Maaf juga mba aris, tapi saya lebih menyukai berdiskusi dengan 
banyak pemikiran (kata pribahasa 5 kepala lbh baik dr 1 kepala) 
walopun kadang pemikirannya beda2 dan ga ada titik temunya #:S

ada baiknya bikin posting trsendiri untuk masalah demokrasi & 
feminisme (krn tadinya ngobrolin perdagangan wanita&pelacuran), apa 
yg jadi unegh2 mba aris menyikapi feminisme yg kalo ga salah sudah 
dihembuskan tahun 1970 itu dengan agenda  `mengompori' wanita  untuk 
mandiri (ga usah nikah) dan aborsi, menjadi lesbian dan ngancurin 
kapitalisme.  

tapi kompornya juga lama2 keabisan minyak/gasnya:D, dan kalo satu 
dekade belakangan ini gasnya nyamber ke islam saya berharap ada 
muslimah2 (mba aris mungkin) yang againts feminisme radikal seperti 
munculnya gerakan anti-feminisme yang menyeru kaum wanita agar 
kembali ke pangkal jalan Erin Patria Pizzey, Caitlin Flanagan, prof 
Iris Krasnow dan Lydia Sherman&Jennie Chancey (Ladies Against 
Feminism) sehingga memberikan pencerahan buat feminis2 radikal.

sedikit bahan bacaan demokrasi&feminsme menurut islam:
http://www.syariahonline.com/new_index.php/id/7/cn/19725
http://swaramuslim.net/ISLAM/more.php?id=599_0_4_0_M
http://www.insistnet.com/content/view/33/29/
http://islamlib.com/id/index.php?page=article&id=311

--- In ppiindia@yahoogroups.com, aris solikhah <[EMAIL PROTECTED]> 
wrote:
>
> Maaf mbak , mungkin saya buru2 menafsirkan. ^_^ Kalau saya meminta 
diskusi via japri, karena kita sama-sama perempuan, saya tertarik 
untuk mengenal mbak lebih dekat. Boleh kan? 
>    
>    Menurut saya penting seklai untuk mengurai kata dan makna 
demokrasi dan kesetaraan gender sebelum mengatakan itu matching 
dengan islam. Karena itu memiliki makna mendalam tak sekedar syuro, 
tak juga sebatas perempuan boleh bekerja (ini memang syariat Islam 
memperbolehkannya). Tapi upaya feminisme untuk menggugat nilai-nilai 
syariat Islam yang akan diperjuangkan di parlemen. mbak bisa 
melihatnya di website lembaga lbh apik. ^_^.
>    
>   jadi hemat saya bukan Islam mengakomodasi kesetaraan gender.. 
tapi Islam telah menepatkan apa yang diinginkan perempuan sesuai 
fitrahnya dan mengaturnya. Sayangnya, banyak orang menafsirkan 
syariat Islam dengan sudut pandang ektrem ketat berlebihan  atau 
juga extrem bebas sebebas-bebasnya.wallahu;'alam bishawab
>   btw alumni ipb juga kah?
>   salam kenal,
>   aris
>   
> 
> ndah maldiniwati <[EMAIL PROTECTED]> wrote:
>   hehehe malah saya yg bingung dgn koment mba aris, kayaknya saya 
tidak 
> membahas demokrasi dalam Islam deh. kalimat penutup saya dgn 
embel2 
> dome (krn saya pecinta kopi) dan McD adalah sindiran saya thd 
virus 
> demokrasi yg disebarkan amerika dgn rudal&kekuatan medianya.
> 
> Sikap saya jelas menegaskan bahwa dalam Islam HAM, perempuan sudah 
> diatur dalam Al Qur'an. kalo saya menyentil HAM & perempuan di 
negara 
> Islam saya melirik sejenak ke afganisthan di jaman talibhan atau 
irak 
> dijaman sadam hussein; dimana perempuan afghan hanya sebatas 
dirumah 
> saja, atau ketika beda pendapat dgn saddam langsung dihukum. ini 
kan 
> bukan ajaran dalam Al Qur'an.
> 
> Kalo saya ngasih pendapat ada salah penafsiran, tentu saja salah 
> penafsiran itu selalu ada. Hal ini karena ketika firman Allah SWT 
> dalam Al qur'an diungkapkan kedalam bahasa manusia, terjadilah hal-
hal 
> yang tak terhindarkan seperti reduksi atas pesan-pesan Allah SWT , 
> kondisinya bisa dalam bentuk 
> 1. membatasi sesuatu yang sebelumnya sebenarnya tidak terbatas; 
> 2. menyederhanakan sesuatu yang sebelumnya complicated;
> 3. mensistematisasikan sesuatu yang sebelumnya tidak terikat pada 
> kaidah-kaidah tertentu. 
> Bukan saya meremehkan ahli fikih dan selevelnya, tapi walopun dari 
> satu sekolahan satu textbook pola pikir dan penafsiran bisa 
berbeda 
> dalam satu kelas (saja). Firman Allah SWT selalu bisa mengatasi 
> segala perubahan, tapi penafsiran sering mengalami perubahan, 
> perkembangan, dan sarat dengan pluralitas.
> 
> jadi saya luruskan koment saya itu tidak membahas demokrasi dalam 
> Islam tapi menegaskan ajaran dalam Kitab dan Nabi yg membawanya 
tidak 
> ada yg mengajarkan kekerasan&diskriminasi perempuan (tanggapan thd 
> legalisasi perbudakan dan pelacuran). 
> 
> mengutip komentar dr milis yg mb aris cantumkan:
> Ayatolah Khomeini juga manusia (ketularan lagu lagi) diantara 
> segudhang kebaikannya dan kontribusinya dalam penegakan syariat 
Islam 
> tp saya pribadi sbg perempuan ga mau kalo hidup dibawah 
pemerintahan 
> beliu, lahh kalo saya ga bisa jd direktur ato presiden gimana krn 
> dianggap perempuan tdk boleh memimpin. tidak memimpin dalam sholat 
dgn 
> jamaah laki2 iya saya seyuju, tapi masa saya ga boleh jd ketua 
kelas 
> hehehehe
> Soal feminisme barat, deuhh feminisme itu bukan SEKEDAR BAJU, 
saya, 
> mba aris dan byk lagi perempuan brjilbab bisa sekolah dan berkarir 
> tanpa masalah jadi bukan jaman lagi mengidentikkan feminisme dgn 
> pakaian. 
> 
> demokrasi?? walah saya cuman lulusan pertanian dan tragisnya ga 
punya 
> temen anak fisip:( 
> 
> --- In ppiindia@yahoogroups.com, "Ari Condro" wrote:
> >
> > 1. monggo mbakyu ndak, dijelaskan ttg demokrasi dan ham pada 
mbakyu 
> aris.
> > 
> > 2. sebaiknya diskusi di milis saja, jangan japri, karena banyak 
yg 
> ingin
> > belajar. ilmu jgn di maem sendiri , bukan ...
> > 
> > 
> > On 9/29/06, aris solikhah wrote:
> > >
> > > Mbak Ndah,
> > > Bagaimana saya harus memanggil dirimu mbak. Terima kasih atas 
> ungkapannya
> > > dibawah. Kalau tak keberatan kita bisa diskusi via japri. 
Boleh?
> > >
> > > Mungkinkah saya ada perbedaan sudut pandang demokrasi. Islam 
> sendiri tak
> > > menolak sesuatu diuar Islam yang sesuai syariatnya. Tapi semua 
itu 
> perlu
> > > telaah fakta yang komprehensif terhadap suatu pemahaman baik 
> sejarah dll.
> > >
> > > Mohon maaf mbak bisakah saya dibantu dijelaskan. Apakah 
demokrasi 
> di
> > > setiap negara itu berbeda sumbernya? Darimana awal mulanya 
sejarah
> > > demokrasi? KAlau orang -orang muslim sedang membahas demokrasi 
> referensi apa
> > > referensi sumber rujukannya? BUku-buku dari Amerika, Barat? 
atau 
> Al Quran?
> > > Nah untuk ini saya mohon bisa dijawab teman-teman yang belajar 
> FISIP dan
> > > ketatanegaraan?
> > >
> > > Demokrasi itu cara, atau metode atau sistem pemerintahan atau 
apa? 
> Atau
> > > demokrsi itu sekedar suara terbanyak ? Atau suara terbanyak 
itu 
> adalah
> > > konsekusensi demokrasi?
> > >
> > > ini ada diskusi menarik dari milis jurnalisme yang saya 
ikuti....
> > > mohon dipertimbangkan.. dengan demokrasi. jadi bolehkah 
kemudian 
> saya jadi
> > > tidak percaya dengan demokrasi? agama hanya sebagai salah satu 
> option dalam
> > > demokrasi. Bila mayoritas orang di Parlemen (MPR yang 
jumlahnya 
> 1000)
> > > mengatakan... shalat, puasa, pakai busana muslim dilarang dan 
> keuar UU
> > > pelarangan, maka keputusan itu akan mau tidak mau terpaksa 
> diterima oleh
> > > rakyat. Mirip UU migas dan privatisasi BUMN bukan? UU apalagi 
ya
> > > kira-kira.....
> > >
> > > Tak ada yang rela kenaikan BBM, suara mayoritas mengatakan 
itu. 
> Tapi isu2
> > > strategis itu semua hanya diputuskan dalam forum minoritas 
yang 
> dari sudut
> > > pandangan syariat Islam itu tidak diperkenankan. MIsalnya 
> kepemilikan negara
> > > migas , dan kepemilikan umum air menjadi statusnya boleh di- 
> privat,. Islam
> > > telah memiliah tiga kepemilikan kepemilikan pribadi, umum dan 
> negara. Air
> > > termasuk kepemilikan umum. Migas milik negara.
> > >
> > >
> > >
> > > -------------------
> > > mbak sirikit,
> > >
> > > saya garuk-garuk kepala membaca tulisan anda bahwa "Harmoni 
dan 
> toleransi
> > > adalah TUJUAN bangsa kita sejak nenek." hmm, bangsa yang mana? 
> arok yang
> > > merampas tahta tumapel dengan bersimbah darah? kisah raja-raja 
> mataram
> > > yang
> > > sarat pertikaian?
> > >
> > > salam,
> > > yus ariyanto
> > >
> > > On 9/29/06, Sirikit Syah wrote:
> > > >
> > > > Salam,
> > > >
> > > > Benar juga, sudah terbukti berkali-kali. Iran dipimpin
> > > > Ayatolah Khomeini, katanya tidak demokratis. Pemilu di
> > > > Palestina yang dimenangkan HAMAS, direspon dengan
> > > > boikot dan sabotase atas tidak hanya bantuan
> > > > internasional tetapi juga HAK Palestina atas PAJAK
> > > > yang lewat Israel. Bahkan dana-dana Palestina di bank
> > > > dibekukan, sebagaimana dana rakyat Irak di bank-bank
> > > > asing (apakah ini bukan perampokan dan penjarahan? kok
> > > > gak malu ya Bush dan Blair? rakyatnya sudah padha malu
> > > > tuh)
> > > >
> > > > Kalau saya berpedoman harmoni dan toleransi lebih
> > > > penting, bukan berarti saya manut eyang soeharto atau
> > > > antek orde baru. tetapi JUSTRU karena saya orang
> > > > Indonesia asli dan berkebudayaan Indonesia. Harmoni
> > > > dan toleransi adalah TUJUAN bangsa kita sejak nenek moyang. 
> Demokrasi
> > > > Terpimpin yang dimulai oleh Soekarno itulah yang diteruskan 
oleh
> > > Soeharto.
> > > > Demokrasi ....
> > > > bukankah itu cuma cara, jalan, sarana, menuju tujuan?
> > > > Mungkin tujuannya: menjadi negara makmur, memiliki
> > > > rakyat sejahtera dengan mayoritas kelas menengah,
> > > > bangsa yang maju dan terdidik, dst .... melalui cara
> > > > demokrasi. Masak kita mau berhenti di tengah jalan
> > > > dengan menjadikan DEMOKRASI sbagai tujuan?
> > > >
> > > > Jadi, kecaman Sdr. Ging pada Farid Gaban dan saya soal
> > > > demokrasi atau gaya Orba, ya .... inilah jawabannya.
> > > >
> > > > Soal feminisme barat? Yah, kita berbeda pendapat saja.
> > > > tetap, kritikan terhadap cara islam memperlakukan
> > > > perempuan itu tidak berdasar sebab kitab sucinya tidak
> > > > mengatakan demikian. ajakan pada perempuan muslim
> > > > untuk merdeka (woman's lib) itu juga salah sasaran
> > > > sebab banyak perempuan muslim yang merdeka dan
> > > > berdaya. baru-baru ini di banyak negara barat saya
> > > > baca perempuan menjadi msulim, berjilbab, karena
> > > > merasa bebas. aneh juga, pikir saya, berjilbab kok
> > > > bebas. ternyata maksudnya, bebas dari pandangan
> > > > bernafsu para laki-laki yang senantiasa menjadikan
> > > > perempuan sebagai obyek.
> > > >
> > > > Salam,
> > > > sirikit
> > > >
> > > >
> > >
> > >
> > > Salam,
> > > Menurut saya, demokrasi itu sendiri memang absurd. Apa sih 
> demokrasi?
> > > Kalau demokrasi adalah suara mayoritas rakyat, bagaimana kalau
> > > mayoritas rakyat memilih sistem "wilayatul faqih" yang 
menjadikan
> > > seorang ayatullah sebagai pengambil keputusan tertinggi? Pasti 
> negara
> > > itu disebut tidak demokratis bukan?
> > >
> > > Kalau seandainya demokrasi di AS dijadikan standar, bukankah 
Bush 
> pada
> > > pemilu periode pertama dulu, jumlah pemilih di seluruh AS yang
> > > memberikan suara kepadanya malah gak sampai 50 persen. Hal ini 
> terkait
> > > dengan sistem pemilu AS yang lain daripada yang lain. Berikut 
saya 
> kopi-
> > > paste-kan tulisan saya sekitar setahun lalu (dimuat di website 
> IRIB):
> > >
> > > Pemilu kepresidenan di AS terdiri dari empat tahap. Tahap 
pertama,
> > > orang-orang dari berbagai partai mencalonkan dirinya untuk 
menjadi
> > > presiden. UUD AS membenarkan siapa saja untuk mencalonkan diri 
> sebagai
> > > presiden namun keberhasilan mereka tergantung sepenuhnya kepada
> > > dukungan partai. Sejak bulan Januari pada tahun penyelenggaraan
> > > pemilu, telah diadakan proses pemilihan calon kandidat 
presiden 
> dalam
> > > partai-partai. Pemilu ini berupa pemilu pendahuluan atau 
primary
> > > election. Setiap negara bagian secara terpisah mengadakan 
pemilu
> > > pendahuluan. Secara tradisi, pemilu pendahuluan dimulai dai 
negara
> > > bagian Iowa dan dilanjutkan ke negara-negara bagian lainnya. 
> Setiap
> > > orang yang berhasil meraih suara terbanyak dalam tahap ini 
> memiliki
> > > peluang besar untuk dijadikan calon resmi oleh partai.
> > >
> > > Tahap kedua dilakukan pada musim panas, setelah berakhirnya 
pemilu
> > > pendahuluan di seluruh negara bagian AS. Dalam tahap ini, 
partai
> > > menyelenggarakan konvensi nasional. Konvensi nasional partai 
> merupakan
> > > wadah pengambilkan keputusan final partai, yang memiliki tiga 
> tugas,
> > > yaitu menetapkan kandidat presiden dan wapres, mengesahkan 
piagam
> > > pemilu yang berisi target-terget partai, dan memilih ketua 
komite
> > > nasional partai yang akan memimpin partai sampai datangnya 
masa 
> pemilu
> > > empat tahun kemudian. Dalam konvensi ini terjadi berbagai 
> persaingan,
> > > persekutuan, dan kolusi, serta penuh gegap-gempita dan dan 
penuh
> > > biaya. Pada hari terakhir konvensi yang biasanya berlangsung 3 
> sampai
> > > empat hari itu, para peserta konvensi memilih pasangan yang 
akan
> > > dijadikan kandidat resmi partai. Biasanya pasangan yang 
terpilih 
> adalah
> > > pasangan yang memiliki suara terbanyak dalam pemilihan 
> pendahuluan.
> > >
> > > Setelah kedua partai utama di AS, yaitu Partai Demokrat dan 
Partai
> > > Republik resmi menetapkan kandidat presiden dan wapres mereka,
> > > persaingan sengitpun dimulai. Sejak saat itu, berbagai sayap 
dalam
> > > partai mulai menggalang aliansi temporer agar dalam beberapa 
bulan
> > > menjelang bulan November mereka dapat menggalang suara 
sebanyak-
> > > banyaknya bagi kandidat presiden mereka. Dalam tahap ini, uang,
> > > dukungan lobi Zionis, dan propaganda memainkan peran yang 
> menentukan.
> > > Kenyataan menunjukkan bahwa orang yang berhasil lolos dalam 
> pemilihan
> > > internal partai dan dalam pemilihan umum sampai akhirnya masuk 
ke
> > > Gedung Putih adalah orang yang memiliki dana terbesar untuk 
> kepentingan
> > > propaganda. Bulan-bulan menjelang pemilu akan dipenuhi oleh 
> perjalanan
> > > si kandidat ke berbagai negara bagian untuk berkampanye, 
> penampilan dan
> > > debat di televisi, serta perang pernyataan yang kontroversial.
> > >
> > > Tahap ketiga adalah hari pemilu. Pada hari pemilihan, rakyat 
AS 
> datang
> > > ke kotak-kotak pemilu untuk memilih anggota Badan Pemilih
> > > atau `electoral college' . Orang-orang yang dicalonkan sebagai 
> anggota
> > > Badan Pemilih itu dinominasikan oleh partai, dan berjanji akan 
> memilih
> > > kandidat Presiden dan Wakil Presiden yang sama dengan partai 
yang
> > > menominasikan mereka tersebut. Jumlah anggota badan pemilih 
yang
> > > dinominasikan oleh suatu partai di suatu negara bagian adalah 
sama
> > > dengan jumlah wakil dari negara bagian tersebut di Kongres 
(DPR 
> dan
> > > Senat). Jumlah keseluruhan anggota Badan Pemilih adalah 538, 
yaitu
> > > dari sesuai jumlah anggota Senat dan DPR, yaitu 100+ 435, dan 
> ditambah
> > > dengan 3 anggota dari Washington DC.
> > >
> > > Dengan demikian, sistem pemilihan Presiden Amerika Serikat itu
> > > sebenarnya tidaklah bersifat langsung, tetapi tetap bersifat 
tidak
> > > langsung. Akan tetapi, dalam prakteknya, para wakil rakyat 
yang 
> dipilih
> > > untuk duduk menjadi anggota Badan Pemilih itu secara langsung 
> menjadi
> > > instrumen kampanye untuk pemilihan calon Presiden dan Wapres 
yang 
> sejak
> > > awal dipromosikan oleh partai politiknya. Dengan cara itu, 
para 
> anggota
> > > Badan Pemilih atau `electoral college' berfungsi menjadi 
tukang 
> stempel
> > > terhadap dukungan yang dihimpun dari rakyat kepada calon 
Presiden 
> dan
> > > Wakil Presiden yang dipromosikan oleh partai. Itu sebabnya, 
dalam
> > > wacana publik di Amerika Serikat, peran mereka ini tidak 
menonjol,
> > > sehingga yang terlihat seolah-olah Presiden dan Wakil Presiden 
> Amerika
> > > Serikat itu secara langsung dipilih sendiri oleh rakyat.
> > >
> > > Pada saat pemilu, suara rakyat akan menentukan badan pemilih 
atau
> > > electoral college dari partai mana yang berhak melakukan 
pemilihan
> > > presiden. Kemenangan ditentukan dengan sistem winner takes 
all, 
> yaitu
> > > bahwa partai yang memenangkan pemilu di suatu negara bagian 
akan
> > > menguasai seluruh Badan Pemilih dari negara bagian tersebut. 
> Prinsip
> > > ini berlaku untuk hampir semua negara bagian di AS, kecuali 
Maine 
> dan
> > > Nebraska. Tahap keempat pemilu AS adalah ketika secara formal, 
> para
> > > anggota Badan Pemilih berkumpul dan memberikan suara di 
ibukota 
> negara
> > > bagian masing-masing pada hari Rabu kedua bulan Desember dalam 
> tahun
> > > pemilu.
> > >
> > > Suara tersebut selanjutnya disegel dan dikirimkan kepada 
Presiden 
> Senat
> > > di ibu kota negara, dimana kotak suara tersebut baru akan 
dibuka 
> di
> > > depan Sidang Gabungan Senat dan DPR pada tanggal 6 Januari 
tahun
> > > berikutnya. Kandidat Presiden dan Wakil Presiden yang 
memenangkan 
> suara
> > > mayoritas sederhana (setengah + satu, atau 270) terpilih 
sebagai
> > > Presiden. Meskipun secara resmi nama Presiden terpilih baru 
dapat
> > > diketahui pada tanggal 6 Januari, namun karena anggota Badan 
> Pemilih
> > > sebelumnya telah berjanji untuk memilih kandidat Presiden dan 
> Wakil
> > > Presiden yang berasal dari partainya, maka segera setelah 
hasil 
> pemilu
> > > diketahui, dapat langsung dipastikan siapa kandidat Presiden 
yang 
> akan
> > > memenangkan suara dalam Badan Pemilihan nanti.
> > >
> > > Jika dalam pemungutan suara di Badan Pemilih tidak ada yang 
> berhasil
> > > meraih suara mayoritas sederhana yaitu 270 suara, atau suara 
yang
> > > diraih oleh para kandidat sama besarnya, pemilihan presiden 
> diserahkan
> > > kepada anggota DPR. Dalam sejarah AS, hingga kini terjadi satu 
> kali
> > > pemilihan yang dilakukan oleh DPR, pada tahun 1829 yang 
menetapkan 
> John
> > > Quincy Adams sebagai presiden. Selain itu, pernah tiga kali 
> terjadi
> > > pemilihan presiden dengan suara mayoritas sederhana, yaitu 
seorang
> > > kandidat berhasil menjadi presiden hanya dengan suara mayoritas
> > > sederhana atau hanya kelebihan satu suara. Kejadian terakhir 
> seperti
> > > ini adalah pada pemilu tahun 2001 yang memenangkan George W. 
Bush.
> > >
> > > --- In [EMAIL PROTECTED] ups.com, Satrio Arismunandar
> > > wrote:
> > > >
> > > > (dari milis tetangga:)
> > > >
> > > > Keputusan Pemerintah Bush 'Bungkam' Pemikiran
> > > > Cendikiawan Muslim, Menuai Kecaman
> > > >
> > > > Kalangan akademisi dan organisasi kemerdekaan sipil di
> > > > AS, mengecam kebijakan pemerintahan AS menolak
> > > > kehadiran cendikiawan Muslim Tariq Ramadan dari AS.
> > >
> > > >
> > >
> > > ndah maldiniwati > wrote:
> > > Islam anti terhadap demokrasi dan hak asasi???? Hal itu sangat 
> tidak
> > > mendasar dan saya kira hanya diucapkan oleh mereka yang 
memahami 
> Islam
> > > setengah hati (ada band banget sih)
> > >
> > > Ketika ada negara Islam belum melaksanakan HAM, apakah ada 
salah
> > > penafsiran terhadap firman2 Allah SWT?? TENTU SAJA IYA!! 
Karena 
> pada
> > > dasarnya Tidak ada agama yang melarang kebebasan berbicara dan 
> tidak
> > > ada agama apapun yang memerintahkan umatnya berlaku 
diskriminatif,
> > > Tidak ada agama yang melegalkan kekerasan, Tak ada ajaran 
agama 
> yang
> > > menganjurkan kekerasan terhadap kelompok dan agama lain.
> > > Ketika ada terorisme terhadap Barat oleh teroris Islam, sudah 
> jelas
> > > itu bukanlah mewakili Islam. Karena Al Qur'an & Nabi Muhammad 
tak
> > > pernah menyuruh umat muslim melakukan teror.
> > > Ketika ada aksi pembantaian etnis Bosnia di Semenanjung Balkan 
> oleh
> > > penganut Kristen bukankah nabi Isa yang penuh cinta kasih 
adalah 
> orang
> > > suci yang tak pernah menganjurkan kekerasan.
> > > Ketika terjadi pembantaian bangsa Palestina oleh Israel 
bukanlah 
> sifat
> > > sejati umat Nabi Musa yang selalu menyuruh ke arah perdamaian
> > >
> > > Diskriminasi perempuan Muslim oleh negara islam, baik di bidang
> > > politik, hukum, dan sosial, apakah BUKAN KARENA berakar dari 
> budaya
> > > yang berwatak patriarki dan didominasi pria? Sebab kebebasan 
dan
> > > kesetaraan itu dianggap dapat mengancam posisi historis 
> tradisional
> > > para pemimpin dan penjaga budaya tersebut (baca kaum pria). 
Karena 
> di
> > > jaman nabi bukankah telah banyak perempuan yg jd wanita karier
> > > (istilah sekarang: berbisnis, guru, tentara, dokter dll)
> > >
> > > Kalo demokrasi, HAM & perempuan hanya berkiblat pada Amerika 
> tentunya
> > > salah besar, Demokrasi bukanlah kopinya Dome yang sama 
disetiap 
> outlet
> > > semua negara, bahkan McD di Indonesiapun ditambah nasi biar 
sesuai
> > > dengan perut Indo hal itu berarti standar demokrasi-pun tidak 
bisa
> > > dipukul rata satu paket disemua negara (terbukti gagal di 
negara2 
> yg
> > > telah 'didemokrasikan" oleh amrik)
> > >
> > > --- In ppiindia@yahoogroups.com 
> , aris
> > > solikhah wrote:
> > > >
> > > > Kangmas.. kangmas,
> > > > Kenyataannya slogan demokrasi dan HAM tak seindah impian... 
bila
> > > memahami makna terdalam, sejarahnya, alur berpikirnya, perilaku
> > > penjual demokrasi dan HAM sendiri yang sering membuktikan bahwa
> > > demokrasi tak menerima Islam.
> > > >
> > > > Islam yang dipandang selintas, sebelah mata, dengan pandangan
> > > yang kurang mengenakkan bahkan digugat pemeluknya sendiri.. 
malah
> > > seringkali menunjukkan memuliakan manusia. Sejarah lebih banyak
> > > berbicara, itu pun jika kita memahami dan arif memandang 
sejarah 
> agama
> > > sendiri.
> > > >
> > > > Mungkin saya juga tak perlu mendebat Anda mas kali ini, nanti
> > > saja kalau mimpi telah jadi nyata, semua tinta habis 
melukiskan 
> kata-
> > > kata indahnya Islam.
> > > >
> > > > Kisah Afganistan, kisah Irak, KIsah Hirosima Nagasaki, kisah
> > > Vietnam, Indonesia ini juga mau diujicoba kan..... potret 
slogan
> > > demokratisasi dan HAM.
> > > >
> > > > Teman-teman yang memperjuangkan gender sedang memperjuangkan
> > > kesetaraan yang Anda inginkan di DPR, mungkin ada baiknya 
kalau 
> Allah
> > > mengizinkan sekularisasi, Amerikanisasi dan liberalisasi itu 
> gencar di
> > > Indonesia.. sehingga orang akan tahu bagaimana nasib bangsa 
ini..
> > > biarlah orang yang tertidur bangun dari tidurnya...dan 
> membelalakan
> > > matanya.
> > > >
> > > > Oh ya btw tentang HAKI, kemarin Elizabeth Wiese, science 
writer
> > > dari USA Today kemarin datang ke IPB, saya sih cuma dengerin 
saja
> > > meski bahasa inggrisku ancur.. saya ingin sedikt berbagi mas 
> Arcon.
> > > Para peneliti disana sedang mengusahakan suatu konsep para 
petani 
> di
> > > Asia, Afrika, dll bisa mengakses hasil penelitian mereka 
dengan 
> tanpa
> > > terbebani membayar royalti hak paten pada penemunya yang 
mahal. 
> Selain
> > > itu hak paten itu bikin mereka ndak kreatif, lha iyalah setiap 
mau
> > > mengembangkan yang sudah ada mereka musti bayar dulu royalty.
> > > >
> > > >
> > > > Bersyukurlah barat pada dunia Islam, dulu tidak ada hak 
paten, 
> dan
> > > memang demikianlah Islam mengajarkan bahwa ilmu itu milik Allah
> > > sehingga siapapun boleh menikmati dan mengembangkan tanpa 
dipungut
> > > bayaran. Sehingga ilmu dan teknologi berkembang pesat.. 
sekarang 
> mau
> > > meneliti apa harus bayar royalti ke Perusahaan Penelitian 
negara
> > > pujaan Demokrasi dan Sekular,.. kapan pinter dan kreatifnya 
orang
> > > Indonesia. Parahnya penelitian itu hasil orang Indonesia, 
karena
> > > kerjasama dengan asing diklaim miliknya.
> > > >
> > > > Kalau ada orang Islam berlomba-lomba menerima hak paten... 
lucu,
> > > lha disana aja mau menghilangkan. Kalau ada orang Islam 
Indonesia
> > > lomba-lomba menghambakan demokrasi dan meninggalkan Islam.. 
yah 
> gimana
> > > ya.. lha wong di Barat dan Amerika.. orang-orang berbondong-
> bondong
> > > mempelajari Islam. Ini namanya keseimbangan alam. Ada yang 
pergi 
> dan
> > > ada yang masuk. ^_^
> > > >
> > > > salam,
> > > > aris
> > > >
> > > >
> > > >
> > > >
> > > >
> > > >
> > > >
> > > >
> > > >
> > > >
> > > >
> > > >
> > > >
> > > >
> > > >
> > > >
> > > >
> 
> === message truncated ===
> 
> 
> The great job makes a great man
>   pustaka tani 
>   nuraulia
> 
>               
> ---------------------------------
> Talk is cheap. Use Yahoo! Messenger to make PC-to-Phone calls.  
Great rates starting at 1ยข/min.
> 
> [Non-text portions of this message have been removed]
>






***************************************************************************
Berdikusi dg Santun & Elegan, dg Semangat Persahabatan. Menuju Indonesia yg 
Lebih Baik, in Commonality & Shared Destiny. 
http://groups.yahoo.com/group/ppiindia
***************************************************************************
__________________________________________________________________________
Mohon Perhatian:

1. Harap tdk. memposting/reply yg menyinggung SARA (kecuali sbg otokritik)
2. Pesan yg akan direply harap dihapus, kecuali yg akan dikomentari.
3. Reading only, http://dear.to/ppi 
4. Satu email perhari: [EMAIL PROTECTED]
5. No-email/web only: [EMAIL PROTECTED]
6. kembali menerima email: [EMAIL PROTECTED]
 
Yahoo! Groups Links

<*> To visit your group on the web, go to:
    http://groups.yahoo.com/group/ppiindia/

<*> Your email settings:
    Individual Email | Traditional

<*> To change settings online go to:
    http://groups.yahoo.com/group/ppiindia/join
    (Yahoo! ID required)

<*> To change settings via email:
    mailto:[EMAIL PROTECTED] 
    mailto:[EMAIL PROTECTED]

<*> To unsubscribe from this group, send an email to:
    [EMAIL PROTECTED]

<*> Your use of Yahoo! Groups is subject to:
    http://docs.yahoo.com/info/terms/
 


Kirim email ke