seperti do'a saya sebelumnya: 
"semoga tidak ada lagi tragedi ini,
tidak pada keluargaku, tidak pada temanku, tidak untuk bangsaku"


--- In ppiindia@yahoogroups.com, Nugroho Dewanto <[EMAIL PROTECTED]> wrote:
>
> 
> mbak aris,
> 
> mungkin selama ini anda tidak mencari kebenaran.
> anda lebih mencari pembenaran atas apa yang anda yakini.
> 
> bahwa amrozi bukan pelaku pemboman. bahwa azahari
> bukan teroris. bahwa abubakar basyir sama sekali tak
> terkait kegiatan teror.
> 
> biar setumpuk data dan fakta ditunjukkan, tetap tak akan
> mengubah keyakinan anda.
> 
> saya berdoa dengan tulus, semoga tak akan ada keluarga anda
> yang menjadi korban tak sengaja dari aksi-aksi pengeboman
> tak berperikemanusiaan itu.
> 
> 
> 
> 
> 
> At 10:38 AM 9/26/2006, you wrote:
> 
> 
> >Mas Bobby,
> >Saya berpikir, manusia memang seharusnya berpikir ideologis untuk 
> >memamah setiap kehidupan. Berpikir Idiologis tak membuat seseorang 
> >terperangkap terhadap yang sifatnya subjektif dan generalisir. Dia 
> >memandang sesuatu dengan frame yang sudah jelas.
> >
> >Saat, Poso terjadi, saya waktu itu benar-benar blank. Masih menjadi 
> >mahasiswa baru yang tidak tahu apa-apa.
> >
> >Pemberitaan di media masa begitu simpang siur. Adakah yang 
> >benar-benar objektif? kebanyakan menghujat laskar Jihad bukan? 
Tidak 
> >ada yang membuka kasus ini secara terbuka dan transparan, Gus Dur 
> >sendiri bahkan mengatakan jumlah korbannya hanya ratusan. Tapi saya 
> >melihat jelas bagaimana film Poso dibuat dari kamera amatiran. Saya 
> >tak membayangkan betapa hal itu terjadi. Kehancuran yang sangat 
> >memilukan, apakah Mas Bobby datang melihat kesana langsung mendata 
> >jumlah korban. Tidak bukan? Sama seperti saya. Selain membaca 
> >sekelumit berita tertulis saya juga melihat film amatiran itu. 
> >Visual lebih bisa membuktikan dibanding tulisan. Apakah film itu 
berbohong?
> >
> >
> >Kompas, Media Indonesia, Koran Tempo VS Sabili? Saya jujur katakan 
> >mereka jelas memiliki ideologi yang sangat jelas. Ideologi yang 
> >berbeda tentunya.Gaya tulisannya juga berbeda. Saya pelanggan 
sabili 
> >sekarang dan penulis lepasnya beberapakali, saya membaca Sabili 
> >untuk mengimbangi berita yang lain. Menemukan sudut pandang lain.
> >
> >Protes terhadap Sabili telah berulangkali saya sampaikan pada crew 
> >Sabili untuk mengubah gaya jurnalistiknya..saya lebih suka gaya 
> >mengajak orang lain berpikir. Kritik itu tanda sayang saya bagi 
> >Sabili. Saya berharap mendapat pencerahan, bukan justifikasi. Media 
> >sebesar Sabili setara atau mungkin oplahnya lebih banyak dibanding 
> >Tempo, Sabili sangat potensial memberikan informasi 'mencerahkan 
dan 
> >mencerdaskan' bagi umat.
> >
> >Mohon maaf beribu-ribu maaf, Mas Bobby, Mas Nizami dan Mas Al 
> >Badrun.. kalau boleh saya mengungkapkan mas-mas maaf, mas-mas 
> >bertiga memiliki tipikal sama. Justifikasi dulu. Lihatlah postingan 
> >kalau dilihat sebenarnya isinya sama. Membalas ejekan dengan 
ejekan. 
> >^_^ Saya ingin sekali mendapatkan pengetahuan baru atau sebuah 
sudut 
> >lain dari sebuah diskusi bukan umpatan
> >
> >Saya tak mengucapkan Alhamdulillah saat Tibo diekskusi, bukan itu 
> >esensinya. Bahwa orang yang bersalah agama apapun harus mendapat 
> >balasan setimpal. Fakta Tibo dkk pelaku pembunuh adalah sesuatu 
yang 
> >tak bisa dipungkiri.
> >
> >JIka memang Amrozi benar-benar bersalah dan melakukan pembunuhan, 
> >saya sepakat dia juga harus diekskusi. Hanya saja kenyataannya, 
> >apakah dia benar-benar pelaku pemboman atau bukan, bagi saya masih 
> >kabur. Kekaburan itu 'dipaksa' dipertegas oleh media masa, memang 
> >Amrozi benar-benar membunuh. Lihatlah pemberitaannya. Saya 
yakinkah, 
> >jika ada umat Islam bersalah maka umat Islam lain tak mau 
> >membelanya. Bukan tidak solider, tetapi dalam agama kami, kebenaran 
> >ya kebenaran, kalau salah siapapun itu harus dihukum.
> >
> >Berbeda kasus Ba'asyir. Saya ingin mengatakan sungguh naif kalau 
> >orang percaya bulat-bulat, Abu Bakar Ba'asyir adalah orang yang 
> >terlibat dalam bom Bali. Orang itu bisa jadi tak objektif, tapi 
> >telah terkena asupan berita media masa dan beserta propagandanya.
> >
> >.
> >
> >Seperti itu pula ketika kasus pengrebekan Dr Azhari, itu sangat 
bias 
> >dan abu-abu, nggak jelas. Karena media masa mengulang-ulang berita 
> >dan ucapan kata 'teroris' dan dikukuhkan pernyataan polisi, jadilah 
> >dia seorang teroris. Hanya karena pengulangan kata yang dilakukan 
> >media masa mampu mengubah persepsi kita.TERORIS. Apakah ada yang 
mau 
> >bersumpah dengan nama Allah, bahwa dia benar-benar terbukti 
bersalah?
> >
> >Media masa Mengubah pemikiran kita. Jika media masa luar negeri 
> >mengatakan Islam adalah agama teroris maka itu mampu mengubah 
> >persepsi orang. Bahwa Islam adalah agama yang dianut para teroris.
> >
> >Itu namanya propaganda negatif ( mirip pembentukan brand image 
dalam 
> >duni promosi), propaganda itu telah membuat mas Bobby memandang 
> >negatif terhadap Islam berserta umatnya dan membuat mas Nizami dkk, 
> >defensif apologetik agak serampangan. Sekali lagi maaf.
> >Mohon maaf lahir batin. Justifikasi, umpatan, celaan membuka simpul 
> >syaraf emosi dan menutup ruang untuk berpikir.
> >
> >
> >Pertanyaannya adalah apakah Anda benar-benar mengenal fakta yang 
> >disodorkan dalam lembaran majalah atau koran (termasuk Poso)? 
> >Meliputnya sendiri?Melihatnya sendiri? Semua tergantung persepsi 
> >peliput di lapang. Peliput sendiri menulis tergantung persepi 
mereka 
> >dan pengetahuan serta kecerdasannya ( baca : wartawan) di lapang. 
> >Hasilnya akan dipercantik dan diperhalus redaktur. Diarahkan 
> >susunannya oleh pimpinan tertinggi (sidang redaksi) yang 
disesuaikan 
> >visi-misi media masa itu. Berita itu juga dipengaruhi ideologi 
> >pemilik modal media masa dimana ia berada. Anda menelan 
> >mentah-mentah semua informasi di media masa karena satu alasan, 
> >kepercayaan pada media itu.
> >
> >Pertanyaan buat mas Bobby.. apakah Anda benar-benar mengenal Agama 
> >Islam, bahkan umat Islam pun banyak yang tak mengenal agama dan 
> >sejarah agamanya sendiri? (mungkin saya termasuk juga didalamnya) 
> >Bagaimana dengan Anda?
> >
> >
> >Salam,
> >Aris
>







***************************************************************************
Berdikusi dg Santun & Elegan, dg Semangat Persahabatan. Menuju Indonesia yg 
Lebih Baik, in Commonality & Shared Destiny. 
http://groups.yahoo.com/group/ppiindia
***************************************************************************
__________________________________________________________________________
Mohon Perhatian:

1. Harap tdk. memposting/reply yg menyinggung SARA (kecuali sbg otokritik)
2. Pesan yg akan direply harap dihapus, kecuali yg akan dikomentari.
3. Reading only, http://dear.to/ppi 
4. Satu email perhari: [EMAIL PROTECTED]
5. No-email/web only: [EMAIL PROTECTED]
6. kembali menerima email: [EMAIL PROTECTED]
 
Yahoo! Groups Links

<*> To visit your group on the web, go to:
    http://groups.yahoo.com/group/ppiindia/

<*> Your email settings:
    Individual Email | Traditional

<*> To change settings online go to:
    http://groups.yahoo.com/group/ppiindia/join
    (Yahoo! ID required)

<*> To change settings via email:
    mailto:[EMAIL PROTECTED] 
    mailto:[EMAIL PROTECTED]

<*> To unsubscribe from this group, send an email to:
    [EMAIL PROTECTED]

<*> Your use of Yahoo! Groups is subject to:
    http://docs.yahoo.com/info/terms/
 



Kirim email ke