RIAU POS Kamis, 14 September 2006
SBY Dapat Aplaus saat Kuliahi Juri Nobel OSLO (RP)- Kunjungan Presiden Susilo Bambang Yudhoyono ke Norwegia menjadi momen penting bagi presiden asal Pacitan, Jatim itu. Sebab, dia berkesempatan menyampaikan kuliah umum di hadapan akademisi, pengamat, dewan juri Nobel, dan wartawan di Gedung Nobel Institute Oslo. Kuliah umum itu menjadi momentum sangat penting karena SBY merupakan salah satu kandidat penerima Nobel tahun ini. Rencananya, hadiah Nobel diumumkan pada 13 Oktober pukul 11.00 waktu Oslo. SBY berpidato di Nobel Institute pada pukul 14.30 waktu setempat atau pukul 19.30 WIB. Acara yang dilangsungkan di lantai 3 tersebut dihadiri sekitar 70 orang dan dipimpin Direktur Norwegian Institute for International Affairs (NUPI) Sverre Lodgaard. Sebelum SBY menyampaikan makalah, Sverre terlebih dahulu memberikan pengantar. Setelah itu, tanpa seremonial apa pun SBY diberi kesempatan menyampaikan makalah berjudul Promoting Peace and Conflict Resolution in A Transformating Indonesia. SBY banyak memaparkan soal proses perdamaian yang tercapai di Aceh, Papua, Poso, dan Maluku. Dia menyatakan, upaya menciptakan perdamaian di Aceh terus dirintis oleh pemimpin-pemimpin Indonesia. Yakni, mulai mantan Presiden Abdurrahman Wahid hingga mantan Presiden Megawati Soekarnoputri. Upaya itu terus dilakukan sampai dia terpilih sebagai presiden pada 2004. Dia mengaku sangat serius memecahkan berbagai konflik yang terjadi di Indonesia. Tindakan itu langsung dia lakukan sejak awal kepemimpinannya. ''Tiga hari setelah terpilih menjadi presiden, saya langsung terbang ke Papua untuk mencoba mengetahui lebih detail persoalan di sana dan mencoba memecahkannya,'' ujar SBY dalam sesi tanya jawab. SBY mengatakan, ketika berada di Papua, dirinya tidak hanya bertemu anggota DPR, pemerintah setempat, dan tokoh-tokoh di sana. Dia bertemu langsung dengan masyarakat bawah untuk berdialog. Dengan cara itulah dia mengetahui persoalan yang sesungguhnya. Kini, lanjut SBY, pemerintah pusat memberikan status otonomi khusus kepada Papua dan Aceh. ''Dengan pemberian status itu, Aceh menjadi daerah yang tumbuh dan berkembang ke arah yang lebih. Aceh bangkit dan lahir kembali,'' ujarnya. Karena itu, SBY meyakinkan bahwa Indonesia bukanlah negara yang sedang menghadapi kehancuran. Indonesia merupakan negara yang sedang bangkit dan tumbuh menjadi lebih baik. Masyarakatnya tumbuh menjadi masyarakat yang demokratis dan toleran. ''Di Indonesia, Islam, demokrasi, dan modernisasi bisa berkembang bersamaan,'' ujarnya. Penampilan SBY cukup meyakinkan. Aplaus panjang pun menggema setelah sekitar 45 menit SBY mengakhiri presentasi. Setelah itu, acara dilanjutkan tanya jawab. Lima orang mengajukan pertanyaan kepada SBY. Pertanyaan yang disampaikan meliputi masalah Papua hingga langkah yang dilakukan SBY bila terpilih sebagai penerima Nobel. Seperti ketika menyampaikan makalah, SBY menjawab pertanyaan-pertanyaan tersebut dengan santai. Meski demikian, cucuran keringat tetap muncul di keningnya. Dia pun berkali-kali mengusap keningnya dengan sapu tangan. Sementara itu, paginya, sebelum memberikan kuliah umum di Nobel Institute, SBY menggelar pertemuan bilateral dengan Perdana Menteri Norwegia Jens Stoltenberg. Mereka membahas kerja sama kedua belah pihak. Di antaranya, kerja sama antara Pertamina dan pemerintah pihak Statoil (Norwegia). Usai pembicaraan itu, SBY-Jens menyaksikan penandatanganan kerja sama Pertamina Statoil. Setelah itu, keduanya menggelar jumpa pers bersama. Selain soal kerja sama Pertamina-Statoil, SBY sering ditanya tentang masalah dalam negeri. Di antaranya kasus Tibo. Para wartawan asing mempersoalkan hukuman mati yang dijatuhkan pada Tibo. Menanggapi pertanyaan itu, SBY mengatakan bahwa pihak Indonesia berusaha menegakkan hukum secara adil dan benar. Vonis mati terhadap Tibo dinilai benar-benar keputusan yang didasarkan fakta-fakta hukum yang ada dan sikap profesional. ''Sebagai presiden, saya sama sekali tidak melakukan intervensi. Itu murni keputusan aparat penegak hukum yang mengadili kasus tersebut,'' ujarnya.(jpnn [Non-text portions of this message have been removed] *************************************************************************** Berdikusi dg Santun & Elegan, dg Semangat Persahabatan. Menuju Indonesia yg Lebih Baik, in Commonality & Shared Destiny. http://groups.yahoo.com/group/ppiindia *************************************************************************** __________________________________________________________________________ Mohon Perhatian: 1. Harap tdk. memposting/reply yg menyinggung SARA (kecuali sbg otokritik) 2. Pesan yg akan direply harap dihapus, kecuali yg akan dikomentari. 3. Reading only, http://dear.to/ppi 4. Satu email perhari: [EMAIL PROTECTED] 5. No-email/web only: [EMAIL PROTECTED] 6. kembali menerima email: [EMAIL PROTECTED] Yahoo! Groups Links <*> To visit your group on the web, go to: http://groups.yahoo.com/group/ppiindia/ <*> Your email settings: Individual Email | Traditional <*> To change settings online go to: http://groups.yahoo.com/group/ppiindia/join (Yahoo! ID required) <*> To change settings via email: mailto:[EMAIL PROTECTED] mailto:[EMAIL PROTECTED] <*> To unsubscribe from this group, send an email to: [EMAIL PROTECTED] <*> Your use of Yahoo! Groups is subject to: http://docs.yahoo.com/info/terms/