritik) 2. Pesan yg akan direply harap dihapus, kecuali yg akan dikomentari. 3. Reading only, http://dear.to/ppi 4. Satu email perhari: [EMAIL PROTECTED] 5. No-email/web only: [EMAIL PROTECTED] 6. kembali menerima email: [EMAIL PROTECTED] Yahoo! Groups Links <*> To visit your group on the web, go to: http://groups.yahoo.com/group/ppiindia/ <*> Your email settings: Individual Email | Traditional <*> To change settings online go to: http://groups.yahoo.com/group/ppiindia/join (Yahoo! ID required) <*> To change settings via email: mailto:[EMAIL PROTECTED] mailto:[EMAIL PROTECTED] <*> To unsubscribe from this group, send an email to: [EMAIL PROTECTED] <*> Your use of Yahoo! Groups is subject to: http://docs.yahoo.com/info/terms/