Majalah Tempo
Edisi. 24/XXXV/07 - 13 Agustus 2006
Moderat vs Fundamentalis
Ulil Abshar-Abdalla
Mahasiswa Department of Religion, Boston University, AS

Apakah Islam satu atau warna-warni, tunggal atau beragam? Itulah
salah satu tema yang sering didiskusikan oleh sejumlah kalangan Islam
saat ini. Di satu pihak, kita dihadapkan dengan kelompok yang
berpendapat bahwa Islam adalah satu, yaitu Islam sebagaimana
diajarkan oleh Nabi, sahabat, tabi'in (generasi setelah sahabat
Nabi), dan generasi salaf (pendahulu) yang saleh. Kalaupun ada
keragaman dalam Islam, itu hanya terjadi pada level pemeluknya, bukan
pada Islam sebagai agama.

Di pihak lain, kita berjumpa dengan kelompok yang berpendapat
sebaliknya. Menurut kelompok ini, Islam memang satu pada aspek
doktrin dasarnya. Selebihnya, kita melihat keragaman dalam Islam yang
luar biasa, entah dalam aspek penafsiran atas doktrin, ritual, dan
ekspresi budaya. Kelompok ini memandang bahwa pembedaan antara Islam
dan umat Islam, dalam konteks ini, kurang perlu. Sebab, Islam pada
akhirnya tecermin melalui orang-orang yang memeluknya. Islam, menurut
kelompok ini, tidak ada artinya tanpa umat dan kelompok sosial
yang "membadankan" sesuatu yang abstrak yang bernama Islam itu. Islam
tanpa umat Islam hanyalah seperti roh yang "gentayangan" tanpa badan.

Secara pribadi, saya melihat bahwa dua kelompok itu benar dilihat
dari sudut pandang yang mereka pakai ma-singmasing. Mereka yang
menekankan kesatuan Islam jelas benar, sebab, dengan seluruh
keragaman Islam yang kita lihat pada level empirik, Islam sebagai
agama toh tetap tunggal dilihat dari segi doktrin dasar serta ritual
pokok. Dengan seluruh perbedaan yang ada, umat Islam tetap menghadap
kiblat yang sama saat salat, membaca Quran yang sama, mempercayai
nabi yang sama, dan seterusnya.

Walaupun demikian, kita juga tak boleh abai bahwa de-ngan kesamaan
itu, toh terdapat perbedaan yang tak main-main antara pelbagai
kelompok Islam. Perbedaan itu begitu dalam sehingga kita tak percaya
bahwa mereka memeluk agama yang sama. Permusuhan antara dua sekte
besar dalam Islam, yaitu Sunni dan Syiah, misalnya, memperlihatkan
kepada kita kebenaran argumen kelompok kedua di atas. Jika mereka
memeluk doktrin yang sama, mengapa dua kelompok itu berseteru selama
puluhan abad, bahkan hingga sekarang? Jika mereka mempercayai nabi
yang sama, dan menghadap kiblat yang sama saat salat, mengapa mereka
tak pernah bisa akur? Mengapa kita kerap melihat kelompokkelompok
Islam saling menuduh yang lain sesat, kafir, murtad, syirik, jika
mereka mengikuti agama yang sama?

Umat digambarkan oleh Nabi Muhammad sebagai satu badan, di mana satu
anggota mengaduh, yang lain ikut me-ngeluh sakit. Tetapi, dalam
prakteknya, hal ini lebih kerap tidak terjadi. Jemaah Ahmadiyah,
misalnya, diancam secara fisik oleh umat Islam lain yang berbeda
paham di sejumlah daerah di Indonesia, padahal mereka salat dengan
tata aturan yang sama yang diikuti oleh umat Islam yang menyerang
mereka. Apakah Islam yang diikuti oleh Ahmadiyah sama dengan yang
diikuti oleh penyerang mereka? Jika sama, mengapa mereka disatroni?
Jika beda, mengapa umat Islam menolak bahwa ada keragaman dalam Islam?

Diskusi tentang apakah Islam satu atau beragam menjadi menarik
setelah akhir-akhir ini muncul istilah "pembajakan Islam". Istilah
itu dikemukakan oleh mereka yang menyebut dirinya sebagai muslim
moderat untuk menengarai tindakan kekerasan oleh kalangan Islam
radikal dengan memakai argumen agamatindakan yang mereka anggap
sebagai "pembajakan" atas Islam. Istilah terakhir ini mereka ciptakan
untuk membedakan diri dengan kelompok radikal atau fundamentalis yang
mereka anggap telah "membajak" dan mencoreng Islam. Kalangan Islam
moderat hendak mengatakan kepada umat bahwa pandangan kamilah yang
benar, sementara pandangan kelompok di sebelah "sana" yang "keras"
itu berlawanan dengan inti ajaran agama.

Munculnya sejumlah tindakan kekerasan dan terorisme yang dilakukan
oleh beberapa oknum yang beragama Islam lima tahun terakhir ini
membuat sejumlah kalangan Islam merasa "malu". Bagaimana mungkin
Islam, yang arti-nya adalah "damai", dipakai untuk menjustifikasi
kekerasan dan terorisme? Salah satu cara yang dipakai oleh umat Islam
adalah dengan membuat pembedaan antara mereka yang moderat, yang tak
membenarkan penggunaan kekerasan dan tindakan terorisme, dan mereka
yang "radikal".

Taktik ini, di satu pihak, memang cerdik, karena berhasil menunjukkan
bahwa Islam tetaplah agama antikekerasan. Radikalisme yang dilakukan
sejumlah kelompok Islam de-ngan memakai argumen yang
terkesan "Islami" dianggap oleh mereka sebagai pembajakan atas ajaran
agama.

Tetapi, di lain pihak, dengan membuat pembedaan itu, kaum moderat
tanpa disadari telah menunjukkan bahwa Islam memang beragam, bukan
satu. Jika Islam satu, tentu me-reka tidak akan membuat kategorisasi
seperti itu, dan mereka tidak akan "malu" mengidentikkan diri dengan
kelompok "radikal", toh keduanya melaksanakan ritual agama yang sama.
Ketika NU dan Muhammadiyah menyebut diri me-reka sebagai wakil Islam
moderat, misalnya, dengan sendiri-nya mereka mengandaikan bahwa Islam
memang beragam, meskipun hal ini secara retoris sering mereka
sangkal.

Di pihak lain, kita melihat sikap yang menarik. Kategori "Islam
moderat" sangat tidak disukai oleh kalangan yang mempunyai orientasi
pemikiran dan tendensi radikal atau fundamentalis. Kalangan
fundamentalis Islam menuduh bahwa kategori "Islam moderat" vs "Islam
radikal" adalah bagian dari konspirasi kapitalisme global untuk
memecah-belah dunia Islam. Mereka berkeras bahwa Islam adalah satu,
tidak mengenal moderat atau radikal.

Argumen yang berbau konspirasi sudah lazim kita de-ngar dari kalangan
Islam "fundamentalis". Saya menyilakan pembaca untuk menilai masuk
akal tidaknya argumen yang sudah menjadi klise ini. Saya justru lebih
tertarik pada aspek lain dalam argumen ini: mengapa kelompok
fundamentalis ini sangat ngotot untuk menekankan bahwa Islam adalah
satu, dan menolak keragaman yang jelas-jelas secara empiris selalu
ada dalam Islam sejak dulu? Mengapa mereka "buta" atau, tepatnya,
membutakan diri pada fakta sejarah?

Saya menduga, motifnya adalah sederhana. Dengan menyatakan bahwa
Islam adalah satu, mereka diuntungkan, sebab dengan demikian mereka
bisa menjadi juru bicara atas nama Islam yang satu itu. Jika Islam
beragam, mereka tentu tidak bisa menjadi "duta" atas nama kelompok
lain dalam Islam yang berbeda. Dengan kata lain, pandangan bahwa
Islam adalah satu memang sangat menguntungkan buat kelompok-kelompok
Islam fundamentalis yang oleh kelompok moderat "dituduh" ingin
membajak Islam itu. Jika Islam beragam, tentu sangat susah dibajak.
---------------------------------------------------------

Wassalamualaikum wr.wb.
H. Nadri Saaduddin
Kelompok Studi Islam  Ahmadina
Jalan Imam Bonjol 12 A
Balaikandi Koto Nan Ompek
Telp. +62-0752-92367
Mobile:081363259195
Payakumbuh 26225
Sumatera Barat

__________________________________________________
Apakah Anda Yahoo!?
Lelah menerima spam?  Surat Yahoo! memiliki perlindungan terbaik terhadap spam  
http://id.mail.yahoo.com 


***************************************************************************
Berdikusi dg Santun & Elegan, dg Semangat Persahabatan. Menuju Indonesia yg 
Lebih Baik, in Commonality & Shared Destiny. 
http://groups.yahoo.com/group/ppiindia
***************************************************************************
__________________________________________________________________________
Mohon Perhatian:

1. Harap tdk. memposting/reply yg menyinggung SARA (kecuali sbg otokritik)
2. Pesan yg akan direply harap dihapus, kecuali yg akan dikomentari.
3. Reading only, http://dear.to/ppi 
4. Satu email perhari: [EMAIL PROTECTED]
5. No-email/web only: [EMAIL PROTECTED]
6. kembali menerima email: [EMAIL PROTECTED]
 
Yahoo! Groups Links

<*> To visit your group on the web, go to:
    http://groups.yahoo.com/group/ppiindia/

<*> Your email settings:
    Individual Email | Traditional

<*> To change settings online go to:
    http://groups.yahoo.com/group/ppiindia/join
    (Yahoo! ID required)

<*> To change settings via email:
    mailto:[EMAIL PROTECTED] 
    mailto:[EMAIL PROTECTED]

<*> To unsubscribe from this group, send an email to:
    [EMAIL PROTECTED]

<*> Your use of Yahoo! Groups is subject to:
    http://docs.yahoo.com/info/terms/
 



Kirim email ke